Neo City : The Game Is Called...

By jeongharuu

175K 25.2K 3K

book 2 dari Neo City: Unexpected Phenomenon Kelanjutan dari petualangan para anggota tim NCT yang memiliki ke... More

introduce
introduce(2)
Lv.00 : End to Start
Lv. 01 : Kehidupan yang Tenang(1)
Lv. 02 : Kehidupan yang tenang(2)
Lv. 03 : Kehidupan yang Tenang (3)
Lv 04. Kehidupan yang Tenang (4)
Lv.05 : Kehidupan yang Tenang (5)
Lv. 06 : Kehidupan yang tenang(6)
Lv. 07 : Terusik
LV. 08 : Terusik (2)
Lv.09 : Terusik (3)
Lv. 10 : Terusik (4)
Lv. 11 : Solusi
Lv. 12 : Solusi (2)
Lv.13 : Solusi (3)
Lv. 14 : Solusi (4)
Lv. 15 : Diskusi
Lv. 16 : Diskusi (2)
Lv. 17 : Diskusi (3)
Lv. 18 : Persiapan
Lv. 19 : Misi Dimulai
Lv.20 : Misi Dimulai (2)
Lv. 21 : Memasuki Game
Lv. 22 : Berkemah di gua kelelawar
Lv. 23 : Berkemah di Gua kelelawar (2)
Lv. 24 : Melanjutkan Perjalanan
Lv. 25 : Desa Kelahiran Kembali
Lv. 27 : Rencana Selanjutnya
Lv. 28 : Berusaha untuk Mengingat (2)
Lv. 29 : Berpisah
Lv. 30 : Berpisah (2)
Lv. 31 : Berpisah (3)
Lv. 32 : Berpisah(4)
Lv. 33 : Merindukanmu
Lv. 34 : Merindukanmu(2)
Sembilan Putra Dewa
Lv. 35 : Leveling (1)
Lv. 36 : Leveling (2)
Lv. 37 : Leveling (3)
Lv. 38 : leveling (4)
Lv. 39 : leveling (5)
Lv. 40 : Leveling (6)
Lv. 41. Leveling (7)
Lv. 42 : Kerusuhan
Lv. 43 : Bertemu Kembali
Lv. 44 : The Truth
Lv. 45 : Bimbang

Lv. 26 : Berusaha untuk Mengingat

3.4K 531 67
By jeongharuu

Malamnya, mereka sepakat untuk berkumpul di rumah teh dekat dua penginapan itu. Dikatakan bahwa tempat itu adalah tempat yang sangat terkenal di desa ini, dan sering kali mengundang orang-orang berbakat untuk menghibur para tamu yang ada.

Dan setiap hari tempat ini akan ramai hingga pukul sepuluh malam. Belum lagi, pemandangan malam hari desa ini adalah yang terbaik. Sangat layak menjadi objek wisata jika di dunia nyata.

Di kamar Jaemin dan Jeno, keduanya sibuk dengan meneliti senjata masing-masing. Mereka juga memeriksa perbekalan yang ada untuk berjaga-jaga apakah ada kekurangan atau tidak.

"Jeno.." ujar Jaemin memecah keheningan diantara mereka.

"Hm?" Jeno menjawab tanpa memindahkan tatapannya dari panah merah miliknya.

"Apa...kau ingat peristiwa tiga tahun lalu?" tanya Jaemin ragu.

Jeno menatapnya sekilas, "yang mana?"

Jaemin menerawang jauh pada bulan di luar jendela mereka, "itu...diruang pemantauan.."

Tangan Jeno berhenti mengelap busur panahnya dan menatap wajah lawan bicaranya. "Ruang pemantauan?"

Jaemin mengangguk kaku.

Jeno mengerutkan keningnya, "yahh...tapi itu sangat kabur sekarang. Tapi...saat aku mengingatnya nanti, aku akan mengatakannya padamu." Jeno tersenyum kecil yang mana membuat Jaemin sedikit gelagapan.

Pemuda bermarga Na itu menggaruk tengkuknya pelan dan mengalihkan pandangannya dari lawan bicaranya dengan menatap senjatanya. "Me-menurutmu…apakah kita akan berhasil kali ini?" Jaemin mengalihkan pembicaraan.

"Aku tidak yakin, tapi…jika semua orang bekerja sama untuk itu, aku yakin kita pasti bisa melakukannya." Jeno tersenyum lebar dan menatap Jaemin hangat.

