KOMPLEK SULTAN [ON GOING]

bubblepita द्वारा

172K 10.3K 3.3K

Sepenggal kisah Jisoo, Jennie, Rose dan Lisa yang tinggal di sebuah komplek bernama Komplek Sultan. Komplek y... अधिक

Chatting : Welcome
2 | Rapat
3 | Persiapan Penyambutan Tetangga Baru
4 | Tetangga Baru
Meet The Cast
5 | Penyambutan Tetangga Baru (I)
6 | Penyambutan Tetangga Baru (II)
7 | Gagal Total
8 | Permintaan Maaf
9 | Mati Lampu
10 | Hot Gosip
11 | Peringatan
12 | Khawatir

1 | Persiapan Rapat

16.1K 1.1K 306
bubblepita द्वारा

CW : harsh word.
Bagi yang merasa tidak nyaman, dianjurkan untuk tidak lanjut membaca.

Sekali lagi, fanfic ini tidak ada kaitannya dengan kehidupan idol sesungguhnya (real life). Sifat dan sikap idol yang mengakar dalam cerita ini hanyalah fiktif. Mohon dewasa dalam membaca.

*****

Komplek Sultan adalah komplek perumahan terkenal senatero kota. Para penghuni komplek ini sudah dipastikan tajir melintir. Nilai plusnya, mereka memiliki visual yang luar biasa. Syarat masuk komplek ini ada dua, harus banyak cuan dan harus cakep di atas rata-rata. Jika tidak, siap-siap saja ditendang trio CBX (Chen, Baekhyun, dan Xiumin) selaku security Komplek Sultan.

*****

Keluarga Lavender adalah salah satu keluarga terpandang di Komplek Sultan. Kepala keluarga—Changmin Lavender-merupakan CEO perusahaan Lavender Group—salah satu perusahaan produk kecantikan tersukses. Istrinya yaitu Sandara Violet Lavender turut andil dalam perkembangan perusahaan produk kecantikan tersebut. Keduanya memiliki seorang putra dan seorang putri, Magenta Seokjin Lavender dan Jisoo Lilac Lavender.

Arah jarum jam menunjukkan pukul 16.00. Seokjin sedari tadi mengetuk pintu kamar Jisoo adiknya, ia ingin Jisoo membantunya membereskan ruang tamu untuk rapat penyambutan tetangga baru nanti malam. Namun, hasilnya nihil. Tak ada jawaban dari adik perempuan satu-satunya itu.

"Woy bangke, buka pintunya! Gue dobrak juga ye ini pintu!" teriak Seokjin dari luar. Untung saja mama dan papanya sedang ke luar kota, mengunjungi anak adik teman tantenya yang habis melahirkan. Jika ada mama atau papanya di rumah, sudah dipastikan Seokjin terkena amukan orang tuanya.

Merasa Jisoo bergeming, Seokjin hampir saja hilang kesabaran. Cowok berusia kepala dua itu langsung membuka kamar adiknya. "Busettttt ... ini kamar apa kandang kambing? Anjirrrrr ... kamar lo bau aki-aki, sumpah!" Seokjin tertohok melihat kondisi kamar Jisoo yang begitu berantakan. Puluhan tisu menyebar di mana-mana, kulit kacang berserakan di lantai, bungkus makanan ringan tergeletak tak karuan. Dengan kondisi ruangan minim cahaya, Seokjin menyaksikan Jisoo Lilac Lavender selaku pemilik kamar tengah tertidur mangap di atas ranjangnya dengan laptop yang masih menyala.

"Gila ini anak kebiasaan banget kalau nonton drakor suka begini." Seokjin menendang tisu, kulit kacang dan bungkus kudapan yang menghalangi jalannya. Ia meraih boneka pikachu berukuran sedang milik Jisoo dan tanpa pikir panjang melemparkan boneka itu tepat mengenai wajah sang adik.

Plak!

"Hrrrrr ...." Jisoo yang tengah tertidur lelap pun seketika membuka mata usai mendapat serangan Seokjin. "Sakit dugong! Ganggu aja sih lo!" pekik Jisoo emosi dan melemparkan kembali boneka pikachu itu ke arah Seokjin. Namun, Seokjin berhasil menangkapnya.

"Heh kebo bangun lo! Anjirrr ... dosa apa gue punya adik kebo kek lo? Jam berapa ini woy? Sore-sore jangan molor, entar lo tambah gila!" Seokjin menarik lengan Jisoo menyuruhnya bangun, tetapi gadis itu enggan beranjak dari tempat tidurnya. Jisoo malah menendang Seokjin dengan kakinya dan membuat cowok itu tersungkur.

