My BadBoy In Sweet ✔️[SEGERA...

By Niyahcomel

5M 269K 17.7K

#HARAP FOLLOW MY AKUN LEBIH DULU YA# 🚫GAK NERIMA PLAGIAT DARI SEGI MANAPUN!! 🚫YANG CUMA MAMPIR CUMA BUAT P... More

🌻PROLOG🌻
🌻MBBIS🌻01
🌻MBBIS🌻02
🌻MBBIS🌻03
🌻MBBIS🌻04
🌻MBBIS🌻05
🌻MBBIS🌻06
🌻MBBIS🌻07
🌻MBBIS🌻08
🌻MBBIS🌻09
🌻MBBIS🌻10
🌻MBBIS🌻11
🌻MBBIS🌻12
🌻MBBIS🌻14
🌻MBBIS🌻15
🌻MBBIS🌻16
🌻MBBIS🌻17
🌻MBBIS🌻18
🌻MBBIS🌻19
🌻All Cast MBBIS🌻
🌻MBBIS🌻20
🌻MBBIS🌻21
🌻MBBIS🌻22
🌻MBBIS🌻23
🌻MBBIS🌻24
🌻MBBIS🌻25
🌻MBBIS🌻26
🌻MBBIS🌻27
🌻MBBIS🌻28
🌻MBBIS🌻29
🌻MBBIS🌻30
🌻MBBIS🌻31
🌻MBBIS🌻32
🌻MBBIS🌻33
🌻MBBIS🌻34
🌻MBBIS🌻35
🌻MBBIS🌻36
🌻MBBIS🌻37
🌻MBBIS🌻38
🌻MBBIS🌻39
🌻MBBIS🌻40
🌻MBBIS🌻41
🌻MBBIS🌻42
🌻MBBIS🌻43
🌻MBBIS🌻44
🌻MBBIS🌻45
🌻MBBIS🌻46
🌻MBBIS🌻47
🌻MBBIS🌻48
🌻MBBIS🌻49
🌻MBBIS🌻50
🌻MBBIS🌻51
🌻MBBIS🌻52
🌻MBBIS🌻53
🌻MBBIS🌻54
🌻MBBIS🌻55
🌻MBBIS🌻56
🌻MBBIS🌻57
🌻MBBIS🌻58
🌻MBBIS🌻59
🌻MBBIS🌻60
🌻MBBIS🌻61
🌻MBBIS🌻62
🌻MBBIS🌻63
🌻MBBIS🌻64
🌻MBBIS🌻65
🌻MBBIS🌻66
🌻MBBIS🌻67
🌻MBBIS🌻68
🌻MBBIS🌻69
🌻EPILOG🌻
🌻X-tra Part🌻
•SQUEL(KELVAN)•
UDAH DI PUB
!!TEST ROMBAK!!
VOTE COVER!!

🌻MBBIS🌻13

65.7K 3.8K 46
By Niyahcomel

Happy reading🌹


"Arland itu tadi beneran pacar kamu, sayang?" suara seksi Siska lantas membuat Arland yang ingin meraih kunci motor diatas nakas terhenti.

"Bisa gak sih, gak usah ikut campur urusan gue?!" sentak Arland geram.

Siska malah tersenyum dan menghampiri Arland dengan dengan meleok-leokkan tubuhnya. "Mama cuma mau tau, siapa tau bukan cewek yang gak baik." kata Siska mencoba menyentuh lengan Arland, namun dengan cepat Arland menampiknya secara kasar.

"Definis cewek gak baik tuh gimana ya? Yang ngengoda suami orang cuma demi hartanya atau te--"

"Arland, sudah berapa kali Mam--"

"Lo bukan Mama gue sialan! Bahkan sampai mati pun gue gak suka nyebut jalang kek lo dengan sebutan itu!" gertak Arland menajam. Laki-laki itu langsung melangkahkan kakinya untuk keluar dari rumah yang ia anggap sebagai neraka, setelah kepergian sang ibu.

Sedangkan Siska menggeram kesal seraya mengeratkan kepalan tangannya kuat. Sumpah demi apapun ia tidak menyangka bahwa akan sekeras ini menaklukkan pria itu.

•••


BRUMM!!

BRUM!!

"Whoo!!  Arland yuhu! Semangatt!!"

"Arland the best!"

