Queensha Jovanka

By Iyouyaa

2.6M 216K 17.1K

Kesepian yang selalu menemaninya. Ketakutan yang selalu menghantuinya. Beribu pertanyaan dan kebingungan yang... More

Prolog
❄1❄
❄2❄
❄3❄
❄4❄
❄5❄
❄6❄
❄7❄
❄8❄
❄9❄
❄10❄
❄11❄
❄12❄
❄13❄
❄14❄
❄15❄
❄16❄
❄17❄
❄18❄
❄19❄
❄20❄
❄21❄
❄22❄
❄23❄
❄24❄
❄25❄
❄26❄
❄27❄
❄28❄
❄29❄
❄30❄
❄31❄
❄️32❄️
❄️33❄️
❄️34❄️
❄️35❄️
❄️36❄️
❄️37❄️
❄️38❄️
❄️39❄️
❄️40❄️
❄️41❄️
❄️42❄️
❄️43❄️
BUKAN UPDATE
❄️44❄️
❄️45❄️
❄️46❄️
❄️47❄️
❄️48❄️
❄️49❄️
❄️50❄️
❄️51❄️
❄️52❄️
❄️Biodata and pics of the cast❄️
❄️54❄️
❄️55❄️
❄️56❄️
❄️57❄️
❄️58❄️
❄️59❄️
❄️WAJIB BACA❄️
Update
ACCOUNT SI PLAGIAT

❄️53❄️

23.2K 2.2K 234
By Iyouyaa

Happy Reading...




Comment




Follow




Share




Vote

❄️❄️❄️

Gio berjalan tergesa-gesa kearah Azura yang tengah mengamati perkembangan langsung para Sheith.

"Hormat saya pada Yang Mulia" Gio menundukkan badannya.

"Ada apa?" Tanya Azura tanpa basa-basi.

"Dia memberitahukan padaku lewat Mind-link, gadis itu diberikan tugas hari ini" Lapor Gio.

"Dan dia meminta maaf karena tidak bisa melaporkan nya secara langsung" Sambung Gio.

Azura mengangguk-anggukkan kepalanya. "Aku mengerti kondisinya, dan aku juga yang menyuruh nya untuk tidak terlalu mencolok sekarang-sekarang ini"

"Siapkan pasukan sekarang, dan Gio kau yang memimpin pasukan untuk menyerang gadis itu" Azura menatap Gio dengan tatapan mata yang menyeramkan.

"Jika kau tak berhasil membawanya padaku hari ini, setidaknya kau harus membawa kabar yang sangat penting untuk menggantikan kegagalan mu itu dan jika tidak, kau tahu akibatnya"

"Ba-baik Yang Mulia" Gio menunduk takut.

Di waktu yang sama namun dengan tempat yang berbeda.

"Apa sudah berkumpul semuanya?" Tanya Mr. Gavin.

Mereka mengangguk.

"Baiklah mari kita mulai pembagian tugasnya. Di lima titik ini sering terjadi penyerangan oleh para Sheith, sepertinya mereka masih belum menyerah untuk mencari tempat persembunyian para penduduk" Mr. Gavin menjelaskan sembari menunjukkan peta digital.

"Kelompok 27 bertugas di daerah kota Narendra"

"Siap"

"Kelompok 13 di daerah kerajaan Federline, terutama di sekitar kerajaannya"

"Siap"

"Kelompok 49 bertugas di sungai panjang yang menjadi tempat masuk kerajaan Demetrios"

"Siap"

"Kelompok 3 di daerah Padang Bunga di sebelah Utara kerajaan Federline"

"Siap"

"Yang terakhir, untuk kelompok 7, kalian bertugas di hutan yang berada di sebelah selatan kerajaan Feodore"

"Siap"

"Saya ingatkan kembali, jangan sampai memisahkan bagian tubuh dari para Sheith saat menyerang, mereka dapat meregenerasi tubuhnya yang terpisah menjadi tubuh yang baru"

"Para pembimbing kelompok, bimbinglah para murid dengan baik, jagalah mereka, seperti kalian menjaga diri kalian sendiri. Dan kembalilah dengan selamat"

Mereka membungkuk hormat, dan beranjak ke tempat yang menjadi tujuan tugas mereka.

