My BadBoy In Sweet ✔️[SEGERA...

By Niyahcomel

5M 269K 17.7K

#HARAP FOLLOW MY AKUN LEBIH DULU YA# 🚫GAK NERIMA PLAGIAT DARI SEGI MANAPUN!! 🚫YANG CUMA MAMPIR CUMA BUAT P... More

🌻PROLOG🌻
🌻MBBIS🌻01
🌻MBBIS🌻02
🌻MBBIS🌻03
🌻MBBIS🌻04
🌻MBBIS🌻05
🌻MBBIS🌻06
🌻MBBIS🌻07
🌻MBBIS🌻08
🌻MBBIS🌻09
🌻MBBIS🌻10
🌻MBBIS🌻11
🌻MBBIS🌻12
🌻MBBIS🌻13
🌻MBBIS🌻14
🌻MBBIS🌻15
🌻MBBIS🌻16
🌻MBBIS🌻17
🌻MBBIS🌻18
🌻MBBIS🌻19
🌻All Cast MBBIS🌻
🌻MBBIS🌻20
🌻MBBIS🌻21
🌻MBBIS🌻22
🌻MBBIS🌻23
🌻MBBIS🌻24
🌻MBBIS🌻25
🌻MBBIS🌻26
🌻MBBIS🌻27
🌻MBBIS🌻28
🌻MBBIS🌻29
🌻MBBIS🌻30
🌻MBBIS🌻31
🌻MBBIS🌻32
🌻MBBIS🌻34
🌻MBBIS🌻35
🌻MBBIS🌻36
🌻MBBIS🌻37
🌻MBBIS🌻38
🌻MBBIS🌻39
🌻MBBIS🌻40
🌻MBBIS🌻41
🌻MBBIS🌻42
🌻MBBIS🌻43
🌻MBBIS🌻44
🌻MBBIS🌻45
🌻MBBIS🌻46
🌻MBBIS🌻47
🌻MBBIS🌻48
🌻MBBIS🌻49
🌻MBBIS🌻50
🌻MBBIS🌻51
🌻MBBIS🌻52
🌻MBBIS🌻53
🌻MBBIS🌻54
🌻MBBIS🌻55
🌻MBBIS🌻56
🌻MBBIS🌻57
🌻MBBIS🌻58
🌻MBBIS🌻59
🌻MBBIS🌻60
🌻MBBIS🌻61
🌻MBBIS🌻62
🌻MBBIS🌻63
🌻MBBIS🌻64
🌻MBBIS🌻65
🌻MBBIS🌻66
🌻MBBIS🌻67
🌻MBBIS🌻68
🌻MBBIS🌻69
🌻EPILOG🌻
🌻X-tra Part🌻
•SQUEL(KELVAN)•
UDAH DI PUB
!!TEST ROMBAK!!
VOTE COVER!!

🌻MBBIS🌻33

59.7K 3.6K 391
By Niyahcomel

Happy reading🌹



Sudah tak terhitung lagi berbagai posisi yang gadis itu ambil dan ganti mulai dari telentang, miring kiri, miring kanan, terngkurang, jongkok dan yang terakhir terkulai pasrah diatas kasur dengan kedua tangan yang mencengkam perutnya.

Sungguh ini menyakitkan. Bagi cewek pasti tahu bagaimana rasa sakitnya, nyeri seperti melilit dan sangat sakit. Bagi cowok, tidak akan tahu bagaimana rasa sakitnya cewek saat mengalami yang namanya datang bulan.

"Bundaa!!" raung Alle ingin menangis sekarang juga. Kini gadis itu hanya menggunakan tank top putih tipis dengan rok yang masih melekat dibagian bawah gadis itu serta rambut yang acak kadul entah bagaimana lagi wujudnya. Ia pun tidak peduli.

Kini sudah hampir setengah jam berlalu saat ia menelpon Mika untuk membelikannya pembalut. Memang saat itu yang tengah kesakitan, jadilah ia hanya mencerocos tanpa mau mendengarkan jawaban dari lawannya.

Namun, ia tidak akan Mika ada datang mengingat gadis itu tengah berkumpul bersama keluarga Arland. Tapi, Mika bisa saja menyuruh Safira untuk membelikannya.

Kini Alle kembali mengubah posisi menjadi tengkurap dengan wajah yang menghadap ke bantal. Argh! Rasanya ia ingin memakan orang saat ini.