Lagi-lagi Jaemin salah tingkah, ia berdeham sambil menggaruk ujung hidungnya pelan. "Ekhem…saatnya kita pergi. Johnny hyung pasti sudah menunggu dengan yang lain!"

Ia cepat-cepat bangkit dan memasukkan pedangnya ke dalan sarung dan meletakkannya kembali ke punggungnya.

Jeno mengangguk setuju, ia meletakkan busur panahnya ke punggung dan mengencangkan sabuk tempat anak panahnya. Ia menatap Jaemin dan tersenyum kecil, "ayo!"

Jaemin mengekori dibelakangnya, matanya dipenuhi rasa nostalgia saat menatap punggung tegap kakak dari dokter muda pemalu di tim mereka.

"Andai kau mengingatnya…apakah kau akan tetap bersamaku Jen? Maafkan aku…aku jatuh Cinta padamu untuk kedua kalinya, bahkan meski kita tak saling mengingat satu sama lain. Kau adalah orang yang berhasil membuatku merasa hangat dengan semua perlakuan manismu itu..."

Jaemin tersenyum tipis, hampir tak terlihat saat ia menyusul Jeno dan menyampirkan tangannya pada pemuda itu.

=====

Di sisi lain, Doyoung tengah menceramahi Taeil yang ceroboh hingga melukai telapak tangannya hingga sobek dan berdarah.

"Lihat dirimu hyung! Kau itu sudah dewasa, tapi kenapa kau sangat ceroboh dan menjatuhkan cangkir seperti itu?! Ada apa denganmu hari ini?! Apakah kau kehilangan jiwamu hah?!" Doyoung dengan berani menunjuk-nunjuk wajah Taeil dan bahkan sesekali mencubit pipinya saat memarahi yang lebih tua.

"Doyoung aku.."

"Apa?! Kau apa?! Kau ceroboh dan jiwamu disedot oleh serigala ekor besi itu?! Begitu?! Atau kau gugup karena pelayan penginapan disini sangat cantik hingga kau tidak tahu harus meletakkan tanganmu dimana?!" Doyoung kembali memotong ucapan Taeil, wajahnya memerah karena marah.

Tapi tangannya tak berhenti membersihkan telapak tangan yang lebih tua dari darah dan serpihan kaca yang tersisa. Taeil meringis saat merasakan perih dari tangan Doyoung memukul lukanya.

"Apa?! Sakit?! Siapa yang menyuruhmu begitu bodoh dan berakhir seperti ini?! Berhentilah membuat orang lain cemas dan membuat dirimu terluka!! Aku-"

Sebelum ia menyelesaikan kalimatnya, tangan kiri Taeil yang tidak terluka menutup bibirnya dan tersenyum kecil. Matanya yang menunjukkan kedewasaan, menatap Doyoung dengan hangat.

Doyoung yang diperlakukan seperti itu terdiam, pipinya memerah karena malu dan marah. Matanya menatap wajah Taeil dengan polos, seperti seekor kelinci yang terkejut saat melihat sebuah wortel besar di hadapannya.

"Maafkan aku...aku tahu aku salah, dan membuatmu khawatir. Aku…hanya memikirkan kemajuan misi dan bagaimana kedepannya." Taeil membelai pipi kelinci besar pemarah di hadapannya dan tertawa kecil. "Aku tidak bermaksud membuatmu khawatir seperti ini. Aku janji dimasa depan, aku tidak akan mengulanginya. Bagaimana?"

Doyoung yang terkejut langsung kembali sadar dan mengikat perban dengan kencang, membuat Taeil berteriak karena tenaganya membuat luka di telapak tangannya kembali perih.

Dengan pipi yang masih memerah, Doyoung berdiri dan membawa senjatanya. "Humphh!! Siapa tahu apa yang akan kau lakukan dimasa depan?! Mungkin kau akan mematahkan kedua kakimu dan membuatku ingin menghancurkannya!! Sudahlah! Ayo pergi!!"

Taeil terkekeh kecil melihat kelakuannya yang malu-malu kucing, ia sedikit terhibur dengan tingkah menggemaskan tapi ganas kelinci satu itu. Yahhh...meski ia harus merasakan perih di tangannya karena perilaku brutal Doyoung, tapi ia puas.