Kyra terperangah takjub saat sudah berada di hutan yang tadi Mr. Gavin sebutkan.

"Kita berada di tengah hutan?" Tanya Felysia.

"Kau benar" Jawab Mr. Devan.

"Kyra apa kau ingat saat kita diserang oleh para Sheith saat akan mengunjungi kerajaan ku?"

Kyra mengangguk, ia mengingatnya.

"Tempatnya tak jauh dari sini kurang lebihnya tiga kilometer dari tempat kita berdiri" Lanjut Kenzie.

"Benarkah?" Kyra membulatkan matanya. Ia mengingat kejadian saat dirinya tertusuk pedang Gio waktu itu, dan mana mungkin ia lupakan.

"Ya Kenzie benar, dan sebaiknya kita mencari jejak para Sheith itu. Upayakan jangan sampai terpencar, karena bisa saja kalian tersesat di hutan yang sangat luas ini"

Mereka berjalan beriringan, mata mereka tetap waspada pada sesuatu yang mungkin akan menyerang mereka.

"Aku sering kemari, jadi mana mungkin aku tersesat di tempat ini" Kenzie memulai obrolannya dengan Kyra yang berada di sampingnya.

"Untuk apa kau ke hutan belantara seperti ini?" Tanya Kyra.

"Berburu, dan juga berlatih"

"Jadi di sini banyak binatang buas?" Felysia ikut nimbrung dalam obrolan mereka.

"Sebelum tragedi kakak ku, aku sering kemari bersama ayah untuk berburu, dan yang kutemukan malah harimau liar yang sangat besar" Jeon menambahkan.

"Apa kita akan bertemu binatang buas disini?" Tanya Felysia lagi.

"Entahlah, tapi binatang buas lebih baik daripada para Sheith" Jawab Mr. Devan.

Sudah beberapa menit mereka menyusuri hutan, namun tidak ada tanda-tanda para Sheith. Hingga mereka sampai di titik hutan yang paling dalam.

"Ini sangat janggal" Jeon menghentikan langkahnya.

"Benar" Sahut Kenzie.

"Jika titik ini merupakan tempat penyerangan oleh para Sheith, tapi sudah beberapa menit kita berkeliling tidak ada tanda-tanda mereka akan menyerang" Jeon nampak berpikir keras.

"Atau jangan-jangan__"

"MEREKA SENGAJA MEMANCING KITA KETEMPAT INI" Ucap Kenzie dan Jeon kompak.

Bersamaan dengan itu, para Sheith muncul dari berbagai arah.

Kelompok 7 sigap membentuk posisi yang sudah sering mereka lakukan saat latihan.

"Ini bukan latihan, tolong jangan main-main" Ingat Mr. Devan.

Mereka mengangguk, dan mulai menyerang para Sheith yang semakin banyak itu.

Jeon dengan pemikiran cerdas nya, Felysia dengan kecepatan nya, Kenzie dengan kekuatannya, Kyra dengan berbagai element miliknya, dan Mr. Devan yang membimbing mereka.

"Kak Felysia, selatan arah jam 3" Ucap Jeon di sela serangannya.

Mata Jeon nampak teliti mengamati setiap pergerakan dari para Sheith. Setelah mengamati kelemahan mereka, ia langsung memberitahukan pada rekan-rekannya.

Felysia sibuk mengunci pergerakan para Sheith dengan element air miliknya. Setelah terkunci, ia langsung mencekik nya.

Kyra sudah mengeluarkan bola-bola api nya, bola-bola api itu mengelilingi tubuhnya dan mengikuti nya kemanapun ia pergi. Begitu pula dengan Mr. Devan yang sudah mengeluarkan bola-bola api miliknya juga.

Pertahanan dan penyerangan yang dilakukan Kenzie. Petir-petir bergemuruh di sekitar tubuhnya, menjadikan nya pertahanan yang tidak bisa di tembus oleh para Sheith. Ia hanya diam memandangi para Sheith yang bergerak maju kearah nya, namun setengah meter dari tubuhnya, Sheith itu langsung terpanggang. Teknik penyerangan yang tak memerlukan banyak gerakan, dan teknik ini hanya di miliki oleh seseorang yang menguasai element ball lightning.

