ALANA (COMPLETED)

Autorstwa putrimbha

48.9K 1.7K 63

[BELUM DI REVISI] ~ alana Aradilla~ -terlalu banyak masalah di hidup gua, sampai gua lupa dimana letak kebaha... Więcej

Prolog
Satu
Dua
Tiga
Empat
Lima
Enam
Tujuh
Delapan
Sembilan
Sepuluh
Sebelas
Dua belas
Tiga belas
Empat belas
Lima belas
Enam belas
Tujuh belas...
Tujuh belas
Delapan belas
Sembilan belas
Dua puluh
Dua puluh satu
Dua puluh dua
Dua puluh tiga
Dua puluh empat
Dua puluh lima
Dua puluh enam
Dua puluh enam?
Dua puluh tujuh
Dua puluh delapan
Dua puluh sembilan
Tiga puluh
Tiga puluh satu
Tiga puluh dua
Tiga puluh tiga
Tiga puluh empat
Tiga puluh lima
RAYLOVE
Tiga puluh enam
Tiga puluh tujuh
Tiga puluh delapan
Tiga puluh sembilan
Empat puluh
Empat puluh satu
Empat puluh dua
Empat puluh tiga
Empat puluh empat
Empat puluh lima
Empat puluh enam
Empat puluh tujuh
Empat puluh delapan
Empat puluh sembilan
Lima puluh
Lima puluh satu
Lima puluh dua
Lima puluh empat
Lima puluh lima
Epilog
Extra part
BAD AND COLD

Lima puluh tiga

641 15 1
Autorstwa putrimbha

Seperti yang papahnya suruh, aidan benar benar mengunjungi apartemen sherli.

Sebelumnya dijalan tadi dia sudah membeli beberapa buah untuk sherli. Tidak mungkin bukan, menjenguk orang sakit tidak membawa apa apa.

Sekarang aidan sudah berada tepat di depan apartemen sherli. Aidan hanya berdiri bagai orang bodoh disana. Dia masih ragu hanya untuk sekedar memencet bel.

"Duh, kok gua kaya bego gini si. Pencet ga ya? Takutnya sherli tidur terus entar gua ganggu gimana? Ck, bodo amatlah" baru saja tangan aidan ingin memencet bel, tiba tiba pintu apartemen sherli terbuka dan menampilkan sherli yang keluar dengan wajah kagetnya saat melihat aidan.

"Loh pak aidan, kok bisa ada disini?!"

Aidan berdehem. "saya dengar kamu sakit"

Sherli mengangkat kedua alisnya. "Maaf pak, saya ga ngabarin bapak tentang itu. Tapi saya sudah__"

"Ngabarin papah saya? Papah saya dateng tadi ke kantor dan bilang kalo kamu sakit. Makanya saya kesini"

Sherli mengerjapkan matanya. "Eemm tapi pak...saya ga ngomong tentang masalah kemarin kok, saya hanya bilang__"

"It's ok, lupain aja. Nih" aidan memberikan bungkusan plastik yang ia bawa.

Sherli mengernyitkan keningnya. "Ini...buat saya?"

Aidan mengangguk. "Ya sudah, saya permisi. Semoga cepat sembuh, jangan keluar keluar dulu. Muka kamu masih pucet"

Sherli tersenyum dan mengangguk. "Makasih pak, oh iya maaf ya pak. Saya ga bisa nawarin masuk karena ga enak sama tetangga"

Aidan mengangguk maklum. "Gapapa, saya permisi"

Sherli hanya mengangguk. Setelah itu aidan pun berlalu. Namun belum beberapa langkah, aidan kembali lagi.

Sherli mengernyitkan keningnya. "Ada apa pak?"

"Emm..masalah bayaran yang kemarin__"

"Gausah pak, saya ikhlas kok bantu bapak" sherli tersenyum lembut.

"Saya serius, sekarang kamu bilang ke saya mau berapa"

"Gausah lah pak, lagian gaji bulanan saya juga udah lebih dari cukup"

Aidan menghela nafasnya. "Saya ga mau punya hutang sama kamu dan saya rasa kamu sudah lumayan sehat. Ikut saya, saya akan traktir kamu"

Sherli membelalakan matanya. "Loh pak, kan saya bilang Gausah. Saya bisa makan dirum__"

"Saya ga terima penolakan. 5 menit dari sekarang atau gaji kamu saya potong!"

"Loh, tapi pak? Kok jadi gaj__"

"4 menit lagi!"

"Oke, saya taro buah dulu sebentar!" sherli menatap malas aidan.

Setelah menaruh barangnya, sherli kembali keluar dan tak lupa mengunci pintunya.

"Ck! Padahal dia sendiri yang nyuruh ga boleh keluar" gumam sherli. Untungnya aidan sudah jalan terlebih dahulu jadi tak mendengar dumelannya.

***
"Mall? Saya kira bapak cuma traktir saya makan doang"

Aidan mengangkat kedua alisnya. "Ya Emang saya mau traktir kamu makan"

"Tapi kok ke mall? Lagian banyak restoran enak di pinggir jalan pak"

"Saya ada urusan lain dan saya butuh bantuan kamu"

Sherli menatap bingung pada aidan. Menyebalkan sekali bosnya itu. "Bantuan saya?"

