Wish on The Same Sky | LJH 📌

By Caramelliona

4.9K 1.2K 143

"berdiri di langit yang sama denganmu saja sudah menjadi kebahagiaan untukku." Kwon Sora ⚠ Non baku More

WISH ON THE SAME SKY
WOTSS | 00. Prologue + Trailer 1
WOTSS | 01. Diam-Diam Mengagumi
WOTSS | 02. Dia Melihat
WOTSS | 03. Tamu Tidak di Undang
WOTSS | 04. Jalan Bareng
WOTSS | 05. Khawatir
WOTSS | 07. Seperti Bayi
WOTSS | 08. Menyukainya
WOTSS | 09. First Kiss
WOTSS | 10. Ada Apa?
WOTSS | 11. Menyakitkan
WOTSS | 12. Memohon
WOTSS | 13. Egois
WOTSS | 14. Sebuah Permintaan
WOTSS | 15. I Love You and I Miss You [end]
WOTSS | 00.0. Epilogue + Ending Trailer

WOTSS | 06. 7 Tahun Lalu

191 52 4
By Caramelliona

-Kwon Sora-

Aku membuka mataku pelahan, pandangan pertama yang aku lihat. Langit-langit putih, lalu indera penciumanku mengedus bau yang tidak asing. Rumah sakit, ya dimana lagi memangnya. Aku memaksa tubuhku untuk bangkit, aku mengerjapkan mataku perlahan.

“Astaga!” pekikku, bola mataku melebar saat melihat betapa sesaknya ruangan ini dengan orang-orang tidak penting didalamnya.

Ke-13 orang itu, mereka sedang apa disini. Apa mereka piknik disini? Lihat saja bagaimana mereka yang berserakan di lantai maupun di sofa. Mereka semua tertidur pulas, bibirku seketia mengulas senyum. Segitu sayangnya kah mereka padaku?

Aku melirik jam, sudah jam 12 malam. Kenapa pula aku bangun jam segini? Akupun melirik kesamping kananku, kak Soon Young terlihat tertidur pulas dengan kepalanya yang menempel di sisi kasurku. Aku merepotkannya lagi, aku merasa tidak enak dengan apa yang aku lakukan ini.

Aku memandangi mereka satu persatu, sangat lucu. Ekspresi mereka beragam semuanya, pelan-pelan aku kembali menidurkan tubuhku di kasur. Aku melirik kearah kak Jihoon yang ternyata sudah bangun dan menatapku dalam diam. Aku menelan salivaku susah payah, matanya mengerjap beberapa kali. Lalu dia mengisyaratkanku untuk kembali tidur dengan tangannya yang ia letakkan di pipi.

Aku mengangguk pelan lalu membaringkan tubuhku di kasur dengan nyaman. Kak Jihoon terus memandangiku, kami saling pandang satu sama lain. Hanya kedipan mata yang berbicara disini, wajah kak Jihoon terlihat menggemaskan. Pipi bulatnya itu membuatku ingin sekali mencubitnya.


Aku kembali terbangun. Kali ini tidak ada siapa-siapa di ruanganku. Hanya ada aku sendiri, aku melihat keselilingku. Tidak ada siapa-siapa memang, Mungkin saja semua orang sudah berangkat kerja, begitu juga dengan kak Soon Young.

Beberapa saat melamun aku tersentak saat pintu terbuka, aku melihat dokter Kim berjalan santai kearahku. Ya Kim Taehyung saudara sepupu sekaligus dokter pribadiku. Dia melihatku dengan tatapan sejuk miliknya, kak Taehyung selalu membuatku nyaman jika berada di dekatnya.

“sudah bangun Nona?” tanyanya. Aku hanya menganguk pelan. Kak Taehyung duduk di samping ranjangku lalu menyentuh pucuk kepalaku lembut.

“gimana keadaanmu?” tanya kak Taehyung dengan suara husky khas miliknya.

"udah mendingan” balasku, kak Taehyung mengelus pucuk kepalaku sambil tersenyum. Dia selalu memberikan senyuman terbaiknya padaku, tidak pernah kulihat raut wajah kesal ataupun sedih miliknya.

