MY LIFE JOURNEY [JENLISA] ✅

By jl_rubyjane

386K 29.4K 980

Jennie Kim's life journey before becoming BLACKPINK 24/04 More

CAST
1. FLASHBACK
3. NEW ZEALAND
4. CL
5. KOREA
6. AUDITION
7. LALISA MANOBAN
8. SHARE A ROOM
9. THE FIRST DAY
10. THE FIRST DAY (2)
11. KIM JISOO
12. 7th FLOOR
13. CONFIDE
14. JJIMJILBANG
15. PARK CHAEYOUNG
16. JENCHULICHAENG
17. BECAUSE OF BUGS
18. DORM
19. HEARTBEAT
20. DORM (2)
21. MIYEON
22. FORGIVEN
23. FAINTED
24. BLUSH
25. HOW IT FEELS
26. CAUGHT?
27. BE BRAVE
28. LOVE
29. KISS
30. WAS PLANNED
31. WAKE YOU UP
32. LOTTE WORLD
33. NINI
34. SUCKLE
35. SENSITIVE LISA
36. APPA
37. CAN I ?
38. OPPA KNOWS
39. APPA (2)
40. JENNIE'S HOUSE
41. MOMMY
42. CHOREOGRAPHY
43. FINAL ASSESSMENT
44. FINAL RESULT
45. HOW TO TELL YOU?
46. DINNER
47. TEACH ME
48. JEALOUS
49. WHISTLE
50. IGNORED
51. SUNBAENIM?
52. REALIZED
53. DORM (3)
54. ALMOST DONE
55. LUST
56. DEBUT
57. LAST CHAPTER (END)
EXPLORE (new)

2. FIGHT

12.4K 704 5
By jl_rubyjane

"oppa, apakah kau ada ujian hari ini?" tanya Jennie saat berjalan bersama Mino menuju sekolah mereka yang tidak terlalu jauh dari rumahnya

"aku tidak ada ujian hari ini, ada sesuatu yang ingin kau lakukan?" tanya Mino

"tidak, mungkin hanya bermain di taman sebelum pulang" jawab Jennie

"okay, kita akan melakukannya! berjanjilah akan menungguku jika kau selesai terlebih dahulu" kata Mino

"aku berjanji! begitu juga kau! kau juga harus berjanji" kata Jennie

"percuma aku berjanji Jen, yang selesai terlebih dahulu pasti kau, karena ada di tingkat lebih rendah daripada aku. tapi aku akan tetap berjanji untukmu" kata Mino tersenyum

"kekeke terimakasih oppa! kau yang terbaik" kata Jennie tersenyum kepada Mino



setelah jam pulang sekolah, Jennie menunggu Mino seperti biasa didepan kelasnya, duduk sendiri tanpa ada teman teman yang menemaninya. ia hanya bisa tersenyum pahit melihat anak anak sebaya nya pulang sekolah selalu dijemput oleh orang tua mereka, 'iri' itulah yang ada di otak Jennie. walaupun orang tua mereka sesibuk apapun dia akan menjemput anaknya.

setiap saat Jennie selalu memikirkan apa yang pernah terjadi sebelumnya, ia bahkan bingung apakah ingatan itu terus menghantuinya tanpa akhir? ia tidak ingin seperti ini. ia ingin seperti layaknya seorang anak yang seumuran dengannya. bermain apa saja tanpa larangan dan beban pikiran.



**flashback**

gadis kecil itu bangun lebih awal pagi ini, ia ingin menceritakan kepada eommanya tentang mimpinya dan ia akan mengatakan ke appanya bahwa ia benar benar ingin melakukan apa yang ia mimpikan

"good morning eomma" sapa Jennie melihat eommanya yang sudah sibuk di dapur

"morning sayang" eommanya berjalan ke Jennie untuk memberikan ciuman

"apa tidurmu nyenyak semalam?" tanya eommanya

"sangat nyenyak eomma! bahkan aku bermimpi apa yang aku tuliskan disana!" kata Jennie antusias

"benarkah?" tanya eommanya yang sudah berjalan kembali kedapur. sebenarnya ia menahan tangisannya mendengar apa yang dikatakan putrinnya, maka dari itu ia langsung berbalik kedapur

"aku akan menceritakan kepadamu jika sedang tidak sibuk" kata Jennie

"aku tidak akan sibuk jika untuk anak anakku, ceritakanlah apa yang terjadi di mimpimu" ujar Irene lalu mengajak Jennie duduk di sofa


setelah Jennie menceritakan mimpinya

"wow mimpi yang luar biasa! eomma jadi ingin masuk kedalam mimpimu itu Jennie"

"kalau aku, ingin mimpi itu jadi kenyataan eomma" kata kata Jennie membuat eommanya tidak bisa bernapas, ia salah bicara pikirnya.