Aidan melirik sekilas pada sherli. "Udah ikutin saya aja Gausah banyak tanya! Dan satu lagi, nanti di dalem Gausah panggil saya pak. Manggilnya nama biasa aja"

Sherli hanya mengangguk kaku. "Untung bos gua" gumam sherli sembari mengelus dada.

Untungnya aidan tidak mendengar gumamannya dan Aidan langsung berlalu terlebih dahulu, sedangkan sherli berjalan di belakangnya.

Tempat pertama saat mereka masuk mall tentu restoran. Seperti yang aidan janjikan dia akan mentraktir sherli.

"Pesen semua yang kamu mau" sherli hanya menatap sekilas wajah bosnya itu kemudian dia menatap kembali buku menu yang ada di tangannya.

Seperti yang sherli lihat, makanan di restoran itu cukup enak. Untungnya dia belum sempat makan tadi.

Setelah mereka berdua memesan, tak perlu menunggu terlalu lama akhirnya makanan mereka pun datang.

"Kamu mesen sebanyak ini buat siapa sher?" Aidan terbelalak melihat makanan yang lumayan banyak di hadapannya.

"Ya buat saya lah pak. Kan tadi bapak sendiri yang bilang, pesen semua yang saya mau. Disini makanannya yang saya mau semua makanya saya pes__"

"Ya tapi ga segini juga kali sher, lagian Emang kamu bisa makan sebanyak ini sedangkan kamu baru mendingan"

"Tenang pak, makanan yang saya pesen disini yang bergizi kok" sherli mulai menyantap makanannya.

Aidan hanya menggelengkan kepalanya melihat tingkah asli sherli yang berbanding terbalik jika sedang di kantor.

Setelah selesai makan, aidan mengajak sherli berjalan jalan di mall itu.

"Pak, kita mau kemana sih? Muter muter mulu dari tadi"

"Toko emas" sherli mengernyitkan keningnya.

"Mau ngapain pak?"

"Bisa ga sih Gausah manggil saya pak?"

"Lah terus apa?"

"Panggil namanya aja"

"Emmm...aidan? Aduh pak ga biasa"

"Udahlah Diem, ayo ikut aja" aidan menaik tangan sherli dan memasuki toko yang sedari tadi di cari aidan.

"Ada yang bisa kami bantu tuan?" Ujar salah satu pegawai di toko itu.

"Cincin berlian yang paling mahal di toko ini" pegawai itu pun mengangguk dan kemudian pergi untuk mengambil barang yang diminta aidan.

"Pak, bapak beli cincin buat siapa? Ga mungkin kan buat bapak. Apa jangan jangan__"

"Saya udah bilang berapa kali sama kamu, jangan panggil bapak! Lagian bawel banget sih"

"Ya lagian Bap...maksudnya...Emm aidan ngapain sih pake bawa saya kesini? Katanya mau traktir makan doang"

"Bisa ga Gausah ngoceh mulu tuh mulut! Pokoknya__"

"Permisi tuan, ini cincin yang tuan inginkan" pegawai itu memperlihatkan dua cincin berlian yang lumayan mahal pada aidan.

"Kenapa dua? Kan saya mintanya satu"

"Tapi, di toko ini ada dua cincin yang termahal tuan"

Aidan mengangkat kedua alisnya dan menatap sherli penuh arti. "Pilih sher"

Sherli membelalakan matanya. Apa maksud bos nya ini? Dia ingin memberikan sherli cincin yang harganya bahkan bisa membeli mobil.

"Ssaa..saya?"

Aidan berdecak malas. "Iyalah siapa lagi, buru pilih yang mana yang bagus"

Sherli mengangguk cepat, kapan lagi dia di belikan cincin mahal begini.

Sherli memilih cincin yang kotaknya berwarna Biru.

"Ini aja pak, eh...aidan"

Aidan mengernyitkan keningnya. "Yang itu? Kenapa ga yang ini?" Aidan mengambil cincin yang kotaknya berwarna pink.


"Ini berliannya lebih gede" lanjut aidan.

"Perempuan itu sukanya yang simpel pa... Eh aidan, lagian yang ini lebih cantik kok. Tapi tergantung sih, rata rata kalo tipe cewenya kaya saya itu sukanya yang simpel"

Aidan mengernyitkan keningnya. "Emang kamu tipe cewe kaya apa?"

Sherli melirik sekilas pada aidan. "Gatau"

"Lah?"

"Udahlah pa...aduh salah mulu kan. Aidan, yang ini aja bagus kok"

Aidan tampak berfikir sebentar. "Yaudah, saya ambil yang ini aja"

"Baik tuan, silahkan. Pembayarannya bisa di kasir" ujar pegawai tersebut.

Aidan pun mengangguk dan langsung menuju kasir. Wajah sherli tak henti hentinya tersenyum, karena dia mengira aidan akan memberikan cincin itu untuknya.