“baguslah, seperti yang di harapkan. Adik kakak memang yang terbaik” pujinya. Bibirku mengulas senyum. Tetapi, hal itu tidak bertahan lama. Aku menelan salivaku, aku lalu menatapnya khawatir.

“kak Tae” panggilku dengan suara ragu, Diapun menoleh dan menatapku, tatapan hangatnya membuatku sedikit terbebani untuk bertanya akan sesuatu.

“hmm?”

“apa aku bisa sembuh?” tanyaku. Sejujurnya pertanyaan ini sudah lama ingin aku tanyakan, tetapi aku masih takut-takut jika pertanyaan ini hanya akan menambah beban.

Kak Taehyung tersenyum “setelah mendapat donor, kau pasti akan sembuh. Kakak bisa jamin itu” ucapnya dengan percaya diri, tetapi tidak denganku. Aku merasa waktuku semakin dekat, belakangan ini aku terus bermimpi tentang Kak Min Hyun.

“ka-k.." aku ragu, tapi aku ingin mengatakan ini padanya "belakangan ini aku sering memimpikan kak Min Hyun. Apa waktuku akan semakin dekat?” aku bisa melihat raut wajah kak Taehyung berubah, dia pasti terkejut mendengar apa yang aku ucapkan barusan.

hush, jangan ngomong yang aneh-aneh! Min Hyun sudah tenang disana, kamu jangan mikirin hal yang aneh-aneh” kak Taehyung terus mengelus pucuk kepalaku lembut.

“tapi kak”

sssttt” kak Taehyung meletakkan jarinya di bibirku “kamu pasti sembuh” tegasnya.

Aku mengangguk pelan, kak Taehyung adalah orang yang selalu berpikir positif. Baginya tidak ada hal yang tidak mungkin.

“iya kak”

-Author-

Soon Young memandangi nisan itu dengan tatapan datar. Ia menahan dirinya untuk menangis. Mengepal tangannya lalu menghembuskan napas lelah “kau tau Hyung, hal yang aku takutkan selama ini. Semakin lama aku merasa semua itu akan jadi kenyataan. Aku membencimu, karena kau adalah penyebab kenapa Sora harus menderita sekarang.” Soon Young menggepalkan tangannya semakin erat, bibirnya kini bergetar. Matanya sudah tidak kuasa menahan cairan bening itu untuk tidak turun. 

“kalau saja hari itu kau tidak bersikeras untuk kembali. maka semua tidak akan terjadi dan Sora akan baik-baik saja tanpa harus merasa kesakitan”

Pungung tangannya menyeka kasar pipinya. Menunduk sembari menghalangi memorinya yang ingin kembali kemasa itu. Soon Young tau, tidak akan ada untungnya menyalahkan orang yang sudah mati. Tetapi kekesalannya terus saja menumpuk seiring keadaan adiknya yang semakin memburuk.

Kejadian 7 tahun lalu itu menjadi trauma terbesar baginya. Dua pukulan sekaligus ia terima, kenyataan pahit yang harus dia dapatkan. Soon Young tidak ingin kehilangan lagi, dia tidak ingin orang yang ia sangat sayangi pergi meninggalkannya untuk selama-lamanya.

-Flash back-  

Soon Young tengah duduk di kursi yang berjejer itu. Ia kelelahan setelah beberapa menit lalu konser mereka selesai, ia mengatur napasnya yang tidak beraturan. Rasa lelahnya hilang saat melihat foto yang menjadi walpaper ponselnya. Fotonya dengan seorang gadis kecil berambut sebahu itu terpampang jelas di ponselnya.

Namun foto itu berubah menjadi layar panggilan masuk, tertera nama ‘Taehyung Hyung’ disana. Tanpa tunggu lama Soon Young langsung menjawab panggilannya.

ohh, Hyung. Maaf tidak sering menghubungimu, aku baru selesai-,”

Soon Young-ah, kau harus segera kembali ke-korea” suara itu membuat Soon Young bungkam sesaat. Nada bicara yang sendu dan seperti habis menangis.

