My BadBoy In Sweet ✔️[SEGERA...

By Niyahcomel

5M 269K 17.7K

#HARAP FOLLOW MY AKUN LEBIH DULU YA# 🚫GAK NERIMA PLAGIAT DARI SEGI MANAPUN!! 🚫YANG CUMA MAMPIR CUMA BUAT P... More

🌻PROLOG🌻
🌻MBBIS🌻01
🌻MBBIS🌻02
🌻MBBIS🌻03
🌻MBBIS🌻04
🌻MBBIS🌻05
🌻MBBIS🌻07
🌻MBBIS🌻08
🌻MBBIS🌻09
🌻MBBIS🌻10
🌻MBBIS🌻11
🌻MBBIS🌻12
🌻MBBIS🌻13
🌻MBBIS🌻14
🌻MBBIS🌻15
🌻MBBIS🌻16
🌻MBBIS🌻17
🌻MBBIS🌻18
🌻MBBIS🌻19
🌻All Cast MBBIS🌻
🌻MBBIS🌻20
🌻MBBIS🌻21
🌻MBBIS🌻22
🌻MBBIS🌻23
🌻MBBIS🌻24
🌻MBBIS🌻25
🌻MBBIS🌻26
🌻MBBIS🌻27
🌻MBBIS🌻28
🌻MBBIS🌻29
🌻MBBIS🌻30
🌻MBBIS🌻31
🌻MBBIS🌻32
🌻MBBIS🌻33
🌻MBBIS🌻34
🌻MBBIS🌻35
🌻MBBIS🌻36
🌻MBBIS🌻37
🌻MBBIS🌻38
🌻MBBIS🌻39
🌻MBBIS🌻40
🌻MBBIS🌻41
🌻MBBIS🌻42
🌻MBBIS🌻43
🌻MBBIS🌻44
🌻MBBIS🌻45
🌻MBBIS🌻46
🌻MBBIS🌻47
🌻MBBIS🌻48
🌻MBBIS🌻49
🌻MBBIS🌻50
🌻MBBIS🌻51
🌻MBBIS🌻52
🌻MBBIS🌻53
🌻MBBIS🌻54
🌻MBBIS🌻55
🌻MBBIS🌻56
🌻MBBIS🌻57
🌻MBBIS🌻58
🌻MBBIS🌻59
🌻MBBIS🌻60
🌻MBBIS🌻61
🌻MBBIS🌻62
🌻MBBIS🌻63
🌻MBBIS🌻64
🌻MBBIS🌻65
🌻MBBIS🌻66
🌻MBBIS🌻67
🌻MBBIS🌻68
🌻MBBIS🌻69
🌻EPILOG🌻
🌻X-tra Part🌻
•SQUEL(KELVAN)•
UDAH DI PUB
!!TEST ROMBAK!!
VOTE COVER!!

🌻MBBIS🌻06

74.9K 4.2K 43
By Niyahcomel

Happy reading🌹



"Bundaa!!" teriak kedua anak remaja didepan pintu besar itu. Tanpa menunggu siapa yang menyahut, kedua remaja itu langsung masuk ke dalam.

"Loh, Safira, Mika. Apa kabar sayang?" ujar Alisha yang muncul dari arah dapur.

Kedua remaja itu langsung menghambur peluk ke Alisha. "Kita kangen, makanya kita ke sini." kata Mika membuka suara.

Alisha terkekeh kemudian mencubit kedua pipi remaja itu."Kangen sama bunda atau sama Alle?"

Keduanya menyegir. "Dua-duanya," jawab Safira langsung.

"Oh ya bun, Alle'nya ada kan ya? Soalnya kita telpon dari tadi gak diangkat-angkat." cerita Mika nampak bingung.

"Kita kira Alle lagi bantuin bunda bikin kue, makanya gak pegang hape." timbrung Safira.

Dahi Alisha berkerut bingung. "Loh, Allenya belum pulang. Bunda pikir lagi main sama kalian berdua," kata Alisha menatap keduanya.

