[1]Dream, Love and Friendshipβœ”

By LavenderWriters

3.3K 543 146

#LavenderWriters Project Season 2 Kisah tentang persahabatan di antara tiga orang laki-laki yang sama-sama me... More

Part 01 - Mereka
Part 02 - Ekspektasi
Part 03 - Pertolongan
Part 04 - Pecundang
Part 05 - Kegeeran
Part 06 - Momen Berdua
Part 07 - Rasa Malu
Part 08 - Apa ini Cemburu?
Part 09 - Salah Paham
Part 10 - Berangkat Bareng
Part 11 - Mampir
Part 12 - Sebuah Awal, Mungkin?
Part 13 - Masalah
Part 14 - Merasa Kesal?
Part 15 - Perasaan Apa Ini?
Part 16 - Perasaan yang selalu dibohongi
Part 17 - Iri
Part 18 - Perasaan Manusia
Part 19 - Flashback
Part 20 - Sisi yang Berbeda
Part 21 - Kebenaran
Part 22 - Kenangan Terburuk Mila
Part 23 - Flashback
Part 24 - Hari Olimpiade
Part 25 - Gagal
Part 26 - Kak Raden
Part 27 - Mulai Kecewa
Part 28 - Perubahan Tiba-tiba
Part 29 - Perubahan Tiba-tiba 2
Part 30 - Bersama Raden
Part 31 - Kembali Antar-Jemput Lagi
Part 32 - Absurd
Part 33 - Rencana Licik
Part 34 - Kembali Membangun Mimpi
Part 35 - Flashback
Part 36 - Retak
Part 37 - Di antara
Part 38 - Kepercayaan yang Rusak
Part 39 - Ragu
Part 40 - Maaf
Part 42 - Salah Paham
Part 43 - Penjelasan
Part 44 - Main ke Panti
Part 45 - Baikan dan AndCy Couple
Part 46 - Rapuh
Part 47 - Rasa
Part 48 - Menyatukan Pecahan
Part 49 - Semua Luka
Part 50 - Akhir Cerita [END]
Visualisasi Tokoh

Part 41 - Luka

46 6 0
By LavenderWriters

Dream, Love and Friendship © Group 1

LavenderWriters Project II

PART 41 — Luka

Created by gloriarafael

***

Pagi begitu mendung sedangkan siang begitu terik dan malam begitu gelap tanpa bintang dan bulan. Apakah yang dilakukan Mila ini benar-benar salah? Sehingga semesta pun ikut tak bersahabat dengan Mila.

Sudah seminggu Nila dan Ardi sibuk dengan bisnis baru mereka, hingga di hari Minggu yang cerah ini Ardi mengajak Mila untuk memancing berdua di danau pemancingan.

Sejak tadi Mila diam memainkan gantungan kunci pemberian Fadil dengan wajah yang tak kalah kusut dari benang pancing ayahnya.

Ardi yang menrasa janggal karena putrinya yang sejak dulu selalu antusias diajak memancing malah diam saja kali ini.

"Milli milkyy... Dipsyy...Lal—" Ardi menyanyikan lagu pertama yang Mila sukai dulu dan lagu pertama dengan lirik yang salah ia ucapkan hingga menjadi sebuah panggilan khas untuknya "Milky"

"Haha apasih, Pa?" potong Mila membuat Ardi tertawa geli.

Setelah tertawa Mila kembali cemberut tanpa memperdulikan Ardi yang tengah memandangnya bingung.

"Mila kenapa sayang?" tanya Ardi sedikit serius.

Mila hanya menggeleng dengan senyum palsunya.

"Ada masalah kayaknya," Ardi mulai mengatur pancingannya yang sepertinya mulai dipermainkan oleh ikan.

"Papa sotau deh,"ujar Mila.

"Mila, papa ini orang tua kamu ya pasti tau dong anaknya kalau lagi ada sesuatu gimana. Kamu gabisa bohongin papa loh," ujar Ardi.

Mila diam mencemaskan masalahnya. Ia bingung apakah ia bisa membohongi ayahnya bahwa ia baik-baik saja.

"Masih gak mau cerita nih?" tanya Ardi lagi namun dengan nada yang menggoda.

Mila menggeleng sambil cengengesan pada Ardi. Untunya Mila memiliki orang tua yang pengertian untuk tidak terlalu memasuki urusan anaknya.