Dan Jeon yang sibuk mengubur hidup-hidup para Sheith dengan element tanah miliknya.

Pergerakan mereka hanya terhambat oleh banyak nya pohon yang tumbuh di sekitar mereka. Pohon yang besar dan kokoh.

"Aku tak bisa menggunakan element tanah ku lagi" Ucap Jeon di sela tangkisan nya. "Banyak pohon disini, jika ku terus menggunakan element tanah ini maka pohon-pohon juga akan banyak yang tumbang"

"Jeon tolong bersembunyi di belakang ku" Pinta Kyra.

Jeon nampak berpikir sejenak lalu menganggukkan kepalanya.

"Aku akan melindungi kak Kyra dari belakang" Ucap Jeon, ia memberi jarak agar tidak terkena bola-bola api yang mengelilingi Kyra.

Kyra melepaskan bola-bola api miliknya dan mengenai tepat di tubuh para Sheith.

"Aku mulai lelah, tenagaku juga sepertinya sudah hampir habis" Ujar Felysia, ia meninju Sheith disampingnya.

"Felysia istirahatlah sebentar" Perintah Mr. Devan yang di angguki langsung oleh Felysia.

"Jeon buatkan dia tameng sementara dia beristirahat" Sambung Mr. Devan.

Jeon mengangkat tangannya keatas lalu tanah dari bawah mulai muncul keatas dan mengelilingi sekitar Felysia.

Mr. Devan menjulurkan tangannya, seketika itu bola-bola api milik nya juga berpindah mengelilingi tameng Felysia.

"Kyra bantu Felysia untuk memulihkan tenaganya dengan healing milik mu"

"Baik Mr. Devan"

Kyra menggunakan teleportasi nya untuk sampai didalam tameng yang mengelilingi Felysia.

"Berikan tanganmu" Felysia mengangguk dan menjulurkan tangannya pada Kyra.

Cahaya hijau muda mulai merambat dari tangan Kyra ke tangan Felysia. Beberapa menit setelahnya, tenaga Felysia sudah kembali seperti semula.

Kyra terdiam sejenak, ia merasa lelah.

"Eum kau tak apa?" Tanya Felysia ragu.

"Tidak apa-apa, ayo kita harus segera membantu yang lain" Kyra memegang pundak Felysia dan melakukan teleportasi keluar dari tameng.

Baru saja mereka menginjakkan kakinya, pedang salah satu Sheith mengarah langsung pada Felysia.

Kyra yang menyadari itu, lantas mendorong Felysia menjauh dan menahan pedang Sheith itu dengan tangan nya yang terbalut tanah.

"Kau tak apa-apa? Ah sepertinya kau akan membenciku lagi setelah aku mendorong mu" Ucap Kyra.

"Tidak, aku tidak apa-apa. Lagi pula__" Ucapan Felysia terhenti saat melihat satu Sheith yang lain menghunuskan pedangnya dibelakang Kyra.

"KYRA AWAS!!"

"KAK KYRA!!!"

Jeon dan Felysia membulatkan matanya saat pedang Sheith itu mengenai pinggang Kyra.

Kyra yang hanya bisa menghindari setengahnya harus rela merasakan pinggangnya terkena tusukan pedang Sheith itu.

Wajah Jeon nampak memerah menahan amarah. "Hwang aku butuh bantuan mu"

Setelah ucapan Jeon, seekor kucing besar berwarna coklat muncul didekat Jeon.

Sementara itu, Felysia membantu Kyra menahan para Sheith yang semakin banyak jumlah nya. Darah menetes dari kening Felysia akibat terkena goresan pedang.

"Sialan. Apa kau masih bisa bertahan Kyra?" Tanya Felysia.

"Ckk. Aku terlalu banyak bergerak dan terlalu banyak mengeluarkan element, healing ku jadi sedikit melambat dalam mengobati luka" Darah terus menetes dari pinggang Kyra.

Felysia dan Kyra semakin terpojok, Sheith semakin banyak jumlah nya mengepung mereka berdua. Dan tiba-tiba seekor kucing besar menghampiri mereka.

