My BadBoy In Sweet ✔️[SEGERA...

By Niyahcomel

5M 269K 17.7K

#HARAP FOLLOW MY AKUN LEBIH DULU YA# 🚫GAK NERIMA PLAGIAT DARI SEGI MANAPUN!! 🚫YANG CUMA MAMPIR CUMA BUAT P... More

🌻PROLOG🌻
🌻MBBIS🌻01
🌻MBBIS🌻02
🌻MBBIS🌻03
🌻MBBIS🌻04
🌻MBBIS🌻05
🌻MBBIS🌻06
🌻MBBIS🌻07
🌻MBBIS🌻08
🌻MBBIS🌻09
🌻MBBIS🌻10
🌻MBBIS🌻11
🌻MBBIS🌻12
🌻MBBIS🌻13
🌻MBBIS🌻14
🌻MBBIS🌻15
🌻MBBIS🌻16
🌻MBBIS🌻17
🌻MBBIS🌻18
🌻MBBIS🌻19
🌻All Cast MBBIS🌻
🌻MBBIS🌻20
🌻MBBIS🌻21
🌻MBBIS🌻22
🌻MBBIS🌻23
🌻MBBIS🌻24
🌻MBBIS🌻25
🌻MBBIS🌻26
🌻MBBIS🌻27
🌻MBBIS🌻28
🌻MBBIS🌻29
🌻MBBIS🌻30
🌻MBBIS🌻32
🌻MBBIS🌻33
🌻MBBIS🌻34
🌻MBBIS🌻35
🌻MBBIS🌻36
🌻MBBIS🌻37
🌻MBBIS🌻38
🌻MBBIS🌻39
🌻MBBIS🌻40
🌻MBBIS🌻41
🌻MBBIS🌻42
🌻MBBIS🌻43
🌻MBBIS🌻44
🌻MBBIS🌻45
🌻MBBIS🌻46
🌻MBBIS🌻47
🌻MBBIS🌻48
🌻MBBIS🌻49
🌻MBBIS🌻50
🌻MBBIS🌻51
🌻MBBIS🌻52
🌻MBBIS🌻53
🌻MBBIS🌻54
🌻MBBIS🌻55
🌻MBBIS🌻56
🌻MBBIS🌻57
🌻MBBIS🌻58
🌻MBBIS🌻59
🌻MBBIS🌻60
🌻MBBIS🌻61
🌻MBBIS🌻62
🌻MBBIS🌻63
🌻MBBIS🌻64
🌻MBBIS🌻65
🌻MBBIS🌻66
🌻MBBIS🌻67
🌻MBBIS🌻68
🌻MBBIS🌻69
🌻EPILOG🌻
🌻X-tra Part🌻
•SQUEL(KELVAN)•
UDAH DI PUB
!!TEST ROMBAK!!
VOTE COVER!!

🌻MBBIS🌻31

62.3K 3.6K 446
By Niyahcomel

Happy reading🌹



Sejak istirahat sampai jam akhir pelajaran ini, gadis itu berharap bibirnya tidak akan kebas nantinya karna terus menerus tersenyum. Entah apa yang membuat gadis itu tak bisa mengontrol senyumannya, padahal tidak ada yang lucu sama sekali.

"All lo gak ke sambet kan?" ujar Safira memegangi dahi Alle bak dokter yang tengah memeriksa pasien.

Alle menggeleng pelan terus mengulum senyumnya yang terus saja hendak mengembang.

Safira menatap Alle aneh dan kembali duduk dikursinya. Tinggal 5 menit lagi bel akan berbunyi nantinya.

"Lo gak ngapa-ngapain kan sama Arland di ruang osis?" bisik Mika pelan.

Alle langsung menoleh. "Lo tau?" demi apapun kenapa sahabatnya satu ini selalu tau.

"Cuma nebak," cengir Mika.

Kring.. Kring.

"Ah senengnya! Kuy pulang." ajak Safira yang paling semangat. Alle dan Mika pun langsung saja mengekor dibelakang gadis itu.

"Eh, kalian duluan aja. Gue mau ngambil berkas dulu di ruang osis." ujar Alle saat mereka hendak berbelok.

"Yaudah, kita duluan." kata Mika tersenyum dan diangguki oleh Safira.

Alle pun langsung bergegas menuju ruang osis dan mengambil berkas yang akan ia fotokopi nantinya.

Setelahnya gadis itu keluar dan tak lupa menutup pintunya kembali. Disaat hendak berbelok, Alle langsung berpapasan dengan cowok yang menyebabkan senyum yang tak kunjung reda.

