ALANA (COMPLETED)

By putrimbha

49.8K 1.7K 63

[BELUM DI REVISI] ~ alana Aradilla~ -terlalu banyak masalah di hidup gua, sampai gua lupa dimana letak kebaha... More

Prolog
Satu
Dua
Tiga
Empat
Lima
Enam
Tujuh
Delapan
Sembilan
Sepuluh
Sebelas
Dua belas
Tiga belas
Empat belas
Lima belas
Enam belas
Tujuh belas...
Tujuh belas
Delapan belas
Sembilan belas
Dua puluh
Dua puluh satu
Dua puluh dua
Dua puluh tiga
Dua puluh empat
Dua puluh lima
Dua puluh enam
Dua puluh enam?
Dua puluh tujuh
Dua puluh delapan
Dua puluh sembilan
Tiga puluh
Tiga puluh satu
Tiga puluh dua
Tiga puluh tiga
Tiga puluh empat
Tiga puluh lima
RAYLOVE
Tiga puluh enam
Tiga puluh tujuh
Tiga puluh delapan
Tiga puluh sembilan
Empat puluh
Empat puluh satu
Empat puluh dua
Empat puluh tiga
Empat puluh empat
Empat puluh lima
Empat puluh enam
Empat puluh delapan
Empat puluh sembilan
Lima puluh
Lima puluh satu
Lima puluh dua
Lima puluh tiga
Lima puluh empat
Lima puluh lima
Epilog
Extra part
BAD AND COLD

Empat puluh tujuh

514 13 0
By putrimbha


Kriiiing! Kriiing!

Alana menggeliat di tempat tidurnya, sedari tadi alarmnya terus berbunyi hingga memekakkan telinganya.

"Masih pagi anjir, tuh Hp minta dikutuk" ujarnya matanya masih setia terpejam.

Alana mengambil Hpnya tadi. bukannya mematikan alarm di Hpnya, dia malah menbanting handphonenya dengan cukup kencang ke arah pintu.

BRAKKK!!!

"ALANA APA ITU?!"

Alana terperanjat dan langsung tersadar bahwa dia membanting handphonenya sendiri.

"HAH?! IBUUUUU HP ALANAAAA"  alana langsung menghampiri handphonenya yang sudah tak berhenti itu.

Rini yang kaget pun langsung menghampiri kamar alana. "ADA APA ALANA?!" ujar Rini dengan nada panik.

Alana malah menangis kencang. Handphone yang selama ini dari dulu ia inginkan dan dia hasilkan oleh tabungannya sendiri kini teronggok mengenaskan dilantai dan itu semua karena ulahnya sendiri.

Rini langsung membuka pintu kamar alana dan melihat anaknya tengah menangis dan menggenggam sesuatu di tangannya.

"Astagfirullahal'adzim alana, kok bisa gitu"

"Tta..hiks...di...alana..hiks...lem...par buuuu" tangis alana semakin keras.

"Eeehhh kok nambah kenceng nangisnya?" Rini menghampiri alana dan membawa alana kedalam pelukannya.

"Udah udah, nanti ibu beliin lagi" Rini mengusap bahu alana.

"Tapi bu...hiks...Hp ini tuh...hiks...belinya...susah bu...hiks"

Tok tok tok!

Alana dan Rini terdiam saat mendengar suara ketukan pintu.

"Itu..hiks...siapa bu?"

"Ibu juga gatau nak, kamu tunggu disini dulu ya. Biar ibu yang buka pintunya"

Alana mengangguk lemah dan berjalan ke kasurnya. Sedangkan Rini keluar dari kamar alana untuk membukakan pintu.

Saat Rini membuka pintunya, dia mengernyitkan kening bingung melihat ada orang yang dia tidak kenal, memakai baju rapi dan membawa map.

"Maaf, cari siapa ya?"

"permisi ibu, selamat siang. Apakah di rumah ini ada yang bernama alana?"

"Alana?"

"Iya bu, alana Aradilla carter?"

"Ii...itu anak saya. Yaudah, masuk dulu biar saya panggilin anaknya"

Orang itu pun masuk dan duduk di salah satu kursi.

"Sebentar ya pak, saya panggilin dulu alananya."

"Baik bu" pri itu tersenyum ramah.

Rini pun masuk ke kamar alana dan menatap alana dengan tatapan intens.

"Ibu kenapa? Itu di depan siapa bu"

"Alana" Rini menggeleng tak percaya.

Alana bingung dengan tingkah ibunya yang tiba tiba datang dan menatapnya seperti itu.

"Apa sih bu?"

"Kamu kalo ga punya uang bilang ke ibu nak, jangan main asal pinjem gitu aja" ujar Rini dengan wajah sedih.

"Hah?! Minjem duit? Apasih bu, alana ga pernah minjem minjem duit" alana semakin bingung.

"Loh, itu di depan ada orang pakeannya rapi udah kaya pegawai bank. Ibu kira kamu minjem duit di bank terus ini lagi ditagih"

"Hah? Orang pakeannya rapi?"

