Happy reading
.
.
.
Persahabatan Off, Tay, dan Gun mulai berantakan semenjak Off pergi meninggalkan Tay dan Gun ditengah acara camping mereka. Tak ada kalimat teguran yang keluar dari mulut ketiganya semenjak hari itu. Bahkan, sudah hampir seminggu Off tidak masuk kuliah. Membuat teman sekelas Off bertanya tanya apa yang sedang terjadi diantara mereka tapi Tay hanya menggelengkan kepalanya tak peduli
Jangan tanya. Tay masih sangat marah atas apa yang Off ucapkan tentang hubungannya dengan Gun. Ia tak menyangka sahabatnya sendiri akan mengatakan kalimat menyakitkan itu tepat didepan wajahnya
Bahkan meskipun ia sudah menduga kalau sahabatnya akan menolak hubungannya, ia tak tau kalau akan berakhir berantakan seperti ini
Menghela nafas kasar, Tay bangkit dari duduknya saat bel pulang berbunyi. Ia terlalu malas mengurus pikiran tentang persahabatannya dengan Off sekarang. Dengan gontai ia melangkahkan kakinya untuk menjemput pria kecil yang pasti sedang menunggunya sekarang
Ia mentap punggung kecil yang sedang berdiri membelakanginya dengan handphone ditangannya
Tersenyum kecil, Tay menghampiri pria itu dan memberi kecupan singkat di pipinya. Membuat si pria kecil menoleh kesamping
"Sudah lama menunggu?" tanya Tay sambil mengintip apa yang dilakukan pacarnya dengan handphonenya
"Belum lama. Gun juga baru keluar" jawab Gun tenang
"Apa phi Off masih belum masuk kuliah?" tanya Gun lebih lanjut
Tay menggelengkan kepalanya malas. Entah ini sudah pertanyaan keberapa yang ditanyakan Gun tentang Off
"Berhenti membahasnya Gun. Kau tau dengan pasti apa yang sudah ia lakukan. Bukan kita yang salah, tapi dia" ujar Tay sarkas. Kentara sekali kalau ia sedang manahan emosinya
"Aku tau phi, tapi tidak kah kau khawatir? Hampir seminggu ia tak masuk kuliah phi. Aku hanya takut terjadi sesuatu yang buruk padanya. Dia juga sahabat kita phi"ujar Gun mencoba membuka pikiran Tay yang saat ini penuh dengan kekesalan
"Sahabat? Sahabat macam apa yang mengatakan sahabatnya sendiri menjijikan? Apa ia tak punya otak untuk memikirkan perasaan orang lain? Kalau saja kau tidak menghentikanku waktu itu, sudah kupastikan ia sedang menginap dirumah sakit saat ini" Tay menerawang jauh. Tanpa ia sadari alisnya sudah mengerut tajam
Gun menghela nafas, ia tau saat ini Tay masih dalam fase sakit hati. Perlahan ia berjinjit dan menyisir rambut Tay yang sedikit berantakan dengan tangannya. Gun tersenyum. Lantas menangkup sebelah pipi Tay
"Aku tau. Kau pasti terluka atas apa yang phi Off katakan. Aku juga merasakannya. Tapi ingatlah satu hal. Kita tak kan bersama tanpa adanya phi Off. Jangan terlalu membenci. Belajarlah untuk memaafkannya hmm. Mungkin ia punya alasan tersendiri saat mengatakan hal seperti itu" ucap Gun lembut. Tangannya masih setia mengusap pelan pipi Tay
Sekali lagi. Tay membuang nafasnya kasar. Ia tak akan pernah menang dengan sikap lembut milik Gun. Ia merasa seperti peliharaan yang mudah luluh pada perlakuan manis tuannya
Tatapan mereka beradu. Gun mencoba mengirim sinyal penuh keyakinan lewat matanya
"Hahh,,, baiklah baiklah. Akan kucoba saat moodku sudah membaik" ujar Tay pada akhirnya
"Tapi ingat, cobalah untuk tidak terlalu baik pada seseorang Gun. Bisa saja orang itu berakhir menyakitimu dengan sangat dalam. Terutama Off. Aku tidak suka. Aku cemburu" lanjutnya
"Sekarang ayo pulang. Perutku sudah berbunyi minta diisi" ujar Tay sambil menggenggam tangan Gun. Membawanya menuju parkiran
Gun tersenyum senang, dengan semangat ia berjalan disisi Tay sambil merekomendasikan beberapa makanan yang akan ia masak
Setelah Tay resmi menjadi pacarnya, Tay memang sering menginap dirumah Gun. Ia senang menghabiskan waktu bersama orang terkasihnya. Gun melayaninya dengan baik layaknya seorang istri sungguhan. Mendengar keluh kesahnya, memasakan masakan enak, membantu tugas kuliahnya, membuatnya nyaman, dan yang terpenting, Gun mencintainya.
Mengingat semua itu, ia merasa beruntung telah memiliki Gun disisinya.