Kini pukul sudah menunjukan hampir jam 6 sore. Namun, anak semata wayangnya itu belum juga muncul dan pulang ke rumah.

"Gak kok, bun. Kita aja tadi pulangnya pisah malah." ujar Safira menambahi.

"Astaga, kemana ya? Bunda jadi khawatir." kata Alisha khawatir.

"Mungkin masih ada kegiatan osis, Bun. Bunda tenang aja." ujar Mika menenangkan.

Safira pun mengangguk setuju. "Betul, percaya deh. Alle nanti pasti pulang kok. Mending sekarang kita cicipin kue buatan Bunda." ujar Safira girang. Pasalnya kue buatan Alisha sangatlah enak dan tidak ada yang bisa menyainginya.

"Jangan bun, entar habis lagi sama dia." cibir Mika memandang sahabat rakusnya itu.

"Yee, sirik aja." kata Safira melotot.

Alisha tertawa kecil karenanya. "Udah jangan ribut, ayok ke dapur. Bunda bikin resep baru loh tadi." ajak Alisha ramah.

"Wahh.. Mika mau nyoba duluan!" kata Mika mengacir terlebih dahulu kedapur.

"Eh, curang lo! Gue duluan." kata Safira tidak terima.

Alisha hanya bisa menggeleng-gelengkan kepala gemas akan kedua remaja itu.

•••

"Kan, apa Abang bilang. Gak bakalan dicabut," ujar Alex menyindir adiknya yang super bawel itu.

Miko yang berada dipangkuan Alle pun lantas melirik sang Abang. "Kan karna ada Kakak cantik, coba kalau sama Abang aja. Pasti gigi Miko kena cabut." kata Miko melipat tangan didada.

Sedangkan Alle hanya terkekeh pelan, merasa lucu akan perdebatan kedua kakak beradik itu.

Kini, mereka bertiga tengah menuju jalan pulang. Dengan Alex yang menyetir mobil sedangkan Alle duduk disampingnya dengan Miko dipangkuan gadis itu.

"Belenti bang, belenti!" teriak Miko tiba-tiba.

Alex lantas saja menginjak pedal rem mendadak, ia langsung menatap tajam sang adik.

"Tuh ada esklim! Beliin." suruh Miko menujuk minimarket dengan telunjuk mungilnya.

"Gak, nanti aja. Sekarang kita harus anterin Kak Alle pulang dulu." kata Alex menggeleng. Ia masih ingat bahwa ia membawa anak orang saat ini. Bahkan gadis yang baru ia kenal beberapa jam lalu.

Bibir mungil Miko melengkung ke bawah, matanya berkaca-kaca sambil menatap Alle. Berniat meminta bantuan ke Kakak cantik itu.

"Miko--"

"Beli dulu ya, gue juga mau." sela Alle tersenyum tipis. Padahal ia sudah kenyang, namun ia tidak tega dengan Miko.

"Yeyy!! Huuu.. Abang pelit!" cibir Miko menjulurkan lidahnya meledek Alex.

Alex menghela nafas kasar. Sungguh, jika bukan karna Alle. Alex tidak akan mau menuruti keinginan adik bawelnya itu.

"Yaudah tunggu, abang beliin." kata Alex pasrah. Ia pun membuka kap mobil dan turun ke minimarket.

"Miko, kamu tunggu disini ya. Jangan kemana-mana, Kakak mau ikut ke sana juga." ujar Alle menurunkan Miko dari pangkuannya.

Miko pun mengangguk patuh. Entah kenapa bocah itu sangat patuh bila dengan Alle.

"Jangan lama-lama ya, Kak. Miko takut sendilian," ujar Miko dengan gemasnya.

Alle terkekeh pelan. "Iya, inget jangan keluar." pesan Alle kemudian keluar.

TIN!

"Astaga!" pekik Alle refleks memegangi dadanya. Ia rasa jantungnya seketika ingin copot saat ini.

"Punya mata gak sih?! Gak liat apa ada orang?!" bentak Alle menghampiri seorang laki-laki yang masih menunggangi ninjanya.