Ceklek!

Alle langsung bangkit.

"Mika! Lo kok--LO? NGAPAIN MASUK KEKAMAR GUE?!" jerit Alle melempari laki-laki itu bantal putih miliknya.

Arland berdecak. Sudah beberapa kali ia memanggil gadis itu namun tidak ada sahutan. Jadi, jangan salahkan ia jika memilih masuk ke sini daripada suaranya habis hanya untuk memanggil gadis itu.

Alle langsung mengambil selimut untuk menutupi bagian atasnya. "Ngapain lo? Kaya maling aja." kata Alle kesal.

Arland langsung melangkah dan mengangkat tinggi-tinggi dua benda keramat yang ia beli selama hampir setengah jam lebih. "Nih," kata Arland datar.

Alle ternganga kecil. "LO YANG BELIIN?"

"Ck! Gak usah teriak! Entar dikira gue ngapa-ngapain lo lagi!" ketus Arland langsung meraih tangan gadis itu dan menyerahkan bungkusan itu.

Alle masih terbengong sendiri. "M-makasih, gue ke kamar mandi dulu." ujar Alle langsung mengacir, namun sebelum itu. "JANGAN PULANG DULU! TUNGGUIN DIBAWAH!" teriak Alle sebelum benar-benar laki-laki itu turun.

Arland tidak menjawab, laki-laki itu langsung duduk disofa dan bermain game.

Sedangkan Alle langsung masuk dan menatap dirinya dicermin seperti orang gila. "Ish! Malu-maluin lo, All!"

•••

Arland bermain game sesekali menegok ke atas apa gadis itu sudah selesai atau belum. Ia bahkan sudah menunggu hampir 15 menit lamanya.

Tak lama kemudian terdengar deru sepeda motor dari depan rumah gadis itu. Arland pun bangkit dari duduknya menuju keluar.

Dan dugaannya benar, orang itu adalah Liam. Mungkin mau ngajak Alle jalan, pikir Arland tiba-tiba panas.

Liam yang masih berada diluar pun langsung terkejut saat melihat Arland yang tengah bersandar didaun pintu.

"Land, ngapain lo disini?" tanya Liam mencoba ramah pada cowok itu. Namun tidak menutupi bahwa ia terkejut saat melihat Arland dirumah Alle.

Arland hanya memandang Liam datar. "Tunggu sini." kata Arland bak yang punya rumah.

Saat cowok itu masuk, dilihatnya Alle sudah rapi dengan pakaian santainya. Terlihat gadis itu nampak tergesa-gesa.

"Land Kak Liam udah dateng belum?" tanya Alle menghampiri Arland dengan satu tangannya memegang sebuah laporan.

Gue yang dari tadi disini gak ditanyain! Giliran tuh cowok dateng baru ditanyain!

"Cowok lo didepan." ujar Arland datar kemudian kembali duduk disofa. Seolah tidak mengizinkan Alle pergi nantinya. Sekalipun dirinya diusir.

Alle mengerutkan keningnya. Namun, tanpa mau menjawab perkataan yang melantur itu Alle pun segera berlari kecil keluar guna memberikan berkas laporan osis.

"Makasih All. Nanti gue tinggal revisi sedikit kalau ada kesalahan." ujar Liam menerima laporan itu.

"Iya, Kak." jawab Alle singkat.

"Humm Arland dirumah lo ya? Ngapain?" tanya Liam penasaran.

Alle mendadak gugup."O-oh, itu dia lagi nunggu Varel katanya mau ke sini. Sama yang lain juga." jawab Alle terpaksa berbohong.

Liam mengangguk. "Pengennya tadi mampir dulu, tapi mau jemput adik. Lain kali aja nanti." ujar Liam seraya menaiki motornya. Alle pun hanya tersenyum menanggapinya, kini ia mulai tidak fokus.

"Hati-hati, Kak." kata Alle tersenyum.

Tin!

Alle langsung segera masuk guna menghampiri laki-laki itu. Namun, Arland tidak ada disofa membuat Alle celingukan sendiri.

Dilihatnya cowok itu tengah ke dapur sambil membuka kulkas. "Mana cowok lo? Gak jadi jalan." sembur Arland saat Alle ingin membuka suara.

