My Sweatheart Justin

By BrielleBieber

3.3K 221 13

Aku seorang gadis dengan pekerjaan paruh waktu. Kisahku menyedihkan dan hanya tinggal dengan seorang ayah. S... More

Prolog
Chapter 1
Chapter 2
Chapter 3
Chapter 4
Chapter 5
Chapter 6
Chapter 7
Chapter 8
Chapter 9
Chapter 10
Chapter 11
Chapter 12
Chapter 13
Chapter 14
Chapter 15
Chapter 16
Chapter 17
Chapter 18
Chapter 19
Chapter 21
Chapter 22
Chapter 23
Chapter 24
Chapter 25
Chapter 26
Chapter 27
Chapter 28
Chapter 29
Chapter 30
Chapter 31
Chapter 32

Chapter 20

108 5 0
By BrielleBieber

Justin's POV

Sinar matahari pagi menusuk kulit wajahku. Aku mengerjapkan mataku berkali-kali dan mendapati dua anak kecil sedang tidur pulas bersamaku. Jazmyn di sisi kananku dan Jaxon di sisi kiri. Aku tersenyum dan mengelus puncak kepala mereka.

"Sangat manis"

"Selamat pa.. Oh Justin ternyata kau sudah bangun." Kendal masuk dan membawa nampan berisi makanan, pasti untukku. Tidak seperti biasanya ia membuatkan sarapan untukku.

"Terimakasih" ucapku tanpa berfikir terlebih dahulu.

Kendal mengernyitkan dahinya dan meletakkan nampan di meja. "Untuk apa?" Ucapnya lalu duduk di pinggir kasur dan membangunkan Jazmyn dan Jaxon.

"Membuatkan sarapan untukku" ucapku lagi lalu Kendall terkekeh membuatku bingung.

"Siapa bilang ini untukmu" ucapnya dan masih disertai dengan tawa kecilnya. "Ayo kalian berdua bangunlah aku sudah membuatkan kalian sarapan" dia menarik Jazmyn dan Jaxon dari ranjangku setelah itu ia melirikku dan kembali tertawa. Shit rupanya ia mengerjaiku.

"Kalau kau ingin makan. Ya ambil sendiri tuan muda" Kendal tertawa lalu ia duduk di sofa. Rupanya ia ingin membuatku malu. Aku turun dari ranjang dan pergi menuju ke kamar mandi. Hari ini aku harus datang ke perusahaan Bieber group lagi.

---

Selesai membersihkan tubuhku, aku berpakaian rapih dan berdasi tentunya. Kurasa hari ini lebih baik jika aku tak memakai Hoodie hitamku. Aku meraih ponsel dan ada dua pesan masuk lalu segera aku buka.

From: Chris Brown.

"Kemarilah kawan, aku punya tugas untukmu. Kau mau uang kan?"

Pesan dari Chris? Bukankah ia sudah memukulku kemarin lusa? Dia juga sedang marah denganku. Dasar tak tahu malu.

To Chris Brown:

"Maaf lain kali saja. Untuk saat ini aku tak bisa"

Balasku pada pesannya. Tunggu...Kenapa sekarang dia jadi menyuruhku terus seolah- olah aku ini adalah budaknya. Oh tidak aku baru sadar. Aku tau Chris memang teman yang baik, tapi sekarang dia adalah teman yang licik.

From: Chris Brown.

"Oh ayolah.. aku sudah memaafkanmu kawan. Tak apa jika kau tidak memberikan gadis itu untukku. Tapi untuk kali ini tolonglah temui aku"

Ck.. memaksa sekali dia. Aku tak mungkin jika menemui dirinya sekarang.

To Chris Brown:

"Baiklah aku akan kesana nanti malam"

Akhirnya aku menyetujui ucapan Chris. Kurasa aku harus mengakhirinya sampai di sini.

Tinggal satu pesan lagi yang belum kulihat.
Ah Selena?