"Astaga, Sheith saja belum selesai" Ucap Felysia, saat ia akan menyerang kucing itu, namun Jeon muncul di atas kepala sang Kucing.

"Ini aku, ayo naik" Pinta Jeon.

Mereka berdua mengangguk, Kyra memegang pundak Felysia dan berteleportasi keatas kucing milik Jeon.

"Ini pertama kalinya aku naik di atas seekor kucing" Kagum Felysia.

"Ini bukan saatnya untuk terkagum-kagum" Sahut Kyra. "Jeon bisakah kucing ini naik keatas pohon?"

"Kita harus mencari pohon yang besar untuk kita bisa naik ke atasnya"

"Bagaimana dengan yang dibelakang sana?" Tunjuk Felysia.

"Oke itu cukup, Hwang kau tau apa yang harus kita lakukan bukan?" Kucing itu mengeong.

Ekor panjangnya mengibas para Sheith yang tengah mengepung mereka.

"Pegangan yang erat" Pinta Jeon.

Hwang menggoyang-goyangkan badannya, seketika itu bulu-bulunya yang halus terbang kearah para Sheith, bulu-bulu halus itu berubah menjadi keras seperti tanah dengan ujung yang meruncing.

Saat ada celah, Hwang langsung berlari kearah pohon besar yang tadi di tunjuk Felysia.

"Felysia bantu aku membuat air bah, kecil pun tak apa, asalkan para Sheith sialan itu bisa terkena airnya" Pinta Kyra yang diangguki Felysia.

"Bisa bertahan sebentar di atas sini?" Tanya Kyra pada Jeon dan kucingnya.

Hwang mengeong mengiyakan, begitu juga dengan Jeon yang mengangguk.

Terlihat para Sheith itu mulai mencoba untuk naik keatas, namun akhirnya tetap merosot kebawah. Pedang-pedang mulai berterbangan kearah mereka, namun dapat ditangani oleh Jeon dan juga Hwang.

"Kalian fokus saja, sisanya biar aku dan Hwang yang mengurusnya"

"Ayo Felysia" Mereka berdua mulai berkonsentrasi, tangan Felysia sudah terangkat keatas diikuti Kyra, air mulai menggenang, satu sentimeter, tiga sentimeter, semata kaki, dan terus bertambah hingga mencapai perut para Sheith.

"Pertahankan air ini Felysia" Kyra mulai berkonsentrasi lagi untuk berganti element.

Petir-petir bergemuruh ditangan Kyra. "Aku akan terjun kebawah"

Sontak Felysia dan Jeon membulatkan matanya terkejut.

"Itu terlalu beresiko kak Kyra"

"Ya Jeon benar"

"Tak apa, aku percaya padamu Felysia, saat aku sudah selesai, tolong tarik kembali airnya sebelum tubuhku mencapai air itu, kau tau kan resiko air dan petir jika mereka bertemu?"

"Ya aku mengerti" Balas Felysia.

"Hati-hati kak Kyra"

Kyra mengangguk, ia menggeser posisi nya untuk melompat dari atas.

Kyra menghitung dari dalam hatinya, hingga hitungan nya yang ketiga ia pun melompat.

Petir-petir yang ada ditangannya semakin membesar dan bergemuruh, Sheith juga tak henti-hentinya melemparkan pedang milik mereka.

Beberapa goresan terlihat melukai pipi Kyra dan menyobek seragamnya.

Kyra semakin dekat dengan airnya, tangannya ia julur kan ke depan.

"Sekarang" Ucap Kyra dalam hati nya.

Petir nya menyambar tepat kebawah sana, suara-suara saling bersautan antara jeritan para Sheith dan juga gemuruh dari petir.

Tubuh Kyra hampir mengenai air yang masih teraliri petir itu, namun Felysia bertindak cepat, air bah itu segera menyurut sebelum tubuh Kyra mengenainya.

BRAKK...

Tubuh Kyra menghantam kerasnya tanah, ia terjatuh dengan posisi terbaring.

"Sialan sakit sekali" Kyra mendudukkan dirinya.

