Mask | Jeno āœ”ļø

By blue_5ha

120K 12.8K 2.4K

[END] Bukan tentang rasa yang muncul tiba-tiba, tetapi tentang obsesi yang berubah jadi cinta. "Sakit, Jen... More

[1] Prolog
Cast
[2] Bali
[3] Roti Sobek Pagi Hari
[4] Pernyataan Cinta Dini Hari
[5] Pecinta Semangka
[6] Kakak Cogan
[7] Hyunjin
[8] Hilangnya Ponsel Sultan
[9] Feeling Buruk
[10] Lo Berubah, Jen
[11] Berduaan
[13] Obsesi āš 
[14] Dia Kembali
[15] Ketahuan?
[16] Heejin
[17] Apel Sabtu
[18] Gara-Gara Miauw
[19] Rekaman
[20] H-1
[21] D-Day
[22] Basi Gombalan Lo
[23] Sepertinya Bertahan Adalah Pilihan
[24] Hello, My Future
[25] Berulah lagi āš 
[26] Titik Terang
[27] Akhir Dari Segalanya ?
[28] Behind The Mask
[29] Childhood
[30] Beautiful Smile
[31] Difficult Choice
[32] Kenyataannya (1)
[33] Kenyataannya (2)
[34] Kecelakaan
[35] Trauma
[36] Kembali Lagi
[37] Hello, My Ex Boy Friend
[38] Kisah Hari ini
[39] Maaf?
[40] Kembali?
[41] Mimpi
[42] Perasaan apa ini
[43] Usapan Kecil Berefek Nyaman
[44] Perasaan Lama
[45] Mengukir Kenangan āš ļø
[46] Mundur
[47] Hari Terakhir
[48] Perpisahan dan Air Mata
[49] Apologize
[50] Perut Karet
[51] Salju Pertama di Bulan Desember
[52] Welcome Back
[53] Coma
[54] Punch āš ļø
[55] Memory
[56] Salah Paham
[57] EX
[58] Epilog
[Extra Chapter] #1
[Extra Chapter] #2 Sekilas Kisah 20 Tahun Mendatang

[12] Jedor

2.3K 318 58
By blue_5ha

Bukan Tuhan yang tidak berpihak kepadamu, tetapi makhluk-Nya yang tidak ingin kamu bahagia.















"Ra!"

Panggilan seseorang membuat Zahra yang akan masuk ke kantin menghentikan langkahnya.

"Ada kelas lagi gak?" Tanya pria itu. Renjun Atha Maliq.

"Gak, hari ini cuma satu mata kuliah."

"Ikut gue, nonton. Udah lama gak Qtime bareng."

Zahra sempat berpikir, lagi pula dia juga sedang ingin menonton film kesukaannya yang baru tayang itu.

"Boleh deh, traktir ya Njun," Renjun mengangguk dengan pasrah.

Merekapun langsung menuju 'JMall' yang letaknya sedikit jauh dari universitas mereka.

"Makan dulu apa langsung nonton?"

Zahra yang masih sibuk memainkan ponselnya menatap Renjun.

"Terserah bapak, saya ikut saja, penting traktir lah."

Sebenarnya gadis itu hanya menggoda sahabatnya itu. Toh nanti pasti Zahra memaksa untuk membayar sendiri.

Kini, mereka tengah berputar di dalam mall. Renjun bingung harus makan di mana. Sejak tadi yang ia temukan hanya restoran junk food.

"Ke sana aja Ra."

Zahra mengangguk saat menemukan restoran korea yang ada disamping kedai ramen.

"Pesen apa?"

"Samain aja deh biar gak bingung."

"Mbak, bibimbap 2 lemon tea 2."

"Baik ditunggu," pelayan itupun pergi menyisakan Zahra dan Renjun.

"Lo gak ada kelas Njun? Gak biasanya anak FKG kosong jam segini."

Renjun yang awalnya fokus dengan ponsel langsung memasukkan benda itu ke saku celananya.

"Dosennya ganti hari, ada rapat katanya."

Tak lama minuman dan makanan merekapun datang, membuat Zahra langsung melahap bibimbap-nya.

"Laper amat mbak," celetuk Renjun diakhiri kekehan.

"Tadi niat mau makan di kantin, eh keburu diajak sama lo."

"Oh ya Ra, minggu depan anak-anak mu kumpul di rumah gue, bisa ikut kan?"

Zahra sempat memberhentikan aksi makannya.

"Lihat minggu depan aja. Gue masih belum bisa mastiin."

Alasan Zahra masih sama.

Jeno.

Gadis itu mencoba menghindari Jeno. Lelaki dengan sejuta sikap kasar dan lembutnya yang muncul dalam waktu yang berdekatan.

Selama makan, Renjun terlihat memperhatikan Zahra yang fokus dengan makanannya itu.

Apa harus sekarang pria itu mengatakannya?