"Punya adik bar-bar bener sih?" Seokjin bangkit, ia berjalan ke arah gorden kamar Jisoo, membuka gorden itu kesal. Jisoo punya kebiasaan menonton drama korea dengan kondisi ruangan yang gelap dan hening, menurutnya kondisi seperti itu membuat suasana menjadi lebih khidmat dan khusuk. "Kalau para bucin lo tahu cewek yang mereka taksir ternyata jorok udik begini, gua yakin mereka mundur alon-alon," cibir Seokjin.

"Bodo amat gue nggak denger!" balas Jisoo, gadis itu malah beringsut menarik selimut putihnya menutupi seluruh tubuh. Seokjin berdecak geram melihat kelakuan sang adik.

"Buruan bangun elah, atau mau gue fotoin terus jadiin instastory dan share di grup Whatsapp biar satu komplek dan satu sekolah lo tahu kalau kadar jorok lo itu udah mendarah daging," ancam Seokjin

Jisoo membuka selimutnya, rambutnya terlihat begitu berantakan seperti tidak disisir seminggu, matanya terlihat bengkak. Dapat Seokjin tebak, sang adik pasti habis nonton drama korea dengan ending menyedihkan. "Gue nggak peduli!" ucap Jisoo lantang penuh penekanan. Kemudian menutup seluruh tubuh lagi dengan selimut putih miliknya. Menyisakan bagian kepala yang tak tertutup sempurna.

"Yakin lo nggak peduli? Okay, nantangin ya ini anak. Gue sebar mewek lo. Gue foto sekarang juga, gue sebarin biar semua orang tahu kejorokan elu." Seokjin merongoh ponsel dari saku celananya berniat mengabadikan kondisi kamar Jisoo yang seperti kandang kambing itu. "Gue nggak sabar lihat lo jadi bahan nistaan orang-orang."

"Araghttttt ... bacot banget sih lo Bang?" Jisoo membanting selimutnya ke lantai. Mata bengkaknya menatap Seokjin tajam.

"Beresin tuh semuanya, terus turun kebawah bantuin gue beres-beres buat rapat entar malam. Kalau nggak, gue sebarin foto-foto ini ke grup chat," ancam Seokjin membuat Jisoo ingin menelan hidup-hidup abangnya itu.

*****

Penyambutan tetangga baru merupakan kebiasaan yang dilakukan saat mereka kedatangan tetangga baru di Komplek Sultan. Biasanya, acara penyambutan dilakukan di gedung aula komplek yang berada beberapa meter dari gerbang utama komplek. Sebelum acara, biasanya anak-anak di Komplek Sultan melakukan rapat terlebih dahulu. Hasil rapatnya diberikan kepada orang tua mereka, biasanya orang tua mereka akan memberi kritik dan saran untuk menyukseskan acara. Tak jarang juga beberapa di antaranya setuju saja selagi konsep dan runtutan acara tidak menyimpang.

Sebuah mobil mewah terparkir sempurna di halaman rumah Jisoo. Jisoo yang tengah menyapu ruang tamu keluar mendengar bunyi klakson mobil. "Siapa sih yang dateng? Ganggu aja!" dumel Jisoo.

"Heh, bukain sonoh!" perintah Seokjin yang tengah mengganti posisi sofa ruang tamu agar ruangan terlihat luas.

"Elu aja sonoh yang bukain Bang! Males gue. Lagi nyapu nih, entar kalau nggak dilanjutin suami gue brewokan," ucap Jisoo masih memegang sapunya.

"Bacot lo banyak alasan aja," timpal Seokjin kemudian berlari kecil keluar rumah.

Seokjin membuka pintu gerbang utama rumahnya. Changmin sengaja tidak mempekerjakan asisten rumah tangga, tukang kebun atau security di rumahnya. Bukan karena tak mampu, beberapa waktu lalu ia mempekerjakan tiga orang asisten rumah tangga di rumahnya namun banyak barang di rumah yang hilang bahkan perhiasan istrinya Sandara lenyap tak tersisa. Usai melihat rekaman CCTV pelakunya adalah asisten rumah tangganya sendiri. Jadi, terpaksa untuk sementara waktu keluarga mereka berbagi tugas untuk urusan rumah. Seperti yang Seokjin dan Jisoo lakukan saat ini.

