My BadBoy In Sweet ✔️[SEGERA...

By Niyahcomel

5M 269K 17.7K

#HARAP FOLLOW MY AKUN LEBIH DULU YA# 🚫GAK NERIMA PLAGIAT DARI SEGI MANAPUN!! 🚫YANG CUMA MAMPIR CUMA BUAT P... More

🌻PROLOG🌻
🌻MBBIS🌻01
🌻MBBIS🌻02
🌻MBBIS🌻03
🌻MBBIS🌻04
🌻MBBIS🌻05
🌻MBBIS🌻06
🌻MBBIS🌻07
🌻MBBIS🌻08
🌻MBBIS🌻09
🌻MBBIS🌻10
🌻MBBIS🌻11
🌻MBBIS🌻12
🌻MBBIS🌻13
🌻MBBIS🌻14
🌻MBBIS🌻15
🌻MBBIS🌻16
🌻MBBIS🌻17
🌻MBBIS🌻18
🌻MBBIS🌻19
🌻All Cast MBBIS🌻
🌻MBBIS🌻20
🌻MBBIS🌻21
🌻MBBIS🌻22
🌻MBBIS🌻23
🌻MBBIS🌻24
🌻MBBIS🌻25
🌻MBBIS🌻26
🌻MBBIS🌻27
🌻MBBIS🌻28
🌻MBBIS🌻29
🌻MBBIS🌻30
🌻MBBIS🌻31
🌻MBBIS🌻32
🌻MBBIS🌻33
🌻MBBIS🌻34
🌻MBBIS🌻35
🌻MBBIS🌻36
🌻MBBIS🌻37
🌻MBBIS🌻38
🌻MBBIS🌻39
🌻MBBIS🌻40
🌻MBBIS🌻41
🌻MBBIS🌻42
🌻MBBIS🌻44
🌻MBBIS🌻45
🌻MBBIS🌻46
🌻MBBIS🌻47
🌻MBBIS🌻48
🌻MBBIS🌻49
🌻MBBIS🌻50
🌻MBBIS🌻51
🌻MBBIS🌻52
🌻MBBIS🌻53
🌻MBBIS🌻54
🌻MBBIS🌻55
🌻MBBIS🌻56
🌻MBBIS🌻57
🌻MBBIS🌻58
🌻MBBIS🌻59
🌻MBBIS🌻60
🌻MBBIS🌻61
🌻MBBIS🌻62
🌻MBBIS🌻63
🌻MBBIS🌻64
🌻MBBIS🌻65
🌻MBBIS🌻66
🌻MBBIS🌻67
🌻MBBIS🌻68
🌻MBBIS🌻69
🌻EPILOG🌻
🌻X-tra Part🌻
•SQUEL(KELVAN)•
UDAH DI PUB
!!TEST ROMBAK!!
VOTE COVER!!

🌻MBBIS🌻43

58.2K 3.4K 145
By Niyahcomel

Happy reading🌹



"All, yakin gak mau ikut?" ujar Mika bertanya entah yang keberapa.

"Gak, Mik. Gue masih banyak tugas, ini aja belum selesai," ujar Allea memutar bola matanya malas.

"Entar si lampir itu cari kesempatan lagi deket-deket sama Arland." timbrung Safira yang menyandang tasnya.

Alle menghembuskan nafas kasar. Sebenarnya ia juga berpikir demikian, namun ia yakin bahwa Arland tidak akan macam-macam.

"Lagian nanti kalian ke sana juga kan, jadi gak ada kesempatan buat dia deketin Arland," ujar Allea nampak tenang ditempat.

Mika dan Safira saling pandang.

"Sumpah ya, All. Cewek kaya lo tuh langka, mana ada cewek yang gak cemburu saat cowoknya dideketin. Cuman lo," oceh Safira menggeleng heran.

"Karna gue percaya Sapi, kalau Arland gak mungkin macem-macem." jawab Allea

"Jangan kasih kepercayaan lebih, All. Takutnya.." Mika tidak jadi melanjutkan kalimatnya.

Allea tersenyum tipis. "Gue ngerti. Yaudah, kapan berangkatnya?" ujar Allea mendorong tubuh kedua sahabatnya.

"Ngusir nih?" kata Safira cemberut.

"Bukan, biar si Keyra gak mepet-mepet Arland. Makanya kalian cepet dateng ke rumah sakit." kata Allea tersenyum menatap keduanya.

