My BadBoy In Sweet ✔️[SEGERA...

Von Niyahcomel

5M 269K 17.7K

#HARAP FOLLOW MY AKUN LEBIH DULU YA# 🚫GAK NERIMA PLAGIAT DARI SEGI MANAPUN!! 🚫YANG CUMA MAMPIR CUMA BUAT P... Mehr

🌻PROLOG🌻
🌻MBBIS🌻01
🌻MBBIS🌻02
🌻MBBIS🌻03
🌻MBBIS🌻04
🌻MBBIS🌻05
🌻MBBIS🌻06
🌻MBBIS🌻07
🌻MBBIS🌻08
🌻MBBIS🌻09
🌻MBBIS🌻10
🌻MBBIS🌻11
🌻MBBIS🌻12
🌻MBBIS🌻13
🌻MBBIS🌻14
🌻MBBIS🌻15
🌻MBBIS🌻16
🌻MBBIS🌻17
🌻MBBIS🌻18
🌻MBBIS🌻19
🌻All Cast MBBIS🌻
🌻MBBIS🌻20
🌻MBBIS🌻21
🌻MBBIS🌻22
🌻MBBIS🌻23
🌻MBBIS🌻24
🌻MBBIS🌻25
🌻MBBIS🌻26
🌻MBBIS🌻27
🌻MBBIS🌻28
🌻MBBIS🌻29
🌻MBBIS🌻31
🌻MBBIS🌻32
🌻MBBIS🌻33
🌻MBBIS🌻34
🌻MBBIS🌻35
🌻MBBIS🌻36
🌻MBBIS🌻37
🌻MBBIS🌻38
🌻MBBIS🌻39
🌻MBBIS🌻40
🌻MBBIS🌻41
🌻MBBIS🌻42
🌻MBBIS🌻43
🌻MBBIS🌻44
🌻MBBIS🌻45
🌻MBBIS🌻46
🌻MBBIS🌻47
🌻MBBIS🌻48
🌻MBBIS🌻49
🌻MBBIS🌻50
🌻MBBIS🌻51
🌻MBBIS🌻52
🌻MBBIS🌻53
🌻MBBIS🌻54
🌻MBBIS🌻55
🌻MBBIS🌻56
🌻MBBIS🌻57
🌻MBBIS🌻58
🌻MBBIS🌻59
🌻MBBIS🌻60
🌻MBBIS🌻61
🌻MBBIS🌻62
🌻MBBIS🌻63
🌻MBBIS🌻64
🌻MBBIS🌻65
🌻MBBIS🌻66
🌻MBBIS🌻67
🌻MBBIS🌻68
🌻MBBIS🌻69
🌻EPILOG🌻
🌻X-tra Part🌻
•SQUEL(KELVAN)•
UDAH DI PUB
!!TEST ROMBAK!!
VOTE COVER!!

🌻MBBIS🌻30

68.5K 3.9K 330
Von Niyahcomel

Happy reading🌹



Kini Alle termenung dikamarnya sendiri seraya menatap kosong langit-langit kamarnya. Minggu pagi ini sangatlah membosankan baginya.

Alle pun juga nampaknya ingin menyendiri setelah kejadian semalam. Alisha pun sampai dibuat khawatir jadinya saat malam waktu itu ia pulang dan dengan lihainya Arland memberikan alasan yang palsu. Dan tentunya sampai saat ini sang ibu tidak tahu kalau ia sudah putus dengan Rangga.

Alle tidak menyangka, bahwa cinta pertamanya berujung pahit bahkan menyedihkan. Dan terlebih lagi orang yang menghancurkan cinta pertamanya adalah sahabatnya sendiri.

Tok!

Tok

Lamunan Alle seketika membuyar, gadis itu menoleh ke arah pintu yang tadi diketuk.

"Masuk bun!" seru Alle malas membukakan pintu kamarnya.

Tok!

Tok

Alle lantas menegakan tubuhnya saat terdengar kembali ketukan pintu. Kalau sang ibu yang mengetuknya pasti langsung masuk setelah ia menyuruh.

