HAIHAIHAIII!🖤
APA KABAAAAR?
JANGAN LUPA VOTE AND COMMENT!🖤
MAKASIH ATAS SUPPORTNYAAA!🖤
HAPPY READING!
JUMAT, 06.30 wib
-SARAPAN
Dira menikmati rotinya sembari bersenda gurau bersama Raya, mama, dan papa.
Rey hari ini tidak ada jadwal mengajar, dan Raka beserta Rama masih berada dikamar.
Setelah selesai, Dira segera berdiri dari duduknya, ia kemudian berpamitan dengan semua orang.
"Dira berangkat dulu" ucap Dira sembari tersenyum
"Loh, gak nunggu Rey dulu?" ucap mama
Dira menaikkan kedua alisnya, "Pak Rey kan hari ini libur" ucapnya
"Kok manggilnya masih bapak?" ucap Raya menggoda Dira
"Eh.." Dira bingung bagaimana menjawab pertanyaan kakak iparnya ini
"Mungkin udah terbiasa manggil bapak, ya" ucap mama Rey
Dira hanya tersenyum sembari menggaruk tengkuknya yang sama sekali tidak gatal.
"Nah, itu Rey" ucap mama sembari menunjuk Rey dan Raka yang berjalan menuruni tangga
Dira menoleh, terlihat Rey mengenakan baju yang sangat rapi yang dibalut dengan jas hitam.
Dira kemudian mengerutkan dahinya.
Hari ini kan dia libur, ngapain pake baju rapi banget?
"Rey" ucap mama
Rey menoleh, "iya, ma?" ucapnya
"Hari ini kamu ngantor, kan?" ucap mama
HAH? PAK REY NGANTOR?!
Rey mengangguk.
"Anterin Dira, ya" ucap mama
Rey melirik ke arah Dira yang masih menatapnya dengan bingung, ia kemudian mengangguk.
"Iya, ma" ucap Rey
MOBIL
Sesekali Dira melirik ke arah Rey yang fokus menyetir tanpa memperdulikan dirinya yang berada disebelahnya.
Ding ding ding ding ding ding ding..
Handphone Rey berdering, ia segera menerima panggilan tersebut.
"Hmm, lima menit lagi saya sampai" ucap Rey ditelefon
Rey segera menutup panggilannya.
Dira menaikkan kedua alisnya, orang sibuk kalo nelpon emang singkat, ya?
Dira segera menoleh ke arah Rey, ia mulai berpikir.
Dia kerja dikantor mana?
"Kenapa?" ucap Rey dingin, ia tahu bahwa sedari tadi Dira memperhatikannya
Dira kembali menatap lurus ke depan, ia berdehem "ekhem.."
Rey melirik ke arah Dira sekilas, "to the point aja" ucapnya
Dira menaikkan kedua alisnya, ia mengangguk. Okay.
"Bapak kalo libur selalu ngantor, ya?" ucap Dira to the point
"Saya bukan bapak kamu" ucap Rey
Ini yang membuat Dira malas untuk bertanya, yang ditanya apa, yang dijawab apa.
Dasar, gaje!
Dira segera menghela nafasnya, ia kemudian menoleh ke arah Rey.
"Hmm.. terserah, saya juga gak bilang Anda bapak saya" ucap Dira sembari tersenyum
Rey kembali melirik ke arah Dira sekilas, "bagus. Kalau begitu jangan panggil saya bapak" ucapnya
"Dikelas?" ucap Dira
"Silahkan dipikir sendiri" ucap Rey
Dira memutar kedua bola matanya, malas.
KELAS
Seperti biasa, Dira mencatat materi sembari menyangga dagunya dengan tangan kirinya.
"Dogan libur, ya?" bisik Vita tiba-tiba
Dira melirik ke arah Vita, "dogan dogan dogan aja lu, udah kayak ga ada kata-kata yang lebih berfaedah lagi" bisiknya
Vita tersenyum, "salah sendiri, siapa suruh ganteng" bisiknya
Dira kembali melirik ke arah Vita, "ganteng-ganteng kalo ga bisa senyum juga buat apa" bisiknya
"Ciah, curhat neng?" bisik Vita
Dira menghela nafasnya, "enggak, ngasi tau doang" bisiknya
Kenapa pagi ini suami dan sahabatnya membuatnya kesal?
"By the way, lu gak ngerasa tersaingi sama yang didepan?" bisik Vita sembari melirik ke arah bu Indah yang mengajar dikelasnya
Dira mengerutkan dahinya, "urusannya sama gue apa?" bisiknya
"Astaga, suami lo kalo direbut dia gimana?" bisik Vita
"Ya kalo dia tahan sama sifat pak Rey ya ambil aja" bisiknya tidak peduli
Vita membelalakkan kedua bola matanya, "WHAT?!" pekiknya
Seisi kelas menoleh ke arah Vita dan Dira, membuat Dira menutup wajahnya dengan buku paketnya.
"Ada apa disana?" ucap bu Indah
Vita menggelengkan kepalanya, "enggak, buk. Ga ada apa-apa" ucapnya
Dira menghela nafasnya. Untuk kesekian kalinya, Dira ingin sekali menyerahkan sahabatnya ini dengan siapapun yang ingin menerimanya.
