It's Only 5 Minutes Appart (E...

By Refriloizu3

9.3K 768 240

Kana dan Kelvin. Saudara kembar yang kadang orang-orang melihat mereka seperti sepasang kekasih. Kelvin sebag... More

Dimana Ada Kana, Di Situ Ada Kelvin
Kenalan Dulu
Asal Usul Bisa Terkenal (Bagian 1)
Asal Usul Bisa Terkenal (Bagian 2)
Asal Usul Bisa Terkenal (Bagian 3)
Romantic Brother 1
Romantic Brother 2
Agathe Kana Fujihara
Akagari Kelvin Fujihara
Kana (Marsmellow dan Pantai Malam Hari)
Kana (Marsmellow dan Curhatan Fans Mas-Mas BTS)
Kelvin (Every Boy's First Love Is My Sister)
Kelvin (My Sister, My Angel)
Kana (Masalah)
Kana (Bully Itu Jahat)
Kelvin (Saturasi, Satu Hati?)
Kelvin (Pernyataan Cinta)
Kana (Just Hold Me)
Kelvin (Tentang Kana dan Rasa Penasarannya)
Kana (Hyuga-nii chan)
Kelvin (Squad Friend 5)
Kana (Meeting Class Topic: Persiapan)
Kelvin (Meeting Class Topic: Casting Drama)
Kana (Sibling's Time and Nano-Nano)
Kelvin (I Feel Like I'm In You)
Kana (The Story)
Kelvin (...)
Kana (Fungsi Linier: Persamaan Garis)
Kelvin (PMS dan kompor)
Kana (Memupus Rasa)
Kelvin (Si Kembar)
Kana (Si Kembar pt.2)
Erlebnisse
Epilog yang Terlambat

Asal Usul Bisa Terkenal (Bagian 4)

426 38 0
By Refriloizu3

Tak berapa lama, seorang cowok dari panitia MOS masuk ke kelas mereka. Semua siswa duduk di bangkunya masing-masing. Cowok yang dari awal suka mengomel dan cerewet itu, namanya Rafa. Pengampu kelas MOS mereka selama tiga hari.

"Selamat pagi semua. Saya bakal menyampaikan pengumuman bahwa pensi dimulai pukul 8. Untuk sekarang waktunya siap-siap. Oke, karena saya adalah pengampu kelas ini, dan seperti kesepakatan kemarin, dua orang yang akan tampil, salah satu maju ke depan dan mengambil undian ini." Ujar Rafa lantang di depan kelas. Ia meletakkan toples berisi undian di meja guru. Kana lebih dulu maju ke depan sebelum Kelvin turun tangan.

Rafa memperhatikan Kana yang perlahan mendekat. Ia menatap wajah Kana lekat dan merutuki dirinya. Kenapa gue baru sadar ada cewek secantik dia di kelas ini? Begitulah gerutuan hatinya. Kana sekarang berada di depannya. Karena Rafa hanya diam dan menatap Kana, Kana mengangkat sebelah alisnya karena bingung kenapa pengampu kelasnya tidak juga bicara.

"Kak, undiannya mana?" Tanya Kana kemudian.

Rafa tersentak saat Kana bicara. Ia mati-matian menyembunyikan kegugupannya dengan menunduk sebentar dan mengambil sebuah toples yang tadi sempat diletakkan di atas meja guru. Isi toples itu adalah gulungan-gulungan kertas yang berisi nomor undian untuk tiap kelas. Dan kebetulan kelas mereka mendapat giliran ke-3 sehingga kertas gulungan masih banyak tersisa.

Rafa berdehem gugup ketika Kana mulai merogoh tolpes yang di pegangnya. Jantungnya memompa dengan cepat dan sebisa mungkin ia tidak melihat wajah Kana yang akan membuat debaran di dadanya bertambah kencang.

"Udah, Kak. Nomor 5." Ujar Kana datar setelah membuka gulungan itu. Ia menatap Kelvin di pojok kelas dan tersenyum sangat manis.

Tak ada yang berkedip melihatnya kecuali Kelvin yang balas mengacungkan jempolnya ke arah Kana. Rafa yang masih bengong, tidak sadar bahwa Kana tersenyum bukan ke arahnya, dan Kana sudah kembali ke tempat duduknya. Ia bertos ria dengan Kelvin.

"Ehem..., oke. Kelas kalian mendapat giliran ke-5, silahkan untuk satu jam ke depan, kalian boleh gladi resik, atau bersiap-siap. Pensi akan diadakan di auditorium. Nanti saya ke sini lagi untuk membimbing kalian menuju auditorium. Terima kasih." Rafa tersadar dan langsung mengucapkan pengumuman terakhir. Ia melirik Kana sekilas dan keluar kelas secepatnya dengan dada yang masih berdebar hebat.

