in-between

By vianitammy

53.8K 6.3K 1.4K

(Canon) growing up. growing apart. and coming back together. ___ Ditengah-tengah pertarungan, intrik, persel... More

0
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15

1

4K 460 86
By vianitammy

Kurosuke melihat sekelilingnya dengan waspada. Ketiganya sedang berada dihutan. Membutuhkan waktu sekiranya setengah jam lagi untuk sampai didepan gerbang desa Konoha. Sedikit lagi, dia pasti akan membantu Tou-san dan Kaa-san nya.

"Kaa-san dan Tou-san akan tetap mencintaiku. Mereka akan menjemput kami disini." Kurosuke bergumam pada dirinya sendiri, mencoba meyakinkan dirinya sendiri bahwa itu memang akan terjadi.

"Cinta orang tua bersifat naluriah. Tidak mengenal batas, bahkan waktu itu sendiri. Kami mungkin tidak mengenalmu di masa lalu, tapi kami akan mencintaimu. Tou-san dan Kaa-san ... butuh waktu untuk memperhatikan satu sama lain. Kami mungkin tidak bersama di masa lalu, tapi kami akan jatuh cinta karena kalian."

"Kuro, gunakan Genjutsumu untuk menghilangkan lambang klan pada pakaian kalian berdua dan ubah lambang klan yang ada dipakaianku dengan milik Hyuuga."

Kurosuke menatap kearah Shinsuke dengan alis berkerut seakan bertanya untuk apa?

"Kita sedang berada dimasa lalu. Seluruh warga desa akan menganggap kita sebagai ancaman jika tahu kita seorang Uchiha."

Kurosuke ber-ah-ria. Dia melupakan fakta bahwa Tou-san nya -Uchiha Sasuke- adalah satu-satunya Uchiha pada masa ini.

Tanpa menunggu lama, Kurosuke mengaktifkan Sharingannya dan melakukan apa yang diminta kakaknya -Shinsuke- dia menghilangkan lambang klan Uchiha yang berada dipakaiannya dan Hitomi lalu mengubah lambang klan Uchiha menjadi Hyuuga pada pakaian Shinsuke.

Shinsuke mengangguk puas. Genjutsu milik Kurosuke setidaknya akan membantu ketiganya untuk masuk kedalam desa tanpa hambatan. Dan lagi sebisa mungkin dia harus menjauh dari orang yang berasal dari klan Hyuuga sebelum sampai pada Hokage. Bisa gawat jika dia malah diseret kekediaman Hyuuga sebelum bertemu Hokage.

"Ayoㅡ"

"Hei, Nak… apa kalian tersesat? Kami bisa membantu menemukan ayah dan ibu kalian jika kalian mau."

Mata Shinsuke menyipit. Sedangkan Kurosuke sudah berdiri didepan Hitomi sebagai tameng. Shinsuke pernah melihat tampilan itu sebelumnya. Orang jahat selalu menginginkan matanya. Itu sebabnya Kaa-san nya mengatakan jangan pernah berbicara dengan orang asing. Shinsuke memutuskan untuk mengabaikannya untuk saat ini. Ketiga orang yang berada dihadapannya ini hanyalah kelompok bandit biasa.

"Sepertinya anak itu agak pemalu. Tidak apa-apa. Kami tidak akan menyakitimu." Ujar salah satu dari ketiganya.

"Tidak baik berbohong. Aku tahu kalian menginginkan mataku. Tapi kalian tidak bisa memilikinya." Shinsuke mengatakan dengan dagu yang terangkat. Nadanya tenang namun terselip arogansi didalamnya. Dia adalah keturunan dari dua Klan Bangsawan. Dia tidak akan terintimidasi oleh beberapa bandit. Jika mereka mencoba menyentuhnya, dia akan menggunakan Jutsu Bola Api pada mereka. Itu akan mengajari mereka untuk tidak mengganggu anak-anak!

"Anak pintar. Baiklah. Aku akan mengambilnya dengan cara yang halus agar kau tidak merasa kesakitan." Bandit itu menyeringai. Bagaimanapun juga dia harus mengambil Byakugan. Mereka akan mendapatkan uang banyak jika berhasil memberikan Byakugan pada atasannya.

"Touㅡ" Dengan cepat Kurosuke menutup mulut Hitomi sebelum gadis kecil itu menyelesaikan ucapannya. Kurosuke melirik kearah Shinsuke yang langsung dijawab anggukan oleh Shinsuke. Dengan cepat dia mengambil Hitomi kedalam gendongannya dan meninggalkan Shinsuke bersama ketiga bandit.