"itu akan terjadi suatu saat, percayalah"

"mungkin tidak. aku ingin bertemu appa, dimana appa aku tidak melihatnya pagi ini?" tanya Jennie

ucapan Jennie membuat eommanya terkejut, 'apa maksudnya dari mungkin tidak?' batinnya

"appamu sudah berangkat ke kantor tadi pagi pagi sekali" jawab eommanya.

"ohh aku sudah menduganya" kata Jennie langsung meninggalkan eommanya

'YaTuhan aku bersumpah akan membahagiakan mereka' batin eomma Jennie dan menangis tanpa suara lalu beranjak kembali ke dapur

"oppa bangun sudah siang" Jennie melompat keatas tempat tidur oppanya untuk membangunkannya

"hah udah siang? yaampun Jennie kau tidak membangunkanku daritadi! kita terlambat ke sekolah!" kata Mino langsung berdiri dari tempat tidurnya

"hahahahahaha" Jennie tertawa terbahak bahak melihat reaksi Mino

"ada apa Jennie? tidak ada waktu untuk menertawakanku! kita terlambat"

"oppa! ini hari sabtu, kita libur" kata Jennie sambil menetralkan kembali agar berhenti tertawa

"yak! kenapa kau baru bilang kalau gitu aku akan lanjutkan tidurku" kata Mino yang sudah siap menaiki tempat tidurnya tetapi di halang Jennie

"eits.... tidak boleh tidur lagi, kau tidak ingat hari ini hari apa?" tanya Jennie

"kan hari sabtu katamu" Mino berfikir sebentar.
"astaga! ini akhir pekan! kita harus bersiap Jennie, ayo!" lanjut Mino

"untuk apa bersiap?" tanya Jennie dengan suara yang mulai lemah

"appa mengajak kita berlibur. kau ingat itu?" tanya Mino

"aku ingat dan itu hanya akan berakhir di mimpi" kata Jennie dengan mata yang mulai berkaca kaca

"appa sudah pergi ke kantor?" Mino menebak

hanya menganggukkan kepalanya dan mulai menangis

"hey, jangan menangis, kau sudah berjanji tidak akan menangis Jennie"

"aku tidak bisa menahannya oppa, itu terjadi begitu saja! hiks hiks" Jennie mulai menangis keras

"Jennie tenanglah, aku tidak ingin membuat eomma khawatir" kata Mino menenangkan

Jennie terus menangis sampai eommanya datang kekamar mereka

"astaga ada apa ini? Jennie kenapa Mino?" tanya eommanya ke Mino

"menangis eomma"

"aku tahu, maksudku karena apa?"

"karena appa"

eommanya menghembuskan napas kasar dan berkata

"ayo bersiap, eomma akan membawa kalian berlibur ke New Zealand" katanya membuat Jennie dan Mino melotot kaget apa yang diucapkan eommanya

"yang benar saja eomma, tanpa appa?" tanya Mino

eommanya hanya mengangguk lalu tersenyum hangat, walaupun dalam hatinya 'sebentar lagi ada perang dunia ketiga'

"eomma, aku mencintaimu, tidak, aku benar benar mencintaimu!" kata Jennie lalu menciumi seluruh wajah eommanya

"sekarang bersiaplah, urusan appa biar eomma yang urus, apakah kalian mengerti?" tanya eommanya

"aku mengerti eomma!" kata Jennie dan Mino lalu bergegas ke lemari mereka masing masing dan menyiapkan semuanya


di dapur saat Jiyong istirahat makan siang

"apa kau benar benar gila? aku bilang kepada mereka untuk mereka bisa sedikit berbangga kepadaku! bukan benar benar akan pergi!" kata appa mereka

saat jam makan siang, appanya selalu makan siang dirumah menyempatkan diri untuk mencicipi masakan istrinya, jika benar benar sibuk, baru ia tidak pulang untuk sekedar makan siang

"mereka tidak akan pernah bangga pada appa pembohong sepertimu tau?!" bentak eommanya

"apa kau bilang? pembohong? aku hanya membuat mereka bangga kepadaku!"

"bangga untuk apa? bangga memiliki appa yang tidak pernah menepati janjinya? iya?!"

tanpa mereka sadari, Mino dan Jennie melihat semua dan mendengar semua apa yang dibicarakan kedua orang tuanya dari ambang pintu kamar mereka, Jennie terus meneteskan air mata begitu pula dengan Mino

"aku tidak pernah janji kepada mereka"

"walaupun kau tidak! mereka masih anak anak, mereka akan berpikir bahwa semua yang kita omongkan akan benar benar terjadi!" jawab eommanya

Jiyong sudah terpancing emosi sekarang, ia bangkit dari meja makan dan menuju ke istrinya yang ada di dapur

"kau berani membentakku?!" tanya Jiyong memegang dagu Irene dengan kasar

"kau tidak bisa diajak bicara dengan tenang! itu alasanku membentak" katanya sedikit takut.

