My BadBoy In Sweet ✔️[SEGERA...

By Niyahcomel

5M 269K 17.7K

#HARAP FOLLOW MY AKUN LEBIH DULU YA# 🚫GAK NERIMA PLAGIAT DARI SEGI MANAPUN!! 🚫YANG CUMA MAMPIR CUMA BUAT P... More

🌻PROLOG🌻
🌻MBBIS🌻01
🌻MBBIS🌻02
🌻MBBIS🌻03
🌻MBBIS🌻04
🌻MBBIS🌻05
🌻MBBIS🌻06
🌻MBBIS🌻07
🌻MBBIS🌻08
🌻MBBIS🌻09
🌻MBBIS🌻10
🌻MBBIS🌻11
🌻MBBIS🌻12
🌻MBBIS🌻13
🌻MBBIS🌻14
🌻MBBIS🌻15
🌻MBBIS🌻16
🌻MBBIS🌻17
🌻MBBIS🌻18
🌻MBBIS🌻19
🌻All Cast MBBIS🌻
🌻MBBIS🌻20
🌻MBBIS🌻21
🌻MBBIS🌻22
🌻MBBIS🌻23
🌻MBBIS🌻24
🌻MBBIS🌻26
🌻MBBIS🌻27
🌻MBBIS🌻28
🌻MBBIS🌻29
🌻MBBIS🌻30
🌻MBBIS🌻31
🌻MBBIS🌻32
🌻MBBIS🌻33
🌻MBBIS🌻34
🌻MBBIS🌻35
🌻MBBIS🌻36
🌻MBBIS🌻37
🌻MBBIS🌻38
🌻MBBIS🌻39
🌻MBBIS🌻40
🌻MBBIS🌻41
🌻MBBIS🌻42
🌻MBBIS🌻43
🌻MBBIS🌻44
🌻MBBIS🌻45
🌻MBBIS🌻46
🌻MBBIS🌻47
🌻MBBIS🌻48
🌻MBBIS🌻49
🌻MBBIS🌻50
🌻MBBIS🌻51
🌻MBBIS🌻52
🌻MBBIS🌻53
🌻MBBIS🌻54
🌻MBBIS🌻55
🌻MBBIS🌻56
🌻MBBIS🌻57
🌻MBBIS🌻58
🌻MBBIS🌻59
🌻MBBIS🌻60
🌻MBBIS🌻61
🌻MBBIS🌻62
🌻MBBIS🌻63
🌻MBBIS🌻64
🌻MBBIS🌻65
🌻MBBIS🌻66
🌻MBBIS🌻67
🌻MBBIS🌻68
🌻MBBIS🌻69
🌻EPILOG🌻
🌻X-tra Part🌻
•SQUEL(KELVAN)•
UDAH DI PUB
!!TEST ROMBAK!!
VOTE COVER!!

🌻MBBIS🌻25

59.9K 3.3K 140
By Niyahcomel

Happy reading🌹


Sungguh jika disuruh memilih ia lebih memilih tidak mau ikut siapa-siapa saat itu juga. Bukannya ia menolak, hanya saja ia ingin menghargai kedua cowok tersebut. Dan tentunya tidak ingin membuat masalah.

Padahal waktu ia melepaskan cekalan tangan Arland ia juga melepaskan cekalan tangan Alex. Namun, Alex segera kembali menggenggam tangannya. Seolah-olah ia hanya ingin bersama laki-laki itu dan menolak Arland.

Sungguh ia tidak bermaksud demikian. Tapi kenapa dirinya merasa bersalah. Mengapa dirinya harus merasa khawatir? Merasa bahwa cowok itu akan marah kepadanya.

"All, lo gak papa kan?"

Alle pun terlonjak kaget. Ia sampai melupakan keadaan seseorang disampingnya gegara pemikiran barusan.

Alle pun menoleh pada Alex yang tengah menyetir mobilnya. "Sorry, gue ngelamun." kata Alle merasa tidak enak.

Ya, kini ia berada didalam mobil Alex. Padahal niatnya cowok itu ingin mengajaknya makan, namun Alle menolak secara halus kalau ia capek dan ingin pulang saja. Dan Alex dengan pengertiannya langsung mengangguk mengiyakan.

"Gak usah di inget soal tadi, pasti lo kaget waktu liat orang tawuran." ujar Alex sesekali melirik Alle.