Kini kelas itu ramai. Leana dan Annas kembali mendatangi meja Kana dan Kelvin. Beberapa siswa gabut hanya memperhatikan dari jauh, yang lainnya ribut sendiri. Mengobrol dan bergosip, bahkan diam-diam mereka membicarakan si kembar yang benar-benar jadi idol baru di kelas mereka.

"Kalian mau gladi resik ngga? Kalo iya, kita bakal nyuruh yang lain mundurin meja-mejanya biar punya area yang luas buat kalian gerak. Gimana?" Ujar Annas kepada si kembar, tetapi pandangannya lurus menatap Kana.

"Mending lo pinjem gitar ke panitia. Untuk dance udah aman. Ngga usah latian lagi. Tinggal lagunya aja dan gue cuma perlu latian sekali doang." Ujar Kelvin kemudian.

"Oke, biar gue yang ambil gitarnya ke panitia." Ujar Annas. Ia berlalu keluar kelas dan menuju ruang OSIS.

"Eh, beneran kalian ngga perlu gladi?" Leana bertanya kepada si kembar.

"Iya. Lo santai aja. Kita udah terlatih kok." Ujar Kana kemudian tersenyum. Senyum yang menular kepada Kelvin dan Leana.

"Syukur deh kalo gitu. Eh btw, gue beneran kepo sekarang. Lo berdua ada hubungan apaan sih?" Leana bergeser dan menduduki meja Kana. Ia menatap si kembar lekat.

"Hmm, lo harus jadi sahabat gue dulu. Dan Kelvin harus setuju." Ujar Kana mengulang kalimatnya tempo hari.

"Gue mau kok jadi sahabat lo. Terus maksudnya Kelvin harus setuju itu gimana?"

"Evin, kamu kasih itu kalo setuju Leana jadi sahabatku." Ujar Kana pada Kelvin.

Kelvin tersenyum sekilas. Dia menatap Leana lama membuat Leana salah tingkah dan pipinya memerah tanpa dia sadari. Ia memalingkan wajahnya dan pura-pura membetulkan kacamatanya. Berusaha menghindari tatapan tajam Kelvin dengan mata kecoklatan yang mempesona itu. Diam-diam Kana tertawa melihat wajah Leana yang menurutnya lucu.

"Lo bisa setia jadi sahabat Kana." Ujar Kelvin kemudian ia merogoh tasnya.

Leana menatap bingung Kelvin dan melontarkan tatapan tanya ke arah Kana yang sedang tersenyum jahil.

"Siniin tangan lo!" Perintah Kelvin yang disambut keterkejutan Leana. Jantungnya berdegup sangat kencang tapi ia mengulurkan tangan kanannya ke arah Kelvin. Tanpa banyak bicara, Kelvin memakaikan sebuah gelang berwarna hitam dengan bandul huruf F berwarna putih, ke tangan kanan Leana.

"Dah resmi. Lele, lo jadi sahabat kita berdua sekarang!" Ujar Kelvin di akhiri senyum manisnya. Oh, seseorang harus menolong Leana yang meleleh. Ia bahkan tidak peduli panggilannya berubah jadi "Lele".

"Le, mulutnya ditutup. Nanti kemasukan lalat!" Ujar Kana terkekeh dan entah dapat darimana, ia sedang memakan coklat kesukaannya.

Leana menoleh dan otomatis menunduk malu. Ia menenangkan detak jantungnya yang memompa cepat. Melirik Kelvin sekilas, kemudian berkata cepat ke arah Kana.

"Jadi ini maksudnya tanda tangan? Tanda di tangan? Gelang? Astaga. Gue baru tau ada yang beginian kalo mau jadi sahabat lo. Ah, tapi gue lega. Gue dari pertama liat kalian di koridor sampe masuk kelas, entah kenapa rasanya familiar gitu. Kayak pernah liat, tapi gatau liat dimana. Gue seneng banget bisa jadi sahabat lo berdua. Thanks ya, gelangnya bagus. Gue suka." Leana tersenyum lebar. Si kembar balas tersenyum dan mengangguk sekilas.

"Astaga, kayaknya gue harus terbiasa dengan senyum kalian ini..., bikin melting tau. Dasar lo berdua!" Leana mengibas-ngibas telapak tangannya ke arah wajahnya karena tiba-tiba merasa gerah. Dia salting lagi.

"Hahahah..., biasa aja kali. Sekarang kalo lo mau tanya-tanya tentang kita berdua, kita bakal jawab sebisanya selama lo janji ga bakal bocorin ke semua orang." Jelas Kana sambil ngemil coklat yang ia bawa. Sesekali Kelvin ikut mencomot.

"Oke oke. Jadi, hubungan kalian berdua apaan?"

"Kelvin itu kembaran gue."

"Ya, gue kakaknya, dan Kana adek gue." Ujar Kelvin menambahkan.