Shinsuke menyerigai. Sepertinya adik kecilnya itu bisa merasakan chakra milik Tou-san nya di dekatnya. Tou-san akan selalu melindunginya. Dan orang-orang jahat ini berada dalam masalah besar. Shinsuke meletakan kedua tangannya dibelakang kepala, menatap ketiga bandit itu dengan senyuman mengejek sembari menghitung mundur dari sepuluh. Dia tidak membutuhkan Byakugan sekarang untuk melindunginya. Sasuke akan segera datang. Selain itu, dia butuh waktu untuk berpikir apa yang akan dia katakan saat bertemu dengan Tou-san nya dimasa lalu. Itu pasti akan sangat canggung untuknya.

______

Sasuke berjalan dengan santai sembari memikirkan isi dalam gulungan yang baru saja dia temukan di istana Kaguya. Setelah perang dunia shinobi keempat dan masa tahanannya berlalu. Sasuke memutuskan untuk berkelana sebagai penebusan dosa-dosanya dimasalalu. Dan memanfaatkan kekuatan Rinnegannya untuk melintasi berbagai dimensi guna mencari sisa-sisa peninggalan Kaguya. Walaupun dunia shinobi saat ini dapat dikatakan aman, tetap saja ancaman besar akan selalu datang dikemudian hari. Dan Sasuke hanya ingin memastikan jika tidak ada Kaguya kedua dimasa depan.

Walaupun dunia shinobi sudah aman dari ancaman seperti Kaguya, namun tidak bisa dipungkiri jika Shinobi bebal masih banyak yang berkeliaran dengan bebas diberbagai negri. Seperti saat ini, netra hitamnya menyipit saat melihat seorang anak yang sedang dihadang oleh tiga bandit. Namun bukan itu yang menjadi fokus utamanya.

"Apa yang kalian lakukan?"

Ketiga bandit yang sedang menyerigai kearah Shinsuke seketika membeku saat melihat sosok Uchiha Sasuke berdiri di belakang Shinsuke. Sedangkan bocah berusia sembilan tahun itu diam-diam menjulurkan lidahnya, mengejek.

"U-uchiha.."

Sasuke menatap datar ketiga bandit yang saat ini terlihat pucat pasi dan langsung kabur tanpa mengatakan sepatah kata. Pandangannya beralih pada bocah yang saat ini sedang menatap kearahnya. Ada sesuatu yang membuat Sasuke penasaran dengan bocah yang berada dihadapannya. Seorang Hyuuga namun sangat.. aneh.

"Terima kasih sudah menyelamatkanku, Uchiha-san," Shinsuke membungkukan badannya. "Aku tidak tahu apa yang akanㅡeh?"

Shinsuke menoleh kesana kemari mencari sosok Sasuke yang tiba-tiba menghilang. Bukannya kesal karena ditinggal tiba-tiba, Shinsuke malah terkikik geli. Ternyata Ayahnya dimasa lalu lebih dingin dan acuh tak acuh dari kembarannya -Kurosuke-

"Aku penasaran, apa Tou-san menyadari genjutsu yang dibuat Kuroㅡ Sial! Aku lupa menanyakan dimana Kurosuke akan menunggu!"

______

Sedangkan diruang waktu yang berbeda. Sasuke batuk darah setelah anak-anaknya menghilang dari pandangannya. Chakranya yang memang sudah menipis semakin menipis saat menggunakan Jutsu terlarang untuk mengirim anak-anaknya ke dimensi masa lalu. Walaupun begitu Sasuke selalu meyakinkan dirinya bahwa keluarga kecilnya akan baik-baik saja. Dan sekarang Hinata lah prioritas utamanya. Tidak peduli jika nyawa taruhannya. Yang pasti dia tidak boleh mati sebelum Hinata aman.

"Sasuke!"

"Tolong jaga anak-anakku, kami-sama." Sasuke berbisik ketika dia menatap ketempat anak-anaknya menghilang.

Sasuke merasakan lengan Hinata melingkari tubuhnya. Dan dia membalas pelukan istrinya. Sasuke bukan pria yang percaya dengan keberadaan dewa, namun untuk saat ini dia berharap jika kami-sama melindungi keluarga kecilnya.

Suara gemuruh dari luar dan langit-langit gua yang bergetar membuat bebatuan serta debu mulai berjatuhan. Keduanya tahu jika cepat atau lambat mereka akan ditemukan.

"Dia di sini.."

