Fairytales

By paleocene

18.1K 769 1.2K

OS gadungan :'( More

Hi, Peri Cantik!
Pilih Kamu Aja
Pilih Kamu Aja (2)
Gen 4 With LuvπŸ’œ
Nasib LDR-an
Kang Gombal Cemburu
Bertemu
Bukan Dilan
My Beloved Bad Girl
Happy Birthday
Takkan Kemana
You
7 Days
(You) and I
Menjelang Patah Hati
Waiting For (You)
Patah Hati Sebenarnya
Masih Saling
Sosok Baru
Alasan
Congratulations
Sekali Ini Saja
Heart Shaker
Ribut
Hot Choccolate & Penyihir
One Step Closer
LDR Paling Jauh
Jinan Berulah
Si Jiban
Sweet Chaos
Ungkapan
Hari Bersamanya
Falling for You
Peri Cintaku
Zona Nyaman Jinan
Sembuh
Berdua Bersama
Hug
Happy Jinan Day
Jinan vs Badrun
Aku Ramal..
Yessica, I Love You!
Dewata Island
Only Today
Balikan Yuk!
Downpour
Above The Sky
Jangan Hilangkan Dia
Jinan

Beautiful

268 14 33
By paleocene

Jinan menatap nanar pada layar ponselnya yang menunjukkan room chat miliknya dengan Devi. Ya, Jinan akhirnya sadar setelah beberapa hari di ICU. Dan kini dirinya sudah dipindahkan ke ruang rawat inap.

Jinan menghela nafasnya. Ia yakin Devi tau bahwa dirinya sakit, tapi mungkin untuk alasannya tidak. Tapi apa setidak peduli itukah Devi pada dirinya? Bahkan hanya untuk mengucapkan cepat sembuh di group chat yang tengah ramai itupun tidak.

"Devi, kamu pasti khawatir kan sama Jinan? Kamu masih sayang kan Dev sama Jinan?" gumam Jinan masih memandangi layar ponselnya.

Jinan kemudian mengalihkan pandangannya ketika mendengar suara pintu ruang rawatnya terbuka. Dan Yash! Dia adalah bidadari tak bersayap yang beberapa waktu ini menemani hari-hari kesepian Jinan tanpa Devi Ranita. Yessica Tamara.

Jinan tersenyum menyambut kedatangan gadis tersebut. Chika kemudian meletakkan barang bawaannya di nakas. Lalu duduk di kursi sampai ranjang Jinan.

Gadis itu hanya diam, tak mengucapkan sepatah katapun. Perlahan air matanya mulai turun ketika menatap Jinan.

"Hei kok nangis? Chika kenapa?" tanya Jinan. Ia mencoba bangkit.

"Diem aja, jangan banyak tingkah kakak!" ucap Chika sambil menghapus air matanya.

Jinan menurut. Ia kembali berbaring lalu meraih tangan kiri Chika untuk digenggam.
"Kenapa nangis, hm?"

"Aku khawatir sama kakak." ucap Chika menunduk.

"Ciee khawatir, kalo Jinan mah kangen Chika."

"Bohong!"

"Beneran. Nanti kalo Jinan udah boleh pulang kita jalan-jalan ya?"

Chika mengangguk.
"Naik motor ya?"

"Ha? Kenapa naik motor?" tanya Jinan bingung.

"Gapapa. Chika seneng naik motor sama kakak."

"Kenapa? Ooh aku tau! Biar bisa peluk aku kan?"

"Ngaco ih!" Chika memukul pelan lengan Jinan.

Jinan tertawa, kemudian mengacak rambut Chika gemas.
"Yaudah, nanti jalan-jalan naik motor."

"Muter-muter sampe Chika ngantuk ya kak?"

"Haha iya, abis itu bensin aku abis."

"Abis itu kita ke SPBU, tapi nutup."

"Padahal SPBU ngga punya pintu."

"Hahaha.." tawa keduanya pecah memenuhi ruang Anggrek no.8 tersebut.

Jinan menatap Chika lekat. Mata cokelat milik Chika mampu menenangkan Jinan dari segala kegalauannya saat ini.

"Makasih udah peduli sama aku Chika." ucap Jinan.

"Sama-sama. Jangan sakit lagi ya kak, janji? Jangan mandi hujan lagi. Yori yang bocil aja ngga suka main hujan-hujanan." balas Chika.

"Iya Chika, janji." Jinan mengaitkan jari kelingkingnya ke jari kelingking milik Chika.

"Ekheem! Punteeennn.." seseorang menginterupsi keduanya.

Jinan menoleh ke pintu. Ada seseorang yang sangat ia kenali berdiri di sana.

"Biyel!" seru Jinan.

"Kakak!" gadis berpipi cimol itu langsung masuk dan memeluk Jinan dari samping.

"Jangan sakit ih! Biyel kangen. Udah beda tim, sekarang kakak malah sakit. Kan jadi ngga bisa ketemu."