"Kenapa harus tawuran?" tanya Alle penasaran. Apakah masalah tidak bisa diselesaikan secara baik-baik? Apa dengan otot saja masalah akan selesai.

"Biasa, All. Namanya juga cowok." jawab Alex santai.

Alle menghela nafas kasar. "Tapi gak gini juga. Kalian gak ngebayangin akhir nantinya? Pasti akan banyak korban." tutur Alle berusaha memberi pengertian.

Senyum manis terbit dibibir cowok berambut pirang itu. "Gak usah khawatir, gue bisa jaga diri kok." kata Alex dengan pedenya.

Alle lantas berdecih pelan. Pasti cowok itu mengira ia mengkhawatirkan cowok itu. Disaat lamunannya, ia seketika teringat akan Rangga.

"Lex, lo liat Rangga gak?"

Alle yakin bahwa Alex tahu. Karna Alle temen Rangga bahkan mereka sangat dekat. Entah pemikiran dari mana itu.

"Dia gak bilang sama lo?" tanya Alex menoleh ke Alle dengan wajah sok seriusnya.

Alle dibuat bingung seketika, namun gadis itu kemudian menggeleng. "Hapenya gak aktif dari tadi. Padahal gue mau minta jemput." ujar Alle melipat tangan di dada.

"Dia cabut duluan, katanya ada urusan sama yang lain." kata Alex sama sekali tidak memberi jawaban atas kebingungan Alle saat ini.

"Kalian biasanya nongkrong dimana?" Alle ingin tahu, siapa saja jawaban yang Alex akan berikan berbeda dengan yang diberikan Arland waktu itu.

"Tempat biasa anak muda nongkrong." jawabnya sama sekali tidak memuaskan Alle.

"Club maybe." ujar Alle tiba-tiba.

Alex malah tertawa renyah kemudian memberhentikan mobilnya tepat dihalaman rumah Alle. "Besok tanggal merah kan, gue mau nagih janji buat jalan berdua sama lo." kata Alex tersenyum disela kesempatan emas barusan.

Alle juga baru tersadar bahwa besok adalah tanggal merah dan artinya libur yang sangat membosankan nantinya. Apa salah jika ia jalan bersama seorang laki-laki sedangkan saat ini ia sudah mempunyai pacar?

Seketika ingatannya kembali pada dirinya dan Arland. Dan itu membuat Alle meringis pelan, karna secara tak langsung ia sudah membohongi Rangga dengan jalan bersama Arland waktu itu.

"All," panggil Alex memegang lengan Alle.

"Eh?" kata Alle kaget refleks menarik tangannya kembali.

Alex terkekeh. "Suka banget ngelamun. Jadi mau gak?" tanya Alex sekali lagi.

"Lex, lo tau sebenarnya ini gak mungkin. Gue takut Rangga marah." kata Alle pelan.

Namun didalam hatinya, gadis itu mencibir dirinya sendiri. Terus waktu lo sama Arland itu, gak bikin Rangga marah?

Alex mengangguk-anggukan kepalanya. "Cuma bentar aja, Miko juga kayanya udah kangen banget sama lo. Hampir seminggu lebih gak ketemu." ujar Alex menatap intens Alle.

Alle menggigit bibir dalamnya ragu. "Oke, demi Miko. Dan cuma sebentar." kata Alle menerima bujukan tersebut dengan alasan Miko, si kecil yang sebenarnya juga Alle rindukan.

Tawa kecil pun terbit di bibir cowok itu. "Kenapa jadian sama Rangga?" tanya cowok itu kemudian.

Kini Alle menatap Alex bingung. Sebenarnya apa mau cowok ini. "Karna kita saling cinta." jawab Alle sarkas. Memang bukan?

"Ga jelas lo," ujar Alle menatap Alex yang hanya tersenyum aneh. Saat ia hendak turun tangannya lantas dicekal oleh cowok itu.

"Kalau gue suka sama lo, gimana?"

Alle yang awalnya bodoamat kini terbelak kaget. Gadis itu lantas kembali menghadap Alex tajam.

"Lex, gak perlu gue jawab lo udah tau jawabannya!" tekan Alle berusaha tenang.

"Relax All, lagian gak ada larangankan buat mencintai orang yang udah punya kekasih?" kata Alex kelewat santai.

Apa yang diucapkan Alex ada benarnya. Ia saja yang sudah mempunyai Rangga bisa nyaman dengan orang lain. Alle pun segera menggeleng kecil, menepis pemikiran konyolnya.

