HAIHAIHAIII!🖤
APA KABAAAAR?
JANGAN LUPA VOTE AND COMMENT!
MASUKAN, NIH.
BAGI YANG GABUT, AUTHOR NGASI SARAN KALO KALIAN BENER-BENER GABUT SEGABUT GABUTNYA ORANG GABUT, KALIAN BISA NGITUNGIN BERAS ATAUPUN AIR, ATAU KALO MAU YANG LEBIH BERMANFAAT DAN GA BIKIN KALIAN BATAL PUASA (BAGI YANG MENJALANKAN), KALIAN BISA KOMEN DI SETIAP KALIMAT CERITA INI DARI PART 1-SEKARANG DAN SETERUSNYA.
INGETIN AUTHOR KALO ADA KALIMAT YANG SALAH, ATO KATA-KATANYA SALAH. SOALNYA AUTHOR KAN MANUSIA, TIDAK LUPUT DARI KESALAHAN DAN KEKHILAPAN/ASEK TABOK AJA.
TETEP AUTHOR BACA SEMUA KOMENNYA.
NGITUNGIN KALIMAT YANG SAMA, KALO MAU DIHAPAL JUGA BOLEH. GA MASALAH.
NISTAIN REY YANG GAK PEKA, ATAU DIRA YANG TIBA-TIBA LOLA, ASALKAN JANGAN AUTHOR/AWOKWWOK. DOSA KALO NISTAIN AUTHOR//SENYUM SONGONG.
//TABOK BERJAMAAH.
MAU SPAM KOMEN JUGA BOLEH, TAPI KOMEN YANG BERFAEDAH, KAYAK KESAN BACA CERITA INI, SARAN ATAU KRITIK. BUKAN NEXT NEXT NEXT NEXT NEXT NEXT NEXT NEXT NEXT NEXT NEXT NEXT NEXT NEXT NEXT NEXT NEXT NEXT NEXT NEXT NEXT NEXT NEXT NEXT NEXT NEXT NEXT NEXT NEXT NEXT DOANG. BOSEN.
//ASLI, AUTHOR BACOT BANGET.
OKE, SEKIAN. SEMOGA BERMANFAAT//TEPUK TANGAN.
OIYA, UPDATE GAK NENTU SAYANG//LEMPAR SENDAL. POKOKNYA KALO ADA IDE DAN RAJIN NGETIK, KALO MASIH PENASARAN BACA AJA DIPROFIL//SEKALIAN FOLLOW JUGA BOLEEEH/PROMOSI AKUN CERITANYA
OIYA, BOLEH BANTU SHARE KE TEMEN-TEMENNYA JUGAA, HEHE/BANYAK MAUNYA LU THOR.
SEKIAN, MAKASIH.
DAN BAGI YANG MAU NANYA-NANYA, SILAHKEUUUN KOMEEEN. NTAR IN SHAA ALLAH DI JAWAB DI PART SELANJUTNYA/CIEE QNA. HILIH.
HAPPY READING!
"Jadi ini meja kerja kamu" ucap karyawati pertama yang menyambut Dira, ia bernama Ria
Dira menganggukan kepalanya, "baik" ucapnya
Ria menganggukan kepalanya, "kalo ada perlu atau ada hal yang belum kamu mengerti, silahkan tanya saya. Ruangan saya ada di situ" ucapnya sembari menunjuk salah satu ruangan
Dira kembali menganggukan kepalanya sembari tersenyum, "hm.. iya" ucapnya
Ria tersenyum, "kalo gitu, saya permisi dulu" ucapnya
Dira kembali menganggukan kepalanya dengan sopan, "ehm, makasih" ucapnya
Ria hanya menganggukan kepalanya dan bergegas melangkahkan kakinya menuju ruangannya.
Dira kemudian duduk di kursinya, melihat peralatan yang telah tersedia di meja kerjanya.
Selang beberapa menit, tampak seorang wanita berjalan mendekati meja Dira.