Alle lantas memegangi dahi cowok itu. "Lo sakit?" ujar Alle menatap Arland bingung. Cowok? Cowok siapa?

Arland mendengus seraya melewati gadis itu. "Kenapa pacar gak disuruh masuk? Ada gue?" cecar laki-laki itu kembali tanpa menghiraukan wajah kebingungan Alle.

"Pacar? Pacar apan sih?!" ujar Alle mendadak kesal. Namun, seketika ia kembali terdiam. "Maksud lo Kak Liam? Kak Liam pacar gue gitu?" kata Alle dengan wajah kagetnya.

Arland melirik berarti iya.

"Sumpah lo gak waras! Gue sama dia gak pacaran!" ujar Alle berkacak pinggang.

"Pinter benget lo bohong." ketus Arland kembali duduk disofa.

Alle menggeleng heran. Dari mana cowok itu dapat pemikiran seperti itu. "Gue gak pacaran! Apalagi sama dia." jelas Alle mendadak kesal. Namun, kenapa juga ia harus menjelaskannya?

Tunggu? "Jangan bilang lo nguping waktu diruang osis?" selidik Alle memincing dan tanpa sadar gadis itu memajukan wajahnya menatap cowok itu intens.

Arland lantas gelalapan sendiri. "Gak! Apaan sih lo!" kata Arland mendorong kening Alle sehingga gadis itu terhuyung pelan.

Tawa Alle seketika pecah diudara. "Makanya kalau nguping tuh sampai habis! Jangan setengah doang," ejek Alle.

Arland lantas menjitak kening Alle saking kesalnya dengan gadis itu. Alle pun langsung memperbaiki posisi duduknya.

"Jangan bilang lo cemburu?" tuding Alle seketika, entah dari mana pemikirannya itu.

Arland langsung menoleh, menatap balik gadis itu intens. "Kalau iya kenapa?" ujar Arland serius.
Ada rasa senang menyelusup saat mendengar bahwa ternyata Alle dan Liam tak berpacaran.

"Halah ngaco!" kata Alle berdiri dari duduknya. Jika apa yang dikatakan cowok itu memang benar ia harus apa? Haruskah senang?

Arland langsung mencekal lengan gadis itu. "Mau kemana?" tanya Arland.

"M-mau ke dapur bikin minuman hangat. Lo tunggu aja." ujar Alle setengah gugup.

Arland mengangguk dan melepaskan cekalan tangan itu.

"Land, lo tunggu diteras aja ya. Gak enak disini cuma berdua?" ujar Alle berbalik lagi.

"Lo takut gue macem-macem?" kata Arland, namun tetap berdiri.

Alle sontak menggeleng. "Gak gitu, cuma gak enak aja kalau ada yang liat. Mending diluar." ujar Alle menjelaskan.

"Yaudah," jawab Arland singkat dan membiarkan gadis itu menuju dapur.

Alle pun langsung mengambil dua buah cangkir untuk coklat panas. "Dia cemburu?" gumam Alle tak bisa menahan senyumnya.

"Bodoh! Gitu aja baper," omel Alle pada dirinya sendiri. Namun tak bisa dipungkiri bahwa ia kepikiran dengan perkataan cowok itu barusan.

Tersadar akan dirinya yang lama, Alle pun langsung memasukan gula dan mengaduknya.

Sesampainya diluar Alle bisa melihat Arland yang tengah duduk diteras sembari menikmati udara khas sore.

"Minum Land," ujar Alle meletakan dua cangkir coklat panas diatas meja. Alle pun kembali berbalik untuk mengambil camilan.

Arland pun langsung meminumnya, namun tak lama kemudian. "Brff!! Kok asin?" ujar Arland setelah menyemburkan minumannya itu. Sungguh ini asin sekali? Bagaimana gadis itu bisa memasukan garam, sedangkan yang seharusnya dimasukan adalah gula.

Saat Arland hendak membuang minuman itu, Alle tiba-tiba kembali membuat Arland langsung menegak minumannya habis. Ia pun sekuat tenaganya menahan rasa aneh itu. Bayangkan saja coklat dan garam? Enak?

"Eh-eh! Itu minuman gue." protes Alle saat cangkirnya diambil cowok itu. Namun, Arland tidak memperdulikannya ia pun langsung meminumnya. Karna ia tidak ingin Alle tahu bahwa minuman yang gadis itu buat rasanya asin.