Mika dan Safiran saling pandang. "Katanya tadi gak cemburu," ledek Mika tertawa.

"Ihh buruan gih! Kabarin nanti," ujar Allea kembali duduk dikursinya.

"Yaudah, kita duluan All," kata Safira.

Mika pun langsung teringat sesuatu. "All, habis tu langsung pulang. Jangan sendirian dikelas, takutnya ada apa-apa," kata Mika menatap Allea. Ia tidak akan lupa kejadian kemarin yang menimpa sahabatnya.

Safira pun langsung menimbrung. "Lo harus kabarin kita kalau udah pulang," kata Safira menegaskan.

"Sahabat possesif," cibir Allea seketika. Mika dan Safira pun langsung saja tertawa. Saat keduanya hendak melangkah pergi, Allea pun kembali bersuara.

"Jagain cowok gue ya," pinta Allea tersenyum sok imut.

"Dasar bucin!" serempak Mika dan Safira.

•••

Setelah menyelesaikan pekerjaannya, Allea langsung bergegas keluar menuju gerbang. Sebenarnya ia masih ada tugas lain, yaitu menemui Liam untuk mengurusi surat pengunduran diri menjadi ketua osis. Namun, sepertinya cowok itu sudah pulang.

Langkah Allea yang hendak menggapai gerbang pun langsung terhenti saat melihat siapa yang tengah berdiri di depan sana.

Allea langsung melongos. Jangan dikira ia bisa melupakan kejadian menjijikan itu.

Rangga yang melihat itu mendesis pelan kemudian menghampiri Allea. "All," kata Rangga tersenyum.

Allea melirik sekilas kemudian melanjutkan langkahnya.

"All please. Kasih gue kesempatan buat ngomong. Seenggaknya gue lega karna bisa jelasin sesuatu," pinta Rangga memelas.

Allea pun lantas memberhentikan langkahnya. "Pergi, gak ada yang bisa lo harepin lagi," jawab Allea datar.

Rangga tetap tersenyum. "Alle sahabat gue udah bener-bener berubah. Gue pikir nanti, kalau seenggaknya kita putus kita bisa temenan kaya dulu." ujar Rangga.

"Kesalahan lo udah fatal." kata Allea kemudian melangakah, namun Rangga langsung mencekalnya.

"Gue minta maaf, All. Gue nyesel, gue pengen kita temenan kaya dulu," kata Rangga penuh penyesalan.

Allea menghela nafas kasar. Sebenarnya ia sudah memaafkan cowok itu. Dan jujur saja Alle merasa risih dan canggung. Mengingat, mereka dulu sangat dekat.

"Gue udah maafin lo." ujar Allea tersenyum tipis. Lagi pula tidak ada salahnya bukan ia kembali berteman dengan sahabatnya.

Rangga tersenyum lebar. "Serius?"

"Hmm," gumam Allea.

Rangga senang. Tentu saja. "Tapi gue tetep mau jelasin sesuatu All. Ikut gue bentar, yuk."  kata Rangga hendak menarik lengan Allea, namun ditepis oleh Allea.

"Gue mau pulang," ujar Allea menolak.

"Bentar aja, nanti sekalian gue anterin pulang All. Deket komplek perumahan," rayu Rangga.

Allea menarik nafas gusar. "Gue takut Arland marah," itulah alasan sebenarnya.

"Gue yang jelasin nanti kalau dia salah paham," kata Rangga masih berusaha.

"Rangga g--"

"Please kali ini aja. Setelah itu gue jamin gak bakal nemuin lo lagi, kalau lo ngerasa gue ganggu hubungan kalian," sela Rangga.

Allea menarik nafas perlahan. "Kali ini aja,"

Rangga mengangguk. "Kali ini aja,"

•••

Di sini lah mereka berdua berakhir. Di taman komplek dekat perumahannya yang dulunya menjadi saksi kisah manis mereka berdua.

"Mau gue beliin minum?" tawar Rangga saat mereka duduk di bangku besi ditaman itu.

Allea menggeleng. "Cuma sebentar, ada apa Rang?" tanya Allea membahas masalah tadi.

Rangga menoleh dan tersenyum. "Gue minta maaf ya, All. Gue gak bisa jadi pacar yang baik selama sama lo. Maaf udah ngecewain lo di saat waktu pertama kali lo pacaran," ujar Rangga terdengar menyesal.