"Iya, kaya pegawai bank gitu"

"Alana ga pernah minjem ke bank kok bu, apa jangan jangan ibu nih ya"

"Eh kamu ini! Orang dia nanyain kamu kok"

"Hah?! Nanyain aku? Ngapain?"

"Ya gatau ibu juga"

Dengan rasa penasaran, alana pun langsung berlalu dari kamarnya dan langsung menghampiri orang yang dimaksud ibunya itu.

"Anda mencari saya?"

Orang itu tersenyum ramah. "Ya, apakah kamu alana carter? Anak dari tuan Arkan carter?"

"Ii..iya" alana duduk di hadapan pria itu. Rini datang membawa nampan berisi teh dan cemilan ringan.

"Jadi begini, nama saya Nick. Saya pengacara tuan Arkan. kedatangan saya kesini adalah untuk memberikan amanah dari tuan Arkan"

"Papah?"

"Iya, yang tak lain papah kamu"

Alana dan Rini saling berpandangan. "Emang papah amanahin apa?"

Pria itu tidak menjawab dan hanya memberikan sebuah map.

"Jawabannya ada di sini, silahkan kamu baca"

Alana mengambil map itu dan mulai membacanya.

"Warisan?"

"Ya, seperti yang anda tau. Tuan Arkan itu cukup banyak hartanya dan dia memberikan suatu amanah kepada saya saat itu. Bahwa dia akan memberikan seluruh hartanya pada putri tunggalnya yaitu anda"

"Papah.." mata alana mulai berkaca kaca.

"Dan...tuan memberikan ini untuk anda" pria itu memberikan sepucuk surat dengan di lapisi amplop cantik.

Alana mengambil surat itu dan mulai membukanya.

For my lovely daughter, alana.

Halo kesayangan papah, kamu lagi apa sekarang? Pasti lagi baca surat dari papah kan? Kamu tau? Papah menulis surat ini dengan sepenuh hati papah. Mungkin sekarang kamu membacanya tanpa papah kan. Tapi apakah kamu tau? Papah akan selalu ada di dekatmu. Mungkin kamu sangat benci sama papah, tapi papah terus sabar dan selalu menunggu kamu untuk kembali sayang sama papah.

Papah tau, anak gadis papah ini pasti di dalam hatinya ada rasa sayang sama papah kan? Sayang, walaupun papah ga bisa peluk kamu lagi, tapi suatu saat nanti kita akan berkumpul lagi di surga.

From your lovely father❤️

Alana tidak henti mengeluarkan air matanya setelah membaca surat  dari papahnya itu.

Rini pun membawa alana kedalam pelukannya dan menciumi kepala anaknya.

"Jadi, anda dan ibu mulai besok bisa pindah ke rumah tuan Arkan"

"Besok?" Gumam alana.

"Iya, karena lebih cepat lebih baik"

Pikiran alana tertuju pada Helena, dimana dia sekarang? Apa dia akan tinggal bersama Helena nanti? Apa Helena masih marah padanya?.

"Saya mau tanya sesuatu"

"Silahkan, apa yang mau anda tanyakan?"

"Tentang Helena, dia dimana sekarang?"

"Masalah itu, semenjak tuan Arkan meninggal. Helena sudah pergi dari rumah itu dan saya juga tidak tau dia kemana, padahal tuan Arkan juga sudah membagi hartanya untuk dia"

Alana langsung memikirkan tentang Helena. Banyak yang mau ia bicarakan dengan orang itu jika mereka bertemu nanti.

"Baiklah, saya rasa sekarang tugas saya memberikan amanah dari tuan Arkan sudah selesai. Oh iya, besok akan ada orang suruhan saya untuk mengangkut barang barang apa saja yang akan anda dan ibu bawa untuk pindah kesana"

Alana mengangguk dan tersenyum. "Terima kasih"

"Baik, saya permisi"

***

"Dan! Aidan bangunnnn!!!!" Doni daritadi terus menerus melempar bantal ke arah aidan.

Ya, semalam aidan datang dan langsung mengambil alih tempat tidurnya. Teman tidak tahu diri memang.

"Ck! Lan gaboleh galak galak!"

Doni mengernyitkan keningnya bingung mendengar ocehan tak jelas dari aidan.

"Dih, gua dikira alana! Ngelindur ni bocah. Satu satunya cara nih yang bisa bangunin ni bocah"

PLAKKK!

"Aduuuhhhh!!"

"Mampus lo!"

Doni menampar aidan dengan sangat kencang membuat sang empunya terbangun seketika.

"Gila lu ya!" Aidan langsung memegangi pipinya yang kini memerah dan berdenyut.

Dengan watadosnya Doni memainkan Hpnya dan melirik ke arah aidan. "Ga sengaja"

"Tai kali ga sengaja! Lagi enak enak tidur! Temen laknat lu ah!" Aidan ingin kembali tidur, namun langsung di dorong oleh Doni.