Alle pun menghela nafas kasarnya. Ia sama sekali tidak pernah mengharapkan situasi seperti ini.

"Gak usah takut, All. Anggep gue gak pernah ngomong gitu ke lo. Cukup simpen aja, kaya gue simpen hati gue buat lo." kata Alex tersenyum manis.

"Diluar sana masih banyak cewek yang lebih baik dari gue. Bahkan nyaris lebih sempurna." ujar Alle ingin cowok itu menghapus perasaan untuknya.

"Buat apa yang sempurna kalau gak bikin bahagia?" Alle kalah telak, baru kali ini ia merasa berdebat adalah hal yang membosankan.

"Pembicaraan kita udah melenceng kemana-mana. Makasih Lex, gue mau turun." kata Alle kemudian. Lebih tepatnya mengalah dan membiarkan cowok itu.

Setelah Alle keluar Alex pun langsung menurunkan kaca mobilnya. "Besok jangan lupa All, gue telpon sekalian gue jemput." kata Alex menyunggingkan senyumannya.

Alle menoleh dan hanya mengangguk sekilas. Setelahnya ia langsung berlari masuk ke dalam rumah.

•••

Selama hidupnya tidak ada kata penolakan dalam bentuk apapun. Jangankan penolakan, pembantahan kecil saja tidak pernah ia dapat dalam bentuk apapun itu.

Dan sekarang ia merasa direndahkan karena ditolak oleh gadis sialan itu. Laki-laki tidak masalah, yang jadi masalah adalah didepan musuhnya sendiri ia dipermalukan.

Sungguh hal yang tidak bisa ia terima!

Selesai acara tawuran tadi, Arland langsung mengajak semua temannya untuk ke club langganan mereka, untuk merayakan kemenangan sekaligus kekesalan Arland terhadap Alle.

Dan sampai sekarang Arland sudah mabuk berat. Bahkan cowok itu secara tak sengaja meninju temannya sendiri.

"Land! Land lo apa-apan hah?!" bentak Varel menengahi Arland yang hendak menendang siapa saja. Sungguh alkohol itu sudah mempengaruhi Arland.

Panji yang melihat untuk langsung membuang puntung rokoknya. Untung musik di club ini sangat keras, jadilah tidak ada yang mendengar keributan yang dibuat temannya itu.

"Gila, gegara si ketos lebih milih Alex aja nih bocah sampe ngamuk gini!" oceh Panji ingin menampol temannya itu.

"Lepas!" sentak Arland kembali merebahkan diri ke sofa. Mata laki-laki itu sudah memerah akibat terlalu banyak cairan alkohol yang masuk.

"Kayanya nih bocah suka ama si ketos." kata Panji menggeleng seraya berdecak.

Varel pun sontak menoleh. "Gak mungkin, Arland cuma marah gegara nih bocah ngerasa direndahin didepan Alex." balas Varel kembali duduk seraya memijat dahinya pusing.

Panji langsung berdecak. "Kalau gak suka kenapa nih anak sewot pas si ketos milih si tai hah?!" balas Panji sewot.

"Udah bang, biarin aja dulu." peringat Ansel yang sedikit lebam disudut bibirnya.

Yang lain pun kembali menikmati dunia malam ini. Melupakan sejenak masalah mereka. Namun, itu tidak berlangsung lama karna Arland kembali membuat ulah dengan salah satu preman di disini.

"Woy! Woy, Land!" teriak Galang dan Revan yang menghalangi badan Arland. Mereka berdua sedikit kewalahan karna badan Arland itu lebih besar dari mereka.

Edo dan Ben sontak saja menahan pria berbadan kekar itu.

Varel dan Panji mengacak rambut gusar. Kenapa temannya bisa se bar-bar ini hanya krna seorang gadis.

"Lo yang mulai sialan!" teriak Arland bersiap menerjang tubuh pria itu lagi.

"Lo yang nonjok gue!" sentak pria itu melotot tajam.

"Bang-bang, maafin temen kita." ringis Edo menengahi.

Kemudian pria itu langsung melenggang pergi dengan marahnya. Teman-teman yang lain pun langsung menghela nafas lega.

"Kalian lanjut aja, gue mau bawa pulang nih bocah." kata Vare geram tak tahan. Ia sudah jengah melihat kelakuan aneh temannya ini sejak tadi.