"Arland ih!" Alle pun langsung merampas kesal coklat miliknya dan kemudian meminumnya.

Namun.. "Uhuk! Uhukk! Njir, ngapain lo minum kalau minumannya asin gini?!" Alle refleks berdiri dan menatap cowok itu.

"Udah kebuat juga, sayang kalau gak diminum." jawab Arland santai. Namun, lidahnya masih terasa kaku karena kebanyakan minum.

"Tapi ini asin banget, Arland! Astaga, gue bikinin yang baru." ujar Alle merasa bersalah, karna kebanyakan melamun, gadis itu bahkan tidak sadar bahwa yang ia masukan saat itu adalah garam, bukan gula.

"Gak usah, All." cegah Arland memegang lengan gadis itu dan menuntunnya duduk kembali.

"Tapi tadi asin banget! Ngapain diminum sih, harusnya buang aja." oceh Alle tidak enak sama sekali.

"Ck! Biarin aja sih, lagian gue haus." kata Arland tidak membiarkan gadis itu pergi.

Alle mendengus diiringi perasaan yang tidak enak. "Yaudah, nih makan ini aja kalau gitu." kata Alle mendorong biskuit ke arah Arland dengan wajah cemberutnya. Hampir saja iaa ingin menangis, jangan salahkan wanita yang kedatangan bulan itu sensitif.

"Kayanya mau hujan deh, liat mendung." ujar Alle mengadah ke atas.

Ting!

Land bisa jemput gue gak? Papa sedari tadi ditelpon gak diangkat. Jemput ya? Nanti gue sharelock.

"All lo beranikan sendiri?" ujar Arland tiba-tiba seraya berdiri.

"Hah? Maksudnya?" kata Alle kurang paham. Kebanyakan ngelamun lagi.

"Gue mau balik, lo gak papa kan sendiri?" ujar Arland sedikit merunduk.

Alle sontak mendorong wajah cowok itu. "Lo pikir gue bocah?!" kata Alle kesal.

Arland bergidik. "Mau hujan, mending lo masuk. Takutnya ada petir, masuk kamar aja kunci pintu. Kalau ada apa-apa langsung telpon gue." kata Arland panjang lebar.

Alle menggigit bibir dalamnya gugup. "Iya, bentar lagi bunda juga pulang." jawab Alle tidak mau menatap cowok itu.

Arland pun langsung memakai jaketnya kembali. "Gue balik ya," ujar Arland berjalan menuju motornya yang terparkir rapi disana.

Alle pun memberanikan turun. "Land." panggil Alle ragu.

"Kenapa All?" ujar Arland tak jadi memasang helmnya.

"Thanks dan hati-hati." ujar Alle cepat dan setelahnya gadis itu mengacir masuk ke dalam tanpa mendengarkan jawaban Arland.

Arland hanya terkekeh kecil kemudian melajukan motornya.

•••

Alle baru saja sampai disekolah dan langsung mendengar suara bisik-bisik keributan dari arah koridor. Alle pun mempercepat langkahnya hingga matanya menangkap kerumuman disertai suara heboh dari baliknya.

"Sapi! Ini kenapa?" kata Alle menghampiri Safira yang berusaha ingin lewat ke kelas.

"Ituh mak lampir sama si murid baru katanya berantem. Ck, gak ada faedah banget." gerutu Safira malah mengomel.

Mata Alle sontak melebar. Gadis itu pun mencoba menerobos kerumunan itu pelan. Safira pun langsung mengekor dibelakang Alle. "Misi-misi," ujar Alle melewati murid seangkatan dan adik kelasnya.

"Lo yang mulai! Dasar ke ganjenan banget jadi cewek!" itu suara Keyra. Alle pun langsung menatap kedua gadis yang sudah memancing keributan pagi-pagi itu.

"Wajar dong! Lo siapa ngelarang gue deket sama Arland hah?!" balas Thalia sengit.

Keyra menatap tajam gadis menor didepannya.

"Kenapa diem?! Nyadarkan lo itu bukan siapa-siapanya Arland? Jadi gak u--"

Plak!

"BITCH!! BERANI LO NAMPAR GUE?!!" teriak Thalia menjambak rambut Keyra seketika.

"STOP! Kalian apa-apan sih?!!" teriak Alle menarik Keyra sehingga tubuh gadis itu terlepas dari amukan Thalia.