Suara bising kedua sepeda motor ninja itu bercampur dengan suara riuh para orang-orang yang tengah berteriak dengan kerasnya.

1

2

3

"BRUMM!!"

keduanya motor ninja itu langsung saling menancapkan gasnya dan melaju dengan kecepatan tinggi.

Sorak-sorak riuh kembali terdengar, ini bukan kali pertamanya kedua lelaki itu adu balap. Namun, yang jadi spesialnya kedua lelaki itu mengacungkan taruhan didalam balapan. Dan, siapa yang kalah tentunya harus menuruti yang menang.

Kedua ninja itu saling membalap satu sama lain.  Siapapun pasti akan tahu, bahwa dibalik pancaran kedua lirikan mata itu saling membenci satu sama lain. Hanya ada kata benci, dendam dan rasa keinginan menghancurkan satu sama lainnya.

BRUMM!!

BRUM!!

"WOOWW!!" sorak semua orang saat kedua ninja itu sama-sama mencapai garis finis. Semua orang menggeleng takjub, mereka menggeleng tak percaya akan hal ini.

Sampai suara riuh itu meluap kala Alex angkat bicara.

"I'm winner!"

Teman-temannya Arland pun sontak berlari dan berkabung ke tengah jalanan.

"Eh ini seri ya, gak ada siapapun yang menang." kata Panji langsung angkat bicara.

"Lo buta, jelas-jelas Alex yang menang!" gertak salah satu temannya Alex.

"Mata lo yang katarak! Jelas-jelas ini seri!" sahut Edo tak terima.

Suara riuh pun kembali terdengar. Para teman-teman Alex dan Arland cekcok adu mulut dengan gertakkan masing-masing.

"Stop! Disini, Alex yang menang." ujar Arland tiba-tiba angkat bicara dengan datarnya.

Alex menyunggikan senyum liciknya. Sedangkan teman-temannya Alex langsung saja bersorak heboh dan mengejek.

Teman-teman Arland pun langsung saja memprotes. "Land, gak bisa gitu dong! Masa lo mau ngalah sama nih ibab!" kata Varel tidak terima.

"Lo tau ini seri!" kata Panji setengah geram.

Alex kemudian maju, menepuk-nepuk keras bahu Arland. "Sesuai perjanjian, malam ini dateng sendiri ke tempat biasa." ujar Alex dengan seringaiannya.

"Gak bisa gitu dong! Woy tai!" teriak Galang membuang rokok yang sedari tadi ada dibibirnya.

"Kalau lo gak dateng, berarti lo pecundang!" kata Alex tidak menghiraukan gertakan sertai protesan dari teman-temannya Arland.

"Oke." jawab Arland datar.

Kemudian Alex dan kawanannya pun pergi. Membuat para teman-teman Arland protes tidak terima.

"Land! Kenapa lo iyain sih? Lo tau kan kalau Alex itu orangnya licik." ujar Revan menghela nafas kasarnya.

"Si tai gak bakal biarin lo menang, Land!" kini giliran Panji bersuara.

"Malam ini kita ikut." seru Edo menimbrung.

Kalimat Edo lantas membuat Arland menoleh. "Gak! Ini urusan gue, gue gak mau kalian ikut campur." kata Arland langsung menolak.

"Terus, kita bakal biarin lo dihabisin sama dia? Land, Alex gak mungkin sendirian. Bisa aja dia sama teman-temannya yang lain." Varel menepuk pundak Arland.

"Kalau itu bisa bikin dia puas, gue ladenin." jawab Arland tanpa ragu.

"Land."

"Gue balik," kata Arland tanpa mau menjawab semua pertanyaan teman-temannya. Ninja itu pun langsung melesat pergi dari tempat itu.

•••

Malam pun telah berganti pagi. Karna terlalu lama diluar malam tadi, ditambah dengan acara begadang sampai pagi, membuat laki-laki itu terpaksa menerima kesialan dipagi hari bahwa ia terlambat, lagi. Dan lebih sialnya lagi, ia harus memakai mobil saat ini, karna motornya saat ini sedang berada dibengkel.

Jika tidak mengingat ancaman sang Papa. Laki-laki itu lebih baik membolos dari pada masuk ke dalam.

"Pak, bukain!" kata Arland tidak santai pada satpam yang asik membaca koran diposko.