"Eeeehhh! Mau ngapain lagi lu?!"

"Tidur lah!"

"Enak aja! Balik lu ah! Badan gua sakit sakit tidur di sofa! Yang ada elu tuh temen laknat"

Aidan hanya nyengir tak berdosa. "Sory sory gua capek banget Semalem makanya langsung molor di kasur lu eheheh"

"Bodo amat udah sono balik!"

"Anter!"

Doni membelalakan matanya. "Udah kaya jelangkung aja lu anjir! Balik sendiri sono! Emang lu ga bawa mobil?!"

"Kaga, Semalem gua nganter alana"

"Terus?"

"Udahlah panjang ceritanya. Anterin gua balik Don! Gua mau lanjut tidur"

"Dari Semalem perasaan ceritanya panjang mulu"

"Gausah pake perasaan tar baper!"

"Najis! Gua normal anjir!"

"Udahlah" aidan berlalu ke kamar mandi.

"Mau kemana lu?!"

"Boker"

***
Aidan dan Doni sudah sampai di depan rumah aidan. Setelah saling cek cok tadi, aidan pun menceritakan kejadian yang sebenarnya dan akhirnya dengan terpaksa doni pun mengantarkan aidan.

"Assalamu'alaikum"

"Wa'allaikum salam"

Papah dan mamahnya aidan yang tengah bersantai di ruang keluarga pun menoleh mendengar suara anaknya.

"Udah pulang?" Ujar David. Dia hanya melirik ke arah aidan dan kembali ke tontonannya.

Aidan hanya berdehem untuk menjawab pertanyaan papahnya itu.

"Eh, Doni juga ada? Maaf ya Don ngerepotin"

Anna beranjak dari sofa dan menghampiri Doni dan aidan.

Doni tersenyum. "Tante Gausah minta maaf, yang salah sama yang ngerepotin kan dia"

Aidan menatap Doni dengan tatapan tajamnya. "Ya Emang Don, dia mah Emang ngerepotin" celetuk David.

"Papah!" Anna mendelik pada David.

"Hayoloh pah, mamah marah" aidan memanas manasi papahnya.

David menghela nafasnya dan menghampiri aidan. "Kamu ke ruangan kerja papah sekarang!" David menepuk pundak putranya. Setelah itu berlalu begitu saja.

"Mah, papah mau marahin aku? Kok papah baperan?"

"Samperin aja sono. Ya udah, Doni tunggu di kamar aidan dulu aja. Nanti tante ambilin minum sama cemilan"

"Iya tante, makasih"

***

Aidan mengetuk pintu terlebih dahulu sebelum memasuki ruangan kerja papahnya.

"Kalo papah nyuruh aku kesini, pasti ada hal penting yang mau di omongin. Tapi apa?" Batin aidan.

"Masuk"

Aidan pun menurut, dan langsung memasuki ruangan kerja papahnya.

"Duduk!" David melirik kursi yang ada di depannya untuk di duduki oleh aidan.

Lagi lagi aidan menurut dan menduduki kursi di hadapan papahnya.

"Ada apa pah?"

"Kamu tau kan kalo kamu papah suruh kesini tandanya apa?"

"Ada hal penting yang mau papah omongin"

David menganggukan kepalanya. "Papah harap kamu mau melanjutkan mimpi kamu itu. Kuliah sekaligus mengelola perusahaan papah yang ada di Dubai"

Aidan menghela nafasnya dan tertunduk lemah. "Itu semua bisa di undur ga sih pah?"

"Di undur kamu bilang? Bukannya kamu sendiri yang mau itu semua? Dan sekarang, papah udah mau mewujudkannya Aidan!" Ujar David dengan nada sedikit tinggi.

"Tapi pah__"

"Tapi apa lagi?!"

"aku ga bisa! Dan tolong jangan paksa aku lagi!" Aidan pun langsung berlalu dari ruangan kerja papahnya.






TBC

Follow ig author : @putrimbha

Continue Reading

You'll Also Like

321K 25K 45
#Spin-off Feeling of Regret [Follow sebelum membaca] Hight ranks #1 in Fiksiremaja [18-07-21] #2 in Fiksiremaja [17-07-21] #3 in Fiksiremaja [19-07-2...
429K 17.6K 49
#542 in Teenfiction [27 Maret 2019] #749 in Teenfiction [31 Juli 2018] Elvira Syakira, gadis pindahan dari Yogyakarta. Hidupnya sangat tercukupi, bah...
1.8M 192K 51
Ditunjuk sebagai penerus untuk mengabdikan dirinya pada pesantren merupakan sebuah tanggung jawab besar bagi seorang Kafka Rafan El-Fatih. Di tengah...
ALEXON [END] By taa

Teen Fiction

1.1M 64.2K 64
"Lo jadi milik gue." "Sesuai permainan kita. Lo baper, Lo kalah dan harus mundur dari pertunangan ini. Gue baper, Lo jadi milik gue dan nggak akan bi...