"Anindira Maheswari, kan?" ucap orang tersebut
Dira menoleh ke arah sumber suara, ia mengerutkan dahinya.
"Saya?" ucap Dira
Wanita tersebut menganggukan kepalanya, "kamu dipanggil Pak Direktur" ucapnya sembari tersenyum simpul
Dira menaikkan kedua alisnya, ia kemudian menganggukan kepalanya dengan perlahan.
"Oh, iya" ucap Dira dan berdiri dari duduknya
"Ayo ikut saya" ucap wanita tersebut
Dira menganggukan kepalanya, ia kemudian melangkahkan kakinya mengikuti wanita tersebut.
Dira berjalan sambil sesekali melirik beberapa ruangan yang ia lewati dan karyawan/karyawati yang sedang fokus dengan kerjanya masing-masing.
Tok Tok Tok
Ceklek..
Terlihat Ayah sedang sibuk dengan berkas-berkasnya.
"Permisi, Pak" ucap sang wanita
Ayah menoleh ke arah sumber suara, ia kemudian tersenyum. Ayah berdiri dari duduknya.
"Sini, Dira" ucap Ayah sembari melangkahkan kakinya menuju sofa yang ada diruangannya
Wanita tersebut mempersilahkan Dira masuk, sedangkan Dira tersenyum sembari menganggukan kepalanya.
Dira kemudian melangkahkan kakinya memasuki ruangan sang Ayah, ia berjalan menuju sofa.
Wanita tadi kembali menutup pintu dan meninggalkan ruangan Direktur.
Ayah dan Dira duduk di sofa.
"Gimana?" ucap Ayah
Dira mengerutkan dahinya, "gimana apanya?" ucapnya
"Orang-orang disini, ramah nggak?" ucap Ayah
Dira menaikkan kedua alisnya, ia kemudian menggelengkan kepalanya.
"Ehm.. dikit doang yang ramah" ucap Dira sembari berpikir, "malahan cuma.. satu, dua, tiga, tiga doang kayaknya" lanjutnya
Ayah mengerutkan dahinya, "loh, kok bisa?" ucapnya dengan bingung
Dira hanya menaikkan kedua bahunya, "ga tau" ucapnya
"Mereka ga tau kalo kamu anak Ayah?" ucap Ayah
Dira menggelengkan kepalanya, "ga tau, malah mereka ngira Dira adeknya Pak Rey" ucapnya
Ayah kembali mengerutkan dahinya, "kok bisa?" ucapnya
"Ehm.. soalnya kemaren Dira sempet ketemu Pak Rey sama sekretarisnya di mall, trus tadi pas ketemu sekretarisnya Pak Rey dia ngira Dira adek Pak Rey. Ya udah, Dira iyain aja" ucap Dira menjelaskan kronologinya
Ayah tampak menghela nafasnya, ia kemudian menggelengkan kepalanya. Tidak habis pikir.
Dira mengerutkan dahinya saat melihat tanggapan sang Ayah, "kenapa, Yah?" ucapnya
"Nanti kamu bilang aja sama mereka kalo kamu anak Ayah" ucap Ayah
Dira menggelengkan kepalanya, tidak setuju.
"Enggak, ah!" ucap Dira menolak
"Kenapa?" ucap Ayah
Dira tampak berpikir sejenak, "e.. nanti kalo mereka tau Dira anak Ayah, ntar sekretaris Pak Rey curiga lagi" ucapnya
"Memangnya kenapa?" ucap Ayah
Dira kembali menggelengkan kepalanya, "ga bisa dong, Yah. Dira ga mau mereka tau kalo Dira istrinya ehm.. Pak Rey" ucapnya
Ayah mengerutkan dahinya, "memangnya kenapa? Kalian ada masalah?" ucapnya
Dira mengerjapkan matanya, ia kemudian menggelengkan kepalanya.