"Oalah den Arland kenapa baru dateng?" satpam bertag nama Juni itu pun melangkah menuju gerbang.

"Bukain!" kata Arland berusaha sabar.

"Aden udah telat, gak boleh masuk." jawab Pak Juni berusaha melarang.

"Gue beliin rokok deh entar." bujuk Arland tidak kehabisan akal.

"Udah telat pake nyogok lagi. Bagus!" suara lain lantas mengintruspsi kedua lelaki beda usia itu.

Dari arah samping, terlihat si ketos yang kini tersedekap dada seraya memandang Arland jengah. Sedangkan Arland tidak peduli.

"Bacot! Pak bukain cepet." gertak Arland sama sekali tidak menghiraukan ocehan Alle terhadapnya.

"Pak, biar Alle aja yang urus." ujar Alle maju kedepan gerbang.

"Bukain woy!" teriak Arland kesal karna satpam itu malah menurut kepada Alle. Yang memiliki hak sekolah ini adalah dirinya, kenapa malah gadis menyebalkan didepannya ini yang sok berkuasa.

"Lo gak punya jam apa dirumah, jam segini baru masuk?" kata Alle mencibir sekaligus menyindir.

"Gak usah banyak bacot! Buruan buka!" gertak Arland memegangi tiang pagar itu dengan kasarnya.

Alle pun mengangguk mengiyakan. "Boleh, tapi gak gratis." jawab Alle enteng.

Arland seketika berdecih. "Mau apa lo?"

"Selama jam pelajaran berlangsung sampai akhir lo gak boleh bolos. Sekalipun itu izin, lo gak boleh." ujar Alle tersenyum seraya bersedekap.

"Lo gila?!" gertak Arland menggeretakkan giginya.

"Itu penawaran, atau mau diganti hukuman aja?" ujar Alle mengetuk-ngetukan jarinya ke dagu.

"Buka!" bentak Arland

Alle pun mengangguk dan membukakan pagar itu. Dan seketika juga Arland masuk menyelonong. Laki-laki itu membiarkan mobilnya terparkir disana, nanti juga ada yang memasukannya ke dalam parkiran.

"Hukuman atau penawaran gue? Lo tinggal pilih." kata Alle menghalangi jalan Arland.

Jika bukan karna Bu Murti yang meminta ia juga tidak mau. Arland memang sudah kebal dengan segala hukuman, maka kali ini ia ditugaskan untuk memberikan hukuman yang lebih baik dari sebelumnya. Yaitu, mengikuti semua jam pelajaran. Dan, itupun Ayahnya Arland yang meminta kepada Bu Murti sendiri.

"Lo kayanya dendam banget ya sama gue? Atau gegara gue ngusir lo kemarin?" ujar Arland melipat tangan didada.

Alle melotot seketika. "Ini gak ada hubungannya sama kemarin!" sergah Alle langsung. Jika mengingat ulang, ia memang kesal. Dan, dengan cara ini ia bisa sekaligus membalaskan kekesalannya.

"Terus kenapa lo ngotot pengen hukum gue?"

Alle sontak saja tertawa geli. "Lo salah bego! Udah telat, pake mau nyogok satpam lagi dan itu udah jadi kesalahan fatal buat lo!" kata Alle mencecar.

"Bodo! Gue gak--

"Silahkan kalau gak mau. Surat panggilan akan melayang sekarang juga." ancam Alle serius.

Arland seketika menahan esmosinya yang sudah membuncah sampai ke ubun-ubun. "Licik!" geram Arland tertahan. Ia masih ingat perkataan sang ayah. Jika sekali lagi ia membuat masalah dan dengan adanya surat panggilan dari sekolah, ia tidak segan-segan dipindahkan ke Jerman detik itu juga.

"Lo yang mulai semuanya." kata Alle menyahut santai.

Arland maju, merunduk menjajarkan wajahnya ke depan gadis yang menurutnya paling menyebalkan dari yang lainnya. "Kalau gue bisa turutin semuanya, lo bisa apa?" bisik Arland dengan geraman yang tertahan.

Alle berusaha menahan diri agar tidak gugup. Sial, namun badannya malah bereaksi berlebihan. "Apapun," jawab Alle refleks. Setidaknya, ia bisa membuktikan ke guru bk bahwa ia berhasil menangani cowok menyebalkan ini untuk tidak berbuat masalah lagi.