Allea menoleh sekilas. "Gak usah dibahas," kata Alle datar. Gadis itu langsung meraih ponselnya saat terdengar nada dering dari sana.

Di mana?

Alle menahan nafas sejenak. Entah kenapa gadis itu menjadi gugup sekarang.

"Gue mau pulang," ujar Allea langsung berdiri, namun dengan gesit Rangga menarik lengang gadis itu sehingg terduduk kembali.

❤ is calling..

Alle menggigit bibir dalamnya bimbang.

"All, gue tau lo kecewa. Tapi gu--"

"Diem! Gue mau angkat telpon," kata Allea menarik nafas sejenak.

"H-halo?" ujar Allea sedikit terbata akibat terlalu gugup.

"Liat samping kanan." nada dingin dari arah sebrang sana pun langsung terdengar.

Refleks kepala Allea menoleh. Jika ia mempunyai serangan jantung, bisa di pastikan ia bisa mati sekarang.

Arland, cowok itu berdiri tak jauh dari mereka dengan tatapan datarnya, namun Allea tahu bahwa tersirat tatapan tajam diantaranya.

Allea pun langsung saja berdiri hendak mengejar, namun tangannya dicekal oleh Rangga. "Lepas!" sentak Allea.

Namun, saat ia hendak menghampiri, Arland sudah lebih dulu berjalan ke arah mereka berdua.

"Land aku bisa jelasin," Allea lebih dulu membuka suara. Arland hanya mengangkat alisnya dan tersenyum miring.

"Udah ngapain aja?" tanya Arland menatap keduanya.

Allea menggeleng. "Land kita cum--"

"Cuman jalan bareng, itu aja," sela Rangga berani merangkul Allea. Tentu saja Allea langsung menepis dan menjauh.

Arland tercengang sebentar.

"Rangga! Katanya lo bakal jelasin kalau misalnya--"

"Misalnya kita jalan kan, All?" sela Rangga lagi dan lagi.

Allea menggeleng tak habis pikir. Ia menyesal karna sudah mempercayai cowok itu sebelumnya.

"Arland gak usa--" kalimat Allea lantas tertahan saat Arland menarik pinggangnya sehingga merapat pada cowok itu.

"Ayo pulang," kata Arland malah tersenyum.

Kini giliran Alle yang terkejut. "Land, kamu--"

"Oh ya, buat lo. Ini peringatan terakhir buat lo ketemu cewek gue, kalau lo masih nekat lo pasti tahu akibatnya," ujar Arland menatap sinis Rangga.

Arland langsung menarik Allea menjauh dari sini menuju mobilnya yang terparkir disana.

"Land kamu marah?" bodohnya ia masih menanyakan hal itu, ya pasti iyalah.

Arland hanya menggeleng pelan. "Ayo masuk," kata Arland membukakan pintu mobilnya.

Allea langsung menutup pintu mobil itu. "Aku tau kamu marah," kata Allea tak percaya.

Arland malah mengusap kepala Allea. "Gak, buruan masuk." kata Arland membukakan pintu mobil kembali.

Sungguh, Allea lebih suka jika cowok itu marah-marah daripada diam seperti ini. "Aku tau kamu marah. Marahin aku Land, jangan diem aja," kata Allea sampai merengek. Namun, reaksi Arland malah biasa saja, cowok itu pun langsung memasukan Alle ke dalam mobilnya.

"Arland jangan diem!" kata Allea menatap cowok itu setelah masuk ke dalam mobil.

"Terus gimana? Kamu mau aku balik dan hajar dia?!" suara Arland naik, menandakan emosi cowok itu sudah meluap keluar.

Allea bisa melihat kedua tangan cowok itu yang mengcekram setir mobil dengan kuat. Allea hanya menggigit bibir bawahnya takut.

"Maaf," ujar Allea sungguh-sungguh.

Tubuh laki-laki itu melemah, Arland tersadar sudah membuat gadisnya ketakutan saat ini. Ia pun mengulurkan tangannya menangkup sebelah pipi Allea.

"Aku cuma gak mau milik aku disentuh orang lain. Ketemu boleh, tapi no touching!" tegas Arland pada bagian akhir kalimat.