"Ehm.. ga ada, cuma.. ya, ntar mereka mikirnya apa kalo mereka tau Dira istri Pak Rey" ucap Dira memberikan alasan
"Enggak, gak bakalan. Kalo ada yang ngomong aneh-aneh gitu, kamu bilang aja sama Ayah" ucap Ayah
Dira membelalakkan kedua bola matanya, ia kembali menggelengkan kepalanya.
"E.. enggak, ga usah, Yah. Gini juga gapapa, kok" ucap Dira
"Kamu tenang aja, mereka pasti paham kok" ucap Ayah
Dira meneguk salivanya, ia kembali menggelengkan kepalanya sembari menyatukan dua telapak tangannya. Memohon.
"Enggak, Yah" ucap Dira
Ayah kembali mengerutkan dahinya, Dira tampak aneh.
"Memangnya kamu ada masalah apa sama Rey?" ucap Ayah
Dira mengerjapkan matanya, ia kembali menggelengkan kepalanya.
"Ga ada, Ayah" ucap Dira
"Trus kenapa ga mau semua orang tau kalo kalian udah nikah?" ucap Ayah
Dira mengerutkan dahinya, "Ayah, please. Dira cuma ga mau orang mikirnya aneh-aneh. Lagian, Dira juga gapapa kok kayak gini. Yang pentingkan tugas Dira selesai disini, masalah orang-orang itu gapapa. Gak penting, kok" ucapnya memohon
Ayah kembali menghela nafasnya sembari menggelengkan kepalanya.
"Oke, Yah?" ucap Dira, "lagian, Dira juga ga suka kalo mereka tau Dira anak Ayah, trus mereka tiba-tiba ramah sama Dira. Kan aneh, Yah" lanjutnya
Ayah akhirnya menganggukan kepalanya, "tapi kalo ada apa-apa, kamu bilang sama Ayah" ucapnya
Dira akhirnya tersenyum, ia menganggukan kepalanya.
"Siap, bos!" ucap Dira dengan senyum yang mengembang
Ayah hanya tersenyum melihat tanggapan Dira.
Ting!
Dira mengalihkan pandangannya ke arah handphonenya, ia melihat pesan yang masuk di handphonenya.
PAK ABREY/MUJIDIN
Online
1 unread message
•Ke ruangan saya sekarang
Dira membelalakkan kedua bola matanya, INI ORANG KENAPA TIBA-TIBA NYURUH GUE KE RUANGANNYA?!
"Oh, iya. Rey udah tau kalo kamu ngaku adiknya?" ucap Ayah
Dira beralih menatap Ayah, "h-hah?" ucapnya
Ayah menaikkan kedua alisnya, seakan menagih jawaban Dira.
Dira mengerjapkan matanya, "oh, e.. belom" ucapnya
Ayah mengerutkan dahinya, "kok belom tau? Kalo dia keceplosan, gimana?" ucapnya
Dira sedikit menampilkan gigi ratanya, "e.. belom sempet ketemu tadi" ucapnya
"Ya udah, kamu ke ruangan dia aja dulu" ucap Ayah
Dira kembali mengerjapkan matanya, INI ORANG BEDUA SEKONGKOL APA GIMANA?
"Dira?" ucap Ayah
Dira tersadar, "eh, iya. Dira mau ke ruangan Pak Rey dulu, Yah" ucapnya dengan cepat
Ayah hanya menganggukan kepalanya.
Dira kemudian berdiri dari duduknya, "ehm, Dira duluan, Yah" ucapnya
Ayah kembali menganggukan kepalanya, "belajar yang bener" ucapnya mengingatkan
Dira hanya menganggukan kepalanya sembari tersenyum, "iya, Yah" ucapnya dan bergegas menuju ruangan Rey
Ceklek..
Dira keluar dari ruangan Direktur, dan tampak beberapa karyawan dan karyawati memperhatikannya dengan penasaran.
Bagaimana bisa anak magang berurusan dengan Direktur?
Dira mengabaikan tatapan-tatapan tersebut, ia kemudian menutup pintu ruangan Direktur dan bergegas mencari ruangan Wakil Direktur, ruangan Rey.