“Hyung, kau kenapa? Habis menangis?” tanya Soon Young hati-hati.

Min Hyun dan Sora kecelakaan. Min Hyun dinyatakan meninggal dunia ditempat sementara Sora sedang dalam keadaan koma

Soon Young mematung, tangannya bergetar. Matanya mengedip beberapa kali bertanda bingung

aku ingin memberitahumu sejak tadi, tapi kupikir kau tidak akan menjawab panggilanku karena konsermu—,” tangan Soon Young melemah, ponsel yang ia pegang terjatuh di lantai bersamaan dengan tangannya yang terhempas.

“Soon Young-ah ada apa?” Jihoon menepuk pundak Soon Young lembut.

“Jihon-ah, manager Hyung dimana?” tanya Soon Young gelagapan. Wajahnya memerah, matanya mulai berkaca-kaca “dimana dia?” tanyanya dengan suaranya yang semakin melemah.

“hei, kau kenapa?” tanya Jihoon bingung.

“Sonyoung-ah,” seorang pria bertubuh tinggi itu berlari memasuki ruang tunggu, ia melihat raut wajah Soon Young. Ia berpikir kalau Soon Young sudah mendengar kabar itu.

Hyung, bawa aku kembali” Soon Young masih mencoba tegar, ia tidak ingin orang disekitarnya jadi kepikiran karena dirinya. Tapi, tidak bisa.

Tubuh Soon Young ambruk seketika di lantai, beruntung Jihoon menangkap kepalanya agar tidak membentur lantai berlapis keramik itu. Soon Young menangis dalam diam, ia menyeka pipinya kasar, memukul dadanya yang terasa sangat sesak. Seluruh akses pernapasannya seperti tertutup rapat.

“Soon Young, bersiap sekarang. Kita berangkat 30 menit lagi."

Soon Young kembali ke-korea setelah beberapa jam perjalanan. Raut wajahnya sangat dingin, tatapannya kosong dan matanya terlihat bengkak. Terlihat jelas kalau dia menangis selama perjalanan, ia menenggelamkan pikirannya dalam-dalam. Ia menghela napas.

Kakinya berlari dengan kecepatan tinggi, ia berlari menyusuri lorong panjang yang disana terpampang papan bunga berucapkan bela sungakwa yang sedalam-dalamnya. Langkah kakinya terhenti saat melihat sebuah persemayaman yang disana terletak foto seorang pria memakai jas sembari tersenyum.

Soon Young memukul dinding dengan tinjunya, tatapannya menggambarkan kemarahan. Ia mencoba mengatur debar jantungnya. Tapi itu tidak mampu untuk membuatnya tenang.

“Soon Young-ah, kau sudah pulang nak?” suara itu terdengar parau dan lemah.

Soon Young berbalik dan langsung mendapati sang ayah tengah berdiri dihadapannya dengan tatapan sendu. Pria tua itu juga sepertinya habis menangis.

Appa” seru Soon Young. Ia memeluk pria tua itu dan menangis didalam pelukannya.

[]


Continue Reading

You'll Also Like

153K 15.3K 39
" Pada akhirnya akan selalu ada hal baik yang menerpa kita setiap harinya, biarlah takdir yang mengubah dan biarkan waktu yang menentukan , jangan ka...
1.5K 179 5
"Bisakah Kita Bersama?" -Harry untuk Hermione *** Kisah tentang pahlawan dunia sihir yang berusaha mendapatkan hati perempuan cantik berambut coklat...
1.4M 81.4K 31
Penasaran? Baca aja. No angst angst. Author nya gasuka nangis jadi gak bakal ada angst nya. BXB homo m-preg non baku Yaoi 🔞🔞 Homophobic? Nagajusey...
1M 84.8K 29
Mark dan Jeno kakak beradik yang baru saja berusia 8 dan 7 tahun yang hidup di panti asuhan sejak kecil. Di usia yang masih kecil itu mereka berdua m...