"Ho'oh, pengen gue cekik nih anak dari tadi." omel Panji geram. Sedangkan yang di bicarakan langsung melenggang sempoyongan masuk kembali ke dalam dan meminum vodka miliknya.

•••

Alle menatap para pegawai yang tengah berlalu lalang. Padahal dia juga ingin membantu namun sang ibu melarangnya dengan alasan ia masih sakit karena kejadian semalam.

"Alle mau pulang sekarang?" Alisha tiba-tiba datang dengan celemek yang masih melekat di tubuh wanita itu.

"Bunda udah selesai?" tanya Alle berdiri.

Alisha menggeleng pelan. "Hum.. Gimana kalau kita nginep ditoko buat hari ini. Soalnya bunda agak capek kalau harus bolak balik," ujar Alisha hati-hati.

Alle mengerutkan keningnya. "Emangnya ada acara apa besok bun?" tanya Alle penasaran.

"Besok ada peresmian saham yang waktu itu bunda bilang. Nah, semua keluarga orang itu mau dateng dan kita harus buat banyak kue spesial tentunya." jelas Alisha mengelap peluh didahinya.

Alle mengangguk paham. "Kalau Alle gak nginep gimana bun? Soalnya Alle mau nginep di rumah Mika." ujar Alle sekaligus meminta izin.

"Beneran? Kalau kamu mau kita bisa pulang kerumah aja, nanti jam 2 pagi bunda balik lagi ke sini." kata Alisha ingin melepas celemeknya.

"Gak bun, lagian capek tau bolak-balik. Alle nginep dirumah Mika aja, katanya Safira juga mau nginep disana."

Alisha menghela nafas pelan. "Yaudah, lagian besok hari libur juga kan. Bunda izinin." kata Alisha langsung.

"Kalau pun bunda gak izinin Alle mau tidur dimana, lagian Alle juga takut dirumah sendirian." celetuk Alle mengambil tas mininya.

Kekehan pun terdengar dari mulut wanita paruh baya itu. "Yaudah, kamu hati-hati. Jangan ngebut bawa mobilnya, kalau bisa ambil jalan raya aja biar aman." belum apa-apa sang ibu sudah ceramah.

"Iya bun, bunda juga jangan capek-capek. Entar cantiknya kurang." ujar Alle terkikik.

"Dasar, udah sana hati-hati." ujar Alisha menggeleng geli. Alle pun akhirnya berpamitan untuk pulang, dan sebelumnya ia sudah menchat Mika agar gadis itu menunggunya.

•••

Alle pun akhirnya memilih jalanan raya yang saat ini padatnya lumayan parah. Ia lebih baik lewat jalan sini dari pada jalan tembusan yang nantinya akan terjadi hal aneh-aneh kepadanya.

Alle pun sontak menegakan kepalanya saat menatap objek didepannya. "Eh-eh, itu nyokapnya Arland bukan sih?" gumam Alle sendiri.

Alle pun memajukan wajahnya, mempertajam penglihatannya pada dua objek yang tengah berciuman mesra sebelum akhirnya memasuki mobil sport berwarna biru.

Mata Alle kian membulat kala melihat ciuman itu. Ia yakin, kalau keduanya bukan saudara. Tidak mungkin kalau saudara pakai acara ciuman.

Setelah macet berlalu, tanpa sadar Alle mengikuti mobil yang Siska tumpangi dan berbelok. Jika lurus ia pasti akan langsung ke rumah Mika, namun ia penasaran maka dari itu ia nekat mengikutinya diam-diam.

Sepuluh menit kemudian mobil sport itu berhenti tepat pada salah satu club ternama. Alle tidak tahu club apa ini, ia pernah dengar namun tidak pernah melihatnya secara langsung.

Siska dan pria itu langsung turun dan bergandengan mesra. Pria itu melingkari pinggang Siska dan wanita itu merangkul lengan pria itu mesra.

Alle pun langsung turun dan berjalan mengendap-endap membuntuti kedua pasangan itu. Sial ponselnya ada didalam mobil, jika tidak pasti ia akan memotonya.

Alle terdiam. Ia menatap intens Siska yang mengeluarkan dua lempar kupon. Berarti club ini bukan tempat biasa. Sial, jadi ia tidak bisa masuk.

"Lepas!"

Alle yang berbalik hendak menuju mobil pun kembali berbalik saat mendengar suara bentakan tersebut.

Mulut Alle terbuka kecil saat melihat siapa yang dibopong menuju keluar.