Dada Alle seketika berdegup. Bagaimana jika itu Rangga? Tidak, Alle belum siap jika harus kembali melihat laki-laki itu. Karna pintu terus diketuk dari luar, akhirnya gadis itu memilih beranjak dengan perasaan takut-takut.

Dan saat pintu dibuka..

"ALLE!!!" seru Mika dan Safira menggema nyaring. Alle tersenyum lebar, dan kedua sahabatnya pun langsung memeluknya.

"Kangen." rengek Safira. Gadis itu sepertinya baru saja kembali dari acara keluarganya waktu itu.

"Masuk," ajak Alle melebarkan pintu kamarnya.

Padahal tanpa disuruh pun kedua gadis itu langsung masuk namun keduanya ingin mengejutkan Alle, maka dari itu mereka lebih mengetuk terlebih dahulu.

Kedua gadis itu pun serempak merebahkan diri dikasur empuk milik Alle. Alle pun juga ikut, namun gadis itu hanya duduk.

Mika pun ikut duduk, namun tidak dengan Safira. Mika memandang wajah lesu serta pucat Alle penuh arti.

"Kenapa sih, Mik?" tanya Alle bingung saat ditatap sedemikian rupa.

"Gak mau cerita, All?" Mika malah bertanya balik dan memeluk sahabat terbaiknya itu.

Deg!

Alle langsung menatap Mika. Bagaimana ia bisa lupa kalau Mika adalah tunangan Varel dan Varel adalah temannya Arland. Jadi otomatis gadis itu tahu semuanya, tak terkecuali diapartemen semalam.

"Ada apa sih? Kok gue gak dikasih tau. Jahat!" rajuk Safira saat dirinya tidak dibawa-bawa.

"Mik, lo tahu?" tanya Alle memastikan. Mika mengangguk.

"Rasanya gue bener-bener gak berguna saat gue tahu itu dari Varel, bukan dari lo sendiri." ujar Mika tersenyum tipis.

Jangan tanyakan Alle, gadis itu bahkan sudah mau menangis mendengar penuturan Mika. "Maaf, gue bener-bener gak mau ngerepotin kalian." tanpa Alle bisa cegah air mata gadis itu luruh kembali.

"Ada apa sih?" tanya Safira penasaran. Ia baru saja balik dari Jogja, jadi ia tidak tahu sama sekali.

"Rangga sama Alle udah putus." jawab Mika mengusap punggung Alle. Rasanya Mika ingin sekali menendang menampar dan memutilasi cowok itu.

Mata Safira sontak melebar. "LO GAK BERCANDA KAN MIKADONG?!" pekik Safira berdiri sendiri.

Mika mendengus. "Duduk! Mau denger ceritanya gak!" kata Mika jengkel.

Safira langsung kembali duduk. Menatap kedua gadis didepannya tajam. Seolah dirinyalah yang disakiti.

"Mau gue yang ceritain?" kata Mika, ia takut jika Alle tidak kuat saat menceritakan kembali.

Alle menggeleng lirih. "Maaf gak kasih tau kalian sebelumnya. Gue cuma nunggu waktu yang pas buat cerita sama kalian." ujar Alle menggenggam tangan keduanya.

"Gak papa, All. Kita tau kok lo pasti cerita nantinya." sahut Safira tersenyum.

Alle pun mulai menceritakan awal dari semuanya. Awal kecurigaannya dan sampai kecurigaan itu terbukti. Dan Alle menemukan Rangga disebuah club dan melakukan hal yang tidak senonoh. Selama menceritakannya, Alle berusaha menahan diri untuk tidak kembali menangis.

"GILA! pengen gue mutilasi tuh orang! Nyesel gue udah dukung lo sama dia, All. Huhuu..." raung Safira seketika. Mika menggeleng heran.

"Sekarang gimana perasaan lo?" tanya Safira mengelus pundak Alle.

"Jauh lebih baik." jawab Alle tersenyum.

"Gimana berduaan sama Arland di apartemen? Gak ngapa-ngapain kan?" goda Mika menimbrung.

Safira melotot kaget dan Alle langsung menatap Mika tajam.

"Apa?! Gimana kejadiannya?!" pekik Safira girang.