Allea pun langsung mendongak. "Jadi boleh ketemu cowok lain dong?" sahut Alle polos.

Jitakan pun melayang ke dahi gadis itu. "Gak! Enak aja," sungut Arland mendengus.

Allea mencebik. "Katanya tadi boleh, gimana sih? Labil banget." oceh Allea mencibir.

"Boleh, tapi jangan salahin aku kalau besok cowok itu udah gak ada,"

Mata Allea sontak membola. "Dasar serem!" kata Alle menoyor pipi cowok itu.

Arland bergidik acuh. Ia pun langsung melajukan mobilnya. "Kita mau ke ke mana?" ujar Allea melirik cowok itu.

"Kasih kamu hukuman," kata Arland menyeringai.

"Aku gak salah ya!" ujar Allea membantah.

Arland melirik datar. "Yang itu tadi gak salah? Jalan sama mantan?" terdengar sindiran halus.

Alle langsung saja menoyor pipi cowok itu. "Cemburunya gitu amat, mas." ledek Allea memutar-mutar telunjuknya dipipi cowok itu.

Arland menggeram. "Pokoknya kamu harus buatin nasi goreng nanti," kata Arland menangkap jari gadisnya itu.

"Itu hukumannya?" tanya Allea memastikan. Arland pun mengangguk seraya tersenyum.

"Kalau itu hukumannya gak papa, biar tiap hari bisa jalan sama cowok--Hmpp!!" Allea lantas melotot saat mulutnya dibekap oleh cowok itu.

"Malah ngelunjak ya?" kata Arland memperkuat bekapannya.

Allea langsung menggigit tangan Arland. "Aku gak bisa nafas!" hardik Allea.

"Nafas jalan hidung kan? Bukan mulut?" kata Arland menyentil dahi gadis itu.

"Bodoamat!" ketus Allea melipat tangan didada. Entah kenapa ia merasa jengkel dengan cowok yang tengah menertawainya itu.

"Sini," kata Arland menepuk pahanya, menyuruh gadis itu berbaring disini. Karna ia tahu bahwa gadis sangat lelah.

Dengan wajah ditekuknya Allea pun berbaring dipaha cowok itu. Dari bawah, Allea bisa melihat dengan jelas wajah kekasihnya.

"Tadi ngapain aja disekolah sampe gak ikut ke rumah sakit?" tanya Arland seraya mengusap-usap rambut Allea, membuat gadis itu semakin nyaman dan mengantuk.

"Kerjain tugas osis, karna aku mau lepas jabatan nantinya." ujar Allea menangkup tangan besar Arland di pipinya.

Sontak saja Arland terkejut. "Kamu serius?"

Alle mengangguk singkat. "Iya, besok nanti ada rapat terakhirnya, sekaligus cari ketua baru," jelas Allea dengan mata yang terpejam.

Arland pun memperlambat laju mobilnya saat melihat kemacetan parah didepan sana.

Allea langsung membuka matanya saat teringat sesuatu. "Tadi ngapain aja sama Keyra dirumah sakit?" terdengar sedikit mengintimidasi secara halus.

Alis Arland bertaut bingung, namun cowok itu tetap menjawabnya. "Gak ngapa-ngapain, cuma menemin doang," jawab Arland santai.

"Menemin doang?" kata Allea terdengar tak percaya.

Arland gemas, kemudian menarik hidung gadis itu. "Maunya ngapain emang?" ujar Arland setengah meledek.

Allea mencebik kesal. "Kali aja dipeluk, ditenangin. Kan dia lagi nangis tuh." ujar Allea.

Arland tergelak. "Sekalian dicium kalau gitu." sambung Arland.

"Awas kalau berani," kata Allea mencubit pinggang cowok itu sehingga meringis pelan.

"Mending cium kamu," kata Arland hendak mencium Allea.

"Gak udah modus!" kata Alle melotot.

Arland pun mencebik dan kembali fokus ke depan.

Alle lantas mendongak, menatap diam cowok tampan itu. "Entar jatuh cinta loh, All diliatin terus." celetuk Arland.

Langsung saja Allea mencubit hidung cowok yang entah kenapa tingkat kepedeaanya sangat tinggi.

Melihat gadisnya yang diam, Arland pun langsung merunduk guna melihatnya. "Kenapa?"