"Yaudah biar mukanya gak kusut mending Mila keliling soalnya Deket sini ada taman apartemen elite loh. Kan lumayan buat SG di sana biar kelihatan mewahnya hahahaha," ledek Ardi yang berhasil membuat Mila tertawa geli.

"Apa sih Papa! Mila gak kayak gitu kali! Mama tuh yang ibu-ibu sosialita baru cocok disuruh ke sana hahahha!" balas Mila tertawa geli menggosipi ibunya sendiri dengan ayahnya.

"Hahahaha ini rasanya ghibah," canda Ardi lagi.

"Haha au ah Mila mau ke taman itu dulu. Bye!" Mila bergega ingin pergi ke taman itu.

"Jangan lupa buat SG!" teriak Ardi yang mendapat balasan juluran lidah oleh Mila.

***

Dan memang benar taman ini benar-benar elite dan sangat tidak cocok dengan Mila yang amburadul.

Mila tertarik untuk duduk di ayunan yang berhadapan langsung dengan kolam renang anak-anak yang tengah rame diselami oleh anak orang kaya tentunya. Kebanyakan anak-anak itu ditemani oleh babysitter nya.

"Miris juga jadi anak orang kaya, orang tuanya pada sibuk," gumam Mila.

Mila terus memandangi sekeliling hingga mendapati sosok sekumpulan remaja yang sedikit di bawah umurnya tengah berkumpul sedangkan ada yang diasingkan tak jauh dari sana.

Gadis itu termenung memanikan ponsel dengan infusnya ditangan. Mila mengenal siapa dia namun kali ini tidak ada orang yang biasa di sisinya. Oleh karena itulah Mila mendekatinya.

"Dian?" sapa Mila membuat gadis itu kaget bukan main.

Dian segera bergegas membawa infus yang ia gantung di ranting pohon untuk menghindar dari Mila. Namun itu gagal karena Mila segera menahan Dian.

"Dian ka...kamu?" ujar Mila tak percaya melihat Dian si periang pucat dengan infus melekat di tangannya.

"Kakak ngapain di sini?!" tanya Dian sedikit ketus. Maklum saja karena Dian masih kecewa dengan Mila dan ada sesuatu yang ia sembunyikan.

"Dian kamu kenapa?" Kali ini Mila lembut sambil menenangkan Dian.

Dian mulai menatap Mila dalam bahkan sangat dalam. Dari matanya Mila dapat merasakan ada penderitaan di dalamnya.

"Aku sakit kak," jawab Dian akhirnya.

"Kamu sakit apa?" tanya Mila.

"Fisikku gak sekuat anak biasanya. Sejak lahir aku udah kekurangan gizi dan daya tahan tubuhku gak kuat. Dengan terpaksa aku harus di infus setiap minggunya untuk nambah staminaku."

"Terus kanapa kamu main taekwondo Dian?" potong Mila mulai khawatir namun ditangkap seakan Mila tidak suka tekwondo oleh Dian.

"Kak! Kenapa sih kakak larang semua orang main taekwondo? Kakak ada masalah apa sih hah?!"

"Gak gitu Dian, kak—"

"Udahlah aku udah cukup kecewa soal kepalsuan kakak sama kak Fadil! Kakak bukan hanya menghancurkan kak Fadil tapi juga sekolah kak! Terutama aku juga!!" Dian lepas kendali mengeluarkan unek-uneknya.

Mila terkejut dengan perkataan Dian barusan. Ada apa dengan sekolah? Ada apa dengan Dian?

"Maksud kamu?" tanya Mila merasa ada yang tidak beres.

"Kakak udah hancurin mimpi banyak orang kak," jawab Dian yang mulai menangis.

"Maksud kamu apa? Iya kakak tau itu salah tapi kakak gak ngerti!!" Mila mulai frustasi.

"Taekwondo atas nama sekolah kita udah di cap jelek. Semenjak itu sponsor mulai ditarik satu persatu, dan ada rencana kelas taekwondo tak akan diadakan lagi. Padahal sekolah kita hampir saja masuk ke daftar sekolah dengan akreditasi terbaik di Indonesia, dan itu gagal terjadi karena...ya karena siapa lagi kalau bukan kakak si penghancur?"