Sudah hampir 10 menit Dira mengelilingi gedung luas tersebut, mencari ruangan Rey yang tak kunjung terlihat.
Dira mengusap-usap tengkuknya, "ini ruangannya dimana, sih!" gumamnya dengan kesal
Dira kemudian mengambil handphonenya dari saku roknya, membuka aplikasi WhatsApp.
PAK ABREY/MUJIDIN
Online
Ruangan bapak dimana?✓
Dira menghela nafasnya, "ini nih kalo ga pernah ke kantor bokap sendiri" gumamnya dengan begitu pelan agar tak terdengar orang-orang disekitarnya
Ting!
Dira langsung mengecek pesan yang masuk.
PAK ABREY/MUJIDIN
Online
1 unread message
•Ruangan saya disebelah ruangan
Ayah kamu
"Ruangan saya di sebelah ruangan Ayah kamu?" gumam Dira sembari membaca pesan tersebut
Dira tampak berpikir, "ruangan Ayah dimana?" gumamnya
Dira berpikir.
1 detik..
3 detik..
5 detik..
Hingga..
Dira membelalakkan kedua bola matanya, "hah?! Di sebelah ruangan Ayah?!" ucapnya dengan terkejut
Dira baru saja dari ruangan Direktur.
Semua orang yang berada disekitar Dira menatap Dira dengan aneh.
"Kamu ngapain teriak-teriak?" ucap salah satu karyawati
Dira menoleh ke arah sumber suara, ia kemudian menggelengkan kepalanya dengan perlahan.
"Ehm.. maaf" ucap Dira dengan canggung
Dira kemudian menepuk-nepuk jidatnya, lalu ia berjalan dengan cepat menuju ruangan Rey dengan rasa malu.
Selang beberapa menit, Dira sampai di depan pintu ruangan Rey.
Terlihat beberapa karyawan dan karyawati kembali menatap Dira dengan bingung, apa yang akan Dira lakukan?
Dira kembali mengabaikan tatapan-tatapan tersebut, ia mulai mengetuk pintu ruangan Rey.
Tok Tok Tok
Ceklek..
Terlihat Rey duduk di kursi kerjanya sembari menatap Dira dengan tajam.
Dira meneguk salivanya, "ehm.. Permisi, Pak" ucapnya
Rey menganggukan kepalanya, "masuk" ucapnya
Dira menghela nafasnya, ia kemudian melangkahkan kakinya memasuki ruangan Rey setelah menutup pintu.
Dira berdiri di depan meja Rey sembari mengalihkan pandangannya ke sembarang arah, menghindari tatapan tajam Rey.
"Kamu dari mana?" ucap Rey tiba-tiba
Dira mengerjapkan matanya, "e.. tadi-" ucapannya terpotong
"Hampir 20 menit saya nunggu" ucap Rey
Dira meneguk salivanya, ia tak menggubris ucapan Rey.
Rey kemudian menyandarkan tubuhnya disandaran kursi yang ia duduki, "kamu masih kuat berdiri?" ucapnya
Dira menganggukan kepalanya dengan cepat, "hm, kuat" ucapnya
"Udah duduk aja, gratis kok" ucap Rey
Dira mengerutkan dahinya, ia kemudian menatap Rey sembari menyipitkan matanya.
Rey menaikkan sebelah alisnya, "kalo ga mau-" ucapannya terpotong
"Saya mau!" ucap Dira dengan cepat
Dira lalu duduk di hadapan Rey dengan tegak.
Rey hanya menatap Dira dengan datar, dan dibalas senyum sok manis oleh Dira.
IH GILAA, GATAU MALU BANGET GUE.
Rey menghela nafasnya, ia lalu menegakkan tubuhnya.
TAPI GAPAPA, LANJUTIN AJA.
"Bapak kenapa manggil saya?" ucap Dira
"Harusnya yang nanya duluan itu saya" ucap Rey
Dira mengerutkan dahinya, KENAPA GA NGOMONG DARI TADI!