"Ternyata lo yang dateng. Gue kira siapa. Widihhhhhh ... mobil baru nih!" Seokjin berdecak kagum usai Suho keluar dari mobil barunya.

"Hahaha, iya nih mobil baru. Mobil lama gue kasih ke Jimin," jawab Suho sembari membuka kacamata hitamnya.

"Anjirrr ... bukannya mobil lama lo baru beli bulan kemarin? Dan lo kasih ke si bantet Jimin? Dari pada lo kasih ke si Jimin mending lo kasih ke gue calon kakak ipar lo." Seokjin tercengang mendengar penuturan Suho yang dengan mudahnya memberikan mobil pada Jimin.

"Gue ama Jimin taruhan bola kemarin dan Jimin yang menang. Buat calon kakak ipar gue, gue bakal kasih mobil baru. Tenang aja. Tapi tunggu sampe gue jadian sama adek lo," ucap Suho membuat Jin tertawa.

"Haha anjirrr ... gue bantuin dah lo deket ama Jisoo," ucap Seokjin membuat Suho tersenyum.

"Sesuai janji gue di grup, gue bawa cemilan buat entar rapat, bentar gue bawain di bagasi." Suho berjalan ke bagasi mobilnya disusul Seokjin di belakangnya.

Seokjin membantu Suho mengeluarkan lima kantong keresek besar berisi makanan "Lo nggak kira-kira, ini cemilan banyak amat anjir."

"Kek nggak tau anak-anak aja. Mereka doyan makan, apalagi si Bobby 5 bungkus kuaci aja abis sama dia," celetuk Suho menutup bagasinya kembali.

"Kulitnya dia makan, isinya dia buang. Bego kan haha." Seokjin tertawa mengingat kebiasaan aneh temannya itu.

"Jin, kayaknya gue langsung pulang aja deh. Sorry nggak bisa bantuin ngangkat makanan ini ke rumah lo."

"Nggak ketemu Jisoo dulu? Atau gue panggilin dia?" tawar Seokjin

Suho menggeleng pelan. "Nggak usah. Gue belum mandi. Malu ketemu gebetan. Takut Jisoo entar ilfeel."

Anjirrr ... apa kabar si Jisoo yang jarang mandi, pikir Seokjin mengingat kebiasaan adiknya yang berbanding terbalik dengan Suho. "Ya elah gitu doang mah si Jisoo kagak bakalan ilfeel. Ya udah deh kita ketemu lagi entar malam."


*****

Seokjin membawa dua keresek putih besar ke dalam rumahnya. Sisanya belum ia bawa, masih di luar. Jisoo terlihat duduk santai sembari meminum orange juice yang baru saja ia buat. Seokjin yang menyaksikan itu merasa kesal. "Woy tutup botol! Buruan bantuin gue. Di luar masih banyak noh keresek makanan!" titah Seokjin.

"Siapa yang dateng emang Bang?" tanya Jisoo tenang.

"Suho barusan yang dateng. Ngasih cemilan buat nanti malem rapat," tutur Seokjin menyimpan dua keresek yang dibawanya di samping sofa.

"Oh Kak Suho. Kenapa dia nggak mampir dulu?" tanya Jisoo lagi.

"Males katanya ketemu lo, mulut lo bau sampah, badan lo bau bangke!" celetuk Seokjin dihadiahi tatapan maut dari Jisoo.

"Abang Sialan. Abang Setan. Abang luck nut!"

"Abang ganteng gituh Ji. Cakep-cakep begini dibilang setan. Buruan bantuin elah diem aja. Abis itu lo mandi, gue nggak mau temen-temen komplek pada kabur gara-gara nyium badan lo yang bau bangke."

Jisoo hendak melayangkan bantal sofa ruang tamunya, tetapi Seokjin berhasil lari ke luar rumah.

*****

Lisa dan Rose orang yang duluan sampai di rumah Seokjin. Dua gadis itu sengaja datang lebih awal untuk menemui Jisoo, tujuannya sih minta lipgloss produk terbaru yang diluncurkan Lavender Group. Lisa dan Rose menatap kagum meja rias Jisoo berukuran besar yang dipenuhi berbagai macam kosmetik yang super lengkap. Tapi sayang, Jisoo jarang pakai. Gadis itu terbilang cuek dengan penampilan dan memakai riasan alakadarnya.

