Behind Of The Mask

By Ai_Yaotome

17.9K 1.4K 98

Merlin harlend adalah anak dari seorang tukang kayu diperdesaan terpencil yang damai, namun ia harus di sadar... More

Chapter 1
Chapter 2
Chapter 3
Chapter 4
Chapter 5
Chapter 6
Chapter 7
Chapter 8
Chapter 9
Chapter 10

Chapter 11

863 55 16
By Ai_Yaotome

#Happy Reading All ^-^

"Silakan masuk Miss Merlin" Gumam Remus mempersilakan Merlin masuk kedalam sebuah ruangan kecil, Merlin mengangguk dan melangkahkan kakinya masuk kedalam ruangan itu.

Ruangan yang akan menjadi tempatnya beristirahat terlihat cukup sederhana, didalamnya terdapat ranjang berukuran sedang dengan meja kecil yang memiliki laci untuk menyimpan barang-barangnya walaupun ia tidak membawa barang apapun kecuali matel yang Arthur berikan kepadanya serta meja untuk belajar dan sebuah perapian mini yang berada di ujung kamar.

"Setidaknya kamar ini lebih bagus dibandingkan kamarnya yang dirumah"Batin Merlin sambil menatap setiap inci isi kamarnya.

"Kalau begitu saya mengundurkan diri Miss, Selamat beristirahat" Gumam Remus sambil menutup pintu kamar tanpa menunggu Merlin membalas ucapan selamat beristirahat darinya.

Merlin melepas kedua sepatunya dan berjalan menuju ranjang yang seakan sedang memanggilnya dan ia mulai naik keatas ranjang dan menghempaskan dirinya disana.

Merlin mulai merasa kantuk karena ranjang itu terasa nyaman dan membuatnya lebih semakin mengantuk namun udara dalam ruangan terasa dingin dan membuat Merlin meringkukan tubuhnya agar terasa hangat.

Pyrkagia Sebuah suara mulai terdengar kembali dan membuat Merlin memaksa untuk membuka matanya namun matanya terasa berat untuk membuka "Pykagia" Gumam Suara itu kembali dengan sangat Jelas ditelinga Merlin.

"Em.. Pykagia" Gumam Merlin dengan suara berat tanpa sengaja sambil membuka matanya sedikit dan Merlin merasa seluruh ruangan didalam kamarnya mulai terasa hangat serta perapian yang ada didalam kamar menyala "Apa aku tadi menyalakan perapian?" Batin Merlin namun ia sudah terlalu lelah untuk berpikir dan kemudian mulai terlelap dalam mimpi.

***

"Permisi My Lord" Gumam Remus sambil membawakan Brandy hangat yang Collin minta sebelum ia menemui Merlin.

"Apa kau sudah menunjukkan kamar untuknya?" Tanya Collin tanpa menatap kearah Remus yang sedang menuangkan Brandy hangatnya kedalam gelas dan menuangkan cairan Bloody kedalamnya juga.

"Yes My Lord, sudah saya antarkan dan sepertinya ia langsung beristirahat" Jelas Remus sambil meletakkan gelas itu disamping meja.

Collin menghentikan pekerjaannya dan mengalihkan pandangannya menatap kearah jendela yang sudah memperlihatkan cahaya terang dari sinar matahari pagi dan itu menandakan sudah saatnya ia harus beristirahat.

Collin menatap dokumen yang masih menumpuk diatas mejanya, sebenarnya ia enggan untuk menghentikan pekerjaannya mengingat masih banyak dokumen yang harus ia bereskan tapi ia sudah terlalu lelah untuk bekerja.

"Bisa kau siapkan air mandi untukku?" Gumam Collin mengingat dirinya belum mandi semenjak ia kembali dari kota, Remus menganggukkan kepalanya kemudian pergi melakukan perintah Collin.

Collin menutup semua buku yang ada diatas mejanya sambil menghela nafasnya dengan berat, menurutnya ini adalah hari yang paling melelahkan kemudian ia bangkit berdiri untuk bersiap membersihkan dirinya sebelum ia beristirahat.