"Hehe iyaiya, aku juga kangen." Jinan mengusap lembut rambut gadis berpipi gembul tersebut.

Brielle makin mengeratkan pelukannya pada Jinan. Sedangkan Chika? Gadis itu hanya diam memperhatikan interaksi keduanya.

"Enak ya jadi Brielle. Dateng bisa langsung peluk. Aku juga mau. Tapi.."

"Ekheem, Kak Chika gamau peluk kak Jinan juga?" tanya Brielle dengan senyum evil.

"Heh cimol! Jangan ngadi-ngadi!" bisik Jinan pada Brielle. Lalu ia tersenyum ke arah Chika.

"Kenapa sih? Kan enak dipeluk bidadari. Apa masih ngarep dipeluk sama peri? Udahlah princess, perinya udah terbang jauh." oceh Brielle, namun masih berbisik.

"Mending kamu lepasin pelukannya. Engap akutu." gerutu Jinan.

Brielle perlahan melepaskan pelukannya pada Jinan. Ia menatap Chika dengan senyum jahilnya.

"Kak Chika!" panggil Brielle.

"Iya?" Chika menatap Brielle bingung.

"Kak Jinan laper katanya, mau minta disuapin kak Chika tapi malu bilangnya. Ehe." jelas Brielle.

Chika hanya melongo mendengar penuturan Brielle. Maklum, Chika sebelas dua belas dengan Cindy dalam hal mencerna informasi.

"Cimoool.."

"Dah ya, aku ke kantin dulu. Haus. Kak Chika jangan lupa suapin kak Jinannya. Habis itu suruh dia minum obat." Brielle memotong ucapan Jinan.

"Ni anak pasti banyak maen sama eve nih, yakin gue mah."

Brielle akhirnya keluar dari ruangan Jinan. Meninggalkan Jinan berdua dengan Chika yang masih loading.

"Jangan dengerin biyel, Chik. Suka ngadi-ngadi." Jinan buka suara.

"Iya kak. Kakak emang belum makan?" tanya Chika.

"Belum, hehe."

"Kok belum, kan udah lewat jam makan siang?"

"Gapapa, males aja."

"Ngga boleh gitu. Nanti sembuhnya lama. Kakak makan ya? Aku yang suapin."

"HAA?" kini giliran Jinan yang melongo.

"Kenapa? Gamau?"

"Mau kok Chika. Hehe."

"Nih kak aaaaa.." Chika menyuapkan sesendok bubur ke mulut Jinan.

"Cantik banget gilaaa. Pantesan semua rebutin dia."

"Kakak kenapa?" tanya Chika yang melihat Jinan hanya diam sambil menatap dirinya.

"Chika cantik. Cantik banget." ucap Jinan tanpa sadar.

Pipi Chika memerah mendengar ucapan tak sengaja dari Jinan. Ia menunduk malu. Sedangkan si manusia kadal itu belum menyadari apa yang terjadi dan masih terjebak pesona yang maha anggun.

"Makasih kak." ucap Chika lirih.

"HAA? Eh, hehehe. Sama-sama Chika." gagap Jinan yang baru tersadar dari halunya.

"Jinaaaan lu ngomong apa?!"

Chika melanjutkan menyuapi Jinan. Keduanya diam. Masih merasa canggung karena insiden tadi. Sampai akhirnya..

"Samlekom!" suara cempreng seseorang menggema di kamar rawat Jinan.

Chika dan Jinan otomatis menoleh ke sumber suara. Dimana dua orang sedang nyengir gaje di ambang pintu.

"Eeeee kita di waktu yang salah Cin." ucap gadis cempreng tadi pada teman di sebelahnya.

"Hehe, iya kiti." balas gadis disebelahnya.

"Berisik berdua. Masuk sini!" suruh Jinan pada kedua gadis yang tak lain adalah anggota JCC tersebut.

"Punteeennn, ngga ganggu kalian kan?" tanya Christy.

"Lo ganggu gue pacaran sama Chika aja. Pulang sono!" usir Jinan, tentunya ia hanya becanda.

"Cieeee udah pacaraaan.." kompak Christy dan Cindy.

"PJ Nan, jangan lupa. Wuwuwu." sambung Cindy.

"Ngga pacaran kok kak." ucap Chika.

"Jaahhh mampus ditolak." Christy tertawa puas sedangkan Jinan menatap Chika sebal.

"Haha, sukurin lo kadal." timpal Cindy.

"Lo berdua kesini mau bully gue doang?" kesal Jinan.

"Mau nyuruh Lo makan. Tadi ketemu Bunda di depan, Lo belum makan katanya." jelas Cindy.

"Udah, ni lagi disuapin bidadari." Jinan tersenyum menyebalkan.

"Idih idih, jangan mau Chika. Modus dia."

"Hehe iya kak Cindy." jawab Chika malu-malu.

"Sepertinya Jinan udah ada pawangnya. Jadi kita berdua pamit undur diri."

"Loh kan kakak berdua baru dateng kok udah mau pulang?"