"Gilaaa ... Jisoo, koleksi make-up lo komplit banget. Ya ampun gue nggak kuat sama koleksi lipcare lo. Gila! Ada berapa ratus lipstick, lipgloss, lipbalm, liptint di sini?" Mata Lisa melebar melihat begitu banyak koleksi lipcare yang Jisoo miliki. Koleksi Lipcare itu tersusun rapih di etalase meja riasnya.

"Hampir seribu. Ambil aja berapa pun yang kalian mau. Gue jarang pake. Masih baru kok, sebelum gue ngadain giveaway lipstick di Instagram," lanjutnya yang tengah sibuk menata rambut ala ponytail. Lisa dan Rose mengangguk cepat memilih Lipcare mana yang cocok untuk bibir mereka.

"Jis, gue sih pengen lipgloss keluaran terbaru perusahaan bokap lo boleh nggak?" tanya Rose berharap Jisoo mengiyakan.

Lisa yang mendengar itu ikut merayu Jisoo. "Iya Jis, gue juga pengen boleh yah. Tiap kali gue mau beli malah kehabisan."

"Ambil aja," jawab Jisoo enteng. Lisa dan Rose langsung mengaga tak percaya, pasalnya lipgloss produk terbaru yang dilucurkan perusahaan keluarga Jisoo bernilai fantastis, limited edision dan laku dipasaran. Mendapat lampu hijau dari Jisoo, Lisa dan Rose segera mencari lipgloss yang mereka maksud.

"Eh Jis, by the way kelanjutan lo sama Bang Suho gimana?" celetuk Rose, matanya menyapu ratusan lipcare dihadapannya. Rose tengah mencari lipgloss yang ia inginkan begitu pun Lisa yang sedari tadi berdiri disampingnya.


"Nggak gimana-gimana. Tahu sendirilah Irene suka banget sama Kak Suho, yang ada dia makin nggak suka sama gue. Gue nggak mau nyari gara-gara sama dia." Lengan Jisoo beralih meraih jam tangan Cartier berwarna coklat miliknya.

"Ya elah, udah biasa kali kita ribut sama geng mereka. Kalian tahu sendiri kan, kemarin si Yeri berani banget numpahin minuman di baju gue. Gue jambak baliklah rambutnya sampe Mr. Lay dateng dan masukin gue ke ruang BK. Sialnya gue dapet point merah dari Mr. Lay. Belum lagi si Wendy sering banget uber-uber gue minta nomor Bang Suga. Ganggu banget tahu gak. Maksa terus. Nggak gue kasihlah, yakali gue mau punya calon kakak ipar yang mulutnya pedes kayak Wendy," papar Lisa yang masih kesal dengan tingkah Yeri kemarin di sekolah.

"Haduh Lis, lo itu harusnya beruntung punya calon kakak ipar macam Wendy. Dia itu salah satu murid berprestasi di sekolah kita. Kemarin gue denger Wendy menang juara satu olimpiade fisika loh, dia jadi perwakilan sekolah kita bareng Taeyong." —Rose masih sibuk mencari lipgloss—"Tapi, mulutnya emang pedes sih, sebelas duabelas sama Yeri," lanjut Rose ikut kesal.

"Eh, tapi kalau dilihat-lihat lo sama Kak Suho itu cocok tahu Jis." Lisa melirik Jisoo sekilas.

"Lo ngomong gini biar dapet komisi dari Kak Suho 'kan? Yang di grup bener-bener kejadian? Lo ditransfer duit sama Kak Suho gara-gara dukung dia sama gue?" Jisoo berjalan mendekati Lisa menelisik wajah sahabatnya itu.

"Hah? Serius Lis? Lo ditransfer duit sama Kak Suho?" tanya Rose tak percaya. "Ish! Gue ngga baca semua chatting! Cuma baca chat Bang Jin di grup yang nyuruh kumpul." Raut wajah Rose terlihat sedikit kecewa.

"Hehehe. Gue juga gak nyangka kirain becanda doang. Taunya ditransfer 300 ribu," cengir Lisa memamerkan gigi putih dan pipi chubby-nya.

"Hhhhh ... jangan ngompor-ngomporin gue sama Kak Suho lagi. Gue nggak punya perasaan apapun sama Kak Suho. Gue anggap dia murni sebagai kakak, teman dan tetangga. Kalau lo masih jodoh-jodohin gue sama Kak Suho, gue jodohin balik lo sama Jungkook," ancam Jisoo membuat Lisa membolakan matanya. Aishhh.. Lisa mendingan jomblo seumur hidup daripada harus pacaran dengan cowok yang paling dibencinya.