From Selena:

"Justin... Datanglah ke Restaurant. Ada menu baru dan kau harus mencoba! Tentu saja gratis untukmu. Aku yakin kau pasti akan datang :)"

Aku tersenyum saat membaca pesan darinya.  Baru kali ini gadis itu mengirimkan pesan kepadaku. Mungkin aku akan datang kesana setelah dari perusahaan Bieber group lalu setelah itu menemui Chris.

Aku memasukkan ponselku ke saku Jeans hitam yang ku kenakan. Lalu menyisir rambutku dan sedikit ditata agar rapih. Tanpa kusadari Kendal berdiri di ambang pintu dan menatapku sambil terkekeh.

"Apa?" Ucapku. Lalu ia menghampiriku dan menatap diriku dari atas sampai bawah.

"Rapih sekali. Mau kemana?" Tanyanya mengintimidasi. Aku memutar bola mataku jengah. Memang dia tidak pernah melihatku berpakaian seperti ini atau dia sudah lupa.

"Biasa saja. Aku ingin ke Bieber group untuk mengecek keadaan perusahaan. Kenapa memangnya?" Tanyaku sakartis.

"Tumben saja. kenapa kau tak pakai Hoodie?" tanyanya lagi lalu ia tertawa kecil.

Aku tak membalas ucapannya dan aku mendekatinya yang masih diambang pintu. Lalu dengan cepat aku mencubit pipinya keras karena kesal.

"Ughh sakit Justin!" Erangnya sambil memukul lenganku.

"Apa kau lupa. Dulu jika aku pergi ke Bieber group selalu memakai pakaian seperti ini kan?" Tanyaku malas.

Dia terkekeh pelan. Selalu saja begitu.
"Ya ya aku ingat sekarang" ujarnya malas.

"Dasar pikun" ucapku lalu mendorong dirinya agar aku bisa lewat. Dia memukul bahuku dan ku hiraukan.

Selena's POV

"Bagaimana sel. Apakah dia akan datang" tanya Jules saat aku selesai mengirim pesan pada Justin.

"Belum ada balasan darinya. Tetapi pesanku sudah terkirim" balasku dengan raut kecewa.

Jules tersenyum dan mengelus pundakku.
"Aku yakin dia pasti datang" ucapnya seraya mencubit pipiku. Itu sudah biasa, dia memang gemar mencubit pipiku.

"Ah ya pasti dugaanmu salah. Dia tak akan mau datang untuk hal seperti ini." Ujar ku seraya membersihkan meja.

Jules meletakkan nampannya dan duduk di kursi. "Dugaanku pasti benar. Lihat saja nanti!" Bantahnya dan aku mendengus kesal. Sok tahu sekali dia. Sedangkan aku tahu benar Justin itu bagaimana orangnya.

"Lihat saja nanti" ucapku malas. Lalu pergi ke dapur dan Jules mengikutiku.

Ya.. aku sudah menceritakan semuanya pada Jules tentang semalam aku bertemu dengan Justin di depan restaurant. Bagaimana tidak... Dia sudah mengetahui apa yang Justin lakukan padaku tadi malam. Rupanya ia mengintipku dari dalam restauran. Mau tak mau aku harus menceritakan padanya karena ia terus memaksaku. Dan hari ini Mr. Jared meresmikan menu baru yang akan dijual di restaurant dan dikhususkan hari ini menu tersebut gratis, siapapun boleh mencobanya. Jadi aku fikir aku bisa mengajak Justin untuk mencoba menu baru ini.

Soal Swift dan Dave  aku meninggalkan mereka dirumahku dalam keadaan yang masih tidur. Memang pemalas mereka. Aku membiarkannya sampai ia bangun sendiri.

----

Rintikan salju terus saja berjatuhan di bumi. Sudah pukul 9 malam Justin belum datang juga. Apa dia memang tidak akan datang kesini mengingat pesanku saja tidak dibalas olehnya. Mungkin jika aku menelponnya dia mau menjawab. Ah bermimpi lah sel! Dia tidak akan menjawab telfon mu. Tapi aku harus menghubunginya, tiba-tiba saja perasaanku tak enak terhadap Justin. Ya.. aku harus menghubunginya.