Arland mengangguk paham. Ia sama sekali tidak menarik wajahnya sehingga masih sejajar dengan Alle. "Oke, gue tunggu saat gue panggil lo kapan aja," kata Arland sinis kemudian menarik wajahnya. Barulah Alle bisa bernafas lega.

"Maksud lo? Gue jadi babu lo, gitu?" cecar Alle tidak terima.

Laki-laki itu malah menyunggikan senyum miringnya. "Itukan yang lo mau? Gue nurut, lo juga harus nurut sama gue." ujar Arland menatap Alle santai. Ini, kali pertamanya ia berhasil berdebat dengan ketua osis paling menyebalkan itu.

"Gak!"

"Yaudah gue bolos aja," sahut Arland berniat berjalan ke belakang sekolah.

"Kok lo ngancem?!" ketus Alle menahan rasa kesalnya.

"Yang ngancem duluan kan lo, gue cuma minta hadiah dari hukuman gue selama pembelajaran. Salah?" kata Arland dengan santainya.

Alle mati-matian agar tidak mengeluarkan umpatan-umpatan mutiara yang tertahan ditenggorokannya. "Fine! Tapi inget, satu jam pelajaran aja lo bolos, semuanya batal!"

Arland mengangguk riya. "Oke." jawabnya kemudian berbalik meninggalkan Alle menuju kelasnya.

Setelah kepergian cowok itu, Alle termenung. "Sial, kenapa juga gue harus nurut?" decak Alle kesal sendiri.

•••

Tepat saat bel istirahat berbunyi. Laki-laki itu langsung memilih pergi dan menyusul semua teman-temannya yang pastinya berada dimarkas mereka. Sial, laki-laki mengerutuki dirinya sendiri. Kenapa ia menurut untuk ikut belajar, sedangkan semua teman-temannya tidak ada yang masuk saat pelajaran berlangsung tadi.

Jika tahu ini sungguh menyebalkan. Laki-laki itu lebih memilih menghadapi kemarahan sang papa dibandingkan ikut pembelajaran membosankan itu.

Pintu itu dibuka secara kasar. Membuat semua orang yang ada didalamnya terlonjak bahkan ada yang sampai teriak kaget.

"Lebay! Gitu aja sampe teriak." sontak saja Revan memukul kepala Panji yang tadi menjerit alay.

"Sialan!" dengus Panji melempari kaleng bekas minumannya.

"Lo kemana aja, kenapa gak ke sini sama kita-kita." kata Varel melempari Arland sekaleng minuman.

"Belajar." jawab Arland singkat.

Semua orang yang berada disana ternganga. Bahkan ada yang memukul kepalanya sendiri, kali aja salah dengar?

"Serius lo?"

"Ah, gak percaya gue. Palingan lo baru dateng kan?" cecar Panji menyelidik.

"Kesambet apan lo bang?"

"Jangan-jangan ini, kembarannya lagi?"

Sahut-menyahut pun mulai terdengar. Semua orang menatap Arland sama sekali tidak percaya. Sedangkan Arland mendengus.

"Gue bikin perjanjian sama ketos." kata Arland seketika membuat yang lain terdiam dari ocehan hebohnya.

"Ketos? Lo ketangkep lagi?" cecar Panji menatap Arland yang malah santai menegak minumannya.

"Perjanjian apaan?" kini giliran Galang yang bertanya.

"Lo cari masalah lagi?" Varel menoleh ke Arland.

Arland pun melirik jam ditangannya sekilas. "Gue cabut, bentar lagi bel." ujar Arland tiba-tiba tanpa mau menjawab semua pertanyaan teman-temannya.

"Si anying! Woy tai!" gertak Panji langsung melempari Arland sendal jepit yang nyangkut disofa.

"Baru kali ini gue pengen ngatain lo, bang." gumam Ben mengelus dadanya, mencoba sabar.

Sedangkan Arland terkekeh pelan. "Tuh ketos jadi babu gue, sedangkan gue harus ikut belajar sampai akhir. Gue cabut." jelas Arland singkat kemudian melangkah pergi.

"Lah, enak banget dong lo!" teriak Panji yang sama sekali tidak digubris oleh Arland.

"Gue juga mau kali!" sahut Revan yang asik bermain game.

"Enak banget bisa deket-deket sama ketos," cibir Ben juga mau.