"diam!!! atau aku menembuskan ini sekarang kedalam kepalamu!" ancam Jiyong yang sudah memegang pisau dan diarahkan ke samping pelipis istrinya

Irene tidak berkata kata lagi setelah itu, ia benar benar takut sampai ia merasakan tangan melingkar di kakinya

"eommaa hiks hiks" ucap Jennie, Mino sudah membersihkan air matanya, ia berniat untuk membalas ucapan appanya

"jika appa lakukan itu aku tidak akan menganggapmu sebagai appaku lagi selamanya" ancam Mino

"kalian masuk kamar sekarang! atau aku akan melakukan hal yang sama pada kalian" kata Jiyong tanpa melepas tangannya yang ada di dagu istrinya

"jangan lakukan pada anakku! aku tetap akan membawanya pergi dari sini!" kata Irene lebih berani dari sebelumnya

"kau tau? aku bahkan sudah menceritakan padamu bahwa ekonomi di perusahaan sedang turun turunnya! itu sebabnya aku tidak melakukan liburan ini!" kata Jiyong marah

"kau membicarakan itu setiap malam tapi kau juga membicarakan tentang liburan pada anak anak tadi malam. apa maksudmu!?" Jiyong melepaskan tangannya dari dagu istrinya

"apa kalian tidak ada yang kasihan padaku? aku bahkan bekerja untuk menghidupi kalian! tapi kalian malah menuntutku!" kata Jiyong berteriak

"kau bilang perusahaan sedang turun, tapi mengapa kau setiap pulang kerja dalam keadaan mabuk? apa itu cara mengekspresikan diri jika ekonomi perusahaan sedang turun? iya!?" kata Irene ikut tersulut emosi

"aku sama tidak kasihan pada appa! karena kau selalu memberikan janji janji palsu padaku dan juga Jennie" kata Mino mulai menyamakan suaranya dengan Jiyong

"anak kurang ajar! apa kalian ingin lihat aku mati baru kalian kasihan padaku!?" Jiyong mengarahkan pisau yang ia pegang kearah pergelangan tangannya

"kalau gitu biar aku saja yang mati! aku tidak ingin hidup seperti ini!" ucap Jennie merampas pisau yang ada di tangan Jiyong sebelumnya dan mengarahkan ke tangannya tapi dengan cepat di tepis Mino

"apa yang kau lakukan!? jangan lakukan itu lagi! ayo ikut aku kekamar" ucap Mino lalu menarik Jennie.


** flashback end**






"Jen"

"Jennie!" Mino memukul pundak Jennie

suara Mino mengembalikan kesadaran Jennie, ia cepat cepat mengahapus air matanya yang sudah menetes deras.

"kau menangis lagi" ucap Mino lalu memberikan tisu pada Jennie

"terimakasih" ia menerima tisunya
"aku ingin hidup tenang tanpa ada pikiran apapun seperti anak anak seusiaku pada umumnya, oppa" lanjutnya

"aku tau, aku juga ingin, aku janji aku akan mencari cara untuk itu, okay?" Mino menenangkan Jennie.

Jennie hanya mengangguk

"jadi bermain ditaman?" tanya Mino

"aku rasa tidak"

"mengapa?"

"aku merindukan Ella, kita bisa main bersamanya nanti dirumah"

Ella adalah adik mereka yang baru berusia satu setengah tahun, jadi saat kejadian didapur itu eomma mereka sedang hamil.

"lalu, apakah kita sekarang langsung pulang?" tanya Mino

"kita beli ice cream saja" jawab Jennie

"okay! aku masih memiliki uang untuk hanya sekedar membeli 2 ice cream hari ini, ayo" Mino menarik tangan Jennie agar berjalan bersamanya.




















to be continued













don't forget to vote
don't be a ghost reader 🖤

Continue Reading

You'll Also Like

271K 6.2K 51
"𝗒𝗈𝗎 𝗀𝗂𝗏𝖾 𝗆𝖾 𝖾𝗇𝖾𝗋𝗀𝗒, 𝗆𝖺𝗄𝖾 𝗆𝖾 𝖿𝖾𝖾𝗅 𝗅𝗂𝗀𝗁𝗍 𝗐𝖾𝗂𝗀𝗁𝗍"
754K 46.3K 32
[JENLISA+SEULRENE] Tidak disarankan untuk yang homopobic.
54.7K 1K 94
Continuation of Modesto story who happens to intercourse with friends,mature,classmates,strangers and even family...
1M 40.9K 16
"Kamu yang pertama mengenalkan rasa ini padaku. Bagaimana mungkin aku dapat melepaskanmu?" ⚠GXG