"Emang bapak mau nanya apa?" ucap Dira
"Menurut kamu, saya mau nanya apa?" ucap Rey
Dira menaikkan sebelah alisnya, MANA GUE TAU!
GUE BUKAN CENAYANG KAYAK LU.
"Anindira Maheswari" ucap Rey
Dira tersadar, ia kemudian menggelengkan kepalanya dengan cepat.
"Mana saya tau, Pak" ucap Dira
Rey menatap Dira dengan tajam, membuat Dira kembali mengerutkan dahinya.
"E.. bapak kenapa?" ucap Dira
"Emang ada adik manggil abangnya bapak?" ucap Rey
Dira membelalakkan kedua bola matanya, MAKSUDNYA?
PAK REY UDAH TAU?
"Hah? Maksud bapak?" ucap Dira dengan bingung
"Kamu kenapa ngaku-ngaku adik saya?" ucap Rey
Dira mengerjapkan matanya, MAMPUS.
MESTI KLARIFIKASI, NIH?
"Anindira Maheswari" ucap Rey
"Hm.. itu, e.. refleks" ucap Dira terbata-bata
Rey menatap Dira dengan tajam, "refleks?" ucapnya
Dira menganggukan kepalanya.
"Itu bukan alasan" ucap Rey
Dira kembali mengerutkan dahinya, "maksud bapak?" ucapnya
"Itu gak masuk akal, Anindira Maheswari" ucap Rey
"Loh, kenapa? Masuk akal dong, bapak Abraham Reynand. Bapak kan lebih tua dari saya" ucap Dira
Rey menghela nafasnya, "masalahnya, beberapa orang disini tau kalo saya anak bungsu" ucapnya
Dira membelalakkan kedua bola matanya, "hah?!" ucapnya dengan terkejut
Rey hanya memutar kedua bola matanya dengan malas.
"Loh, jadi gimana dong, Pak?" ucap Dira
Rey kembali menatap Dira, "mana saya tau" ucapnya
Dira kemudian menepuk-nepuk jidatnya, GIMANA DONG?
Rey menatap Dira dengan datar, ia kemudian menghela nafasnya.
"Jadi gimana dong, Pak?" ucap Dira
"Kenapa kamu ngaku-ngaku sebagai adik saya?" ucap Rey
Dira menatap Rey sembari menaikkan kedua alisnya, "ehm.. jadi tadi sekretaris bapak ngeliat saya, dia nebak didepan karyawan lain kalo saya adik bapak, ya udah saya iyain" ucapnya menjelaskan kronologinya
Rey menaikkan sebelah alisnya, "kenapa kamu iyain?" ucapnya
"E.. nanti kalo saya bilang bukan, dia curiga dong, Pak" ucap Dira
"Ya udah, bilang aja saya suami kamu" ucap Rey
Dira kembali membelalakkan kedua bola matanya, "HAH?!" pekiknya
Rey memundurkan kepalanya, rasanya telinganya sudah tidak berguna lagi.
Dira mengerjapkan matanya, "eh.. maaf, Pak. Refleks" ucapnya
Rey hanya menganggukan kepalanya.
GILAA, YA KALI GUE NGAKU.
OGAH.
Rey melirik ke arah leher Dira, terlihat kiss mark nya sedikit kelihatan.
Dira menatap Rey yang masih melihat ke arah lehernya, "Pak?" ucapnya
Rey tak menggubris, sepertinya ia tak mendengar ucapan Dira.
Dira mengerutkan dahinya, ia kemudian mengibas-ngibaskan tangannya didepan wajah Rey.
NI ORANG KENAPA, SIH?
"Pak?" ucap Dira
Rey tersadar, ia kemudian meneguk salivanya.
Dira mengerjapkan matanya, "bapak ngeliatin apa?" ucapnya dengan curiga
Rey mengerutkan dahinya, ia kemudian menggelengkan kepalanya.
Dira meraba lehernya, ia kemudian menutup lehernya.