***

"Merlin! Jangan kau percaya kepadanya!" Teriak Amanda Ibunya kepada Merlin sambil menunjukkan tangannya kearah seorang pria yang menggunakan jubah hijau menutupi kepalanya sehingga tidak begitu terlihat jelas wajahnya tapi Merlin sepertinya mengenal pria itu

Pria berjubah itu tertawa dengan senyuman yang menurut Merlin sangat mengerikan kepadanya "Kau harus percaya padaku Merlin, apa yang aku lakukan semuanya demi dirimu" Jelas pria berjubah itu mulai melangkahkan kakinya perlahan kearah Merlin berada.

"Merlin, Menjauhlah darinya!" Teriak Amanda kembali, ia terlihat tidak berdaya tubuhnya penuh dengan luka sayatan, Merlin masih terdiam menatap Amanda kemudian mengalihkan pandangan kerarah pria berjubah hijau yang sudah hampir mendekatinya secara bergantian dan terlihat bingung karena ia tidak melihat ayahnya.

"Mum, Dimana Dad?" Tanya Merlin bingung namun Amanda hanya menangis mendengar pertanyaanya, Merlin tahu ada sesuatu yang tidak beres dari pertanyaannya kemudian ia kembali menatap kearah pria berjubah itu jarak pria berjubah hijau itu tidak terlalu jauh darinya.

"Jawab pertanyaanku, dimana kau menyembunyikan Ayahku?" Tanya Merlin dengan nada mengancam namun pria berjubah hijau itu hanya tersenyum kepadanya dari balik tudung jubahnya dan mengangkat tangannya menunjuk kearah belakang Merlin.

"Kau ingin melihatnya, Merlin?" Tanya Pria itu kembali sambil memperlihatkan senyumannya dibalik jubah hijaunya kemudian membiarkan Merlin mengalihkan pandangannya menuju arah yang ia tunjuk.

Merlin terdiam membeku ketika ia melihat tubuh Ayahnya kaku dan melayang dibelakangnya dengan mata terbuka menatap kearahnya dengan tatapan sedih. "A..A..Apa yang.. Apa yang telah kau lakukan!" Teriak Merlin dan kemudian ia terbangun dalam mimpinya.

Merlin membuka matanya yang terasa perih karena air mata, tubuhnya penuh dengan keringat membuat seluruh pakaian yang ia kenakan basah serta jantungnya berdetak dengan kencang seakan ia baru saja melihat kejadian yang ia alami nyata didepannya bukan hanya mimpi.

"Tidak, ini hanya mimpi" Gumam Merlin kepada dirinya berusaha membuat dirinya sendiri tenang. "Aku yakin ini hanya mimpi" Gumamnya kembali, ia tahu apa yang sering ia mimpikan akan selalu menjadi kenyataan tapi ia tidak ingin melihat ayahnya mati seperti yang ada didalam mimpinya.

Merlin menatap kesekeliling kamarnya, perapian yang tadi menyala sudah padam ia yakin perapian itu sudah padam lama karena suhu di ruangan sudah meningkat dan membuatnya kembali mengigil.

"Seharusnya aku tidak memberikan jubahku kepada kepala pelayan itu" Gumam Merlin menyesal sudah memberikan jubah yang Arthur berikan padanya kepada Remus mengingat jubah itu sangat hangat dan ia sangat membutuhkan jubah itu sekarang.

Merlin menarik selimut dan membelit tubuhnya dengan selimut itu setidaknya itu sedikit membantu mengingat tubuhnya mulai terasa sedikit hangat ketika ia membelit tubuhnya, Merlin turun dari atas ranjangnya dan berjalan menuju kearah perapian.

Ia berpikir Setidaknya dirinya harus membuat tubuhnya bergerak agar tidak terlalu dingin, Merlin berjongkok didepan perapian meneliti bagaimana caranya ia menyalakan perapian itu kembali karena ia merasa perapian ini menyala ketika ia akan tertidur.