___
Dilain sisi, ada sesosok makhluk yang meringkuk didalam selimut tebal miliknya. Entah kenapa ia betah sekali berada disana selama 6 hari berturut turut tanpa melakukan apapun. Bahkan maenya sendiri gagal membujuknya keluar
Tok tok tok
"Off, ayo turun dan sarapan. Kau melewatkan makan malam semalam. Mae tak ingin kau sakit sayang" panggil ibu Off dari balik pintu
Tak ada jawaban
"Off"
Tok tok tok
Hening
Off menyembulkan kepalanya dari balik selimut, tangannya meraba raba sisi kasur tempat handphonenya berada. Dengan malas, ia membuka mata sipitnya dan melihat pukul berapakah saat ini
'Masih jam 7' batinnya
Dengan mata tertutup Off kembali menarik selimut dan mengabaikan suara ibunya yang mulai menghilang dari balik pintu
Hampir seminggu ia terpuruk. Tenggelam dalam perasaan yang mengekangnya. Ia merasa marah, bersalah, sedih ,dan tak terima kalau sahabatnya Tay benar benar menjalin hubungan dengan orang yang pernah diselamatkannya 3 tahun lalu
Ia sendiri tak tau apa yang diinginkan hatinya.padahal ia masih memiliki Mook sebagai pasangan. Ah ngomong ngomong soal Mook, pasti wanita itu sangat khawatir. Pasalnya ia tak pernah mengangkat telpon dari siapapun, tak pernah membalas pesan, bahkan ia sengaja membiarkan handphonenya kehabisan baterai sekembalinya dari camping
___
Off bangun dari tidurnya pada tengah hari. Ia keluar dari kamarnya saat merasa perutnya minta diisi. Membuat ibunya yang sedang menonton menggelengkan kepalanya saat mendapati Off dengan wajah sedikit berantakan
"Off, datang kemari saat kau selesai makan. Ada yang ingin mae bicarakan"
Off mengangguk pelan. Bergegas mengisi piringnya dengan nasi dan sayur yang sudah dingin. Dengan malas, ia menyuapkan makanan itu kedalam mulutnya. Mengunyahnya pelan lalu menelannya. Ia melakukan itu sampai makanannya benar benar habis. Lalu bangkit dan manaruh piringnya pada bak cucian. Setelahnya ia pergi mengambil air dan berjalan untuk menemui ibunya
Melihat raut ibunya. Ia bisa menebak apa yang akan dibicarakan ibunya
Dengan malas ia mengambil tempat disisi ibunya dan membuang nafas. Baiklah. Ini saatnya jujur pada ibunya
"Apa kau baik baik saja sayang?" usapan pelan Off rasakan pada pucuk kepalanya
Off terdiam. Mencoba mencari jawaban yang harus diberikannya
"Off. Mae tau ada yang salah dengan mu sayang. Ceritakanlah. Ibu siap menjadi pendengarmu" usapan itu kini berpindah pada sebelah pipinya. Usapan yang membuatnya merasa tenang
Merasa apa yang dikatakan ibunya benar, Off menarik nafas panjang dan mulai menceritakan masalahnya. Bahkan ia memberitahukan pada ibunya tentang perasaan aneh yang bersarang pada hatinya. Mengeluarkan semua keluh kesah yang menggerogoti perasaanya
Ibunya tersenyum melihat putra satunya satunya bercerita layaknya bocah umur 5 tahun yang kehilangan permennya
Tatapan khas seorang ibu perlahan terbit dimata sipit milik ibu Off
"Kau jatuh cinta Off" ujar ibu Off pelan. Tatapannya tak beralih seincipun dari wajah Off. Membuat Off yang tengah asyik menceritakan masalahnya terkesiap dan membantu selama beberapa detik
"A.. Apa maksud mae?" tanya Off hati hati
"Kau jatuh cinta" ulang ibunya. Off mengerutkan keningnya. Mencoba memahami kalimat yang diucapkan ibunya
"Apa maksud mae jatuh cinta? Aku tak menyukai lelaki. Aku masih memiliki Mook" elak Off
"Tapi kau cemburu pada nong Gun. Off, mae tidak bodoh untuk menyalahartikan kisahmu yang dari tadi hanya berputar tentang sakit hati mu pada hubungan Tay dan Gun. Kau tidak mungkin jatuh cinta pada sahabatmu-Tay- jadi mae rasa kau jatuh cinta pada Gun" ujar mae Off panjang lebar
"Tidak mae, kau salah. Aku tak mungkin jatuh cinta pada Gun. Aku tidak gay" Off menggelengkan kepalanya mendengar ocehan ibunya. Ia tidak merasa apa yang dikatakan ibunya benar
"Berhenti menyangkal Off, atau kau akan menyesalinya nanti"
Off kembali menggelengkan kepalanya dan beranjak dari duduknya. Ia rasa cukup untuk sesi curhat hari ini
Off melangkah menuju kamarnya berada sebelum akhirnya berhenti sejenak karena ucapan ibunya
"Ingat apa yang mae katakan Off! Berhenti menyangkal dan mulai pahami perasaanmu sendiri. Ikuti apa yang dirimu mau dan bukan karena pandangan orang lain. Jangan karena pandangan mereka kau merusak perasaanmu sendiri karena semua akan sia sia saat ia telah pergi"
Off terdiam. Lalu melanjutkan langkahnya yang sempat terhenti dengan pikiran berkecamuk luar biasa dalam kepalanya
___
Huahh,, akhirnya apdet juga
Maaf atas segala typo ya ges, belom revisi
Don't forget to vote and coment bby😘😘
050520