"Cuma beda lima menit ih..., sama aja!" Kana membalas ucapan itu seperti kebiasaannya.

"Sumpah? Jadi kalian berdua kembar? Tapi kok ngga mirip? Tadinya malah gue pikir Kelvin ini sahabat lo dari kecil makanya deket banget."

"Kembar cowok cewek itu jarang yang mirip kalo udah gede. Kesamaannya kecil. Contohnya gue sama Kana, kesamaan kita cuma ada di warna mata sama bentuk alis. Sisanya ngikut Mama Papa kita." Jawab Kelvin.

Leana memperhatikan Kana dan Kelvin bergantian lalu ber-wah sendiri menyadari kesamaan itu. Tapi sebelum obrolan mereka berlanjut, Annas sudah lebih dulu datang membawa gitar. Kelvin langsung mengambil alih gitar itu. Menyetem sebentar kemudian memberikannya pada Kana. Ya, Kana yang akan mengiringi lagu yang akan dinyanyikan Kelvin.

"Kalian perlu ganti baju ngga? Atau mau pake seragam gitu aja tampilnya?" Tanya Annas.

"Urusan itu entar aja kalo udah mau dikumpul ke auditorium. Sekarang latian dulu aja." Ujar Kelvin. Ia menyambar botol minum Kana dan menenggak isinya untuk memulihkan suaranya yang sedikit terganggu karena habis makan coklat.

Kana mulai memetik gitarnya. Alunan musik yang indah membius pendengarnya. Satu kelas yang tadinya riuh, kini kompak menoleh ke pojok kelas. Kelvin mulai bernyanyi. Suaranya sangat merdu, tapi liriknya ia potong-potong hanya untuk mengambil nada dan perkiraan harmoni lagu dengan gitar Kana. Di tengah-tengah, giliran Kana yang bernyanyi dengan suara lembutnya. Duet di bagian akhir.

Meskipun singkat dan liriknya tidak lengkap, satu kelas yang terbius riuh lagi oleh tepuk tangan. Kana dan Kelvin hanya saling pandang dan tersenyum. Telepati mereka tidak pernah meleset.

***

"Gilaa lo keren parah, Na. Gue jadi fans club lo, deh. Sumpah ya lo cantik banget pake ginian." Leana memutari tubuh Kana yang sudah ganti pakaian.

Sebenarnya pakaian Kana lumayan simple dan umum untuk seorang dancer. Ia hanya memakai celana cargo hitam khusus wanita, kaos putih polos yang dimasukkan, berbalut jaket hitam parasut crop di atas pinggang, dan sepatu neon putih. Rambut hitam Kana dibiarkan tergerai lurus sebatas tengah punggung. Tapi entah mengapa, tubuh Kana yang proporsional membuat semua paduan itu terlihat keren.

"Temanya devil and angel, lo bakal lebih suka tampilan Kelvin nanti. Yuk, balik ke kelas." Ajak Kana sambil menenteng paperbag berisi pakaian seragamnya. Mereka keluar toilet perempuan dan menuju kelas mereka yang cukup dekat dengan toilet.

Di kelas mereka sudah ramai berkerumun terutama siswa perempuan karena tepat di tengah mereka Kelvin sudah berdiri dengan kikuk. Tampilannya hanya celana jogger sport putih dan kaos panjang polos yang juga berwarna putih, serta sepatu neon putih. Banyak yang bertanya-tanya soal hubungannya dengan Kana di tengah-tengah kekaguman kaum hawa itu. Leana terpaku di pintu masuk dan Kana sudah duduk kembali di kursinya. Tentu saja dengan pandangan para cowok yang mengikuti gerak-gerik Kana.

"Na, lo model ya? Cantik banget asli." Annas bertanya heboh. Ini kesempatannya mengobrol berdua selagi Kelvin tidak ada di samping gadis itu.

"Bukan kok..." Ujar Kana sambil mengambil yogurt di tasnya lalu meminumnya sambil memperhatikan Kelvin di depan kelas.

Kelvin yang tahu Kana sudah kembali, kini menghidari pertanyaan yang membuatnya pusing lalu berjalan ke pojok kelas dimana Kana sedang bersantai ria sambil menertawakannya. Kelvin meraih botol yogurt Kana dan menenggaknya sampai habis.

"Evin, jangan ngambil punyaku sembarangan dong, ish!" Sebal Kana memandang Kelvin yang sudah nyengir.

"Guys, Kak Rafa nyuruh buat kumpul ke auditorium sekarang!" Leana setengah berteriak di depan kelas setelah diberitahu Rafa yang tidak berani masuk kelas.

"Evin, gendong." Ujar Kana manja dan Kelvin langsung berjongkok di depan Kana. Kana segera naik dan mereka kemudian berjalan diiringi tatapan iri para siswa.