Hwang langsung turun dari atas dan menghampiri kearah Kyra. Saat Jeon dan Felysia sudah turun dari badannya, Hwang berubah menjadi kucing seperti pada umumnya.

"Kau tak apa?" Tanya Felysia yang melihat Kyra terus mengaduh kesakitan.  "Ah sepertinya pertanyaan ku salah"

"Sepertinya beberapa tulang ku patah" Kyra mulai menyentuh pinggangnya yang terkena tusukan pedang Sheith tadi. Cahaya hijau muda pun mulai merambat.

"Eh ngomong-ngomong dimana Mr. Devan dan juga Kenzie?" Tanya Felysia.

Kyra juga mulai menyadari dua orang itu tidak bersama mereka sejak tadi.

"Saat kalian berada didalam tameng tadi, kita sepakat untuk membagi tugas. Mereka berdua mencari tempat asal dimana para Sheith ini muncul, dan kita bertugas menyerang mereka disini"

"Tapi kenapa mereka belum juga kembali?" Tanya Felysia lagi.

"Aku juga tidak tahu"

"Aku mulai khawatir" Gumam Kyra, saat darah dari pinggangnya sudah tidak menetes lagi, ia beralih menyentuh tulang punggungnya yang patah.

"Mungkin mereka kesulitan di sana, apa kita akan menyusul mereka?"

"Ya, setelah kak Kyra mengobati luka-lukanya" Jawab Jeon sembari mengelus Hwang yang berada di gendongannya.

"Partner mu lucu sekali, boleh aku menggendong nya?"

"Aku tidak tahu, biasanya Hwang tidak mau digendong oleh siapapun selain aku"

Baru saja Jeon menyelesaikan ucapannya, Hwang turun dari gendongan Jeon dan menghampiri kearah Kyra yang tengah mengobati lukanya.

"Hai Hwang, kau imut sekali mirip seperti Jeon" Puji Kyra, Hwang menggesek-gesekkan bulunya yang lembut di kaki Kyra.

"Hwang jangan ganggu kak Kyra" Jeon menggendong Hwang lagi.

Saat mereka tengah asik mengobrol, satu sapaan mengacaukan semuanya.

"Hai gadis cantik, kita bertemu lagi"

️❄️❄️















❄️

Hehehe aku sengaja update cepet soalnya besok, aku, kamu, kita semuanya pasti sibuk, ya kan?

Ah iya ada satu pesan untuk kalian semua.
Aku ga ngelarang kalian kalo mau panggil aku author. Tapi aku lebih suka kalau kalian panggil aku dengan sebutan Ay.
Ay nama depan aku, kalau kalian panggil aku dengan nama itu, kita jadi semakin dekat kan?(≧▽≦)
Kalau ga salah, Ay juga buat panggilan sayang kan ya? Aw( ꈍᴗꈍ)

Dan sebagai penutup kata, aku mau mengucapkan...
Minal aidin wal faizin...
Mohon maaf lahir dan batin semuanya❤️
Aku sayang kalian semua aw( ꈍᴗꈍ)
















Ikuti terus kisah Kyra😘
Mohon maaf jika terdapat banyak Typo🙏
Ditunggu Vote dan Commentnya😁
See you again❤

Continue Reading

You'll Also Like

1.1M 81.4K 35
Apa yang kamu lakukan jika mengulang waktu kembali? Tabitha Veronika Miller sosok gadis yang diberi kesempatan untuk mengulang waktu kembali, kematia...
281K 672 15
hhhh... aaaahuuhhhhhh yahhh terusssshhh eeehhhhhhh... nikhhhh... matthhh sekhaalliiii yyaahhhh aku hampir sampai hhhh... sambil meremas kedua payuda...
1.1M 104K 32
Kaylan Saputra anak polos berumur 12 tahun yang tidak mengerti arti kasih sayang. Anak yang selalu menerima perlakuan kasar dari orangtuanya. Ia sel...
205K 592 11
CERITA DEWASA KARANGAN AUTHOR ❗ PLIS STOP REPORT KARENA INI BUKAN BUAT BACAAN KAMU 🤡 SEKALI LAGI INI PERINGATAN CERITA DEWASA 🔞