Sasuke melihat Hinata saat byakugannya diaktifkan. Dia sangat mencintai wanita ini, dia tetap kuat melalui segalanya. Hinata mencintainya dan begitupun Sasuke. Sasuke tidak pernah berpikir dia akan merasakan begitu banyak cinta dari seseorang dan kemudian cinta nya tumbuh lebih besar saat putra dan putrinya lahir.

Ada begitu banyak hal yang ingin Sasuke katakan pada Hinata. Hal-hal yang dia banggakan, hal-hal yang membuatnya malu, hal-hal yang dia takuti. Tapi dia selalu menjadi orang yang tidak banyak bicara, dan sekarang tidak terkecuali. Dia bahkan tidak tahu harus mulai dari mana. Dia dulu menjalani kehidupan yang sembrono dan tak kenal takut, tetapi cinta ini, kebutuhannya ini adalah sesuatu yang telah mengubahnya secara dramatis. Sekarang setelah dia tahu cinta, hidupnya menjadi jauh lebih mengkhawatirkan. Dia terlalu menyayangi istri dan anak-anaknya sehingga dia tidak bisa hidup di dunia tanpa mereka. Sasuke hanya berharap mereka bisa hidup tanpanya.

"Hinata, aku ingin kau pergiㅡ"

"T-tidak! Aku tidak akan membiarkanmu sendirian."

Sasuke mendengar Hinata terisak. Sasuke meremas tangan Hinata dengan lembut dan menatapnya.

"Dengarkan aku Hinata, aku ingin kau mengisi chakramu dan setelah kau melakukannya aku ingin kau kembali ke masa lalu," Sasuke menjeda ucapannya guna membuat segel tangan dan seketika gulungan keluar dari asap putih. "Kau bisa menggunakan gulungan ini untuk kembali kemasa lalu. Aku ingin mereka setidaknya memiliki satu orang tuaㅡ"

"Tidak! Tidak! Tidak! Sasuke, aku tidak bisa kehilanganmuㅡ Aku membutuhkanmu Sasuke... kumohon!"

Sasuke menatap mata istrinya yang basah. Saat wajahnya menunjukkan ketakutan yang dia rasakan karena kehilangannya, itu semakin mendorong Sasuke untuk lebih banyak berkorban untuk Hinata. Sasuke tidak peduli jika dia harus menukarkan nyawanya untuk Hinata.

Sasuke membungkuk dan mencium Hinata. Berharap Hinata dapat menangkap perasaan cintanya. Hinata melingkari lengannya dileher Sasuke dan Sasuke melingkarkan lengannya di pinggang Hinata dan menariknya lebih dekat. Sebuah isakan keluar dari bibir Hinata. Sasuke melepaskan ciumannya dari bibir Hinata lalu menyandarkan dahinya ke dahi Hinata dengan mata yang terpejam.

Sasuke tersenyum. "Hinata, selama 10 tahun aku merasa hidup dan dicintai. Terima kasih, kau memberiku lebih dari apa yang aku miliki atau yang pernah aku harapkan." Sasuke merasakan Hinata menarik dirinya lebih dekat dan tangisan kecil keluar darinya.

"Aku membutuhkanmu untuk bertahan hidup untukku dan bayi kita, aku membutuhkanmu untuk bertahan hidup demi keluarga kita, cinta kita." Hinata bersandar didada bidang Sasuke dengan mata yang terpejam lalu menarik napas dalam-dalam sebelum akhirnya menatap kearah Sasuke dengan senyum lebar.

Mata Sasuke melebar saat Hinata melepaskan chakra yang melindungi perutnya. Sasuke merasakannya, perasaan yang sama yang dirasakan saat dua kali Hinata hamil. Chakranya selalu meningkat. Sasuke dapat merasakan samar-samar jika chakranya melebur dalam diri Hinata, tepatnya dibagian perut Hinata yang sedikit membuncit.

"Hinaㅡ"

"Tadinya aku akan memberitahumu. Tapi ketika semua ini dimulai aku tidak bisa. Kau harus fokus pada musuh dan kau tidak akan mengizinkanku untuk membantumu sebanyak yang kau lakukan. Maaf karena aku menyembunyikan ini, aku hanya tidak bisa membiarkanmu bertarung sendiri. Dan aku merasa itulah satu-satunya cara untuk terus bertarung bersamamu."