Dari belakang Safira memcebik, kenapa pake dihalat segala sih? Kan seru nonton orang berantem? Iya, gak?

"LO BILANG APA TADI?!!" bentak Keyra tak mengindahkan teriakan Alle.

"Keyra stop! Lo masih murid baru disini jadi jangan bikin masalah!" peringat Alle tegas seraya berdiri  ditengah-tengah mereka.

"Tuh cewek yang mulai! Jadi jangan salahin gue!" bentak Keyra menatap Alle tidak suka. Ia memang tidak suka dengan Alle sejak Alle berhasil merebut perhatian Arland.

"Lo yang kegatelan jadi cewek!" tunjuk Thalia kasar.

Keyra tentu saja tidak terima. Gadis itu pun kembali maju guna bisa mencakar-cakar wajah sok kecantikan Thalia.

Tentu saja Alle kewalahan menangani keduanya yang tiba-tiba menjadi sebar-bar ini. "STOP! ATAU GUE AJUIN SANKSI SEKARANG JUGA!" teriak Alle melerai keduanya.

"CEWEK GILA!!" teriak Thalia terus menerus menjambak rambut Keyra kasar.

Semua orang hanya menonton keseruan kedua gadis itu. Dan ada yang merasa kasihan dengan Alle yang kewalahan melerai keduanya.

Plak!

"LO BILANG APA TADI?!!" bentak Keyra menampar Thalia. Sepertinya gadis itu memang suka main kekerasan.

"Keyra! Thalia! Gue bilang stop!" Alle rasa suaranya saja sudah hampir habis karena kebanyakan berteriak.

Plak!

"Lo berani nampar gue?!!" jerit Keyra marah.

"GUE GAK TAKUT SAMA LO!"

"Gue bilang sto--"

PLAK!

"ALLE!!" jerit Safira saat Alle terhempas ke belakang seraya memegangi bibirnya yang sedikit sobek dan tentunya saja berdarah akibat tamparan keras dari Keyra tadi.

Thalia terngaga kecil. Sedangkan Keyra yang salah sasaran biasa saja, atau jangan-jangan gadis itu sengaja.

Tiba-tiba tubuh Keyra ditarik ke depan dan.

PLAK!

PLAK!

Semua orang tercengang saat Mika menampar bolak balik Keyra dengan kasar, walaupun tak sekasar gadis itu. Tapi tetap saja sakit.

"ITU BUAT LO YANG UDAH NAMPAR ALLE DENGAN GAK TAU MALUNYA!!" bentak Mika menunjuk Keyra dengan tatapan murkanya.

"Dan gue pastiin lo akan dapet masalah karna udah berani nampar murid kesayangan semua guru!" tekan Mika mendorong Keyra kasar.

"All, ayo ke uks. Maaf gue telat dateng." ujar Mika menuntun Alle bersama Safira yang ternyata menangis ditempat.

"Alle jangan nangis." rengek Safira memeluk Alle dari samping. Namun, nyatanya gadis itulah yang menangis.

Murid yang lain pun langsung mencibir Keyra dan memandang sinis gadis itu. Dan menatap ketua osis mereka dengan tatapan khawatir.

Sedangkan Keyra langsung berbalik dengan tangan yang terkepal erat.

Cewek sialan itu udah bikin gue malu! Awas aja.

•••

"All masih perih? Bandel sih, dibilangin ke uks aja." omel Mika saat melihat Alle yang terus memegangi sudut bibinya yang membengkak sedikit disertai darah kering disudut bibirnya.

"Gak, Mik. Gak papa." jawab Alle tenang.

"Ck, Alle sayang kalau masih sakit tuh mending di uks ya. Safira cantik yang temenin." rayu Safira memeluk Alle dari samping.

Mika langsung mencebik. "Bilang aja mau bolos. Pake modus nemenin Alle segala." cibir Mika menggeplak tangan Safira.

Obrolan mereka terhenti saat Keyra masuk dan menatap mereka bertiga tajam. Mika dan Safira pun membalasnya tanpa rasa takut sama sekali, sedangkan Alle nampak tenang saja dibangkunya. Rasanya sangat sulit untuk tersenyum tipis saat ini.

"Duh pastinya kena skors deh." ujar Safira mengeraskan suaranya.

