✔Perfecto [CSC]

By keipaplova21

19.7K 3.1K 406

Kejadian kecil yang melibatkan kalian membuat mu jatuh pada nya. Perhatian kecil yang diberikan oleh mu memb... More

Prolog
🍁Satu
🍁Dua
🍁Tiga
🍁Empat
🍁Lima
🍁Enam
🍁Tujuh
🍁Delapan
🍁Sembilan
🍁Sepuluh
🍁Sebelas
🍁Tiga belas
🍁Empat belas
🍁Lima belas
🍁Enam belas
🍁Tujuh belas
🍁Delapan belas
🍁Sembilan belas
🍁Dua puluh
🍁Dua puluh satu
🍁Dua puluh dua
🍁Dua puluh tiga
🍁Dua puluh empat
🍁Dua puluh lima
🍁Dua puluh enam
🍁Dua puluh tujuh
🍁Dua puluh delapan
🍁Dua puluh sembilan
🍁Tiga puluh
🍁Tiga puluh satu
🍁Tiga puluh dua
🍁Tiga puluh tiga
🍁Tiga puluh empat
🍁Tiga puluh lima
🍁Tiga puluh enam
🍁Tiga puluh tujuh
🍁Tiga puluh delapan
🍁Tiga puluh sembilan
🍁Empat puluh
🍁Empat puluh satu
🍁Empat puluh dua
🍁Empat puluh tiga
🍁Empat puluh empat
🍁Empat puluh lima
🍁Empat puluh enam
🍁Empat puluh tujuh
🍁Empat puluh delapan
🍁Empat puluh sembilan
🍁Lima puluh
Sequel

🍁Dua belas

369 66 3
By keipaplova21

"Kenapa berkata begitu?"

"Aku kehilangan Minkyung juga setelah memperkenalkan sepupu ku pada nya,"

Sowon hanya diam, masih memikirkan kalimat yang diutarakan Seungcheol sebelum ini.

"Aku sudah hampir menikah dengan Minkyung kemarin, seharusnya aku tidak pernah memperkenalkan mereka berdua,"

"Anda tidak salah," bisik Sowon.

"Padahal kami saling mencintai. Aku sangat mencintai nya, kami jarang bertengkar. Kalau pun bertengkar semua akan kembali seperti semula dalam waktu pendek,"

"Karna kami memang seharusnya bersama. Kami diciptakan untuk melengkapi satu sama lain. Tapi kenapa?"

Seungcheol menyenderkan kepala nya pada stir mobil, menenggelamkan wajahnya diantara tangannya.

Seperti nya sebentar lagi lelaki itu akan menangis.

Sowon tidak pernah melihat seorang lelaki menangisi perempuan sebelumnya.

Mungkin selama ini ia hanya bertemu dengan yang brengsek.

"Seperti nya aku menjadi bodoh sekali hanya karna seorang wanita. Aku menyedihkan ya?"

"Menangis saja, anggap saya tidak disini,"

Setelahnya Sowon mendengarkan isakan kecil.

"Empat tahun kami bersama. Setahun lalu kami berpisah. Tapi sepertinya aku masih sangat mencintainya, masih sangat utuh," senyuman meremehkan merekah diantara tangisannya.

Sowon mengelus kepala nya perlahan, berusaha menenangkan lelaki itu.

Ia kira dengan hiburan tadi siang dapat membuat Seungcheol sedikit banyak melupakan kejadian semalam. Ternyata ia salah.

Seungcheol hanya membohongi diri nya selama ini, berkata kepada diri nya bahwa ia dan Minkyung masih punya kesempatan untuk bersama.

"Seharusnya aku lebih melindungi nya kan? Seharusnya aku tau saat dia akan direbut, seharusnya aku tidak membiarkan nya pergi begitu saja,"

Sowon menghentikan elusan tangan nya.

Dari dalam tas ia keluarkan secarik tisu lalu diberikan kepada lelaki itu.

"Tidak ada yang salah," kata Sowon lantang.