Sasuke menatapnya dan menciumnya lagi. Hinata terlalu sempurna untuk pendosa seperti dirinya. Hinata bahkan berpikir jika dia akan marah, walaupun sebagian dari dirinya mengutuk karena tidak menyadari kehamilan istrinya. Namun dari semua itu, Sasuke sangat senang dengan berita kehamilan Hinata dan sekarang dia harus memikirkan cara agar Hinata serta calon anaknya dapat selamat.

Hanya ada satu cara baginya untuk Hinata bertahan hidup. Sasuke berharap Hinata akan memaafkannya pada waktunya. Sasuke meletakkan tangannya di perut Hinata dan Sasuke dapat merasakan chakra yang meningkat di dalam. Usianya mungkin sekitar 3/4 bulan.

Sasuke menatap pada mata lavender yang sangat dia sukai.

Maafkan aku Hinata.

"Baik, dengarkan aku Hinata, aku akan pergi menjauh dari sini dan membuatnya mengikutiㅡ"

"Tidak, aku akan pergi denganmu."

"Aku berjanji tidak akan menghadapinya, dan aku berjanji akan menyusulmu. Aku ingin kau pergi sekarang sebelum dia menemukan kita."

Hinata menatapnya dengan ragu sebelum mengangguk setuju dan berdiri. Sebelum dia pergi, Hinata berbalik dan melemparkan dirinya ke arah Sasuke dan bungsu Uchiha itu dengan senang hati menangkapnya, keduanya berciuman sekali lagi, lebih lambat dan lebih banyak gairah, menikmati momen yang tersisa. Keduanya bahkan tidak menarik diri ketika mendengar dan merasakan bumi berguncang. Setelah puas, Sasuke melepaskan ciumannya dan mendorong Hinata dengan pelan agar segera menjauh.

"Pergi, Hinata!" Hinata mengangguk, menarik diri dan dengan pandangan terakhir dia melompat keluar dari gua.

Sasuke mengeluarkan pil chakra dan mengambil 4 yang tersisa. Dia membutuhkan pil itu untuk mengisi kembali chakranya meskipun hanya sedikit.

Sasuke kembali mendudukan diri dilantai gua dan memejamkan mata, dia tidak peduli dengan keributan yang terjadi diluar sana. Sasuke membutuhkan sedikit waktu untuk menenangkan diri dan menunggu Hinata berlari sejauh mungkin agar wanitanya tidak ikut campur.

Sasuke membiarkan senyuman muncul saat kilas balik kehidupan berputar dalam pikirannya. Pertemuan pertamanya dengan sang istri bisa dibilang tidak terlalu mengenakan. Bagaimana pun juga dirinya yang dulu tidak peduli dengan makhluk lemah berjenis kelamin perempuan.

Sasuke selalu mengejek sahabat pirangnya yang semakin bodoh karena cintanya yang selalu di tolak oleh Sakura dan berakhir menjadi seorang idot saat Sakura akhirnya menerima lamarannya. Dan saat itulah Sasuke bertemu dengan Heiress Hyuuga yang patah hati. Saat itu Sasuke bahkan sempat mengejek, tidak mengerti bagaimana seorang Heiress klan bangsawan sangat lemah hanya karena cintanya bertepuk sebelah tangan. Dan Sasuke semakin mengejek sang Heiress saat Hyuuga Hiashi menemui dirinya meminta pernikahan untuk putri sulungnya.

Dulu mungkin Sasuke akan tertawa terbahak karena memikirkan kedudukan sang Heiress -Hyuuga Hinata- yang ternyata tidak terlalu diinginkan oleh klannya sendiri. Dan dulu Sasuke mengasihani dirinya sendiri karena seperti tempat sampah yang mau saja menampung sesuatu yang telah dibuang.

Awal kehidupan pernikahannya dengan Hinata pun tidak bisa dibilang normal. Sasuke jarang sekali berada dirumah karena harus menjalankan misi jangka panjang diluar konoha, saat itu Sasuke bersyukur karena tidak harus melihat Hinata berada dalam radiusnya. Namun semuanya berubah saat kehamilan Hinata dan kelahiran putra kembarnya. Sasuke terkadang mengutuk Kakashi karena mantan gurunya itu selalu memberikan misi jangka panjang untuknya dan membuat dirinya melewatkan pertumbuhan anak-anaknya.