Drrrtt...

Drttt...

"Ah panggilan tak terjawab, apa dia sedang sibuk atau memang dia tidak mau menjawab telfon dariku?"

Aku menghempaskan tubuhku di kursi sofa. Semuanya pelayan sedang beristirahat. Hanya aku saja yang duduk menyendiri sambil menatap ke arah luar restauran.
Mungkin benar ia tak akan datang..

Justin's POV

"Tolong kerjalah secepat mungkin. Semuanya harus kalian selesaikan dan pulihkan seperti semula sebelum Mr.Scooter kembali dari Las Vegas." Ucapku kepada salah satu pegawai di perusahaan ini. Ia mengangguk paham.

"Semuanya akan saya selesaikan dengan cepat Mr.Bieber. Saya akan menyuruh semua pegawai agar lebih cepat mengerjakannya." Balasnya lalu aku mengangguk. 

"Pergilah..." Perintahku dan dia mengangguk dengan sopan lalu keluar dari ruangan ini.

"Astaga! Aku lupa hari ini aku ada janji dengan Chris. Dan tentu saja aku harus menemui Selena juga. Seharian di kantor membuatku lupa segalanya. Aku mengambil jaketku lalu memakainya. Kurasa aku harus menemui Selena dulu karena hari sudah malam.

Tidak membutuhkan waktu lama aku sampai di restaurant. Tidak mungkin jika aku langsung masuk ke dalam karena aku tak tahu dimana gadis itu berada. Aku memutuskan untuk menghubunginya terlebih dahulu. Ah ada panggilan tak terjawab dari gadis itu, rupanya15 menit yang lalu. Langsung saja aku menelfonnya balik.

Drttt...

"Halo Justin!" Teriaknya diseberang sana.
Aku tau dia senang jika aku menelfonnya.

"Aku ada di depan restaurant. Keluarlah" balasku lalu mematikan saluran telfonnya.

Aku berdiri tepat di depan restaurant sambil menunggu Selena keluar. Tanpa kusadari dua orang pria berseragam sedang menatapku tajam. Apakah aku terlihat mencurigakan  sampai-sampai mereka menatapku seperti itu?

"Justin!" Ucap Seorang gadis keluar dari restaurant dengan mata berbinar dan segera menghampiriku. Dia masih memakai apronnya dan  rambutnya dikuncir seperti ekor kuda. 

"Aku pikir kau tak datang" ucapnya lagi seraya tersenyum kearahku.

"Ada apa menyuruhku kesini" tanyaku datar. Padahal aku sudah tahu bahwa dia akan mengajakku kesini hanya untuk mencicipi menu terbaru di restaurant ini.

"Ayo masuklah!" ucapnya lalu menarik tanganku untuk masuk kedalam. Kedua satpam aneh tadi masih saja menatapku, kali ini disertai dengan senyum tipisnya. Entah apa maksud mereka menatapku sambil tersenyum seperti itu.

"Duduklah" perintahnya lalu aku duduk di kursi yang ia tunjuk. Gadis itu tersenyum kepadaku membuatku kikuk dibuatnya.

"Tunggu sebentar, aku kebelakang dulu" ucapnya lalu dia pergi meninggalkanku.

Suasana di restaurant ini memang nyaman.  Kulihat tempat ini banyak pengunjungnya juga. Aku memainkan ponselku dan membuka salah satu aplikasi favoritku, Instagram, sambil menunggu kedatangan Selena.

"Hei"

Tiba-tiba saja ada seseorang datang menghampiriku. Akupun mendongak dan melihat sosok gadis berdiri di hadapanku. Dia tersenyum lalu duduk di sampingku.

"Jules Valerie" ucapnya dan aku membalas uluran tangannya.