"Bahkan jika aku kehilangan nyawaku untuk menyelamatkanmu, aku bersedia. Selama kau tetap ada di sampingku dan tidak terluka, aku tidak keberatan untuk menanggung semua luka itu untukmu..." gumamnya pelan. Ia lalu mengambil senjatanya dan menyusul Doyoung yang sudah keluar dari kamar mereka.

====

Berbeda dengan dua pasangan itu, suasana kamar Taeyong dan Jaehyun sangat canggung. Mereka belum pernah menjadi rekan satu kamar ataupun mengobrol akrab seperti Jeno dan Jaemin, atau saling bertukar pesan seperti Mark dan Haechan.

Mereka hanya saling bertukar sapa setelah berbagi informasi kontak masing-masing dan tidak ada hal lain. Jadilah keheningan canggung ini tercipta.

Taeyong yang dengan antusias menatap jalanan desa yang ramai, dan Jaehyun yang sedang berusaha mencari topik pembicaraan. Andai saja ada Mark atau Jaemin disana, mungkin mereka sudah mengejek kecanggungan kedua orang itu.

"Taeyong hyung!/Jaehyun!!" ujar keduanya bersamaan.

"Kau duluan.." lagi-lagi, mereka mengucapkannya bersamaan.

Jaehyun terkekeh kecil, "kau bisa duluan hyung.."

Taeyong mengangguk pelan, "aku...ingin bertanya padamu. Bagaimana jika…seseorang menyukaimu?" tanyanya ragu.

Jaehyun terkejut dan berpikir sejenak, lalu menjawab. "Aku…aku tidak tahu, tapi sebenarnya aku sudah memiliki seseorang yang aku sukai. Jadi…mungkin aku akan menolaknya secara halus dan menyemangatinya untuk tidak menyerah dan mencari orang yang lebih baik."

Sorot mata Taeyong meredup, ia menyembunyikan rasa kekecewaannya dan mengangguk pelan, "ahh...begitu. Lalu...seperti apa orang yang kau sukai itu?"

Jaehyun menghela nafas panjang dan menatap kerumunan di jalan, "dia…cantik. Wajahnya yang tersenyum sangat Indah, dengan matanya yang bulat seperti sepasang mutiara hitam yang berbinar. Bibir tipisnya yang merah, seolah menggodaku untuk mencicipinya...dia adalah satu-satunya orang yang membuatku merasa terobsesi seperti seorang yang cabul..." Jaehyun terkekeh pelan.

Taeyong hanya mendengarkannya setengah hati, diam-diam mengutuk orang yang disukai Jaehyun. Tapi juga pasrah karena pria tampan sepertinya sudah pasti memilih sosok cantik seperti tokoh fantasi. Orang biasa sepertinya hanya bisa menatap dari jauh dan memberi berkat untuk mereka yang beruntung bisa menjadi orang yang disukai Jaehyun.

Beda pikiran Taeyong, lain pula dengan Jaehyun. Ia memikirkan pertemuan pertama mereka yang canggung dan penuh basa basi, sama seperti saat ini. Membuatnya ingin memeluk sosok yang ia puja sejak pertama kali pertemuan mereka hari itu.

Dihadapan Cinta, semua orang berubah menjadi orang paling bodoh dan naif diseluruh dunia. Tak peduli siapa dan apa yang mereka cintai, apapun akan mereka lakukan demi mendapatkan Cinta mereka.

To be continued

_______

Untuk sekarang fluff dulu yaaa
Diskusi serius nya chp depan~
Dan untuk kapal lain? Selang seling sama cerita~

Oke selamat malam

Baibai

Continue Reading

You'll Also Like

40.7K 104 4
-Cerita ini bukan untuk anak dibawah umur. 🔞 Cerita Dewasa ini hanya fiktif belaka. Jika ada kesamaan nama tokoh, tempat , foto, dan kejadian ataup...
238K 18.3K 126
SOURCE BY : https://www.novelupdates.com/series/the-founder-of-diabolism/ Description : Sebagai grandmaster kultivasi iblis, Wei Wuxian menjelajahi d...
2.3M 44K 61
Dasep keturunan keluarga tukang pijat yang mewarisi kemampuan pijat dari leluhurnya, berkelana ke kota justru jatuh menjadi pemijat ++ kelas atas yan...
209K 23.6K 73
Novel ini bukan karya saya. THIS STORY AND NOVEL Isn't Mine I DO NOT CLAIM ANY RIGHTS SELURUH KREDIT CERITA NOVEL INI MUTLAK MILIK AUTHOR (PENGARANG...