Through The Night | JJK

By rinvsoul

3.7K 1.1K 390

[END] Dalam malam yang sunyi, kau menemukanku. Tidak ada yang lebih menenangkan daripada malam. Di bawah caha... More

[Prologue] The First Snow
Look
Not Fine
Our Story
First Day
Begin
The Truth
Finneas
Fall
Frustrating
Lost
How
Hestitate
Obsession
Fix All
Ridiculous
- bukan update -
Sweet
Shy
Know
Cold
His Story
Unexpected Situation
Trough The Night
[Epilogue] Life Goes On

Pole Man

274 99 54
By rinvsoul

Not every smile is real,
not every tear is pure.

○○○○

"Orang itu aneh," Eunkyung menoleh ke arah Jiwoo.

Matanya masih menelisik pria itu, "Eunkyung-ah, pulanglah. Kau tidak perlu mengantarku hingga ujung jalan."

Eunkyung tahu persis Jiwoo mencemaskannya, ia hanya mengangguk dan berhenti melangkah.

Di depan sana, Jiwoo melewati pria tiang itu dengan santai, namun terlihat jelas ia sempat meliriknya.

Tapi bukan Eunkyung kalau dia benar-benar menuruti orang yang dianggapnya lebih muda.

Ia melihat Jiwoo sudah menghilang di kelokan.

Gadis itu penasaran, apakah pria tiang itu orang yang mirip dengan Jungkook. Atau orang lain yang kebetulan juga bersandar di tiang itu.

Perlahan ia mendekati pria itu, sedikit merendahkan kepala untuk mengintip.

"Apa aku cukup aneh?"

Tubuh Eunkyung spontan menegap, seolah tertangkap melakukan hal buruk.

Pria itu menatap Eunkyung aneh, lantas melepas hoodie serta topi di kepalanya. Jelas menunjukkan mukanya tanpa ragu.

"Cukup aneh untuk dikira orang aneh."

"Kau pandai bermain kata rupanya," ucapnya sambil tersenyum.

"Aku akan bertanya suatu hal. Apa kau benar-benar Jungkook?"

Yang ditanya menengadahkan kepalanya ke atas. Cukup lama sehingga membuat Eunkyung mengikutinya. Bulan bersinar terang di atas sana, langitnya gelap dan kosong tanpa ada bintang-bintang.

"Apa kau yakin, bulan malam ini adalah bulan yang kau lihat malam itu?"

Eunkyung diam, dalam diamnya ia mencoba mencerna apa yang hendak orang itu sampaikan.

"Aku adalah bulan itu, terserah bagaimana kau akan meyakininya. Apa bulan itu adalah bulan yang sama dengan yang kemarin?"

Ia melanjutkan, "Ataukah itu hanya benda yang menyerupai bulan?"

Eunkyung bergidik ngeri, orang di depannya itu mencoba menjadi sangat puitis. Coba lihat siapa yang lebih baik dalam hal bermain kata.

"Ne, ne, jadi aku bisa mengatakan kau Jungkook anggota boyband itu bukan. Apa yang kau lakukan di sini?" (Ya, ya)

"Mengambil kembali topiku."

Eunkyung berpikir sejenak. Benar juga, waktu itu Jungkook memberinya topi. Ia ingat ia meletakkannya di meja belajar. Tidak pernah ia sentuh sama sekali. Sayangnya ia tahu diri, bahwa ia cukup ceroboh dalam meletakkan barang.

"Ah, ne, topi itu. Jeogeon, aku tidak yakin." (Itu)

Eunkyung berbalik dan berjalan dengan sedikit cepat, ia ingin memastikan bahwa topi itu tidak benar-benar hilang. Jungkook mengikutinya dari belakang.

Setibanya di rumah Eunkyung, Jungkook berdiri di depan rumahnya tanpa berani melangkah masuk. Ini rumah orang asing pikirnya.

Dengan cepat Eunkyung berlari ke kamarnya. Sebenarnya ia takut kehilangan topi itu karena pemiliknya seorang artis, ia takut barang itu mahal.

Lima menit akhirnya ia menemukannya dan segera berlari keluar. Dan berhenti tepat di depan Jungkook, sangat dekat.

"Tenanglah, kau seperti akan kabur di kejar penagih hutang."

Jungkook menipiskan jarak yang memang sudah tipis. Merendahkan kepalanya menghadap Eunkyung.

Detak jantung Eunkyung berdetak dengan kencang. Ia tak yakin penyebabnya adalah berlari-lari atau Jungkook yang sangat dekat di depannya saat ini.

"Ya, kau tidak sopan."

Eunkyung mundur selangkah, berusaha terlihat tenang.

"Kau tinggal sendiri?" Tanya Jungkook.

"Bukan urusanmu."

"Bukankah lebih tidak sopan mengajak lelaki ke rumahmu ketika sedang tidak ada siapapun di rumah."