"Kau Justin kan?" Tanyanya dan aku mengangguk.  Gadis itu menatapku seperti kagum dan aku mencoba menahan raut wajahku yang tak suka dengan tingkahnya.

"Ehem.. jadi kau selama ini yang sudah membuat sahabatku jatuh hati padamu"
Ucapnya dan aku mengernyit bingung.
Mungkin dia salah orang.

"Kau salah orang" balasku datar dan membuang tatapanku beralih ke arah Selena pergi tadi. Huh kemana dia..mengapa lama sekali. Aku bosan menunggunya, ditambah lagi ada gadis aneh seperti ini. Dan aku tidak mengerti apa yang dia katakan.

"Aku tak salah orang. Tapi kau yang tak tahu diriku" ucapnya lagi dan tersenyum kearahku. Aku membuang tatapanku kembali ke arah luar restaurant yang didingnya terbuat dari kaca, jadi aku bisa melihat keadaan diluar sana.

"Memang aku tidak tahu dirimu. Bahkan kau bertingkah aneh dan membuatku malas melihat wajahmu" umpatku dalam hati. Aku benar-benar tidak tahan jika gadis itu berada di dekatku. Aku tak menjawab ucapannya.

"Semoga kau juga ada perasaan dengan sahabatku kawan" ucapnya sambil menepuk bahuku lalu mengedipkan matanya dan pergi. Aku masih memperhatikan gadis aneh tadi yang sudah membuatku bingung.

"Maaf Justin kau sudah menunggu lama"

Aku tersentak saat melihat Selena yang datang dengan tiba-tiba. Dia membawa makanan di nampannya dan.. ah  dia juga membawa Macchiato! Kopi kesukaanku. Gadis itu meletakan makanannya di meja lalu ia duduk di hadapanku.

"Selamat mencoba" ucapnya dan aku mengangguk.

"Kau lihat apa?" tanya nya dengan raut heran. Mungkin dia sempat melihatku saat aku menatap gadis aneh tadi.

"Ada gadis aneh" balasku datar. Lalu ia mengernyitkan dahinya.

"Siapa yang kau maksud" tanya nya lagi dan aku menunjuk ke arah gadis tadi.

" Jules, aneh bagaimana?" Tanyanya bingung. Aku menatap wajahnya yang semakin hari terlihat cantik. Oh Justin sudahlah..

"Iya." Balasku singkat lalu aku mengambil macchiato dan meminumnya.

"Dia sahabatku. Memang apa yang ia lakukan padamu?" Tanyanya dan aku tersedak. Kopi yang kuminum semuanya keluar dari mulutku.

"Justin kau tak apa?" Selena mengambil tisu dan memberikan padaku. Perkataanya tadi sungguh membuatku terkejut. Semua mata pengunjung tertuju padaku. Ok Justin.. kau sangat memalukan.

Aku menggelekan kepalaku tak habis pikir bahwa aku akan melakukan hal bodoh seperti ini. Jadi maksud ucapan gadis tadi adalah Selena. Selena jatuh hati padaku? Ah mana mungkin..

"Justin biar aku bantu bersihkan bajumu" ucap Selena lalu ia mengambil tisu dan membersihkan bajuku dengan hati-hati.

Tanpa kusadari jarak wajah kita sangat berdekatan. Dari sini aku bisa melihat jelas betapa mulusnya wajah Selena. Bibirnya mungil dan menggemaskan. Oh Justin sudahlah..

"Cantik" ucapku tanpa sadar dan Selena langsung menghentikan aktivitasnya. Kulihat pipinya memerah seperti tomat. Bodohnya diriku.. kenapa mulutku tak bisa dijaga. Berbahaya jika aku berada didekatnya terus menerus.

"Umm.. su-sudah selesai.. kau harus mencoba makanan ini" ucapnya kikuk lalu berpaling dariku. Aku mengangguk dan mulai mencoba makanannya. Selena kembali ke kursinya dan masih dalam keadaan canggung. Aku tau aku sudah membuatnya blushing. Apa benar dia menyukaiku?