Pertama kali Sasuke melihat Shinsuke saat Shinsuke lahir. Hinata hanya mewarisi mata Byakugan khas klannya pada Shinsuke. Dan selebihnya hampir seperti Sasuke. Namun Shinsuke memiliki warna rambut yang tidak biasa. Anak sulungnya itu memiliki rambut perak yang tidak dimiliki Uchiha dan Hyuuga. Bahkan Sasuke sempat ragu jika Shinsuke adalah anaknya. Namun keraguan Sasuke berubah menjadi kecemasan saat melihat anak keduanya, Kurosuke. Kurosuke memiliki warna rambut hitam dengan mata hitam seperti milik Sasuke. Saat itulah Sasuke merasa cemas dengan anak sulungnya yang bisa dibilang sedikit berbeda. Bagaimana pun juga klan Hyuuga dan Uchiha tidak memiliki gen berambut perak. Tidak sampai Sasuke menyadari siapa nenek moyangnya.

Lalu selang beberapa tahun, Uchiha Hitomi lahir. Hitomi memiliki mata seperti Sasuke dan selebihnya Hitomi sangat mirip dengan Ibunya, Hinata. Sasuke berani bersumpah, saat dewasa nanti para pria akan mengantre untuk mengemis cinta Hitomi. Dan Sasuke akan berada dibarisan terdepan untuk menendang mereka semua.

Kata-kata pertama yang diucapkan ketiga anaknya selalu membuat Sasuke cemburu karena kata pertama mereka selalu Kaa-san. Namun Sasuke selalu menyempatkan diri untuk mengajari mereka mengucapkan kata Tou-san juga. Walaupun kata Kaa-san sepertinya menjadi kata favorit untuk ketiga anaknya.

Langkah pertama mereka, Sasuke memastikan untuk tinggal lebih lama bersama mereka untuk memastikan mereka tidak terluka. Sasuke tidak selalu ada untuk segalanya tetapi Sasuke berusaha untuk menjadi sebanyak yang dia bisa.

Saat menit dan jam berlalu, Sasuke membuka matanya dan berdiri, dia meringis saat merasakan seluruh tubuhnya sangat sakit, tetapi sudah waktunya. Dia harus segera membereskan semua ini dan menjamin keselamatan istrinya.

Hinata harusnya sudah jauh untuk sekedar menghentikannya sekarang.

Sasuke berjalan keluar dan mengeluarkan chakranya agar dia bisa merasakannya. Saat itu juga dia menampakkan dirinya yang melayang diudara sebelum akhirnya berdiri dihadapan Sasuke.

"DIMANA KAU MENYEMBUNYIKAN ANAKMU SIALAN!"

Sasuke meringis. Telinganya sakit karena teriakan sosok asing yang berasal dari klan yang sama seperti Kaguya. Sasuke berharap Hinata mengirimkan cukup Informasi ke masa lalu untuk menghentikan semua ini.

"CEPATㅡ"

"Urusai!"

Sasuke mengaktifkan Sharingan dan mulai menyerangnya menggunakan Susanoo.

Sedangkan itu, Hinata terus berlari sembari memegangi perutnya. Dia berharap Sasuke sudah berlari menjauh dari Gua.

Hinata berhenti berlari saat mendengar ledakan besar yang terjadi lumayan jauh dari tempatnya saat ini. Dia berbalik dan mengaktifkan Byakugannya. Sasuke tidak akan melanggar janjinya. Dan Hinata percaya pada suaminya.

Namun, yang saat ini Hinata lakukan adalah kembali berlari kearah Gua.

"Tidak! Tidak!"

Sasuke tidak akan membohongiku.

Hinata berjongkok dan menutupi perutnya saat dia melihat efek ledakan besar menghampiri.

"AAKKHHH!"

Hinata memeluk perutnya dengan erat. Dia dapat merasakan tubuhnya terpental dan berakhir mendarat di tanah. Hinata mencoba untuk kembali berdiri. Dia sekali lagi menggunakan Byakugannya untuk melihat apa yang terjadi.

"S-Sasuke.."

Hinata mengambil satu langkah tetapi kembali terjatuh. Dan yang bisa dia lakukan saat ini hanyalah menangis. Karena dia tahu bahwa Sasukenya telah pergi.

"Sasuke.. kau berbohong.. Aku membutuhkanmu!"

To be continue...

Continue Reading

You'll Also Like

1M 2.7K 17
🔞 Bluesy area, mengandung 21+ 🔞 - oneshoot ! ranked; #1 Karina 24/6/2023 #1 Bluesy 25/6/2023 #1 Karinajeno 7/9/2023
461K 7.7K 17
suka suka saya.
147K 12K 17
🐇🐇🐇
1M 102K 51
Ketika menjalankan misi dari sang Ayah. Kedua putra dari pimpinan mafia malah menemukan bayi polos yang baru belajar merangkak! Sepertinya sang bayi...