Perkataan itu telak, Eunkyung terdiam sejenak. Lelaki yang disebutnya, ia tahu yang di maksud adalah Jiwoo.

"Hingga malam," lanjut Jungkook.

"Itu hal yang berbeda, dia temanku sejak kecil. Dan kami adalah tetangga."

Jungkook berdiri tegap kembali sambil mengangguk-anggukan kepalanya. Sedangkan gadis di depannya menunduk. Dengan segera teringat dengan topi yang ia pegang.

"Pulanglah, ini topimu. Tidak aku pakai sama sekali."

Tangan Jungkook mengambilnya namun kembali ia pakaikan ke kepala Eunkyung. Membiarkan topi itu dipakai oleh orang yang tak lebih dari asing baginya. Teras rumah itu remang, karena memang lampu sengaja tidak dinyalakan.

Hanya bulan yang kini tertutup awan yang menerangi, sedikit di bantu oleh lampu jalan yang lumayan jauh.

Jungkook membalikkan badannya, hendak pergi tanpa mengucapkan sepatah kata. Baru dua langkah, tangan kecil itu menarik ujung lengan kemejanya yang memang lebih panjang dari jaket hitamnya.

"Kau ingin aku apakan topi ini, aku tidak suka memakai barang orang asing."

Yang ditanya hanya tertawa kecil, kalimat barusan menurutnya terdengar lucu. Karena ia merasa, asing juga bukan hal yang tepat baginya dengan gadis itu. Sesuatu telah menghapus kata asing, meskipun beberapa menit lalu ia sempat meyakini kata itu sendiri.

Nyatanya mereka bertemu puluhan kali, karena saat pertama kali Eunkyung menabraknya bukanlah awal mereka bertemu. Artinya itu bukan kali pertama Jungkook bersandar di tiang itu.

"Kalau begitu, mari tidak menjadi asing."

"Annyeonghaseyo, Jeon Jungkook-imnida." Lanjutnya sambil membungkuk meski tak sampai sembilan puluh derajat. (Halo, aku Jungkook)

Isyarat dari Jungkook membuat Eunkyung melakukan hal yang sama meski dengan gugup karena terlalu tiba-tiba.

"Baiklah sekarang sudah mengenal satu sama lain. Kuanggap kita telah berteman."

Eunkyung memaksakan senyumnya karena teman barunya itu melakukan hal yang sama. Tapi ia merasa aneh, ia tidak merasakan apapun, hanya sesuatu yang kosong.

"Jungkook-ah."

Jungkook hanya berdehem, dalam hati ia sedikit terkejut karena Eunkyung memanggilnya seperti itu. Ia dua tahun lebih tua darinya, tapi ia juga tidak terlalu mempermasalahkannya.

"Karena kita sudah berteman, berceritalah jika ada sesuatu. Aku suka mendengarkan."

Mendengar kalimat itu membuatnya diam, juga membuat Eunkyung merasa sedikit bersalah. Saat bibirnya bergerak hendak mengatakan apa ada yang salah. Jungkook lebih dulu berbicara.

"Geurae. Aku akan menceritakan satu hal dengan cepat." (Benar)

Mata Eunkyung menunjukkan antusiasnya meskipun ini terlalu cepat dari yang ia bayangkan.

"Pernah suatu malam, dimana aku ingin sekali pulang karena urusan yang cukup penting. Namun seseorang tidak melepaskan ujung lengan kemejaku. Kurasa ia tidak ingin aku pergi. Padahal malam itu sudah hampir pukul sepuluh."

Dengan cepat Eunkyung menarik tangan dan menyembunyikan di belakang tubuhnya. Ia meringis tanpa rasa bersalah.

"Ceritamu sungguh menarik, kurasa kau punya 'urusan yang cukup penting', pulanglah. Sebelum agensi mengabarkanmu hilang."

Nyatanya Jungkook baru pergi setelah mereka saling melempar lelucon dan menertawakannya dengan sedikit tertahan, karena sudah malam.

●●●●

Jangan lupa vote💜
Karena aku baru disini, aku akan senang menerima saran kalian.

Ada yang tau kabar Jungkook?
Setahuku hyung-nya (SUGA) maju lebih dulu kolaborasi sama IU hehe 😂

284

Continue Reading

You'll Also Like

75.5K 7.8K 34
FIKSI
71.1K 10.1K 36
Jake, dia adalah seorang profesional player mendadak melemah ketika mengetahui jika dirinya adalah seorang omega. Demi membuatnya bangkit, Jake harus...
5M 921K 50
was #1 in angst [part 22-end privated] ❝masih berpikir jaemin vakum karena cedera? you are totally wrong.❞▫not an au Started on August 19th 2017 #4 1...
55.1M 4.2M 58
Selamat membaca cerita SEPTIHAN: Septian Aidan Nugroho & Jihan Halana BAGIAN Ravispa II Spin Off Novel Galaksi | A Story Teen Fiction by PoppiPertiwi...