Setelah aidan menyelesaikan proses transaksinya, mereka pun keluar dari sana.

"Eehh, tar dulu pak!" Sherli memberhentikan aidan saat mereka keluar dari toko itu.

Aidan mengernyitkan keningnya. "Apa?"

"Emmmm, itu..." sherli terus menatap ke paperbag kecil yang dibawa aidan.

Aidan menatap paperbagnya dan menatap bingung ke arah sherli. "Apa?"

Sherli berdecak kesal. "Cincinnya ga jadi buat saya pak?"

Aidan menatap sherli bingung. "Buat kamu? Kata siapa?"

"Lah, tadi bapak suruh saya milih..." cicit sherli

"Ppffftt...hahahahhaha" tawa aidan pecah mengetahui maksud dari ucapan sherli.

"Bapak kenapa ketawa? Jadi cincinnya bukan buat saya?"

"Maaf sherli, saya suruh kamu pilih doang tadi tuh. Cincin ini bukan buat kamu, tapi buat seseorang yang berarti dalam hidup saya"

Wajah sherli memerah malu. "Aduh, bego banget sih lu sher! Mana mukanya Keliatan ngarep banget dikasih lagi" batin sherli.

"Ya Udahlah, salah saya juga. Sebagai gantinya....emmm apa ya?" Aidan mengedarkan pandangannya untuk Mencari sesuatu.

"Es krim, kamu suka es krim?" Sherli mengikuti arah pandangan aidan ke arah kedai es krim di depan mereka.

Sherli yang masih malu pun hanya mengangguk sekilas.

Setelah membeli es krim, aidan dan sherli kembali ke parkiran dimana mobil aidan sudah menunggu disana.

Saat sudah di mobil dan bahkan saat di perjalanan, hanya keheningan yang tercipta disana.

"Kamu suka banget sama es krim?" Aidan akhirnya memecahkan keheningan itu.

"Kalo ga suka, ga bakal saya makan pak"

"Maksud saya, suka banget? Kan rata rata cewe tuh suka banget sama makanan yang satu itu" membahas soal es krim, aidan jadi ingat dengan alana. Dia sangat rindu saat melihat alana memakan es krim dengan lahap dan pikiran itu membuat hatinya menghangat sekarang.

"Ga terlalu sih, saya lebih suka makanan pedes"

Aidan menganggukan kepalanya. "Pantesan..."

Sherli mengernyitkan keningnya. "Pantesan gimana pak?"

"Cepet sakit, udah mah cape kerja bukannya dibarengi dengan makanan sehat malahan makanan kaya gitu"

"Bapak ini lama lama beneran jadi bapak saya ya, lagian makan pedes juga bisa ngilangin sakit kepala pak. Mantep banget itu"

"Kenapa sih kamu ga berhenti manggil saya bapak terus? Panas tau ga kuping saya! Lagian umur saya ga jauh beda juga sama kamu"

"Gatau, lidah saya ga bisa manggil bapak make nama bapak. Padahal saya udah berusaha loh pak suwer, tapi tetep aja susah gatau kenapa"

Aidan mendengus kesal. Setelah menempuh perjalanan beberapa menit, akhirnya mereka sampai di apartemen sherli.

"Makasih ya udah mau Nemenin saya hari ini, padahal kamu masih sakit"

Sherli melepaskan seatbeltnya "Iya pak sama sama, saya udah enakan kok kan habis ditraktir hehe" aidan terkekeh.

"Saya juga makasih ya pak, hati hati" sherli turun dari mobil aidan.

Aidan mengangguk dan tersenyum dan setelah itu pergi.

•••

TBC

Ini partnya khusus aidan jalan jalan sama sherli dulu ya. Ada yang penasaran ga sih sherli itu sebenernya siapa? Aku mau bahas dia disini, tapi partnya nanti bakalan nambah panjang lagi:(

Kalo misalnya aku bikin sekuel alana pada setuju ga? Tapi disitu tokoh utamanya bukan sherli, tapi nanti ketauan sherli itu siapa.

Tapi itu juga masih difikirkan dan belum tau kapan bakalan di up tapi yang pasti kalau alana udah tuntas:)

Czytaj Dalej

To Też Polubisz

1.5M 105K 45
Aneta Almeera. Seorang penulis novel terkenal yang harus kehilangan nyawanya karena tertembak oleh polisi yang salah sasaran. Bagaimana jika jiwanya...
39.3K 1.9K 65
[ADA BAGIAN YANG DI PRIVATE JADI FOLLOW AKUN AUTHOR BARU BISA BACA] Nafas Rere terengah-engah dadanya naik turun berusaha untuk menetralkan nafas tan...
37.6K 1.6K 27
⚠️ Sudah Terbit di Penerbit Teori Kata ⚠️ Masih Bisa di Order lewat toko buku online (Shopee) ya AraDers AraDers : Amora Readers 🤩 ☆ C O M P L E T...
122K 5.2K 68
#Best Rank 1 in Pecinta Alam #Best Rank 2 in Teror 'Cinta adalah pengorbanan jiwa yang siap untuk terluka, cinta adalah ketulusan hati untuk memberi...