Mata Dira membulat dengan sempurna, "keliatan ya, Pak?" ucapnya
Rey hanya menganggukan kepalanya dengan canggung, "ehm.. iya" ucapnya dan langsung mengalihkan pandangannya
Dira mulai panik, MAMPUS.
Dira menarik-narik leher bajunya, berusaha menutupi kiss mark tersebut.
"Masih keliatan, Pak?" ucap Dira
Rey melirik ke arah Dira, "dari sini gak keliatan" ucapnya
Dira menaikkan kedua alisnya.
"Sini" ucap Rey menyuruh Dira berdiri didekatnya
Dira mengerutkan dahinya, MAU NGAPAIN NI ORANG?
Rey menatap Dira dengan canggung, "mau saya bantu liatin, gak?" ucapnya
Dira mengerjapkan matanya, ia kemudian menganggukan kepalanya.
Dira lalu berdiri dari duduknya dan langsung melangkahkan kakinya mendekati Rey.
Dira berdiri disebelah Rey, lalu Rey berdiri dari duduknya. Membantu melihat apakah 'tanda' tersebut masih terlihat atau tidak.
Rey menatap leher Dira, membuat Dira merasa sedikit canggung.
Rey kemudian mengulurkan tangannya ke arah leher baju Dira, sedikit menariknya dan menutupi 'tanda' tersebut.
Dira menatap tangan Rey dengan tajam.
KOK GUE NGERASA ANEH, YA?
Tok Tok Tok
Dira dan Rey membelalakkan kedua bola matanya, mereka kemudian menoleh ke arah pintu.
Ceklek..
Rey langsung menekan bahu Dira ke bawah dan menutup mulut Dira, membuat Dira terduduk dilantai.
"Hffftt!" gumam Dira
Rey langsung terduduk dikursinya.
Terlihat Tyas masuk ke dalam ruangan Rey sembari membawa satu buku.
Dira bersembunyi di bawah meja.
"Permisi, Pak. Nanti jam 11 bapak ada jadwal meeting dengan klien dari Perusahaan RD Group bersama Direktur" ucap Tyas memberitahukan jadwal Rey
Rey kemudian menganggukan kepalanya, "hm.. ada lagi?" ucapnya
Tyas tampak melihat kembali jadwal dibuku.
Bug!
Kepala Dira tak sengaja menghantam meja kerja Rey.
"Akh!" gumam Dira sepelan mungkin
Rey melirik ke arah Dira yang memegang kepalanya.
Tyas langsung menatap ke arah Rey, ia terkejut.
Rey langsung melirik ke arah Tyas, "tadi kaki saya ga sengaja kena meja" ucapnya
Tyas kemudian menganggukan kepalanya, "oh, iya Pak" ucapnya dan kembali menatap buku jadwal Rey
Dira masih merasa sakit di kepalanya, membuat Rey menahan tawa saat melihatnya.
Dira melirik ke arah Rey yang sepertinya bahagia saat melihat dirinya menderita, AWAS AJA NI ORANG.
GAADA AKHLAK.
OGAH GUE NGAKU ISTRINYA.
Tyas kembali menoleh ke arah Rey, "tidak ada, Pak" ucapnya
Rey langsung menoleh ke arah Tyas, ia kemudian menganggukan kepalanya.
INI SEKRETARISNYA LAMA BENER, SIH!
"Kalo begitu, saya permisi, Pak" ucap Tyas sembari tersenyum
IYA, BURUAN!
Rey menganggukan kepalanya.
Tyas kemudian melangkahkan kakinya keluar dari ruangan Rey.
HAIHAIHAIII!
JANGAN LUPA VOTE AND COMMENT!
GIMANA PART INI?
INI UDAH 24++ WORDS, LOH. KALO MASIH ADA YANG BILANG PENDEK AUTHOR GEBUK, NIH/JANDA. EH CANDA./GARING.
NOH BUKTINYA.
MAAF BARU BISA UP:).
JANGAN LUPA BACA JUGA MY HUSBAND IS MY ENEMY 1 & 2!
JANGAN BOSEN, YA!
SEE U!