Alle langsung berlalu begitu saja. Sedangkan Arland langsung berbalik dan menyusul gadis yang tiba-tiba melongos itu.

"Arland lepas." kata Alle melotot saat laki-laki itu dengan santainya merangkul pundaknya.

"Kenapa toh juga gak ada orang." jawab Arland cuek.

Alle mendengus. "Gak enak diliat!" omel Alle berusaha menyingkirkan tangan cowok itu.

"Masalah rangkul sahabat sendiri?" ujar Arland terus menggapit pundak gadis itu.

Alle berusaha menahan senyumnya. Ia tidak yakin akan kata sahabat yang cowok itu ucapkan waktu diruang osis tadi. Sungguh, Alle merasa melihat sesuatu yang berbeda dari cowok itu.

"Gue tau gue ganteng." kata Arland pede.

Alle langsung mencebik. Dan langsung menoyor kepala cowok itu.

"Arland!"

Srek!

"Aww!" ringis Alle saat lengannya tergores pilar besi yang berujung tajam. Keyra tiba-tiba datang dan mendorong Alle saat gadis itu ingin menggapai Arland dari belakang.

"All," ujar Arland panik hendak menuju Alle.

"Land Land! Anterin gue yuk, bokap nanyain lo mulu." cerocos Keyra menghalangi jalan Arland yang hendak menuju Alle.

"Key, ming--"

"Ayo buruan! Entar kesorean!" tanpa mau mendengarkan Arland gadis itu langsung menarik Arland kuat-kuat agar pergi dari sini.

Arland menggeram kesal. Ingin sekali ia menepis tangan Keyra dan membantu Alle, namun sayangnya ia sudah lebih dahulu ditarik oleh gadis itu.

"All, lo kenapa?" itu suara Liam, Alle yang duduk salah satu bangku kayu pun menoleh.

"Gak papa, Kak. Cuma ke gores dikit." jawab Alle tersenyum, kemudian mendesis pelan saat lengannya terasa nyeri.

"Astaga All! Itu berdarah, ayo ke uks obatin dulu." ujar Liam khawatir.

Alle menggeleng dan terus membersihkan darah yang keluar menggunakan tisu. "Gak papa, Kak. Lagian gue juga mau pulang." kata Alle santai.

Liam pun langsung membuka tasnya dan mengambil sebuah sapu tangan. "Sini," ujar Liam menarik lengan Alle dan membersihkannya sebentar, kemudian ia ikat dengan sapu tangan itu.

Alle meringis pelan. "Makasih, Kak. Jadi kotor deh sapu tangan lo." ujar Alle tersenyum disela perihnya.

"Santai aja, All. Oh ya, mau pulang bareng?" tawar Liam berharap gadis itu mau.

Alle berpikir sejenak."Boleh kalau gak ngerepotin." jawab Alle.

Liam langsung tersenyum. "Gak sama sekali. Ayo." kata Liam merangkul Alle.

"Gue cuma luka gores, Kak. Bukan sakit parah." ejek Alle menyingkirkan tangan Liam halus.

Liam pun tertawa kecil dan mengusap rambut Alle pelan, membuat Alle mendesis kesal.

Dan, entah kapan Arland berdiri dibalik tembok itu. Mendengarkan semua pembicaraan Alle dan Liam. Padahal niatnya Arland ingin mengajak gadis itu pulang bersama, namun sudah keduluan orang lain.

"Bego ah!"

•••

Malam ini sepertinya club menjadi tempat yang membosankan bagi ketiga cowok ini. Datang, minum kemudian mabuk.

Jadilah malam ini ketiganya memutuskan untuk diam dirumah Arland sembari bermain ps. Bukan mereka, hanya Panji saja. Cowok itu sampai mengerek untuk tidak membiarkan mereka pergi padahal Varel ingin jalan bersama Mika, namun dilarang cowok itu. Arland sendiri pun pasalnya ingin balapan, namun tak urung karena cowok itu mengoceh terus-menerus.

"Yee si tai! Katanya gak mau main." cibir Panji saat Varel ikut bermain ps dengannya.

"Berisik jomblo!" ketus Varel fokus pada layar didepan.

Tentu saja Panji tersinggung. "Weee masnya! Gak tau aja pacar gue sekarang nambah." kata Panji berujar bangga.

"Tobat!" toyor Arland pada cowok itu. Sedangkan Varel menggeleng heran, tidak ayal lagi jika sebuatan players cowok itu yang menyandangnya.

Panji hanya menjebe tanpa niatan membalasnya.