"Hehe iya Chika, kita masih ada urusan." jawab Christy.

Christy dan Cindy mendekati Jinan. Kemudian Christy membisikkan sesuatu di telinga Jinan.

"Maap ya Chika, biasa urusan orang tua." ucap Cindy ketika melihat wajah bingung Chika. Chika hanya tersenyum.

Tak berapa lama, Brielle datang. Langsung saja little princess nya Jinan itu nimbrung bersama kakak-kakak seniornya.

Setelah beberapa puluh menit berbincang, dua anggota JCC beserta Brielle pamit pulang. Kembali menyisakan Chika dan Jinan berdua.

"Kakak, Chika pulang juga ya?"

"Ngga boleh! Jinan masih kangen Chika." ucap Jinan. Ia menarik tangan kanan Chika lalu digenggamnya.

"I-ihh kakak, malu!" Chika menggeplak lengan Jinan.

"Ciee maluuu. Oh iya kamu dijemput?"

"Iya kak. Chika mau ke gereja juga soalnya."

Jinan perlahan melepaskan genggaman tangannya pada Chika. Ia tersenyum miris ketika mengingat adanya batas antara ia dan Chika. Batas yang sama dengan ia dan Devi dulu.

"Hati-hati di jalan ya Chik. Makasih udah mau jenguk aku." ucap Jinan tanpa menatap Chika.

"Kakak kenapa? Sedih ya mau Chika tinggal? Hehehe."

"Iya Chik, sedih. Karena aku yakin, nanti aku juga harus ngebiarin kamu pergi dengan cara yang sama kaya dia dulu."

"Yee PD banget kamu Yessicaaaa!"

"Haha, abisnya muka kakak tiba-tiba ditekuk gitu."

"Gapapa, yang penting masih cakep!"

"Iyadeh percaya."

Sekali lagi Jinan genggam tangan Chika. Tak dipungkiri, Jinan mulai merasa takut kehilangan Chika. Gadis yang beberapa waktu ini Jinan coba biarkan memasuki hatinya yang tengah kacau tersebut.

"Hati-hati ya, Chika. Ibadah yang bener. Doain aku cepet sembuh, biar bisa ajak kamu naik motor." Jinan tersenyum manis pada Chika.

"Iya pasti Chika doain kakak. Kakak juga jangan bandel ya. Makan sama minum obatnya yang teratur." Chika membalas senyum Jinan tak kalah manis.

Setelah berpamitan dengan keluarga Jinan, akhirnya Chika pulang. Lalu melanjutkan kegiatannya untuk beribadah ke gereja bersama dengan keluarganya.

Sedangkan Jinan? Ia hanya rebahan dengan tenang di ranjangnya.

"Salah server mulu Lo kak perasaan!" celetuk adik Jinan.

"Berisik, Wa! Minggat sana!" usir Jinan.

"Ye gue mah sekadar mengingatkan kakak. Luka dari kak Devi aja belom sembuh. Lo malah ngulang kesalahan yang sama dengan Lo jatuh cinta sama orang yang beda server lagi."

"Jatuh dari pohon mungkin bisa dicegah, Wa. Tapi kalo jatuh cinta? Gimana caranya?"

"Jatuh dari pohon bisa dicegah dengan cara jangan naik pohon. Jatuh cinta bisa dicegah dengan cara #DiRumahAja."

"Bacooooot!" kesal Jinan.

Ia melempari Najwa, adiknya dengan bantal. Meskipun sedang sakit, jangan remehkan kekuatan Jinan ketika ia mengamuk.

Adik laknat itu memang sangat tak bisa Jinan andalkan. Bahkan hanya sekedar untuk jadi tempat curhatnya.












Hallo👋

Wkwkwkwkwk😂


"Mau mundur dah terlanjur cinta, mau maju tapi ada tembok pembatas. Puyeng gue."

Jinan, 8 Juni ultah

Continue Reading

You'll Also Like

102K 9.1K 110
"You think I'm golden?" "Brighter than the sun, but don't tell Apollo" Dante hates Rome's golden boy. Jason doesn't even remember him. Right person w...
123K 5.1K 52
β₯β₯β₯ [BNHA x Fem!Reader] ❛❛𝔸𝕝𝕝 π•₯𝕙𝕖 π•£π•šπ•”π•™π•–π•€ 𝕓𝕒𝕓π•ͺ, π•Žπ• π•Ÿ'π•₯ π•žπ•–π•’π•Ÿ π•’π•Ÿπ•ͺπ•₯π•™π•šπ•Ÿπ•˜, 𝔸𝕝𝕝 π•₯𝕙𝕖 π•£π•šπ•”π•™π•–π•€ 𝕓𝕒𝕓π•ͺ...
107K 3.2K 31
"she does not remind me of anything, everything reminds me of her." lando norris x femoc! social media x real life 2023 racing season
166K 4.4K 38
" She is my wife, stay away from her!" " Keep trying she will remain mine. " " Show me your scars, I want to see how many times you needed...