Tapi, bisa saja gadis itu terkejut dengan pernyataan Renjun.

Sepertinya sedikit basa-basi lebih baik.

"Lo udah ada pacar belom?"

Mendengar lontaran pertanyaan dari pria di depannya membuat Zahra langsung tersedak dan mengambil minumnya.

"Gak ada. Lo ngagetin, Njun."

"Ngagetin apanya sih Ra? Gue cuma tanya."

Akhirnya, makanan mereka dan juga minumannya habis. Langsung saja Renjun dan Zahra menuju kasir untuk membayar.

"Semuanya 110 ribu ya kak."

"Ini mbak." Baru saja Zahra ingin memberikan uangnya langsung saja dicegah oleh Renjun.

"Lo tadi kan minta traktir."

"Gak-gak, gue bayar sendiri aja."

Ya, begitulah kebiasaan Zahra, berniat menggoda Renjun dengan memintanya untuk mentraktir dirinya. Tapi, saat sesi pembayaran gadis itu akan memaksa untuk membayar sendiri.

Perdebatan mereka membuat mbak kasir sedikit tertawa melihat kedua manusia di depannya.

"Udah mbak, ini pake uang saya aja. Makasih mbak."

Renjun langsung menarik tangan Zahra keluar dari restoran itu.

"Kok lo yang bayar sih!"

"Lo kan tadi minta traktir, gak salah kan?"

Zahra tak berniat menanggapi Renjun dan pasrah saja mengikuti pria itu.

"Mau nonton apa?"

Zahra yang awalnya sebal dengan Renjun langsung mengedarkan pandangannya mencari film yang ia inginkan.

"Alzivanna aja."

Renjun sempat mengerutkan keningnya, "Gak biasanya lo suka nonton film romance."

"Sekali-kali."

"Yaudah gue pesen dulu, lo tunggu sini."

Zahra langsung menuju ke tempat pemesanan tiket. Baru saja gadis itu akan membayar tiket tapi dari belakang sebuah tangan menyerahkan blackcard.

"Mbak, saya aja yang bayar," ucap Renjun.

"Gue aja Njun, gantian."

Dengan segera Renjun mengambil sebelah tangan mbak kasir dan langsung meletakkan blackcard itu di atas tangannya.

"Lo kok selalu bayarin gue sih."

"Ya iyalah, masa cewek yang bayar."

Zahra mengambil tiket bioskop itu dan berlalu menuju tempat duduk yang tak jauh dari sana.

"Ngambek?" Tanya Renjun saat pria itu duduk disampingnya.

Zahra hanya diam, tanpa berniat menjawab. Renjun berdiri dan berjalan, entah kemana.

Sekitar 10 menit, pria itu kembali dengan satu cola dan popcorn size L di kedua tangannya.

"Nih, biar gak ngambek."

Zahra langsung luluh hanya dengan sogokan makanan. Ya begitulah perempuan.

"Thankyou ma boy."

Renjun hanya tersenyum dan mengusap pelan rambut Zahra.

"Udah nih, langsung masuk aja."

Mereka pun langsung melangkah masuk ke gedung 2.

Terlihat ruangan yang gelap, dan tampilan iklan di layar besar itu.

"Njun, gue gak bisa liat jalannya." bisik gadis itu.

Renjun langsung menarik tangan Zahra, menggenggamnya dan menuntun jalan gadis itu hingga duduk.

Tapi genggaman pada tangan Zahra belum juga Renjun lepas. Zahra juga tidak menyadari itu.

Mungkin terlalu nyaman.


Mask•


Mereka sudah keluar dari area bioskop. Tadi sempat terjadi kecanggungan diantara mereka, karena tangan Renjun yang setia menggenggam tangan Zahra hingga film berakhir.

Terlalu nyaman.

"Jalan-jalan dulu ya," pinta pria itu. Zahra hanya mengangguk mengiyakan.

Langkah mereka sampai di depan store pakaian bertuliskan merk ternama.

"Ngapain kesini?" Tanya Zahra.

Renjun memilih menarik gadis itu untuk masuk kedalam. Tanpa menjawab pertanyaannya.

"Pilih yang lo suka, gue yang bayar."

Zahra membulatkan mata tak percaya.

"Gak gak, gue gak mau."

"Udah lah beli aja yang lo mau, minggu depan kan lo ulang tahun."

Renjun mendorong pelan bahu Zahra ke arah pegawai yang sejak tadi melihat perbincangan mereka.

"Kak Irene, pilihin baju yang bagus ke cewek ini."

Pegawai yang dipanggil kak Irene hanya mengangguk dan menggandeng tangan Zahra untuk dibawanya ke area pakaian perempuan.

"Njun."

Panggilan Zahra membuat Renjun mengalihkan atensinya kearahnya yang saat ini memakai dress hitam yang sangat cocok di tubuh gadis itu.