"Gak papa," jawab Alle tersenyum tipis. Namun, Alle tidak begitu pandai menyembunyikan sesuatu.

"Kamu kepikiran waktu dikantin tadi?" kata Arland menebak.

Allea langsung mendongak. "Aku gak bakal tanya apa-apa lagi, melainkan aku bakal nunggu kamu yang cerita sendiri nantinya,"

"Sorry," kata Arland menatap gadisnya.

Allea mengangguk paham seraya menangkup wajah sang pacar. "Gak papa. Karna aku tau kamu pasti punya alasan,"

"Aku beruntung banget punya kamu, All." ujar Arland menundukan wajahnya.

"Aku yang lebih beruntung," bisik Allea saat hidung mereka sudah bersentuhan.

Selanjutnya, Arland lebih dulu menempelkan bibirnya. Menahan tekuk Allea membuat gadis itu terkisap. Bibir Arland terus menyesap, melumat pelan dari bibir manis gadisnya.

Alle pun memejamkan matanya akibat terlalu hanyut akan permainan laki-laki ini. Sampai akhirnya..

TIN!

TIN!

Allea langsung mendorong dada cowok itu agar memberhentikan permainan mereka. Nafas Allea masih terangah-engah dengan wajah yang pastinya sudah memerah sempurna.

Arland pun langsung menjalankan mobilnya. Akibat ciuman panas tadi mereka sampai lupa bahwa masih di jalanan.

"Kamu sih!" kata Allea memukul bahu cowok itu. Untung saja pengendara yang lain tidak marah.

Arland terkekeh. Jemarinya terulur membersihkan bibir Allea yang nampak bengkak akibat ulahnya. "Mereka ganggu," celetuk Arland.

"Kamu yang kelewat nafsu!" sungut Allea.

"Yang enak susah ditolak," jawab Arland mengerling nakal.

"Hahaha,"

Bukannya marah, mereka malah tertawa akibat ulah konyol mereka.

•••

Disinilah mereka berakhir, dirumah milik cowok itu. Arland lebih dulu turun dan membukakan pintu untuk Allea.

Saat Arland hendak membuka pintu utama. Pintu itu sudah lebih dulu terbuka dan menampilkan Siska, ibu tirinya Arland.

Allea merasa risih saat melihat pakaian yang di kenakan oleh Siska, dress yang sangat ketat sehingga menampilkan belahan dadanya sendiri.

"Sayang, udah pulang?" tanya Siska lembut.

"Gak usah basa-basi, minggir lo!" kata Arland seraya menggenggam tangan Allea.

Siska nampak tersenyum kecut. Kemudian tatapannya beralih pada Allea. "Oh gadis ini...gad--"

Bruk!

Kasar. Ya, Arland tidak akan segan-segan mendorong siapa saja yang berani menghalangi jalannya.

Alle hanya ternganga saat melihat Siska yang terjungkal akibat dorongan Arland.

"Arland dia Mama kamu," kata Allea sedikit memperingatkan.

Arland malah membawa gadisnya menuju dapur. Dan mendudukan gadis itu di kursi.

"Tunggu bentar, aku ganti baju dulu," kata Arland tanpa mau menjawab pertanyaan Allea tadi.

Allea hanya mendengus kesal kemudian beranjak menuju dapur guna memasak.

"Khem," dehaman itu lantas membuat Allea menoleh dan tersenyum tipis.

Siska bersedekap seraya memandang Allea. "Kamu pacarnya Arland?"

"Iya, tan," jawab Allea sopan. Bagaimana pun di depannya ini adalah orang yang lebih tua darinya.

Siska maju, menatap Allea sinis seraya memandang Allea. "Saya tidak yakin, sangat jauh dari ekspekstasi saya," kata Siska tersenyum remeh.

Allea tersenyum tenang. "Kalau yang sederhana bikin nyaman apa salahnya?" jawab Allea.

Dilihat Siska nampak memberenggut. "Kalian masih anak-anak, bisa dipastikan tidak akan berjalan mulus," terdengar tidak mengenakan.

Allea tersenyum singkat. "Lagian ini hubungan saya dengan Arland. Saya yang menjalaninya, jadi anda tidak ada hak untuk menilai dari segi apapun,"  ujar Allea membuat Siska bungkam seketika.
Siska langsung menyalang. "Saya pastikan anak kecil seperti mu akan menyesal akan kata-kata mu barusan," geram Siska kemudian melangkah pergi.

