✔Perfecto [CSC]

بواسطة keipaplova21

19.7K 3.1K 406

Kejadian kecil yang melibatkan kalian membuat mu jatuh pada nya. Perhatian kecil yang diberikan oleh mu memb... المزيد

Prolog
🍁Satu
🍁Dua
🍁Tiga
🍁Empat
🍁Lima
🍁Enam
🍁Delapan
🍁Sembilan
🍁Sepuluh
🍁Sebelas
🍁Dua belas
🍁Tiga belas
🍁Empat belas
🍁Lima belas
🍁Enam belas
🍁Tujuh belas
🍁Delapan belas
🍁Sembilan belas
🍁Dua puluh
🍁Dua puluh satu
🍁Dua puluh dua
🍁Dua puluh tiga
🍁Dua puluh empat
🍁Dua puluh lima
🍁Dua puluh enam
🍁Dua puluh tujuh
🍁Dua puluh delapan
🍁Dua puluh sembilan
🍁Tiga puluh
🍁Tiga puluh satu
🍁Tiga puluh dua
🍁Tiga puluh tiga
🍁Tiga puluh empat
🍁Tiga puluh lima
🍁Tiga puluh enam
🍁Tiga puluh tujuh
🍁Tiga puluh delapan
🍁Tiga puluh sembilan
🍁Empat puluh
🍁Empat puluh satu
🍁Empat puluh dua
🍁Empat puluh tiga
🍁Empat puluh empat
🍁Empat puluh lima
🍁Empat puluh enam
🍁Empat puluh tujuh
🍁Empat puluh delapan
🍁Empat puluh sembilan
🍁Lima puluh
Sequel

🍁Tujuh

375 67 3
بواسطة keipaplova21

Seungcheol berkata mengenai kinerja Sowon yang bagus pada malam mereka duduk diatas kap mobil bersama.

Memujinya sebagai sekretaris paling pintar yang Seungcheol punya dan ia tidak akan meragukan apapun yang dilakukan gadis itu.

Karena ia tahu, apapun yang Sowon lakukan sudah melalui beberapa pertimbangan dan merupakan keputusan yang terbaik.

Namun kejadian seperti itu malah menimpa nya.

Sudah beberapa hari Seungcheol merasakan Sowon yang sedikit lebih cuek.

Tapi kalau ditanya, pasti jawab nya 'tidak'.

Tipikal wanita memang.

Ditambah dengan tersebarnya rumor bahwa mereka berdua berkencan membuat Seungcheol mati gaya.

Tentu saja ia sudah membantah rumor itu mentah-mentah, namun yang ia pikirkan adalah perasaan Sowon yang semakin dingin.

Wanita audit itu bahkan meminta maaf, merasa karena dirinya lah pasangan itu bertengkar.

Sedangkan Sowon hanya tersenyum sembari mengatakan, "Tidak apa, anda sudah bekerja dengan baik. Saya juga akan menjadi lebih baik lagi kedepannya,"

Sebuah kalimat yang semakin meyakinkan siapapun yang bekerja disana merasa bos dan sekretaris itu sedang bertengkar hebat.

Nyatanya Sowon hanya masih belum melupakan perasaan kecewa nya.

Rasanya padahal baru beberapa hari yang lalu Sowon dipuji dengan baik untuk pertama kalinya.

Dipuji setelah ia sudah bekerja sangat keras, lalu dicurigai begitu saja.

Hanya karena ingatan Seungcheol yang terputus-putus entah karena kebodohannya atau apa.

Gadis itu juga menolak Seungcheol yang mengembalikan kartu kreditnya, mengatakan kalau Sowon akan meminjam bentar petak itu saat sedang dibutuhkan saja. 

Disisi lain Seungcheol semakin frustasi.

Mengingat perkataan yang sudah dikatakannya kepada Sowon, ditambah dengan pernyataan kalau ia sudah menyetarakan Jihoon dengan Sowon.

Ia hanya mampu menatap gadis itu dengan lekat.

"Minggu nanti ada pesta peresmian sebuah anak toko dari salah satu rekan, anda harus menghadirinya. Akan saya kirimkan alamat dan pakaian yang cocok,"

"Kenapa kau urus pakaian ku?"

Sowon menatap atasannya.

Saat itulah Seungcheol merasa ia sudah mengatakan sesuatu yang salah.

