Sejujurnya aku begitu senang bisa berpacaran denganmu, menghabiskan waktu yang begitu lamanya bersama-sama, mendengar suaramu, tawamu, senyummu, menjamu dan apa yang selalu kau lihatkan padaku bisa membuat aku merasa lebih baik, seringkali aku harus bergelumun dengan pikiran ku, menghadirkan keresahan yang tak sepaham dengan hatiku, lalu kau hadir memberi sebuah ketenangan untuk jiwaku, layaknya air yang datang tiba-tiba ketika api tengah dalam nostalgianya.
Semakin hari aku semakin begitu nyaman denganmu, seakan tak ingin lepas dari sebuah genggaman yang ku pegang erat ketika hendak menyeberang, dan aku merasa setiap waktu adalah kamu yang tumbuh dari waktu ke waktu, lalu mekar dengan indahnya membuat ku ingin berlama-lama disini, Hatimu.
Namun seketika ada yang terlihat goyah, pada pohon yang berdiri begitu gagahnya. Dan Ada hal yang membuat kata nyaman berubah menjadi sebuah kata pertanyaan, Bagaimana bisa aku seperti ini? Apa ini sebuah kesalahan? Aku menjatuhkan hatiku sebegitu dalam pada seseorang yang membiarkan hatinya jatuh pada orang lain.
Pikiranku seakan penuh dengan pertanyaan-pertanyaan yang aku sendiri tak begitu paham dengan semuanya.
Apakah rasa ini sebuah kesalahan?adakah tumbuhnya rasa cinta dari kata kesalahan? Atau, mungkin sebuah keadaan yang harus menjadikan semuanya salah. lalu, mengapa ini bisa tiba-tiba saja terjadi? kita yang dulu begitu nyaman dan bahagia, kini seakan hilang ketika seseorang hadir dengan membawa kisahnya denganmu yang belum terusaikan. Apakah dengan ini bisa membuat kita bahagia? Atau Sebaliknya, Ntahlah.
Dari waktu ke waktu aku mencoba mencari semua pertanyaan yang meresahkan pikiranku. Namun hal yang sama selalu saja hadir pada setiap pertanyaan itu, yaitu Dirimu. Dan selain itu, aku tak dapat menemukan apa-apa. Lalu, Inikah yang orang-orang sebut dengan cinta? Cinta yang katanya bisa membuat kita menjadi bahagia, apa mungkin dengan melihat orang lain terluka kita bisa menjalankan kisah yang indah? Sedangkan disaat bersamaan kita mencoba menghacurkan hati seseorang.
Pada jedah kalimat yang berdiam dipinggiran kata ragu, aku sama sekali tidak punya kemampuan untuk memisahkan diantara keduanya, menceritakan kisahku sendiri tanpa hadirnya orang yang aku cintai, atau membuat cerita bahagia diatas butiran kaca yang melukai seseorang karena tajamnya pilihan yang cinta. Ini bukan sebuah permainan yang harus dipilih. Namun, Apakah dengan jatuh hati padamu sebuah keinginan, atau apakah cinta terlahir dan hadirnya seperti ini. Menguji seberapa kuat kita untuk bertahan ketika sebuah pilihan akan mencoba menyakiti salah satunya.
15 Mei 2020
Muhammad Asyfariza
* Dalam Hal Mencintai
Kita harus siap dihadapkan pada sebuah pilihan
Bertahan atau Pergi
Menyakiti atau Tersakiti
Cinta hadir bukan karena sebuah kesalahan namun sebaliknya
Cinta menguji seberapa kuatkah kita ketika pilihan tersebut tak sesuai apa yang kita harapkan *
" Jangan lupa Baca, dan Tinggalkan Komentar dan Votenya disini."
Terimakasih