"Diem bangsul! Lo mau gue lempar hah?!" balas Panji sengit. Varel dan Panji yang sama-sama membopong Arland pun berharap ada taksi segera lewat.

"Alle? Lo ngapain disini?" Varel terlebih dahulu tersadar dan menatap gadis itu terkejut.

"Lah ketos. Ngapain lo?" Panji ikut-ikutan bertanya.

Alle tidak menghiraukan pertanyaan kedua lelaki yang menatapnya itu. Fokusnya kini pada satu cowok yang tengah bergerak-gerak gelisah seolah ingin dilepaskan.

"Dia kenapa?" tanya Alle baru mengalihkan pandangannya.

"Biasa mabuk nih anak. Kita mau bawa pulang," ujar Panji menyahuti.

"Cari taksi gih, berat nih tai." oceh Panji ingin rasanya melepaskan singa ini.

"Masuk mobil gue aja. Biar gue yang anter." ujar Alle tiba-tiba meluncur begitu saja.

"Hah?" ujar Vare dan Panji bersamaan.

"Iya, bawa ke mobil gue aja. Gue anterin pulang kerumahnya." ulang Alle terus menatap Arland.

Tanpa banyak bicara lagi Panji dan Varel pun langsung membopong tubuh temannya itu sehingga masuk ke dalam mobil Alle.

"Pulangin. Jangan di bawa ke KUA." celetuk Panji ngawur.

"Berisik! All, sorry ngerepotin. Anterin dia baik-baik." pesan Varel tersenyum.

"Tenang aja, gue duluan." kata Alle tersenyum tipis dan masuk ke dalam mobilnya. Sekilas gadis itu melirik Arland yang nampak memijat kepalanya.

"Cewek sialan! Gue bakal bikin perhitungan sama tuh ketos." racau Arland menunjuk-nunjuk ke depan.

Alle lantas melotot. What?

"Gue benci tapi gue sa--eh, hahah.." kata Arland menggeleng-gelengkan kepalanya ke kanan kiri.

"Berisik!" ketus Alle berniat menjalankan mobilnya, namun seketika tertahan karena Arland tiba-tiba menariknya hingga wajah mereka sejajar. Jika ada yang melihat mereka dari belakang, orang itu pasti berpikir bahwa mereka tengah berciuman.

"Kok cewek sialan itu ada didepan gue. Mana cantik lagi, hahah.." kata Arland tertawa. Padahal tidak ada yang lucu sama sekali.

Alle lantas mendorong cowok itu sehingga kembali duduk dikursinya. "Diem! Jangan berisik!" kata Alle memperingati walaupun ia sendiri tahu bahwa cowok itu tidak akan bisa mencerna ucapannya dengan baik.

Selama setengah jam berlalu, Alle tidak terlalu fokus menyetir lantaran cowok itu terus meracau namanya dan memakinya. Ia heran apa salahnya coba?

Alle pun membuka pintu mobilnya dan mencoba membopong tubuh besar Arland. Dan hujan pun seketika turun, Alle langsung bergegas membawa laki-laki menuju ke rumah.

Akhir-akhir ini memanglah sering hujan. Bahkan bisa dibilang ini masuk musim hujan dimana hujan akan terus turun dimalam harinya.

"Gila berat banget nih cowok. Remuk badan gue!" oceh Alle benar-benar keberatan. Dengan seluruh tenaganya Alle pun berusaha membawa laki-laki itu untuk masuk ke dalam.

Tok tok tok

Alle mengetuk pintu dengan kakinya. Karna kedua tangannya melingkar dipinggang cowok itu, sedangkan Arland malah menenggelamkan wajahnya dileher Alle.

"Hmm.." Alle menggigit bibir bawahnya menahan desahan geli yang hendak keluar.

"Astaga! Den Arland kenapa?" Alle langsung tersadar saat pintu sudah terbuka lebar.

"Bi, bantuin Alle bawa Arland ke kamarnya." kata Alle benar-benar keberatan. Pembantu itu pun menurut dan langsung merangkul sebelah kiri sedangkan Alle sebelah kanan.

Bayangkan saja mereka berdua membawa cowok ini ke kamarnya yang ada dilantai tiga. Sangatlah melelahkan.

Saat sampai Alle langsung merebahkan cowok itu diatas kasur. "Makasih bi." ujar Alle dengan nafas ngos-ngosan.