"Enak" ucapku setelah memakannya. Selena tersenyum kearahku.

"Terimakasih" balasnya dan aku memakannya lagi sampai habis setelah itu aku meminum lagi macchiatoku.

"Uhmm. Omong-omong.. bajumu.."

"Kenapa?" Potongku cepat.

"Ah anu.. ti-tidak.. kau terlihat keren hari ini! Ya kau terlihat keren tanpa Hoodie mu" ujarnya terdengar gugup. Aku bersumpah ingin tertawa saat ini juga.

"Aku hanya ingin merubah penampilanku meskipun sehari saja." Ujarku. Dia nampak memperhatikanku dengan seksama sampai tak berkedip sedikitpun.

"Berhentilah menatap seperti itu!"  Ujarku kesal padanya. Sedangkan ia hanya menertawaiku tanpa ada beban sedikitpun. Akh apa peduliku?

-

Selena's POV

"Justin.. kau sudah membuatku gila"  Selalu saja membuatku blushing. Ini adalah kedua kalinya dia mengatakan bahwa diriku cantik. Jika ruangan ini sepi mungkin aku sudah menjerit sekeras mungkin.

Aku terus menatap dirinya saat memakan makanan itu. Dia makan saja sudah terlihat tampan! Ya Tuhan kuatkan lah hatiku. Hari ini dia berpakaian rapih memakai tuxedo hitam dan kemeja putih. Rambutnya terisisir rapih membuatku tak henti untuk menatapanya  terus.

"Serius ini gratis?" Ucapnya setelah ia menghabiskan makanannya. Pertanyaannya membuat lamunanku terbuyar.

"Ah ya ini gratis " jawabku cepat dan dia mengangguk.

"Terimakasih, aku pulang dulu" ucapnya dan ada sedikit rasa kecewa dihatiku. Mengapa ia terburu-buru?

"Baiklah hati-hati.." balasku lalu aku melambaikan tanganku padanya. Dia tersenyum dan berjalan menuju pintu.

Author's POV

"Bahagianya sahabatku ini" ujar Jules seraya mencoel pipi Selena.  Ia menghampiri Selena yang sedang menatap kepergian Justin.

Selena tersenyum lebar dan memeluk Jules erat. "Tentu saja sayang" balas Selena. Jules tersenyum bangga melihat usahanya tadi membuahkan hasil.

"Kau benar, dia akan datang Jul.." ucap Selena dan julespun tersenyum bangga.

"Dugaanku tak pernah salah sayang" balasnya lalu terkekeh.

"Dia sudah membuatku blushing" gumam Selena namun sempat terdengar oleh Jules.

"Tentu saja itu karena aku mengatakan sesuatu hal  pada Justin. Kalau tidak mungkin ia tak akan menyatakan cinta kepadamu" ujar Jules santai dan Selena langsung melepas pelukannya dengan kasar.

"Menyatakan cinta bagaimana maksudmu?Kau mengatakan apa pada Justin?  Ah Jangan bilang kau mengatakan pada Justin bahwa aku suka padanya.. kumohon katakan tidak!" Teriak Selena kesal.

Jules tertawa melihat ekspresi sahabatnya yang mengerikan itu. "Hei hei hei.. aku hanya mengatakan padanya bahwa dia telah berhasil membuat sahabatku jatuh hati. Dan dia tidak akan mengerti apa maksud ucapanku.  Aku rasa dia menganggap ku wanita aneh, tak apalah...  Lalu aku mengatakan kepadanya lagi bahwa semoga kau juga ada perasaan dengan sahabatku. Lalu aku pergi meninggalkannya. Hello Gez, dia tidak akan mengerti apa maksud ucapanku. Aku  tidak menyebut namamu dalam ucapanku tadi. Jadi.. dia tak akan tahu bahwa itu kau kecuali jika dia tahu bahwa aku adalah sahabatmu" ujar Jules.