"Nggak asik ah lo bawa-bawa si Jongkok!" kesal Lisa memanyunkan bibirnya.

Jisoo terkekeh pelan, netranya tertuju pada Rose yang tengah sumringah karena lipgloss incarannya sudah ia dapatkan. "Rojeh, kemarin gue lihat lo berangkat sekolah bareng Jimin ya? Tumben. Bukannya lo selalu nolak berangkat sekolag bareng dia?" tanya Jisoo membuat ekspresi sumringah Rose seketika memudar.

"Wah yang bener lo Jis? Gue ketinggalan info loh! Pantesan kemarin dia nggak mau berangkat bareng gue sama saudara-saudara yang lain. Tahunya mau berangkat bareng lo!" pekik Lisa, "Rose, yang Jisoo bilang bener? Jimin seriusan berangkat bareng lo?" Lisa langsung menatap Rose dengan pandangan bertanya-tanya.

Bahu Rose seketika merosot. "Terpaksa. Gue kesiangan kemarin. Kak Sehun sama Jinyoung nggak mau nungguin gue karena dandannya lama. Kak Chanyeol belum pulang, masih di luar kota. Bokap gue juga udah duluan ngantor. Kalau naik bus kota lama. Nggak ada tebengan. Ya udah berhubung Jimin tiba-tiba nawarin, gue berangkat bareng dia aja," cerocos Rose.

Lisa menyikut ringan lengan Rose. "Cieee ... mulai buka hati nih buat si bantet?" godanya, "Gue tebak, Jimin pasti nggak bilang sama June. Bisa-bisa mereka perang bom kentut kalau June sampai tahu Jimin ngegas deketin Rose."

"Haha. Jadi lo sebenernya mau pilih mana sih Rose? Jimin, June atau ... Jaehyun?" Jisoo tak mau kalah, ia ikut menggoda Rose.

Rose tampak malu-malu kambing sembari menutup sebagain wajahnya lalu berkata, "Apaan sih kalian. Malu ah."

"WOY CEPETAN BANTUIN GUE SIAPIN MINUMAN! MALAH GIBAH DISINI LAGI! ANAK-ANAK UDAH PADA DATENG." Seokjin muncul di ambang pintu mengejutkan ketiganya.

"Ketok pintu dulu napa Bang! Iya-iya kita ke bawah sekarang," ucap Jisoo menuruti.


*****

Usai memanggil Jisoo, Rose dan Lisa, Seokjin gabung bersama anak Komplek Sultan yang lain. Ruang tamu Seokjin kini berisi beberapa cowok ganteng. Ada Bobby yang asik mengupas kuaci, bersebelahan dengan Jimin yang asik memakan kuaci yang dikupas Bobby. Kemudian June, Namjoon dan Suga tengah asik main game cacing alaska. Sementara Taeyong dan Jeno sibuk rebutan snack. Jinyoung sibuk membuat instastory mengabadikan moment mereka. Dan Sehun, lelaki itu duduk di kursi teras rumah Seokjin, ia memasang earphone di telinganya, duduk bersandar dan memejamkan mata menikmati semilir angin malam.

"Eh June, Keluarga Cinnamon mau dateng nggak? Kata lo mereka masih liburan?" tanya Seokjin pada June. June yang ditanya tak menyahut malah asyik bermain game cacing.

"Woy! Jawab napa!" omel Seokjin

"Diem napa Bang! Gue takut cacing gue mati nih! Udah ranking dua, bentar lagi juara," balas June dihadiahi tatapan membunuh dari Seokjin.

"Tadi gue lewat ke rumahnya mobilnya belom ada, belom pada balik kali kakak ipar," sahut Bobby.

"Gue chat Jaehyun deh," balas Jinyoung yang tengah memegang ponsel.

"Suho sama Kyungsoo belom dateng juga?" tanya Seokjin lagi.

"Nanti nyusul, the real of sultan mah bebas!" jawab Jimin.

Jisoo, Rose dan Lisa datang dari arah dapur, Lisa dan Rose membawa nampan berisi gelas disusul Jisoo di belakang mereka yang membawa pitcher berisi orange juice. Mereka meletakkannya di atas meja ruang tamu. June yang melihat kehadiran Rose sengaja mematikan cacingnya dan menaruh ponselnya. Memusatkan perhatian pada cewek berambut blonde itu.