Arland pun kembali merebahkan dirinya. Pikirannya kini nampak melayang pada kejadian tadi sore. Kenapa rasanya mendadak kesal saat Liam merangkul cewek itu? Kenapa bukan dia?

Cinta? Halah bullshit!

"Menurut lo pada, kenapa Keyra jadi balik?" ujar Panji membuka suaranya kembali. Kini terdengar serius. Arland pun langsung membuyar lamunannya.

Varel langsung menoleh dan menghentikan permainannya. "Kangen mungkin." jawab Varel acuh. "Gue penasaran kalau Alex tau Keyra balik." sambung Varel kembali bermain.

Arland yang rebahan pun langsung berubah dirinya menjadi duduk.

"Njirr! Perang dunia cuy!" seru Panji menggeleng pusing.

"Cuma Keyra. Viola apa kabar?" celetuk Arland datar. Sontak Varel dan Panji saling pandang.

"Masih nunggu lo?" Varel langsung tersadar dan angkat bicara. Ada tersirat tidak suka dari bicaranya.

Arland menggeleng. "Cuman pengen tau aja," jawab Arland cuek. Jujur Arland sangat ingin tahu dimana gadis yang dulu pernah ia sakiti dan sampai sekarang rasa bersalah itu masih ada.

"Jujur gue kangen sama masa dulu," ujar Panji tiba-tiba menjadi melow. Bahkan cowok berambut acak itu menghentikan permainannya.

"Semua salah gue." ujar Arland datar.

Varel langsung saja menepuk pundak cowok itu keras. "Ngapain diungkit sih? Disini gak ada yang salah, cuma kesalahan pahaman." ujar Varel menengahi. Cowok itu sebenarnya juga rindu akan mereka seperti dulu, namun kejadian kelam itu merenggut semuanya.

"Ngapain jadi melow gini, njir!" kata Panji mengusap air matanya setitik.

"Lo yang lebay!" ketus Varel beranjak menuju kamar mandi.

"Lebay palamu! Ini namanya menghayati." balas Panji tak mau kalah.

Varel hanya bergidik acuh. Saat laki-laki itu hendak menuju kamar mandi, matanya tak sengaja menangkap satu lembar foto ukuran sedang yang menyembul didekat lemari.

"Jangan diambil woy!" teriak Arland dengan mata yang membola.

Shit!

Varel yang dilarang pun langsung membuka lemari itu dan menarik lemar foto itu dan membawanya berlari.

"Balikin tai!" kata Arland ikut berlari. Dan jadilah mereka berlari mengelilingi kamar Arland.

"Berasa nonton flim india gue, njirr!" Panji sudah ngakak sendiri, melihat kedua temannya itu berlarian.

"Woy kampret! Ambil." teriak Varel pada Panji. Panji pun langsung mengulurkan tangannya dan mengambil satu lembar foto itu.

Varel memegangi Arland sehingga cowok itu susah berkutik.

"Wagelaseh!! Ini beneran?" pekik Panji meneliti foto tersebut.

Arland langsung menendang Varel sehingga cowok itu meringis.

"Balikin!" kata Arland garang merebut cowok itu.

"Lo kesambet apaan dah jadi bisa foto alay gitu?" ledek Panji seraya tertawa.

"Kalau sama orang dicinta mah, selow." sahut Varel menggoda.

"Bacot! Balik sana!" ketus Arland menatap keduanya tajam.

Arland menggerutu dalam hati karna sembarang meletakan foto itu. Foto yang ia ambil diam-diam didalam dompet Alle beberapa hari lalu. Foto mereka waktu dipasar malam.

"Cailahh, bau-baunya ada yang mau taken nih!" seru Panji cekikikan dan setelahnya berlari kala bokongnya hendak ditendang oleh cowok bermata tajam itu.

"Berisik kampret! Gak usah berantakin rumah gue!" gertak Arland kesal saat Panji yang asik melempari bantal sofa.

"Ciee.. Yang suka achiee."

"Temen lo noh!" kata Arland mendorong bahu Arland.

Varel terkekeh geli. "Beneran nih?" goda Varel menaikan alisnya sebelah.

"Lo mau usir hah?" kata Arland mendelik tajam.

Panji bertos ria dengan Varel. "Kalau lo gak mau gue ambil nih?" goda Panji menurunkan-naikan alisnya.

Arland hanya melirik tajam kemudian memilih acuh.

"Ambil Pan, bungkus sekalian." ujar Varel menambahi kegesrekan temannya itu.

"Berani lo?" akhirnya cowok itu buka suara. Mendelik tidak suka, seakan ingin memakan cowok itu hidup-hidup.