Pykagia Batin Merlin sambil mengingat kembali kata-kata yang keluar dalam pikirannya ketika ia hampir tertidur karena rasa lelah, Merlin masih menatap kearah perapian, keningnya berkerut memikirkan kata-kata yang terlintas didalam pikirannya.

"P..Pykagia" Gumam Merlin perlahan dan tiba-tiba sebuah api muncul dari dalam perapian dan membuat Merlin terjatuh dari tempatnya berjongkong ketika api yang ada didalam perapian itu menyala.

Merlin terdiam membisu ketika ia melihat perapian yang ada didepannya menyala ketika ia mengucapkan kata-kata yang ada didalam pikirannya.

A..apa yang Arthur katakan benar kalau aku adalah seorang penyihir Batin Merlin tidak percaya dengan apa yang ia dengan dan yang ia lihat mengingat dirinya sendirilah yang menyalakan perapian tanpa menggunakan alat bantuan.

Merlin terdiam sejenak menatap perapian yang menyala kemudian ia memalingkan wajahnya menatap kearah Jendela yang ada didalam ruang istirahatnya dan melihat Matahari mulai memunculkan dirinya.

"Tidak, Aku harus bekerja!" Teriak Merlin Panik ketika ia melihat hari sudah pagi dengan cepat ia berlari menuju lemari pakaian dan membukanya untuk mencari pakaian ganti.

Merlin bersyukur didalam lemari itu terdapat beberapa pakaian pelayan yang bisa ia kenakan untuk menganti pakaiannya yang kotor mengingat semalam ia berlari didalam hutan dan ia juga tidak tahu sudah berapa kali dirinya terjatuh didalam hutan membuat pakaian yang ia kenakan menjadi kotor.

Merlin mengambil pakaian yang ada didalam lemari dan mengenakannya secepat mungkin setelah ia selesai mengenakan pakaiannya ia melangkahkan kakinya menuju cermin dan mulai mengepang rambut panjangnya.

Merlin berlari keluar dari kamarnya menuju Aula utama untuk mencari Remus menanyakan pekerjaan apa yang harus ia lakukan.

***

"Kau mau kemana Feronica?" Tanya Amanda mengantuk ketika menatap adik perempuannya yang berada didepan pintu kamar mereka terlihat ingin pergi keluar dari kamar mereka.

"Aku lapar, Amanda" Jelas Feronica sambil memutar knop pintu kamarnya dan pintu kamar mereka terbuka.

Amanda mengerutkan keningnya ketika ia mendengar perkataan Feronica "Bukankah kau sudah makan sebelum kita pergi tidur?"

Feronica menganggukkan kepalanya sambil tersenyum pahit kearah kakaknya "Tapi aku kembali lapar, Maukah kau menemaniku ke dapur?"

"Tidak!" Jawab Amanda cepat sambil menatap wajah adik perempuannya yang menatapnya dengan tatapan pasrah.

"Sudah kuduga kau akan berkata seperti itu, Baiklah aku akan pergi sendiri ke dapur" Jelas Feronica mulai melangkahkan kakinya menuju dapur meninggalkan Amanda yang masih terbaring di atas ranjangnya.

Feronica berjalan sedikit cepat menuju kearah dapur, tentu saja tidak ada satupun pelayan yang sedang berkerja sekarang mengingat matahari baru saja bersinar dan menandakan hari sudah malam bagi para Vampire.

Tidak butuh lama bagi Feronica untuk menemukan tangga kearah bawa yang menuju kearah dapur mengingat ia sudah sering berkunjung di kediaman Pamannya.

"Apa yang sedang kau lakukan disini?" Guman sebuah suara dari arah belakang dan membuat Feronica terkejut, dengan cepat Feronica mengalihkan pandangannya menatap kearah pemilik suara yang sudah ia kenal.