"Ssstt, Sapi. Ent-"

Alle langsung menghentikan kalimatnya. Ketiga gadis itu sontak mematung kala melihat seorang laki-laki yang kini berdiri didepan pintu kamar Alle.

Alle masih shock.

"All," panggil Rangga pelan.

"NGAPAIN LO KESINI SETAN! PERGI!" itu suara Safira, gadis langsung berdiri dan melotot ke arah Rangga.

"All gue mau ngomong." ujar Rangga mencoba masuk. Namun, Safira mendorongnya dan kemudian.

BLAM!!

Safira langsung membanting pintu kamar Alle keras. Gadis itu tidak peduli jika mengenai cowok itu.

"PERGI LO! KALAU LO GAK PERGI, GUE PANGGIL SEKURITI BUAT NYERET LO KE NERAKA!!" ketus Safira menggema.

Hening. Mungkin cowok itu sudah pergi pikir Safira. Gadis itu pun langsung berbalik dan ditatap aneh oleh kedua sahabatnya.

Dan saat Safira dikasur Alle dan Mika serempak memeluk gadis itu. "Walaupun lo ganasnya melebihi singa, kita sayang kok." kata Mika.

Sedangkan Safira mematung. Ingin rasanya mengelak namun tak urung karena pelukan hangat ini.

•••


Kini Alle pun bersekolah seperti biasanya. Namun, yang berbeda saat ini adalah ia tidak lagi diantar cowok itu. Sejak semalam Alle mematikan ponselnya, karna Rangga yang terus meneror pesan maaf hingga panggilan telpon yang entah berapa kali banyaknya.

Alle berangkat pukul setengah 7 lewat. Ia sengaja berangkat jam segitu agar Rangga tidak menunggunya didepan rumah, karna laki-laki itu tahu kebiasaannya yang selalu berangkat pagi.

"Arland! Tungguin!" Alle refleks menoleh saat Keyra yang memanggil Arland. Alle pun terkejut saat ternyata Arland ada dibelakangnya.

"Eh, All." sapa Keyra melambaikan tangannya.

"Hai," sapa Alle kikuk.

"Land! Kelas bareng yuk." ajak Keyra semangat.

Arland menoleh. "Kita gak sekelas, Key." balas Arland jengah.

"Bareng aja gitu, entar dikoridor pisah." kata Keyra langsung memegang lengan Arland.

"Eh, gue duluan." pamit Alle hendak berlalu, namun Arland langsung menahan lengan gadis itu.

"Gue mau ngomong," ujar Arland dengan tatapan menusuknya, membuat kupu-kupu indah beterbangan seketika di perutnya.

Keyra memandang Alle dan Arland bergantian. "Yaudah anterin gue aja kalau gitu." kata Keyra tidak mau melepaskan tangannya dari lengan Arland.

Arland yang merasa risih langsung melepaskannya. "Ke kelas duluan, entar ke kantin gue jemput." kata Arland datar.

Keyra langsung berbinar. "Janji ya? Yaudah gue duluan kalau gitu." tanpa melihat Alle lagi, Keyra langsung berlari.

Arland pun langsung menarik lengan gadis itu.

"Mau kemana sih?" kata Alle membiarkan tangannya digenggam cowok itu.

Arland tidak menjawab, cowok itu membawanya menuju ujung parkiran yang kini sudah mulai sepi.

"Kenapa sih?" tanya mulai jengkel.

Arland pun segera mengeluarkan paper bag lumayan besar. "Baju lo. Tenang aja udah dicuci." kata Arland.

Alle tercengang. Bukan, bukan masalah bajunya. Melainkan. "Lo yang cuciin baju gue?!" tanpa sadar Alle memekik. Demi apapun ia sangat malu jika cowok itu mengatakan iya. Berarti dalamannya juga dicuciin oleh cowok itu?

"Iya,"

Alle terkejut bukan main. "Lo gak serius kan?"

Dibalik keteganga gadis itu Arland malah tertawa kecil. "Ya gak lah bego! Pembantu gue yang cuciin." kata Arlan.

Alle akhirnya bisa bernafas lega. "Nyebelin tau gak!" ketus Alle memasukan bajunya ke dalam tasnya. Untung muat.