"Ya gak lah!" jawab Panji cepat. Jika ia tidak sayang nyawa, mungkin ia berani mengangguk.

"Ye si kampret!" toyor Varel seraya mendengus.

•••

"Alle, kamu udah tidur sayang?" suara Alisha langsung membuyar lamunan Alle yang entah apa. Namun, niatnya gadis itu ingin tidur.

"Belum bun, kenapa?" Alle mengubah posisinya menjadi duduk.

Alisha pun melangkah masuk. "Ada Rangga dibawah. Katanya dia pengeng banget ngomong sama kamu." ujar Alisha.

"Suruh pulang aja bun, Alle ngantuk." jawab Alle cepat.

Alisha menghela nafas gusar. Alisha memang sudah tahu Rangga dan Alle putus. Namun, tidak dengan kejadian waktu diclub dan diapartemen Arland. Alisha tahunya mereka hanya putus biasa.

"All, dia udah kesini 5 kali loh. Kamu gak kasihan?" ujar Alisha mencoba membujuk.

Alle menggeleng tegas. "Alle cuma butuh waktu bun, itu aja." kata Alle mencoba menjelaskan.

Alisha menghela nafas gusar. "Omongin baik-baik sayang. Bunda gak enak liat kalian kaya gitu, seenggaknya dengerin dia dulu." nasehat Alisha.

Alle pun mengangguk saja. Namun sebenarnya ia sama sekali tidak menghiraukan perkataan sang ibu. Jika Alle menjelaskan semuanya, pasti Alisha akan menolak kehadiran cowok itu disini.

"Bunda ke bawah dulu. Rangga ada diteras." kata Alisha kemudian keluar dari kamar anak gadisnya.

Alle menghela nafas gusar. Jika bukan karena sang ibu Alle tidak akan mau menemui cowok itu. Dengan pakaian seadaanya Alle pun langsung turun dan menghampiri dimana cowok itu berada.

Jika Alle tidak pernah memasang wajah dinginnya jika didepan cowok itu. Maka kali ini tanpa disuruh ia sudah lebih dulu memasangnya.

"All--"

"Diem disitu!" kata Alle menunjuk laki-laki dengan aura dinginnya. Rangga pun langsung menghentikan langkahnya.

Kini posisinya Alle berada didalam rumah, sedangkan Rangga diluar dengan jarak.

"Waktu lo cuma lima menit." ujar Alle dingin.

Rangga tercengang. Entah kenapa ia rindu akan Alle yang dulu dan ceria.

"All, gue bisa jelasin. Semuanya salah paham All, gue gak selingkuh." ujar Rangga dengan wajah yang penuh penyesalan.

Alle malah melirik jam ditangannya. "2 menit." kata Alle singkat dan datar.

Rangga menggeram frustasi. "All gue mohon. Gue mintaa maaf, gue pengen kita kaya dulu lagi All. Please gue gak mau putus." ujar Rangga memelas.

"Waktu lo habis. Lo boleh pulang." kata Alle sama sekali tidak termakan omongan cowok itu.

"All! All, tunggu!" teriak Rangga saat Alle langsung menutup pintu dan menguncinya.

"All buka. Gue masih mau ngomong." ujar Rangga menggedor pintu didepannya. Namun, sayangnya Alle sudah lebih dulu beranjak menuju kamarnya.

Air mata Alle langsung menetes, ia tidak tahu karna apa. Yang pasti bukan karna ia masih sayang dengan cowok itu.

•••

Kini Alle tersenyum menatap sepeda didepannya. Memang sejak kemarin Alle minta dibelikan sepeda oleh Alisha untuk berangkat ke sekolah.

Awalnya ibunya itu tidak mau karna takut Alle kecapean, namun Alle pun membujuk dengan ia yang selalu bosan jika harus menunggu angkutan umum dan sebagainya.

Alle pun langsung menggeret sepeda berwarna pink itu dengan senyumnya. "Ayo pinky, kita berangkat!" seru Alle bak anak kecil.

Alle pun memasukan tasnya ke dalam keranjang dan mulai mengayuh pelan. Baru separuh jalan keringat Alle mulai bercucuran, namun itu tidak mengurangi semangat gadis berambut panjang itu.

Tin!

Gadis itu pun langsung menuju ke pinggira jalan saat ada pengendara motor yang mengklaksonnya.

Tin!

Alle menyerit bingung. Ini ia sudah dipinggir loh, mau kalau ke pinggir lagi bisa nyebur ke got.

"Lo!" kata Alle melotot kesal. Ia pikir orang lain, ternyata Arland.