"Kalau yang enak-enak aja gak mau dibagi." celetuk Edo.

"Lo kira mie rebus, dibagi-bagi?" kata Panji menjebe Edo.

"Ribut mulu, balik sono!" usir Ansel sok garang. Namun, seperdetik kemudian laki-laki itu menyegir saat menyadari tatapan tajam mengarah kepadanya.

•••


Alle meletakan buku-buku tebal itu ke tempat semula. Buku-buku yang sudah habis ia pelajari selama beberapa minggu terakhir ini.

"Disini rupanya." suara serak itu lantas mengagetkan Alle, bahkan gadis itu refleks menjatuhkan satu buku tebal yang masih ditangannya.

"Bisa gak sih, gak usah ngagetin orang!" omel Alle pelan seraya mengambil buku yang jatuh itu. Alle masih ingat, bahwa mereka ada diperpustakaan, maka dari itu ia mengomel pelan.

"Beliin gue makanan." kata laki-laki itu dengan santainya. Lain dengan Alle yang menahan diri untuk tidak mengumpati laki-laki didepannya.

Alle melotot seketika. "Lo pikir gue babu lo?!" Alle tidak bisa lagi menahan intonasi nadanya, jadilah ia mengeluarkan suara yang nyaring. Beruntung saat ini penjaga perpustakaan sedang keluar.

"Emang, itu kan perjanjiannya?" ujar Arland melipat tangan didada.

Alle menatap tajam cowok datar didepannya. "Waktu cuma tinggal 10 menit, dan setelahnya lo harus masuk!" tegas Alle menyorot tajam.

"It's okey. Sekarang beliin," perintah Arland bak bos seraya menyodorkan uang miliknya ke arah Alle.

Alle merebut uang itu kesal kemudian melangkah pergi saat cowok itu selesai menyebutkan pesanannya.

"Gue tunggu koridor 3,"

Alle lantas berbalik. "Banyak maunya ya, lo!" geram Alle mendadak emosi.

"Gue pikir lo lupa, kalau di perpus gak boleh makan." kata Arland sinis kemudian melenggang pergi.

•••

"All, lo mau makan lagi?" suara Safira lantas menyambut Alle saat gadis itu melangkah masuk.

Alle sedikit terkejut, kemudian menyegir. "Buat bekal pas sore nanti, kan ada rapat dadakan." alibi Alle. Beruntung saja pas pulang nanti memang ada rapat osis dadakan, jadi ia tidak perlu lagi mencari alasan lain.

"Bu Fatma gak masuk?" itulah yang ingin Alle tanyakan sedari tadi.

"Sakit, All. Kita cuma dikasih materi, buat dipelajarin itu doang sih." Mika menyahut seraya memakan ciloknya.

Fyuh!

"Yaudah, gue keluar bentar ya." tanpa mau menunggu jawaban keduanya, gadis itu sudah terlebih dahulu mengacir pergi. Kedua gadis itu akan rempong nantinya jika ia meladeni.

Seperti yang disebutkan, Alle pun langsung saja ke koridor tiga. Koridor yang jarang dilewati karna jalan ini hanya menuju gudang musik dan lab laboratorium.

Disana, hanya terletak beberapa bangku saja. Alle pun memilih bangku panjang dan duduk disana.

"Mana sih tuh cowok?" gumam Alle sebal. Jika bukan karna perjanjian yang ia buat, ia juga sangat ogah menunggu disini.

Baru saja ingin beranjak pergi, dengan alasan kelamaan menunggu. Tiba-tiba yang tidak ia harapkan pun muncul.

Arland datang dengan setumpuk buku ditangannya. "Kalau mau belajar dikelas," sindir Alle masih berdiri.

"Tuh makanan lo, gue cabut." ujar Alle langsung, tanpa mau mendengar jawaban cowok itu, Alle pun bersiap pergi.

"Gue belum nyuruh lo, pergi." kata Arland menarik lengan Alle sehingga gadis itu terduduk kembali ke tempatnya.

"Gue udah beliin lo makanan ya! Tugas gue udah selesai!"

Cowok menyebalkan itu dengan santainya malah menggeleng. "Kerjain tugas gue." katanya tanpa basa-basi.