"Agak hot sih warna merah semua, gue pikir gadis kaya lo gak suka dalaman merah." ujar Arland menggoda gadis itu.

Buk!

"Hot nenek lo!" kata Alle benar-benar diambang kekesalannya. Bagaimana bisa cowok itu mengatakan bahwa ia melihatnya dalaman miliknya. Sungguh memalukan.

Arland malah terkekeh geli. Alle pun langsung saja menjauh dari lelaki gila itu.

Arland pun menyusul gadis itu dan berjalan beriringan. Ketika Arland hendak berbelok lorong, Alle langsung menarik telinga cowok itu.

"Aww! Aw, sakit gila!" kata Arland merunduk karena telinga ditarik begitu kuat.

"Mau kemana lo? Bolos?" tanya Alle melepaskan  tarikan ditelinga cowok itu.

"Gak, cari angin. Sumpek dikelas." jawab Arland ketus. Namun, entah kenapa ia sama sekali tidak melawan kala gadis itu memarahinya.

"Point lo udah penuh. Masih aja mau bolos. Mau gue hukum?" ujar Alle berdecak kesal. Dan tepat saat itu bel masuk berbunyi.

"Paling hukumannya gak jauh dari toilet, lapangan, surat panggilan dan--"

"Jadi babu gue kalau gitu?" sela Alle menyunggingkan senyum sinisnya.

Arland langsung menatap gadis itu."Mau bales dendam?" cibir Arland kesal.

"Tinggal pilih. Masuk kelas atau bolos?" ujar Alle simpel.

"Bolos. Dan gue yakin jadi babu lo lebih baik ke banding liatin muka si Murti." jawab Arland asal kemudian mengacir pergi entah kemana.

Alle sontak terkejut. "Arland! Gue becanda woy!" teriak Alle panik. Bagaimana jika cowok itu benar-benar menganggap menjadi babunya?

Halah mana mungkin cowok itu mau, pikir Alle cuek. Gadis itu pun segera masuk ke kelas dan disambut riang oleh kedua temannya.

"Tumben agak telat, All?" tanya Safira memajukan wajahnya.

"Sengaja, biar ya gitulah." jawab Alle sekenanya.

"All," panggil Keyra dari meja belakang Safira. Alle pun lantas menoleh, Keyra pun langsung beranjak dan berdiri didepan meja Alle.

Safira sudah kenal dengan gadis itu dan Mika yang memberitahunya. Tak terkecuali kejadian dikantin waktu itu.

"Iya Key, kenapa?"

Keyra tersenyum. "Lo sama Arland deket ya? Atau gimana?" tanya Keyra ingin tahu, bahkan sangat ingin.

"Biasa aja, cuma temen." jawab Alle sekenanya. Mika dan Safira saling pandang, mereka bisa menyimpulkan kalau Keyra suka dengan Arland.

"Ohh. Eh, terus tadi Arland ngomong apaan?"

Nih cewek kenapa kepo banget? Ujar Alle membatin.

"Ngobrol biasa aja. Sekalian balikin barang gue yang ketinggalan." ujar Alle berusaha tetap tenang.

"Hah barang ap--"

"Lo tuh bisa gak sih gak usah kepo banget jadi orang? Ya terserah mereka dong mau ngapain." sela Mika langsung ngengas. Ia saja merasa risih ditanyai bak wartawan.

Keyra mendengus tidak suka. "Santai! Gue cuma nanya." kata Keyra akhirnya kembali ke mejanya.

"Dih, nanyanya kok kepo." cibir Safira menoleh sekilas kemudian membuang muka.

Sedangkan Alle sendiri tidak begitu ambil pusing. Namun, ia hanya bingung kenapa Keyra begitu tidak suka jika ada yang dekat dengan Arland.

•••

"All, mau ke kantin bareng?" tanya Liam memberanikan diri untuk mengajak gadis itu. Setelah kabar yang beredar tadi pagi, Liam akhirnya berani mengajak Alle.