"Uncle Collin!" Gumam Feronica sambil menghela nafasnya dengan berat membuang rasa ketakutannya.

Collin menatap keponakannya dengan kening berkerut "Apa kau terkejut Feronica dengan kehadiranku?" Tanya Collin pelan namun Feronica hanya menundukkan kepalanya karena ia tahu maksud yang Collin katakan.

"Maaf kalau aku kurang peka dengan sekitar" Gumam Feronica dengan suara penuh rasa penyesalan, ia sudah sering diajarkan oleh ayahnya untuk mencoba merasakan kehadiran seseorang walaupun dari jarak jauh mengingat ia merupakan keturunan Vampire Murni dan sudah seharusnya ia mempunyai kemampuan itu sejak lahir

Collin menghela nafasnya, ia menyesal menanyakan hal itu pada keponakannya "Lupakan." Gumamnya sambil mengelus kepala Feronica dengan lembut kemudian menggendongnya "Apa yang kau lakukan disini?"

"Aku lapar makanya aku kemari untuk mencari makanan" Jelas Feronica sambil memeluk Collin dengan erat.

Collin menatap Feronica dengan alis terangkat "Kau lapar? Bukankah kau sudah makan sebelum tidur?" Tanya Collin bingung sambil menatap wajah keponakan nya yang mulai memerah karena pertanyaannya.

"Oh, maafkan aku sudah berbicara seperti ini kepada seorang Lady" Lanjutnya kembali namun kali ini sedikit tertawa kecil melihat Feronica menutup semua wajahnya dibalik tubuh Collin. 

"Baiklah, sebaiknya kita kembali ke kamarmu sekarang" Jelas Collin sambil menatap Feronica yang sudah membelakkan matanya mendengar perkataannya.

Feronica merasa mungkin dirinya salah mendengar perkataan Collin mengingat ia sudah susah payah berjalan menuju dapur sendirian karena ia lapar namun Pamannya ingin membawanya kembali ke kamar.

"Ohh.. berhentilah menatapku seperti itu, Aku tahu apa yang sedang kau pikirkan, Feronica!" Jelasnya sambil menjauhi dapur dan berjalan menuju kamarnya. "Tenanglah, aku sudah membawakan Bloody untukmu sayang"

"Benarkah!" Tanya Feronica dengan suara penuh kebahagian dan membuat Collin tertawa mendengar suara keponakannya.

"Tentu saja tapi kau harus janji padaku, tidak memberitahu ibumu kalau aku memberikanmu Bloody" Jelas Collin karena ia tahu Rose pasti akan marah padanya kalau dia tahu Collin memberikan anaknya Bloody.

Rose memang mengizinkan anak-anaknya meminum Bloody namun di bataskan, mengingat adik perempuannya dari kecil di besarkan di dunia manusia sehingga membuatnya sedikit tidak menyukai Bloody walaupun dia juga merupakan seorang Vampire murni.

"Tentu saja aku berjanji, Kau tahu kalau Mum marah sangat menakutkan" Jelas Feronica kembali membuat Collin tertawa mendengar perkataannya.

                                                                                                                                             [Continued]

Continue Reading

You'll Also Like

408K 23.6K 173
⚠️MENGANDUNG BOYS LOVE/YAOI Author = Big Meow Online Status = Ongoing Tipe = Manhua Raw = Bilibili Comics Genre = Bl, Yaoi, Omegavers Youyan si...
20.9K 4.2K 35
Kelanjutan dari kisah Christy bersama teman temannya didalam lingkup aliansi. setelah berhasil mendamaikan bangsa serigala dan juga bangsa vampir. Ch...
724K 67.5K 50
{Rilis in :1 February 2021} [Fantasy Vampire series] Ivylina terjebak di sebuah Museum kuno di negara Rumania dan terkunci di kamar yang penuh dengan...
119K 10.6K 35
6 vampire said: takdir sudah memilih mu untuk terikat dengan kami, karena kami sendiri yg merasakannya Jake harem 17+