Lelaki yang mengambil tisu itu menoleh ke Sowon.

"Saya bilang tidak ada yang salah. Anda sendiri juga tidak melakukan kesalahan,"

Seungcheol masih menunggu Sowon melanjutkan kalimatnya.

"Kalian sudah sangat saling mencintai. Hanya takdir yang cemburu pada keserasian kalian berdua. Makanya kalian dipisahkan,"

Seungcheol memalingkan wajah nya, menatap keluar jendela.

Kali ini Sowon yang terus melanjutkan perkatannya.

"Anda tidak layak bersama nona Minkyung. Akan ada seseorang yang lebih pantas mendapatkan anda, saya yakin ia sedang dikirim Tuhan untuk anda. Anda sendiri juga harus mempercayai itu,"

"Nona Minkyung sudah bertemu orang yang pantas dengan nya. Relakanlah nona Minkyung untuk orang lain. Kalau anda tidak bisa melupakannya, tidak usah. Posisikan saja beliau di tempat yang spesial, di hati anda,"

"Tapi suatu saat nanti, anda harus membuka hati untuk seseorang yang pantas, yang sudah dikirimkan oleh Tuhan untuk anda,"

"Kalau sampai saat itu anda belum bisa melakukannya, maka anda tidak boleh lagi menyalahkan takdir,"

Seongcheol menoleh kembali.

"Kau kesurupan setelah bertemu Xu Minghao ya?"

"Panjang lebar begini saya dikira kesurupan?"

"Ku kira kau akan menertawakan ku,"

"Saya tidak setega itu. Masih memikirkan keselamatan gaji bulan depan,"

Seungcheol terkekeh mendengarnya.

"Jadi, sudah tebar pesona kepada siapa saja?" Seungcheol mulai menjalankan mobil nya.

"Sudah beberapa. Besok akan saya berikan laporan mengenai siapa saja yang bisa diajak kerja sama,"

Seungcheol mengangguk.

"Tidak pulang dulu ya, temani aku makan dulu,"

"Makan lagi? Kita tidak akan benar-benar ke klub malam kan?"

"Ada ide dimana bisa keluarkan stress?"

Seungcheol menunjukkan wajah masam sedangkan Sowon dengan bahagia melihat daftar menu.

"Nyonya, kami mau 1 piring tteokpoki, 1 sundae, 2 eomuk, 2 naeng myeon dan 1 piring twigim, dicampur ya,"

"Baik," teriak si ibu yang terlihat sibuk mencacat pesanan Sowon.

"Banyak sekali? Ini yang kau bilang melepas stress?"

Sowon mengangguk antusias.

"Makan makanan yang pedas itu bisa melepas stress, anda saja yang tidak tahu,"

"Aku tidak bisa makan makanan pedas," katanya sembari melihat sekitar.

"Ya makanya saya bawa ke tempat yang tidak terlalu pedas. Supaya tidak dibilang perencanaan pembunuhan oleh anda,"

Mungkin karna hari minggu dan sudah menjelang tengah malam, pojang-macha sedang ramai.

Mayoritas merupakan pria paruh baya yang sedang ngobrol dengan teman, separuh mabuk dan beberapa melihat kearah Sowon.

Gadis itu malah melipat kaki nya, membuat roknya semakin merangkak naik, memperlihatkan paha mulus nya.

"Ke mobil, ambil jas ku," suruh Seungcheol yang melemparkan kunci mobil nya.

Sowon hanya menurut, merasa bos nya mungkin merasa kedinginan.

Padahal sayang sekali jika jas nya terkena kuah naeng myeon atau saus tteopokki kan?

"Kau pakai saja. Aku sedang malas berkelahi,"

Sowon kembali menatap bos nya heran.

"Saya tidak kedinginan kok," bela nya sembali memangku jas atasannya.

"Iya tapi yang lain jadi haus belaian," ucapnya sembari menunjukkan beberapa pria di meja sebelah dengan wajah nya.

Sowon mengangkat bahu nya tidak acuh walau akhirnya menurut karena merasa tidak nyaman dengan tatapan yang diberikan.