Allea pun langsung menatap wanita itu datar. "Dasar Mahmud!" yang artinya adalah Mamah muda.

Allea pun segera berbalik badan dan menyiapkan bahan-bahan untuk membuat nasi goreng. Disaat fokus-fokusnya, Allea merasakan ada yang ingin memeluknya.

Tuk!

"Gak usah ganggu!" kata Allea setelah memukul kedua tangan Arland dengan centong nasi.

Arland malah cengengesan kemudian mengecup pipi gadisnya singkat. "Duduk sana!"

Arland pun menurut bak anak kecil yang dimarahi ibunya. Tak lama kemudian sepiring nasi goreng pun jadi.

"Kok cuma satu?" ujar Arland menatap nasi goreng lezat itu dan Allea bergantian.

"Buat kamu aja, aku udah kenyang," kata Allea meletakan nasi goreng itu ke hadapan Arland. Dan berbalik guna mengambil sepotong roti bakar yang sengaja ia buat.

"Gak, kamu juga harus makan." kata Arland menarik gadisnya agar duduk di sampingnya.

"Aku mau makan roti," kata Alle menggeleng.

Arland pun mendengus. Seketika ide jahil terlintas dibenaknya. Saat Allea memasukan roti itu ke mulutnya, Arland dengan gesit menangkup wajah Allea dan...

Hap!

Allea melotot saat bibir mereka bersentuhan saat Arland ternyata melahap roti dimulutnya yang belum sempat ia kunyah.

"Manis," gumam Arland setelah menarik dirinya.

"Arland!!" teriak Allea marah berkabung malu. Bisa-bisanya cowok itu membuatnya bersemu setiap detiknya.

Arland malah tertawa."Gitu aja malu, yang dimobil tadi emangnya ngapain?" ujar Arland menurun-naikan alisnya.

"Ternak sapi!" kata Allea kesal. Membuat tawa Arland seketika menguar di udara.

Sambil terkekeh Arland pun menarik Allea sehingga gadis itu duduk di pangkuannya. Membuat Allea melotot seketika.

"Aku takut banget kehilangan kamu, All," kata Arland memeluk gadisnya, menumpukan dagunya pada bahu Alle.

Allea tersenyum tipis. Bagaimana pun ini perjalanan takdir, mereka tidak akan tahu siapa yang akhirnya bersama mereka hingga sampai akhir.

"Aku disini, gak bakalan pergi," kata Allea mengusap rambut Arland.

Arland malah memeluk Alle semakin erat. "Kalau akhirnya takdir yang memisahkan kita?"

Allea pun membalas pelukan hangat itu. "Bersama atau enggaknya kita itu urusan nanti. Yang penting saat ini kamu milik aku, dan sebaliknya. I'm yours dear," kata Allea penuh arti.

Arland mengurai pelukannya dan tersenyum lebar. Sungguh, ia tidak akan meminta apapun lagi saat ini. Baginya, Allea adalah hadiah kecil baginya yang diberikan Tuhan untuknya.

"Love you so much, dear,"
















TBC!!

Bosen gak sih sama yang manis-manisan muluu?? Gak papalah, author kasih yang manis-manis aja dulu, entar kalau ada konflik langsung nyahok semuanya😂😂becanda.

Vomentnya jangan lupa ya😍salam hangat❤😙

Continue Reading

You'll Also Like

2.2M 129K 42
Kanaya Tabitha, tiba tiba terbangun di tubuh seorang figuran di novel yang pernah ia baca, Kanaya Alandra Calash figuran dingin yang irit bicara dan...
ALZELVIN By Diazepam

Teen Fiction

3.9M 231K 29
"Sekalipun hamil anak gue, lo pikir gue bakal peduli?" Ucapan terakhir sebelum cowok brengsek itu pergi. Gadis sebatang kara itu pun akhirnya berj...
4.2M 251K 61
[USAHAKAN FOLLOW DULU SEBELUM BACA] Menikah di umur yang terbilang masih sangat muda tidak pernah terfikirkan oleh seorang gadis bernama Nanzia anata...
854K 73.7K 46
Setelah kematian ibunya Rayanza yang tadinya remaja manja dan polos. Berubah menjadi sosok remaja mandiri yang mampu membiayayi setiap kebutuhan hidu...