"Rekan dari China memiliki pemikiran tersendiri mengenai warna dan corak pakaian. Kalau anda tidak berkenan saya tidak akan ikut campur," gadis itu pun meninggalkan ruangan itu.

Sial, batin Seungcheol.

Dia tidak pernah tahu disaat seperti inilah ia paling membutuhkan Sowon.

Pesta pernikahan kerabat sabtu malam, yang belum ia beritahukan kepada Sowon, peresmian toko minggu nanti dan perjalanan Sydney minggu depan.

Lelaki itu terus memutar otak nya mencari cara agar gadis itu setidaknya kembali ke mode normal.

Tidak setidak menurut ini.

Sebuah barang asing berada diatas meja Sowon setelah ia kembali dari makan siang.

Sebuah kotak dengan nama Kim Sowon dan empat lainnya dengan nama Choi Seungcheol.

Gadis itu mengerutkan dahi nya, merasa kalau kartu kredit sudah kembali ke pemilik nya maka inilah yang akan terjadi.

Sowon hanya harus memaklumi hal tersebut.

Empat kotak dengan nama atasannya itu ia letakkan di atas meja Seungcheol dan menyimpan punya nya sendiri.

Beberapa jam kemudian beberapa paket terus berdatangan hingga jam pulang kantor.

Sowon tidak mau memusingkan hal itu.

Ia hanya harus memberikan barang dengan nama Choi Seungcheol itu kepada pemiliknya, berapa banyak pun yang datang.

Namun gadis itu semakin merasa aneh sampai nona audit mendatangi nya.

"Permisi nona Kim, apa anda masih memegang kartu kredit tuan Choi?"

Sowon menggelengkan kepalanya merasa aneh dengan pertanyaan darinya, "Tidak, beliau sudah memgang kartu kreditnya sendiri. Memangnya kenapa?"

Wanita itu terlihat terkejut.

"Pengeluaran besar dalam dua hari ini nona. Beliau menggunakan kartu kreditnya dengan lalai, sampai sekarang pengeluaran yang tercatat sudah mencapai 10 juta won,"

Sowon membulatkan matanya.

Sebenarnya apa yang dibeli lelaki itu sampai mencapai angka yang fantastis?

Walau memang jika dihitung ia sudah menerima belasan paket dengan nama Choi Seungcheol.

"Bisakah nona tolong tanyakan mengenai itu? Karena beliau menggunakan modal perusahaan, saya menjadi sedikit khawatir," ujarnya lesu.

"Apa? 10 juta itu semuanya modal perusahaan?"

Wanita itu mengangguk, "Kalau beliau menggunakan uang pribadinya maka saya tidak akan sekhawatir ini,"

Sowon mengangguk paham dan berkata akan berbicara mengenai hal itu dengan atasannya.

"Sabtu ini anda akan menghadiri pesta pernikahan," ucap Sowon yang membuat Seungcheol melihat ke arahnya.

"Tau darimana kau? Siapa yang bilang?"

Sowon mengeluarkan sebuah undangan dari map nya dan diletakkan diatas meja atasannya.

"Undangan tersebut ada di atas meja saya, sepertinya anda sudah tahu," ucap Sowon mencurigakan.

"Aku sudah berencana ingin beritahu kok. Kau saja yang selalu cuek kalau bicara dengan ku,"

Sowon menatap bos nya heran, "Karena itu anda menghabiskan dana perusahaan 10 juta?"

Seungcheol hanya tertawa puas.

"Cepat sekali kau tahu? 10 juta itu masih bisa balik lagi kok,"

Sowon menghela nafas meletakkan iPadnya dipangkuannya.

"Kalau 10 juta nya akan kembali lebih cepat dibanding saat anda menghabiskannya maka saya tidak akan melarang nya,"

Seungcheol hanya tersenyum, "Sekarang mau simpan ini untukku?"

Saat lelaki itu menyodorkan kartu kreditnya, Sowon tau ia sudah jatuh ke perangkap Seungcheol.

"Akan saya kembalikan jika anda ingin membeli sesuatu yang penting," katanya sambil mengambil lempengan itu dari tangan Seungcheol.

"Jangan marah lagi ya. Aku tahu kau kecewa,"

"Saya tidak marah. Saya tidak setidak-profesional yang anda kira," gadis itu kembali mengaktifkan iPadnya, masih ada beberapa hal yang harus ia bahas dengan atasannya.