"Sama-sama atuh non. Nona mau pulang?" tanya pembantu itu.

Alle pun mengangguk. Lagian ia tidak ada urusan berada disini.

"Diluar hujan non. Sebaiknya nona tinggal disini dulu, biasanya kalau hujan di malam hari bakal lama berhentinya." ujar Bi Rani memberitahu.

"Gak papa, Bi. Alle bawa mobil."

Jdarr!!

"Aaa!!" Alle refleks berteriak dan berjongkong dengan tubuh yang mendadak gemetar.

Bi Rani pun dilanda panik. "Non, nona gak papa?"

Alle menggeleng lirih. Diluar sana hujan sungguh deras, ditambah petir yang menyambar membuat Alle semakin ketakutan.

"Nona bisa tidur dikamar tamu. Lagian dirumah ini tidak ada siapa-siapa selain saya dan den Arland." ujar Bi Rani nampak khawatir.

Alle mengangguk lirih dan keadaan masih berjongkok. "Alle izin nginep disini bentar ya, Bi." kata Alle berdiri perlahan.

Bi Rani mengangguk. "Sampai pagi juga gak papa, yaudah bibi mau siapin kamar ditamu dibawah." kata Bi Rani keluar dari kamar.

Alle dilanda kebingungan. Kalau ia nginep disini, pasti ibunya akan berpikir macam-macam dan rempong.

Terpaksa ia harus berbohong. Ia pun segera menghubungi Mika. Tak lama kemudian sambungan terhubung.

"Halo All? Lo dimana? Kok belum nyampe? Kata bunda lo udah pulang dari tadi?" Mika langsung mencerocos dari sebrang sana.

Alle lelah sungguh. Ditambah hujan dan petir yang semakin membuatnya takut."Mik, gue boleh minta tolong?"

"Alle lo kenapa?! Minta tolong kenapa? Diapaain?" itu suara Safira yang langsung menyambar.

Mata Alle terpejam erat. Ia pun mulai menceritakan awal dari semuanya. Tidak ada satupun yang terlewat, kecuali Arland yang terus memakinya. Dan ditambah hujan dan petir saat ini.

Kedua sahabatnya diam, membuat Alle harap cemas.

"Kita takut bunda marah, All." itu suara Mika.

"Iya, lagian kenapa sih pake nolongin segala." sambung Safira dan langsung terdengar teguran dari Mika.

"Kali ini aja please. Gue cuma disini sampe hujan dan petir gak ada."

Hening.

"Mika, Sapi?"

"Yaudah All, kita bantu. Tapi janji setelah itu lo harus ceritain se detail-detailnya!"

Senyum Alle merekah. "Iya, sayang banget deh sama kalian. Thank you."

"Sama-sama, All. Istirahat gih, kita juga udah mau tidur." ujar Mika bersiap menutup sambungan.

"Bye."

Klik.

Alle pun menatap Arland sekilas kemudian memilih keluar dari kamar cowok itu.



















TBC!!

Ciee kebalik, kemarin Arland yang nginep sekarang Alle😂

Makasihh banget buat ciciwiiku yang selalu stay dilapak ini😙Aku harap jangan bosen ya.

Vomentnya kuy. Makin banyak komen, semakin aku semangat😋

Salam hangat dari si tukang halu😙❤

Continue Reading

You'll Also Like

3.6M 172K 63
[SEBELUM BACA YUK FOLLOW DAN VOTE SETIAP CHAPTER SEBAGAI BENTUK PENGHARGAAN BUAT AUTHOR YANG CAPE CAPE MIKIR ALURNYA, YA WALAU MUNGKIN ADA YANG GAK M...
3.7M 295K 49
AGASKAR-ZEYA AFTER MARRIED [[teen romance rate 18+] ASKARAZEY •••••••••••• "Walaupun status kita nggak diungkap secara terang-terangan, tetep aja gue...
2.1M 127K 42
Kanaya Tabitha, tiba tiba terbangun di tubuh seorang figuran di novel yang pernah ia baca, Kanaya Alandra Calash figuran dingin yang irit bicara dan...
ARSYAD DAYYAN By aLa

Teen Fiction

2.1M 114K 59
"Walaupun وَاَخْبَرُوا بِاسْنَيْنِ اَوْبِاَكْثَرَ عَنْ وَاحِدِ Ulama' nahwu mempperbolehkan mubtada' satu mempunyai dua khobar bahkan lebih, Tapi aku...