"Sapi, jangan mulai." kata Alle jengah.

Kini kelas mereka memang tidak ada gurunya, namun tugas tetap berjalan dan diawasi oleh ketua kelas.

Sampai tiba-tiba kelas mendadak hening kemudian menjadi riuh kembali saat melihat siapa yang berdiri didepan pintu kelas mereka. Terutama para gadis yang terpana melihat makhluk ciptaan Tuhan itu.

"Arland ngapain ke sini?" kata Safira berbisik pada Alle. Alle pun mengangkat bahunya tidak tahu dan terus menatap cowok berekspresi datar itu.

"Cari siapa, Land?" Raka lebih dulu bersuara, membuyar bising yang para gadis buat.

"Keyra!" kata Arland dengan sorot elangnya.

"Cih, ngapain sih si kecentilan itu dicari." oceh Safira yang memangnya selalu saja julidin orang.

Keyra yang merasa dipanggil pun senang bukan main. Gadis itu langsung berlari kecil hingga menuju pintu kelas.

"Mau ngomongin apa, Land?" tanya Keyra lembut.

Laki-laki itu langsung menarik lengan Keyra kasar kemudian menyeret gadis itu menuju taman belakang sekolah.

"Arland! Lepasin, sakit." rengek Keyra berusaha memberontak. Saat sampai dibelakang Arland langsung menghempaskan tangan gadis itu kasar.

"Lo apaan sih? Sakit Land!" protes Keyra memegangi pergelangan tangannya.

"Sakit kan?! Gimana sakitnya Alle pas lo tampar?!" bentak Arland dengan tangan yang terkepal.

Keyra terbelalak. Ada rasa cemburu yang menyelusup ke dalam dirinya. "Lo kok jadi belain tuh cewek sih?! Dia bukan siapa-siapa lo, Land!" teriak Keyra menahan rasa sakitnya.

Arland berdecih. "Lo juga bukan siapa-siapa gue, Keyra!" tekan Arland.

Keyra lantas tertawa sinis. "Lo harus inget perjodohan itu belum selesai Arland! Papa gue dan Om Arnold bakalan lanjutin perjodohan kita!" kini Keyra yang balik menekan-kan.

"Bullshit! Terserah gue gak perduli. Yang pasti, gue gak mau sampe terjadi apa-apa lagi sama Alle. Kalau lo sampe berani apa-apain dia, lo tau kan apa yang bisa gue lakuin?" desis Arland berusaha meredam amarahnya.

Mata Keyra sontak saja memanas. "Lo kenapa jadi belain dia hah? Lo suka sama dia?!"

"Ya, gue suka sama dia! Puas?!" ujar Arland mengatakannya dengan cepat.

Air mata Keyra langsung luruh seketika. Tidak, bukan ini yang ia harapkan saat kembali ke Indonesia.

"Land,"

"Lupain tentang kita Key. Karna dari lo gak ada satupun yang gue simpen." kata Arland kemudian berlalu pergi.

Keyra pun langsung tertunduk. "Arghh!! Dulu Viola! Sekarang cewek sialan itu! Harus gimana lagi supaya gue bisa dapetin lo Arland?!" raung Keyra menjambak rambutnya sendiri.











TBC!!

Ciee yang udah suka😋

Hm...Keyra enaknya di apain ya? Bikin rusuh mulu.

Vote sama komennya jangan sampai lupa😋salam hangat dari aku😙❤

Continue Reading

You'll Also Like

307K 22.7K 23
Aneta Almeera. Seorang penulis novel legendaris yang harus kehilangan nyawanya karena tertembak oleh polisi yang salah sasaran. Bagaimana jika jiwany...
274K 33.1K 29
Cashel, pemuda manis yang tengah duduk di bangku kelas tiga SMA itu seringkali di sebut sebagai jenius gila. dengan ingatan fotografis dan IQ di atas...
518K 27.3K 37
SEBELUM BACA JANGAN LUPA FOLLOW AUTHOR NYA DULU YA GUYSS.. ~bagaimana ketika seorang perempuan bertransmigrasi ke tubuh seorang perempuan yang memili...
745K 50.6K 42
"Enak ya jadi Gibran, apa-apa selalu disiapin sama Istri nya" "Aku ngerasa jadi babu harus ngelakuin apa yang di suruh sama ketua kamu itu! Dan inget...