"Malem cantik," goda June dengan senyuman manis semanis gula Jawa.

"Idihhh ... gue emang cantik dari lahir kali. Nggak usah goda-goda gue. Gue adek lo inget," timpal Lisa penuh percaya diri.

"Heh siapa juga yang godain nenek lampir kek lo. Orang gue godain pujaan hati gue Neng Mawar," ujar June lantang mengundang gelak tawa yang lain.

"Hahaha mampus lo Lis! Makanya jangan kepedean jadi orang. Malu kan lo. Sonoh ngumpet di ketek Jimin." Bobby terlihat tertawa puas.

Wajah Lisa memerah menahan malu. "Bangsat lu Bob," ketus Lisa

"Sini Neng Lilis mending duduk disamping Abang. Ngumpetnya di ketek abang aja lebih ena. Entar dapet bonus abang angetin deh." Namjoon yang sebelumnya bermain game cacingpun kini beralih atensi.

"Idihhh najisss, kakak-kakak gue bener-bener nggak waras!" Lisa bergidik ngeri.

Mata Lisa menyapu sekitar, ia tak menemukan presisi Jungkook di sana. Syukurlah si Jungkook nggak ada, males gue ketemu dia, batinnya lega.

Taeyong yang semula rebutan snack dengan Jeno kini beranjak mendekati Jisoo. "Jis, haus nih gue."

"Mau minum? Gue ambilin." Lengan Jisoo bersiap mengambil gelas, hendak menuangkan orange juice.

"Gue nggak butuh minum." ucap Taeyong membuat Jisoo menautkan kedua alisnya.

"Lah terus?"

"Gue butuh lo. Soalnya gue haus akan kasih sayang hehe," cengir Taeyong menggaruk kepalanya yang nggak gatal itu.

"KERDUS DASAR!" Bobby hendak melemparkan bantal sofa ke arah Taeyong. Namun, meleset.

Pluk!

Bantal itu mengenai Jinyoung yang belum selesai mengirim pesan pada Jaehyun.

"ANJIRRRRRR BOBBY IDIOTTTTTTTT!" ucap Jinyoung langsung menyerang Bobby.

Semua orang yang ada di sana bukannya memisahkan malah mendukung dan berlagak menjadi suporter keduanya. Apalagi Jimin, June dan Namjoon gencar mendukung Bobby yang tampak kewalahan menghadapi Jinyoung. Sementara Lisa, Rose, Taeyong dan Jeno berada di kubu Jinyoung. Suga? Dia malah asik bermain cacing tanpa menghiraukan Bobby dan Jinyoung yang tengah ribut.

Di tengah keributan, Seokjin menatap ke luar jendela. Netranya menangkap sosok Sehun yang duduk di teras. "Jis, bawain Sehun minuman gih! Dia di teras." Seokjin meminta Jisoo memberikan minuman pada Sehun yang menyendiri di teras.

"Sehun? Cowok es itu? Ogah ah. Abang aja sendiri," jawab Jisoo malas. Sehun adalah makhluk yang harus dihindarinya. Bagi Jisoo, Sehun itu cuek, belagu, songong, dan sombong. Jisoo tidak mau berurusan dengannya.

"Ayolah sekali aja." Seokjin memohon memasang wajah melas.

Jisoo memutarkan bola matanya jengah. "Hhhh ... iya, iya." Akhirnya Jisoo pasrah menuruti keinginan sang kakak.

*****
See you next part.
Jangan lupa vote dan komen yang bawel.

पढ़ना जारी रखें

आपको ये भी पसंदे आएँगी

40K 2.6K 11
«Jika dunia tidak menerima kita,mari kita buat dunia kita sendiri,hanya kau dan aku didalam nya» Lalisa Manoban. +++ GIP area! jangan ditiru 🔞
91.7K 12.9K 28
Renjun mengalami sebuah insiden kecelakaan yang membawa raganya terjebak di dalam mobil, terjun bebas ke dalam laut karena kehilangan kendali. Sialny...
Adopted Child k द्वारा

फैनफिक्शन

219K 33.2K 60
Jennie Ruby Jane, dia memutuskan untuk mengadopsi seorang anak di usia nya yang baru genap berumur 24 tahun dan sang anak yang masih berumur 10 bulan...
51K 5.5K 20
Brothership Not BL! Mark Lee, Laki-laki korporat berumur 26 tahun belum menikah trus di tuntut sempurna oleh orang tuanya. Tapi ia tidak pernah diper...