Entah dari mana kabar yang menyebarkan bahwa Alle sudah putus dengan Rangga itu membuat Alle sedikit risih. Tak banyak diantaranya yang merasa kasihan dan ada juga yang malah mencibir balik. Namun, Alle tidak mau ambil pusing, baginya itu hak mereka untuk membicarakannya.

Dan Alle yakin kedua sahabatnya itu terlibat. Buktinya, Beni teman sekelasnya kembali gencar mendekatinya.

"Boleh Kak. Tapi tunggu, nanggung." ujar Alle terfokus pada laptop miliknya.

Liam pun dengan sabarnya menunggu seraya menyunggingkan senyumnya. Tak lama kemudian gadis itu selesai. "Ayo Kak."

Betapa mengembangnya senyum Liam, langsung saja cowok bertubuh tinggi itu berdiri dan lebih dulu membukakan pintu untuk Alle.

"Kak, kayanya gue pengen lepas jabatan aja deh tahun ini." kata Alle saat mereka dikoridor.

"Kenapa All? Bukannya seru-seru aja?" kata Liam rada tak ikhlas.

"Iya, tapi capek juga. Agak susah bagi waktu urusan osis sama tugas lainnya." ujar Alle menghela nafas pelan. Tapi Alle pun sebenarnya tidak ingin, namun ia juga capek jika harus terus begini.

Liam pun tersenyum tipis. "Terserah lo aja, All. Gimana baiknya." kata Liam mendukung gadis itu.

Alle pun membalas senyum itu dan saat itu juga mereka sampai dikantin. Dilihatnya Mika dan Safira sudah lebih dahulu bergabung dengan Arland dan kawanannya. Bisa Alle tebak Safira dipaksa oleh Mika agar bisa ikut. Soalnya kantin sudah penuh.

"Alle! Sini!" teriak Mika melambaikan tangannya.

Alle pun menurut dan Liam juga ikut mengekor.

"Lah, udah kaya miss dan mister ketos aja lo bedua." cerocos Panji menoleh ke arah keduanya.

"All mau gabung sama kita aja, disini penuh." tawar Liam bersiap menarik Alle.

"Lo gak liat masih ada kosong?" seru Arland yang terfokus pada gamenya. Dan memang benar, masih satu yang kosong disamping lelaki itu.

"Gue duluan kalau gitu." ucap Liam tanpa mau diusir terlebih dahulu.

Posisi saat ini, Arland,Varel dan Mika dan Safira. Didepannya Panji, Galang, Edo, dan Revan yang berdempetan.

"Alle duduk." kata Safira menarik-narik lengan Alle.

Baru saja ingin mendudukan diri disamping Arland, seorang gadis sudah lebih dulu mendudukinya. "Ups, gue duluan." ujar Keyra menyunggingkan senyumnya.

"Heh! Itu Alle duluan. Ngapain lo yang duduk." seru Safira tidak terima.

"Dimana pun tempat Arland, berarti tempat gue juga." balas Keyra tak mau kalah.

Alle pun akhirnya menenangkan sahabatnya itu. "Gak papa, gue gabung dimeja Kak Liam aja deh." kata Alle tersenyum.

"Elah, All. Mending sini, cowok disana matanya jelalatan." cibir Galang diacungi jempol Edo.

"Halah selompret! Kek mata lo berdua aja enggak!" sembur Panji menoyori keduanya.

Arland yang sedari tadi yang fokus pada gamenya pun tidak fokus lagi gegara Keyra disampingnya. Ingin sekali laki-laki itu menarik Alle dan mendudukannya sekarang juga.

"Gak jadi deh, lagian gue masih ada urusan osis. Duluan semua." ujar Alle langsung berlalu pergi.

"All bandel! Gimana dia gak makan coba kalau dia aja punya penyakit, magh." oceh Mika ingin mengejar namun ditahan oleh Varel saat melihat Arland yang hendak beranjak.

"Kamu apaan sih?" sungut Mika kesal. Varel pun langsung menarik kepala kekasihnya dan membisikan sesuatu.

"Beneran?" bisik Mika senang. Dan diangguki Varel. Disampingnya, Safira nampak cemberut karna ia menjadi kambing congek disini.

"Land, mau kemana?" ujar Keyra memegang lengan cowok itu.