"Ganti yang lain."

"Njun satu aja," pekik Zahra.

"Nurut aja napa sih."

Didalam dressroom Zahra tetap saja menyebikkan bibirnya.

Kesal.

Pria itu selalu menghabiskan uangnya untuk membelikan apapun untuk Zahra. Meskipun harta pria itu tak akan habis.

"Injun gak pernah bawa cewek ke store ini. Kecuali mamanya," tiba-tiba saja Kak Irene berkata seperti itu setelah menyerahkan sebuah outfit pada Zahra.

"Maksudnya kak?"

"Dia jarang banget deket cewek. Sekalinya deket, pasti dia sayang banget sama cewek itu."

Zahra terdiam mendengar tuturan wanita itu. Apa maksudnya, dia istimewa?

Ah, tidak mungkin.

Meskipun banyak sekali sikap Renjun yang menunjukkan seakan dirinya spesial. Tapi apa mungkin Renjun menyayanginya? Pasti Renjun menyayanginya hanya sebagai seorang sahabat kan?

Ya, pasti.

Setelah selesai mencoba outfit ke 4, gadis itu keluar dari dressroom dengan pakaian yang berbeda.

"Okey, bungkus," tutur Renjun

Selama di perjalanan pulang Zahra terus mengomel pada pria disampingnya. Renjun hanya diam, dan sesekali menanggapi.

"Lo kok boros banget sih? Gak usah beliin gue apa-apa, gue punya uang sendiri," omel Zahra.

"Yang gue inget bulan kemarin gue terakhir kali traktir lo."

"Ya tapi jangan tiap bulan juga, itu pakaian banyak banget buat apa? Lagian baju gue di rumah banyak Njun, gue harus balas budi gimana?"

Tangan Renjun terulur menggenggam tangan gadis disampingnya itu.

"Jangan pikirin cara buat balikin uangnya. Gue gak suka, masa' sama calon pacar harus perhitungan sih," ucap pria itu santai.

Tapi jantung Zahra yang tidak bisa santai.

"Masih calon aja kok bangga," celetuk Zahra.

Renjun hanya melirik sebentar gadis di sampingnya yang menatap jalanan disampingnya.

Suasana hening berlanjut hingga merekapun sampai di depan rumah Zahra.

"Thanks ya hari ini, lain kali gue gak bakal mau kalau lo traktir," gadis itu mengambil paperbag yang disodorkan oleh Renjun.

Baru saja gadis itu akan keluar dari mobil, tapi Renjun mencegahnya.

"Ra."

Zahra berbalik dan menaikkan alisnya tanda bertanya.

"Gue tau waktunya gak pas. Tapi hati gue udah siap sekarang-

Lo mau jadi pacar gue?"

Zahra menatap Renjun terkejut, yang ditatap hanya membalas dengan wajah penuh harap agar gadis di depannya ini menerimanya.

"Jujur sama perasaan lo," ucap Renjun.

Zahra menundukkan kepalanya, menghembuskan napas pelan.

"Iya."

Renjun tersenyum mendengar ucapan gadis itu.

"Iya apa Ra?"

"Iya ya iya."

"Iya apa?"

"Ishh Njun, iya gue mau jadi pacar lo."

Cup.

Sebuah kecupan singkat di keningnya, membuat Zahra membola lalu setedik kemudian tersenyum malu hingga Renjun terkekeh dibuatnya.



Sang mentari menampakkan sinarnya.

Seakan bahagia dengan apa yang ia dapatkan.

Hal yang ia dambakan telah terwujud.

Hanya satu harapan yang ada didalam hatinya saat ini....

Semoga kebahagiaan ini tetap kekal sampai nanti.

Ya semoga saja....

Continue Reading

You'll Also Like

239K 22.4K 46
[Complete] Bukan maksud hati untuk mencintai adik nya sendiri, tapi Jungkook tidak bisa menahan dirinya untuk jatuh kedalam pesona Eunha.. [ 27-01-1...
475 53 9
"gougouuuu nyebelin banget sih lo" "jangan bilang gitu terus bisa gak?ganti kata nyebelin nya jadi kata ngangenin" "ogah banget gw kangen sama cowok...
Obsessed By nuguseyo

Mystery / Thriller

1.2K 190 22
[š™‡š™šš™š š™š™–š™šš™®š™¤š™£š™œ] āšŠššš„ššš® ššššš šœšØš°šØ š²ššš§š  ššžš¤šžš­š¢š§ š¤ššš¦š® š¬šžš„ššš¢š§ ššš¤š®. š€š¤š® š›ššš¤ššš„ š›š®ššš­ š¤šžš©ššš„šš šœļæ½...
3.1M 155K 22
Sagara Leonathan pemain basket yang ditakuti seantero sekolah. Cowok yang memiliki tatapan tajam juga tak berperasaan. Sagara selalu menganggu bahkan...