"Nas, tolong bawain gitarnya ya...!" Seru Kana menoleh kepada Annas yang bengong.

Saat sampai di auditorium, berpasang-pasang mata menatap si kembar dengan tatapan kagum, iri, dan juga heran. Tapi sekali lagi, mereka berdua tidak peduli dan memilih tempat duduk di pojok paling belakang. Bersantai dengan Kana yang mulai menguap ngantuk.

"Ehem..., kalian yang mau tampil, kan?" Seorang panitia MOS menegur si kembar. Pandangan matanya tersirat ketegasan tapi sebenarnya ia sedang kagum dengan kedua manusia itu.

"Iya, kak." Jawab Kelvin.

"Kalo gitu ikut gue, yang mau tampil ke backstage dulu." Ujarnya lagi. Si kembar bangkit berjalan, Kelvin lebih dulu mengambil gitar yang dipegang Annas sedari tadi.

"Kalian tampil ke berapa?" Tanya panitia itu lagi setelah sampai di backstage dimana para penampil hadir di sana.

"Ke-5, Kak."

"Kalian tunggu aja di kursi itu. Dan pakai ini, pensi ini ada pemenangnya nanti. Jadi kalian dinilai." Ujar si panitia lagi. Si kembar hanya mengangguk dan Kelvin yang memakai tanda nomor di dadanya.

***

Satu jam berlalu, para penampil dari perwakilan kelas menunjukkan pensi yang bagus tapi kurang terkoordinasi karena waktu latihan yang sempit. Saat ini tiba giliran ke-5. Kelvin dan Kana sudah berdiri di samping tangga panggung dengan tatapan tenang.

"Dan sekarang tiba untuk nomor undi 5. Ya, dari kelas 10-3. Mari kita sambut Kelvin dan Kana..." tepuk tangan membahana ketika si kembar menaiki panggung.

Mereka duduk di kursi yang sudah disiapkan. Kana mulai memetik gitarnya. Satu auditorium langsung hening.

Dimulai dengan Kana yang bernyanyi. Lagu berjudul "Heaven - Bryan Adams" terdengar lembut. Bergantian dengan Kelvin yang dengan suara bass-nya yang khas. Mereka terus berduet dalam keheningan penonton. Lalu mereka mengakhiri lagu dengan dramatis.

Sebelum tepuk tangan riuh membahana, Kana meletakkan gitar di samping panggung lalu ia dan Kelvin berdiri di tengah panggung dengan saling menempel. Bagian perlengkapan segera menyingkirkan kursi dan mic dari panggung. Dan seketika musik khas Jepang terdengar.

Kelvin dan Kana mulai menari. Awalnya gerakannya sangat halus mengikuti alur musik yang ringan dan lembut. Mereka saling berhadapan dan tersenyum menandakan ekstrem poin yang mereka maksudkan baru dimulai. Alunan musik Jepang itu menjadi lebih modern dan bertenaga. Kelvin dan Kana mulai bergerak mengikuti musik. Gerakan rumit dan cepat dalam kekompakan yang benar-benar alami. Tidak ada yang tidak takjub dengan penampilan mereka. Bahkan banyak siswa kelas 11 dan 12 yang menonton melalui jendela auditorium. Seluruh mata tertuju ke arah panggung. Di sanalah si kembar benar-benar mendapat perhatian hingga terkenal di satu sekolah dalam waktu hanya 10 menit penampilan.

Kolaborasi yang sempurna untuk Kana dan Kelvin. Hingga mereka berdua menjadi highlight di majalah sekolah bulan ini. Dan tentu saja, kehidupan SMA mereka, baru saja dimulai.

***

Apa yang kalian harapkan?

Nantikan part selanjutnya...

Don't forget vote and share😊

Continue Reading

You'll Also Like

8.3M 516K 34
"Tidur sama gue, dengan itu gue percaya lo beneran suka sama gue." Jeyra tidak menyangka jika rasa cintanya pada pria yang ia sukai diam-diam membuat...
2.7M 152K 41
DILARANG PLAGIAT, IDE ITU MAHAL!!! "gue transmigrasi karena jatuh dari tangga!!?" Nora Karalyn , Gadis SMA yang memiliki sifat yang berubah ubah, kad...
1.8M 87.1K 60
LO PLAGIAT GUE SANTET 🚫 "Kita emang nggak pernah kenal, tapi kehidupan yang Lo kasih ke gue sangat berarti neyra Gea denandra ' ~zea~ _____________...
ARSYAD DAYYAN By aLa

Teen Fiction

1.8M 94.9K 55
"Walaupun وَاَخْبَرُوا بِاسْنَيْنِ اَوْبِاَكْثَرَ عَنْ وَاحِدِ Ulama' nahwu mempperbolehkan mubtada' satu mempunyai dua khobar bahkan lebih, Tapi aku...