ISTIRAHAT
Dira dan Vita memasukkan buku paket dan alat tulisnya ke dalam tas. Sebagian buku mereka letakkan diatas meja.
Dira dan Vita segera berjalan menuju kantin.
"Dir, lo mau tau nggak?" ucap Vita memulai perghibahan
Dira melirik ke arah Vita sekilas, "apa?" bisiknya
"Tadi malem kak Riza jalan bareng tu cewek lagi, yang semalem ngelewatin kita" bisik Vita
"Oh" gumam Dira tanpa ekspresi
Vita menaikkan kedua alisnya, "oh doang?" bisiknya protes
"Trus gue harus bilang wow, gitu?" ucap Dira
"Iya, dong. Ini berita penting, loh!" ucap Vita
"Berita penting dari Hongkong" ucap Dira
Vita mengerutkan dahinya, "wah.. bener-bener gak ekspresif lo, Dir" ucapnya sembari menggelengkan kepalanya
Dira menoleh ke arah Vita, "hubungannya dimana gue gak ekspresif sama dia jalan sama cewek?" bisiknya
"Ya seenggaknya lo itu kasih respon yang bikin gue makin berkeinginan buat memanas-manasi topik, dong!" ucap Vita
Dira membelalakkan kedua bola matanya, ia menggelengkan kepalanya. "Sakit jiwa lo, Vit!" ucapnya dan kembali melanjutkan langkahnya menuju kantin, disusul Vita
Vita membelalakkan kedua bola matanya, "what?! Diraaa! Anindira Maheswari, astagaa! Lo harus tau gimana rasanya seorang pelapor memberikan hot news kepada pendengarnya agar bisa semakin membuat berita tersebut jadi makin panas dihadapan publik! Lo harus ngerti, Dira!" ucapnya panjang lebar
Dira menghentikan langkahnya, ia menoleh ke arah Vita sembari membelalakkan kedua bola matanya.
Dira kemudian menggelengkan kepalanya, "Vit, gue bener-bener gak tau apa masalah idup lo, apa yang udah lo laluin selama ini, dan apa yang ngebikin lo bisa sesakit jiwa ini, gue gak tau. Intinya, lo sakit jiwa! Bener-bener sakit jiwa! Gue saranin lo ke rumah sakit jiwa dulu. Kalo enggak, konsultasi ke psikolog dulu. Serius" ucapnya dan melanjutkan langkahnya, meninggalkan Vita
Vita kembali membelalakkan kedua bola matanya, "Dira, gue serius!" ucapnya sembari mengejar Dira
-KANTIN
Dira dan Vita membawa jajanannya menuju meja yang berada diujung kantin.
Sesampainya, mereka duduk berhadapan.
"Tugas lo gimana, Dir?" ucap Vita sembari membuka laptopnya
"Kan udah nitip sama Putra" ucap Dira sembari memainkan handphonenya
Vita menghela nafasnya, "resiko lo gede, loh" ucapnya
Dira mengangguk paham.
"Lo gak ada niatan batalin, gitu?" ucap Vita
Dira menggelengkan kepalanya.
"Ntar kalo pak Rey liat lu gak bikin tugas, gimana?" ucap Vita
"Gak bakalan nyadar dia, udah lo tenang aja" ucap Dira
Tiba-tiba Vita membelalakkan kedua bola matanya, melihat dua orang yang berjalan memasuki kantin.
"Dir" bisik Vita
"Hmm" guman Dira masih terfokus pada handphonenya
"Liat deh" bisik Vita
"Males, gak penting" ucap Dira
"Liat dulu!" ucap Vita
Dira segera mengalihkan pandangannya dari handphonenya, ia melihat Riza bersama 'pelampiasan'nya berjalan melewati beberapa meja kantin sembari tersenyum ke arahnya.
"Gue gak nyangka kak Riza beneran jadian sama tuh cewek" ucap Vita sembari menggelengkan kepalanya
Dira menaikkan kedua alisnya, "jadian?" ucapnya dengan tatapan jijik
Vita mengangguk, ia masih memperhatikan Riza dengan 'pelampiasan' nya tersebut.
"Dia cuma pelampiasan gue"
"Gue cuma gak mau lo salah paham!" ucap Riza dengan tegas, "gue cuma jadiin dia pelampiasan, karna gue nunggu lo yang gak pernah mau nerima gue!" lanjutnya
Dira terkekeh geli sembari mengalihkan pandangannya dari dua orang tadi.
"Lo kenapa, Dir?" ucap Vita sembari menoleh ke arah Dira
Dira menggelengkan kepalanya, "gapapa" ucapnya
Vita menaikkan kedua alisnya, "aneh, lo. Cerita, dong!" ucapnya
Dira kembali terkekeh geli, "sedih kalo diceritain" ucapnya
HAIHAIHAIIII!
JANGAN LUPA VOTE AND COMMENT!
JIKA INGIN MEMBERIKAN KRITIK DAN SARANNYA, SILAHKAN!:)
JANGAN BOSEN, YA!
SEE U!