Alle sontak ternganga kecil. "Lo gila?! Kerjain sendiri!" tolak Alle mentah-mentah. Dikira ia babu apa?! Eh, kan memang babu ya.

"Lo lupa? Kalau lo harus nurutin semua permintaan gue?" kata Arland sinis kemudian membuka bungkus makanan yang dibelikan Alle.

Ingin sekali rasanya gadis itu mencakar-cakar wajah tampang dosa itu. Alle pun mengambil buku tulis itu dan menatap soal yang tertera.

"Lo bego apa gimana sih? Ini soalnya gampang banget tau!" kata Alle menatap kesal Arland yang malah asik makan.

"Gue gak suka matematika!" ketus Arland menatap Alle malas.

"Gue tulisin rumusnya, lo yang kerjain." ujar Alle terpaksa duduk dilantai, menggunakan bangku itu sebagai meja.

"Kerjain semua!"

"Lo mau gue laporin ke bk hah?!"

Sepertinya kedua remaja itu memang senang menggunakan tanda seru diakhir kalimatnya.

"Berisik! Udah kerjain aja!" ujar Arland mendadak emosi. Ia membuka botol air mineral kemudian menegaknya.

"Gak! Masih untung gue bantuin. Lagian ini gak ada didalam perjanjian ya," gertak Alle berdiri dan meletakan buku itu kasar.

"Gue gak ngerti!"

"Ya dingertiin lah!"

Tanpa mau menjawab. Arland pun langsung mengambil buku itu dan menatapnya penuh kesal. Lebih baik ia ke kelas minta kerjakan Tobby, si anak culun yang selalu menjadi andalannya.

"Kerjain disini!" kata Alle melarang laki-laki itu pergi.

"Minggir! Gue mau masuk kelas!" ketus Arland menepis tangan Alle.

"Halah! Pasti lo mau minta kerjain sama orang kan?!" cecar Alle menuding.

"Bukan urusan lo!"

"Kerjain sendiri, masa gitu aja gak bisa." cibir Alle setengah mengejek.

"Terserah!"

"Lo--

Deg!

Mata Alle sontak melotot. Nafasnya tercekat seiring mendekatnya wajah Arland ke wajahnya. Tubuhnya yang menempel ke tembok membuat pergerakannya tertahan.

"Gue heran, penting banget ya bagi lo ngurusin hidup orang?" bisik Arland tepat dihadapan wajah Alle.

"Sialan! Mi--"

"Atau jangan-jangan lo suka sama gue?" kata Arland menyunggingkan senyum miringnya.

Mata Alle kembali membola lebar. Dengan cepat ia mendorong laki-laki itu sehingga menjauh darinya.

"Suka sama lo? Meskipun itu mimpi gue gak pernah mau itu!" kata Alle kemudian melenggang pergi.

Arland menatap punggung gadis itu santai, kemudian memilih acuh dan kembali ke kelas.
















TBC!!

Assalamualaikum para readers sejati MBBIS😊gak kerasa ya, udah masuk nisfu sya'ban aja dan sebentar lagi kita bakalan ketemu bulan ramadhan😍

Untuk itu, aku mau minta maaf ya sama kalian semua kalau aku ada salah sama kalian😊

Jangan lupa selalu berdoa ya, semoga kita semua selalu dijaga oleh Tuhan agar terhindar dari COVID-19

Jangan lupa Vomentnya😙aku berharap banget sama kalian semua.

Salam hangat dari si tukang halu😙🌹

Continue Reading

You'll Also Like

4.2M 251K 61
[USAHAKAN FOLLOW DULU SEBELUM BACA] Menikah di umur yang terbilang masih sangat muda tidak pernah terfikirkan oleh seorang gadis bernama Nanzia anata...
3.7M 296K 49
AGASKAR-ZEYA AFTER MARRIED [[teen romance rate 18+] ASKARAZEY •••••••••••• "Walaupun status kita nggak diungkap secara terang-terangan, tetep aja gue...
3.1M 261K 62
⚠️ BL Karena saking nakal, urakan, bandel, susah diatur, bangornya Sepa Abimanyu, ngebuat emaknya udah gak tahan lagi. Akhirnya dia di masukin ke sek...
5.4M 368K 68
#FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA⚠️ Kisah Arthur Renaldi Agatha sang malaikat berkedok iblis, Raja legendaris dalam mitologi Britania Raya. Berawal dari t...