"Kalau begitu datang ke pesta hari sabtu dengan ku,"

Sowon kembali menatapnya, memperlihatkan wajah yang meninginkan sebuah alasan bagus bagi Sowon untuk menjadi pendampingnya malam itu.

"Jangan khawatir harus pakai apa, paket kemarin itu semua punya mu. Modal untuk menemani ku ke pesta hari Sabtu dan Minggu, lalu perjalanan ke Sydney. Sudah ku siapkan,"

"Kenapa harus saya temani?"

"Sudah ku bilang aku sudah menganggap mu sebagai teman kan. Temani sajalah, akan ku belikan lagi apa yang kau inginkan, dengan uang ku sendiri,"

Sowon masih menatap lelaki itu tidak percaya.

"Sepupu ku menikah dengan mantan ku. Puas?"

Sowon sedikit tertegun, berusaha mengingat nama mempelai pria yang tertulis di undangan namun tidak berhasil.

"Tetap saja tidak ada hubungannya dengan saya,"

"Oh, ayolah temani saja aku. Aku sudah minta maaf kan?" ucap Seungcheol memelas.

"Hanya menemani?" balas Sowon.

"Juga pura-pura jadi pacar," senyum Seungcheol merekah.

"Jangan berharap,"

"Iya, iya, hanya menemani kok,"

Setelahnya Sowon mengangguk membuat Seungcheol tersenyum lebar.

"Nanti ku kirimkan barang nya ke rumah mu. Semua nya bagus kok, makanya bisa 10 juta," katanya bangga.

"Saya akan lanjutkan mengenai kegiatan anda minggu depan,"

"Tunggu, tunggu, untuk yang hari minggu bilang ke nona Jung supaya Jihoon juga pergi,"

Sowon menatapnya aneh, kenapa mendadak pak Lee?

"Kemarin setelah Soonyoung bertemu dengan rekan asing itu ia menyebut bidang Jihoon, kali saja mereka juga bisa menjalin hubungan bisnis,"

Sowon mengangguk mengerti.

"Akan saya atur undangannya menjadi empat orang, tapi tolong jangan berharap banyak karena acaranya sudah didepan mata," Seungcheol kembali mengangguk.

"Kalau memang berhasil, aku saja yang bilang ke Jihoon, kalau kau yang bilang ke nona Jung aku takut dia akan menolak tanpa tau apa-apa,"

Sowon yang mencatat di atas iPad nya mengangguk paham.

"Ada lagi yang bisa saya bantu?" ucapnya setelah menjelaskan apa yang rasanya perlu diketahui atasannya.

"Ada, temani aku makan malam hari ini,"

Sowon membuka kembali iPad nya, ingin mengecek aktivitas hari ini jika saja ia lupa mereka memiliki janji makan malam dengan orang penting.

"Bukan janji, hanya kau dan aku, sebagai teman," ujar Seungcheol yang mengerti gerak gerik Sowon.

"Kenapa?"

"Permintaan maaf."

TBC

Ayo coba tebak siapa sepupu sama mantan nya pak bos hehehehehe

Anw, aku mau bikin ff Wonwoo lagi. Bosen ngak ya kalo Wonwoo terus?

Sbenernya pengen nyoba member lain tapi belum ada konsep yg srek di hati gitu '-' sebisa mungkin di yang ini aku sebutin semua member sih.

Ada yang mau request member lain?

-Keipaplova21
17th June 2020

واصل القراءة

ستعجبك أيضاً

1M 56K 40
semua berawal dari pesta pernikahan sialan naruto yan membawa sasuke pada masalah yang akan ia emban suatu hari nanti, sebuah kesalahan yang akan men...
171K 14.5K 28
Hinata berusaha keras untuk melupakan Naruto setelah mereka berdua menjalankan misi bersama. Hinata yang tidak ingin menyerah lepas dari bayang-bayan...
116K 7K 20
Entahlah aku hanya merasa kesepian meskipun kamu disampingku sekalipun. perasaan itu mungkin telah memudar ataukah memang sejak awal tidak sedikitpun...
144K 25.9K 6
Yoon Jaehyuk beserta seluruh penyesalan yang mengiringi keputus-asaannya.