Mila bungkam dengan hati yang begitu tersayat. Ia tak percaya semua ini akan berdampak besar. Ini sudah keterlaluan.

"Non sudah mau hujan, ayo naik," ajak bodyguard Dian yang tengah membawakan payung.

Dian hanya mengangguk seraya beranjak. Namun sebelum pergi Dian berbalik menatap Mila yang masih duduk sambil mulai menangis.

"Oh iya tadi kakak tanya kenapa aku masuk taekwondo, kan?" Dian tersenyum kecut," Karena aku pengen terlihat kuat kak. Dan ternyata semenjak ikut taekwondo kata dokter keadaanku semakin membaik bahkan dikatakan baik. Tapi karena kakak....yasudahalah aku bisa pakai infus saja ketimbang olah raga kesukaanku."

Mila menatap Dian tak percaya. Dian yang sudah ia anggap sebagai adik malah ikut menjadi korban kejahatannya. Mila masih diam dengan tangisan yang sangat ditahan. Ia terlalu jahat untuk menangisi mimpi banyak orang yang mati.

"Ayo non sudah muali gerimis," ajak bodyguard Dian lagi.

Kali ini Dian menurut dan ikut bersama bodyguardnya untuk memasuki area apartemennya.

Hujan mulai deras dan semua berhamburan masuk. Tinggal Mila yang tetap diam dengan rasa kecewanya terhadap dirinya sendiri.

Tak lama tiba-tiba seorang bodyguard Dian datang menyodorkan payung di sebelah Mila.

"Ini dari non Dian biar kamu gak kehujanan," ujar bodyguard itu lalu pergi.

Seketika hujan menderas dan tangis Mila pecah. Di bawah hujan yang begitu deras Mila terus merutuki dirinya seraya mengis sejadi-jadinya.
Mila merasa ialah penjahat terkeji di dunia ini. Tak hanya Fadil, Mila juga sudah menghancurkan mimpi satu sekolah dan mimpi Dian untuk menjadi manusia normal seperti biasanya.

Mila begitu hampa bahkan tak sanggup lagi untuk sekedar berkata maaf karena itu hanyalah ucapan percuma.

"BODOH LO MILA!! BODOH!!!" teriak Mila yang masih lebih keras suara hujan.

Air yang dingin seketika berhenti menyentuh kulit Mila. Payung yang tadi tiba-tiba sudah berada di atas kepalanya. Yang membuat Mila kaget adalah Ardi. Ardi bak malaikat datang  memayungi Mila dengan tatapan super hangatnya.

"Papaaaa!!!" ujar Mila langsung memeluk Ardi erat menyalurkan kesedihan yang tengah ia tahan.

Mila menangis tak hentinya di pelukan sang Ayah. Tanpa Mila ketahui Ardi turut meneteskan air matanya. Mila gadis lugunya yang selalu lama tidak mengadu padanya tiba-tiba membagi rasa sakitnya pada dirinya.

Ardi hanya bisa tersenyum tegar di balik tangisnya. Ternyata Mila princess manjanya sudah dewasa dan menanggung beban sekarang. Di mata Ardi Mila tetaplah gadis lugu yang tak tau apa-apa.

"You lied princess, and i know that," bisik Ardi dibalas anggukan Mila.

Dan pada akhirnya Mila tak bisa berbohong dari orang tuanya karena batin keduanya terhubung.

***

To Be Continued

Continue Reading

You'll Also Like

6.4M 272K 59
On Going [Revisi] Argala yang di jebak oleh musuhnya. Di sebuah bar ia di datangi oleh seorang pelayan yang membawakan sebuah minuman, di keadaan ya...
2.9K 1.1K 36
Saat hujan datang dan kamu terjebak di antara derasnya, hujan memberimu dua pilihan. Berteduh atau tetap Bersamanya. ----- Jatuh Cinta milik gadis b...
42.4K 3.1K 21
SEASON 2 [15+++] BACA SEASON 1 DULU YA BIAR NYAMBUNG AWOKWOK WARNING❗❗❗❗ Banyak bahasa tidak baku, bahasa kasar dan typo bertebaran. Apa yang kalian...
288 53 30
Askara Wikaiden & Ayana Candara "Tentang aku, kamu, dan masa putih biruku." Ini adalah ringkas singkat sebuah kisah cinta yang orang bilang 'Cinta Mo...