"Kelas." jawabnya singkat. Bibir Keyra mengerucut. "Ikut!"

"Gak! Lo disini aja sama yang lain." balas Arland sudah lebih dulu berlalu.

"Gue mau balik aja, percuma disini cuma jadi kambing congek!" kata Safira cemberut.

"Elah, Pi. Gak liat nih banyak cowok disini?" ujar Mika menarik kembali tangan sahabatnya itu.

Edo, Galang, Dan Revan serempak mengangkat  kerah bajunya, seraya menyisir bajunya.

Tuk!

Tuk!

Tuk!

"Kagak ada sok-sok an ganteng lo pada! Ini gebetan gue." semprot Panji melotot pada ketiga cowok itu.

"Biasa aja kali," degus Edo mengerucut.

Panji pun langsung merangkul Safira seraya tersenyum. "Gak usah pegang-pegang!" sembur Safira galak.

"Biasa, belum jinak." kata Panji tetap merangkul gadis itu.

"Lo pikir gue anjing?!"

Dan, ya keduanya pun berdebat layaknya seorang suami-istri.

•••

"Cepet ban--"

"Ngapain lo?" tanya Alle kemudian. Ia pikir tadi Liam yang masuk, makanya ia bertanya kenapa cepat sekali cowok itu makan.

Arland berdecih pelan saat ternyata Alle mengira dirinya Liam. "Mau liat point." jawab Arland asal seraya duduk didepan Alle.

Seumur-umur ini kali pertamanya ia masuk ke ruang osis. Menurutnya, ruang osis dulu musuhnya bahkan anggota yang lainnya.

Alle mengerutkan keningnya. Kenapa cowok ini mendadak sangat aneh, tidak seperti Arland yang biasanya cuek dan dingin.

"Biasa aja ngeliatnya. Makan!" suruh Arland menyodorkan roti dan air mineral.

Alle menatap horor makanan itu. "Lo gak serius kan jadi babu gue?!"

"Gak lah! Ya kali," sergah Arland cepat.

Alle pun bernafas lega. Namun, ia seketika memincing. "Gak ada imbalannya kan?" tanya Alle.

Senyum sinis cowok itu seketika terbit. "Adalah,"

"Tuh kan! Lo mah pamrihan." kata Alle mendorong bungkusan itu.

"Makan. Keburu bel." ujar Arland bertopang dagu.

"Lo tuh jadi temen pamrihan banget sih!" sungut Alle menggeleng.

Alis tebal cowok itu menukik. "Emang kita temenan?"

Duar!

"Hah? Ya, k-kan semua gue anggep temen. Jadi kita temen lah." jawab Alle sedikit gugup. Entahlah, apa karena Arland yang sedari tadi menatapnya.

"Kalau lebih gimana?"

"Hah?"




















TBC!!

Huuuu.. Ada yang punya sahabat kek Alle gak?

Ciee yang katanya pengeng lebih, huhuyy😂

Vomentnya jangan lupa😙aku tu suka banget baca komen dari kalian, sampe cengar-cengir sendiri kek orang lagi chatingan ama pacar😂😂padahal mah baca komen, wkwk.

Salam hangat❤😙

Weiterlesen

Das wird dir gefallen

621K 24.5K 36
Herida dalam bahasa spanyol artinya luka. Sama seperti yang dijalani gadis tangguh bernama Kiara Velovi, bukan hanya menghadapi sikap acuh dari kelua...
2.7M 134K 59
LO PLAGIAT GUE SANTET 🚫 "Aku terlalu mengenal warna hitam, sampai kaget saat mengenal warna lain" Tapi ini bukan tentang warna_~zea~ ______________...
1.5M 130K 61
"Jangan lupa Yunifer, saat ini di dalam perutmu sedang ada anakku, kau tak bisa lari ke mana-mana," ujar Alaric dengan ekspresi datarnya. * * * Pang...
842K 102K 13
"Gilaa lo sekarang cantik banget Jane! Apa ga nyesel Dirga ninggalin lo?" Janeta hanya bisa tersenyum menatap Dinda. "Sekarang di sekeliling dia bany...