Cowok itu sengaja memelankan laju motornya agar sejajar dengan Alle. "Tumben naik sepeda?" ujar Arland menatap gadis itu.

"Pengen aja." jawab Alle cuek.

Arland terus menatap gadis itu, dan seketika ia merasa risih saat melihat rambut gadis itu yang berterbangan.

"All, berhenti dulu deh." pinta Arland langsung melajukan sedikit motornya dan menghalangi jalan gadis itu.

"Apaan sih, Land? Entar gue bisa telat." omel Alle tak turun dari sepedanya.

Bukannya menjawab, Arland malah menatap jengkel gadis itu. "Iket rambut lo mana?" kata Arland mengadahkan tangannya.

Alle menyerit bingung. "Buat apaan?" tanya Alle. Namun, tetap mengambilnya didalam kantong tasnya.

"Ck, buruan." kata Arland terus mengadahkan tangannya. Setelah Alle memberikan ikat rambutnya, Arland pun langsung beralih kebelakang gadis itu.

"Mau ngapain sih?" tanya Alle mulai gugup saat laki-laki mendekat bahkan nyaris menempel dibelakangnya.

"Rambut lo ganggu, mending diiket." kata Arland mengumpulkan rambut Alle jadi satu, kemudian ia ikat asal.

"Nah gini bagus." puji Arland menepuk kepala Alle pelan kemudian beranjak menuju motornya kembali.

Alle menggigit bibir bawahnya menahan senyum. "Buruan jalan! Entar telat." kata Alle mendengus seraya menatap cowok itu.

Arland pun langsung saja melajukan motornya dan Alle menyusul dibelakang dengan senyum yang tak bisa ia tahan lagi.

"Dasar cowok tukang baper!"

•••


Alle dan Arland pun beriringan saat sampai disekolah dan berpisah saat diparkiran. Alle menuju parkiran khusus sepeda, dan hanya 4 sepeda disana.

Alle pun langsung masuk terlebih tanpa menunggu cowok yang selalu berhasil membuatnya salting itu.

Alle pun lebih dulu masuk ke ruang osis guna meletakan berkas yang sudah ia revisi semalam. Namun, ia dikejutkan dengan kedatangan Liam lebih dulu.

"Eh, Kak. Tumben dateng cepet?" ujar Alle meletakan berkas itu diatas meja.

"Biasanya gue juga dateng cepet All." kata Liam menatap gadis itu.

Alle terkekeh pelan dan berniat beranjak, namun tangannya sudah lebih dulu dicekal cowok bertubuh tinggi itu?

"Eh, kenapa Kak?" tanya Alle melirik cekalan itu. Ingin melepaskan takut dibilang tidak sopan.

"Gue mau ngomong All, penting." ujar Liam sungguh-sungguh.

Alle pun mengangguk ragu. Entah kenapa perasaannya menjadi tidak enak. "Ngomong aja, Kak." kata Alle bersikap biasa saja.

Liam menarik nafas sedikit. "Gue suka sama lo, All sejak lo masuk osis waktu pertama kali." ujar Liam dengan satu tarikan nafas.

Deg!

Alle bahkan harus menahan nafas saat mendengar kalimat itu meluncur begitu saja dimulut cowok itu. "T-terus?" perasaan Alle mulai tidak enak.

"Allea Freddla Navriel. Gue mau lo jadi pacar gue."




















TBC!!

Sengaja author gantung biar pada penasaran, wkwk😂

Hmm.. Kayanya cocokan sama Liam deh. Ketos ama waketos, wk.

Voment yuk lah😋jangan lupa ya..

Salam hangat😙❤

Continue Reading

You'll Also Like

838K 72.2K 44
Setelah kematian ibunya Rayanza yang tadinya remaja manja dan polos. Berubah menjadi sosok remaja mandiri yang mampu membiayayi setiap kebutuhan hidu...
3.1M 260K 62
⚠️ BL Karena saking nakal, urakan, bandel, susah diatur, bangornya Sepa Abimanyu, ngebuat emaknya udah gak tahan lagi. Akhirnya dia di masukin ke sek...
ALZELVIN By Diazepam

Teen Fiction

3.9M 228K 28
"Sekalipun hamil anak gue, lo pikir gue bakal peduli?" Ucapan terakhir sebelum cowok brengsek itu pergi. Gadis sebatang kara itu pun akhirnya berj...
403K 25.9K 51
JANGAN DISIMPAN, BACA AJA LANGSUNG. KARENA TAKUT NGILANG🤭 Transmigrasi ke buku ber-genre Thriller-harem. Lantas bagaimana cara Alin menghadapi kegi...