Shit!

Selena menepuk dahinya dengan keras.
"Jules!  Pantas saja dia tersedak saat minum saat aku mengatakan bahwa kau adalah sahabatku. Aku sudah mengatakannya bodoh! " ujar Selena meremas bahu Jules dengan gemas. Ia tak tahu lagi dimana ia akan menaruh wajahnya karena merasa malu.

"Hei! bukankah itu bagus.. dia sudah tahu kau menyukainya bukan? Cepat atau lambat pasti dia akan membalas cintamu" ujar Jules menyengir. Ingin rasanya gadis itu mengutuk sahabatnya sendiri.

"Iya kalau dia suka padaku, jika tidak?" Balas Selena lemas. Gadis itu berfikir bahwa pria seperti Justin tak akan suka padanya. Ia tahu Justin hanyalah teman baiknya, tidak lebih.

Jules mengangkat bahunya lalu gadis itu melihat perubahan wajah Selena yang terlihat murung. "Sudahlah.. tak perlu memikirkan hal itu lagi, lebih baik kita pulang saja, jam kerja kita sudah selesai!" Ujar Jules semangat. Selena tersenyum dan memeluk sahabatnya itu.

"Ayo!" balas gadis latin itu semangat. Ia berusaha tak memikirkan hal itu lagi. Mereka langsung menuju ke loker dan bersiap-siap.

Suhu diluar semakin menurun. Orang-orang yang berlalu-lalang mulai kembali kerumahnya masing-masing karena malam semakin larut. Hanya menyisakan seseorang pria yang beridiri di bawah pohon dibalik semak-semak. Pria itu sedang memandang dua orang gadis berada didalam restaurant.

"Kau gadisku.. kau milikku.. aku akan membawamu ke pelukanku secepat mungkin!"  ucapnya lalu menyeringai setelah menghisap rokoknya.

Lalu membuang puntung rokonya ke sembarang tempat dan pergi meninggalkan tempat itu.

Continue Reading

You'll Also Like

1.1M 60.9K 59
𝐒𝐜𝐞𝐧𝐭 𝐨𝐟 𝐋𝐨𝐯𝐞〢𝐁𝐲 𝐥𝐨𝐯𝐞 𝐭𝐡𝐞 𝐬𝐞𝐫𝐢𝐞𝐬 〈𝐛𝐨𝐨𝐤 1〉 𝑶𝒑𝒑𝒐𝒔𝒊𝒕𝒆𝒔 𝒂𝒓𝒆 𝒇𝒂𝒕𝒆𝒅 𝒕𝒐 𝒂𝒕𝒕𝒓𝒂𝒄𝒕 ✰|| 𝑺𝒕𝒆𝒍𝒍𝒂 𝑴�...
674K 35.7K 20
𝐒𝐡𝐢𝐯𝐚𝐧𝐲𝐚 𝐑𝐚𝐣𝐩𝐮𝐭 𝐱 𝐑𝐮𝐝𝐫𝐚𝐤𝐬𝐡 𝐑𝐚𝐣𝐩𝐮𝐭 ~By 𝐊𝐚𝐣𝐮ꨄ︎...
731K 21.2K 23
Beau HATES Oliver Fowler. But Oliver doesn't hate Beau.. quite the opposite actually. Oliver is the univeristies 'Golden Boy', adored and admired by...
1.3M 117K 43
✫ 𝐁𝐨𝐨𝐤 𝐎𝐧𝐞 𝐈𝐧 𝐑𝐚𝐭𝐡𝐨𝐫𝐞 𝐆𝐞𝐧'𝐬 𝐋𝐨𝐯𝐞 𝐒𝐚𝐠𝐚 𝐒𝐞𝐫𝐢𝐞𝐬 ⁎⁎⁎⁎⁎⁎⁎⁎⁎⁎⁎ She is shy He is outspoken She is clumsy He is graceful...