"Lain kali kalau sedang berpakaian seperti itu jangan ke tempat seperti ini,"

"Tidak apa. Ini tidak sering terjadi kok. Karna hari minggu saja makanya sedang banyak orang,"

"Ya, apapun lah. Pokoknya kalau ke tempat seperti ini jangan sendirian. Setidaknya minta aku temani,"

Sowon hanya mengangguk pasrah.

Seungcheol melepas dua kancing baju paling atas, merasa panas setelah beberapa kali menelan beberapa suap naeng myeon.

"Kau tidak merasa pedas?" Sowon menggeleng.

"Ini sesuai dengan selera saya. Saya suka yang seperti ini ,"

Seungcheol menggeleng, "Lain kali kau harus sering bawa aku ke tempat seperti ini supaya aku bisa makan yang pedas,"

"Bisa makan bulddak?"

Seungcheol menggeleng cepat membulatkan matanya, "Kau gila ya? Mau aku mati beneran?"

"Saya hanya bertanya. Ada orang yang tidak merasa bulddak pedas kok,"

"Pasti dewa. Hanya dewa yang bisa makan makanan seperti itu,"

Sowon menegakkan kepalanya, "Saya juga bisa makan bulddak,"

"Kalau kau setan, bukan dewa," kekeh Seungcheol.

"Anda tidak seperti seseorang yang barusan menangis," ejek Sowon yang membuat Seungcheol menghilangkan senyuman nya.

"Tidak sopan kau,"

Keduanya kembali diam menikmati makanan. Sesekali menyeruput naeng myeon, kadang mencelupkan twigim ke kuah tteopoki, beberapa kali memasukkan potongan sundae ke mulut dan menegak kuah odeng yang segar.

"Kau kenapa putus dengan mantan kekasih mu?"

"Tadi menangis, sekarang sudah kepo dengan urusan orang lain,"

"Benar-benar tidak sopan ya kau,"

Sowon hanya terkekeh, "Semua lelaki itu sama saja,"

"Sama-sama punya pisang makanya disebut lelaki kan,"

Sowon ingin sekali membanting meja sekarang.

"Ada gadis yang mengaku sedang mengandung anak nya makanya saya putuskan,"

Seungcheol melotot, "Istri nya yang sekarang itu?" tanya nya heboh.

"Istri nya yang sekarang itu dua gadis lagi setelah yang hamil," Seungcheol semakin membulatkan matanya.

"Semua lelaki itu sama saja, sama-sama brengsek," senyum Sowon.

"Jadi yang hamil itu bagaimana, dicampakkan seperti kau?"

Sowon berdecih, "Saya tidak dicampakkan. Saya yang mencampakkan. Saya dengar gadis itu disuruh menggugurkan kandungannya, tapi entah jadi atau tidak."

"Dasar brengsek."

"Memang."

TBC

The Chaos After You, I Loved You, I'm Happy sama The Distance of Love, lagu-lagu nya Eric Chou yang aku jadiin inspirasi buat episode ini. Memang raja nya lagu patah hati deh❤

Lagu yang paling kalian suka di album ini apa? Belakangan aku kecanduan banget sama Kidult '-'

-Keipaplova21
01st July 2020


Continue Reading

You'll Also Like

11.6K 1.5K 10
Akankah aku bisa membalasnya bagaimana bisa dengan dia memiliki tampang rupawan dan sangat kaya raya. apa pun itu aku akan membalas perbuatannya wala...
10K 765 12
Bagaimana kamu menikmati rasa sakit? Disclaimer: Naruto dkk milik Masashi Kishimoto, saya hanya meminjam. Enjoy~
144K 25.9K 6
Yoon Jaehyuk beserta seluruh penyesalan yang mengiringi keputus-asaannya.
42.8K 4.7K 31
Sasuke X Sakura Fanfiction Story Menikah di usia muda karena perjodohan, membuat Sakura terbebas dari kedua orang tua angkatnya. Namun hidupnya semak...