Laki-laki itu membuka helm'nya dan menatap Alle datar. "Kalau jalan tuh liat-liat, punya mata kan?" sarkas Arland datar.

Ingin sekali rasanya laki-laki itu mengumpat kasar karna selalu saja bertemu dengan gadis galak dan menyebalkan ini.

"Kalau bawa motor bisa kan liat-liat? Gak asal gas dan akhirnya nabrak orang?"

Diam. Arland merasa kehabisan kata-kata untuk membalas kata-kata gadis itu. Dan berdebat bukanlah keahliannya.

"Minggir kalau gak mau gue tabrak!" tekan Arland memakai hendak melaju motornya kembali.

"Dasar gak bertanggung jawab. Seenggaknya lo minta maaf." kata Alle benar-benar kesal. Namun, ia masih memiliki urat malu agar tidak berkelahi didepan umum.

"Maaf, udah kan?" ujar Arland cepat, sama sekali terdengar tidak ikhlas. Setelahnya, Arland langsung memacu ninjanya cepat.

"Cih, kalau gak niat mending gak usah!" ketus Alle sendiri.

Gadis itu sampai lupa ingin menyusul Alex akibat berhadapan dengan Arland.

"All, ngapain disini?"

Panjang umur ujar Alle dalam batin. Baru saja ia membicarakan Alex dan orangnya sudah ada disini.

"Eh, tadi niatnya mau nyusul lo. Tapi udah keburu keluar," ujar Alle menyunggingkan senyum tipisnya.

"Oh, kirain mau kemana. Yuk pulang." ajak Alex refleks mengandeng tangan Alle.

Alle mematung, tatapannya seolah terkunci pada tautan tangan mereka.

•••

"Ciee, pulang sama siapa tuh?" goda Safira cengengesan.

"Keknya ada yang habis jalan nih." timpal Mika terkekeh

Alle lantas berbalik dan menatap kaget kedua gadis dan sang ibu yang tengah duduk disofa dengan sepiring kue diatas meja.

"Mika, Sapi?" ujar Alle kaget. Ia langsung menutup pintu dan berlari kecil ke arah ketiganya.

"Pantesan lama, jalan sama cowok tan." sindir Mika menggoda Alle.

"Katanya suka sama Rang--"

"Sapi!" sela Alle melotot. Ia sudah malu saat ini, ditambah Safira akan membongkar aibnya.

"Liat tante, nama aku bagus-bagusnya malah diganti Sapi." kata Safira cemberut menatap Alle. Persis seperti anak kecil yang sedang merajuk.

"Dari mana, sayang?" tanya Alisha saat Alle duduk disampingnya.

"Nanti Alle ceritain ya, bun." kata Alle setengah berbisik. Ia tidak ingin kedua temannya itu heboh saat mendengar ceritanya.

"Ihhh Alle mah," rajuk Safira juga ingin tahu.

"Kepo!" sembur Alle menoyor kening Safira.

"Gue bilangin Rangga, ah." celetuk Mika pura-pura memainkan ponselnya.

Alle lantas melotot. "Apasih, Mika!" ujar Alle nampak takut.

Safira dan Mika lantas tergelak. "Tuh liat tante, ada yang takut." goda Mika.

"Ketahuan banget sukanya." timpal Safira.

"Ciee anak bunda," kata Alisha semakin membuat Alle semakin malu.

Alle memberenggut kesal. Menatap kedua gadis yang malah terkikik tidak jelas. "Awas aja lo berdua!" kata Alle tajam kemudian bangkit berniat menuju kamarnya.

Safira dan Mika saling pandang. "Alle! Ikutt!" rengek keduanya mengejar Alle.

"Aaa Alle jangan marah." kata Safira mengekor dibelakang Alle.

"Tante kita nginep disini ya?!" teriak Mika nyaring.

"Iya!" sahut Alisha senang.

Lain hal dengan Alle nampak terkejut. "Ogah! Pulang sana!" usir Alle garang.

"NO! KITA TETEP NGINEP!" teriak keduanya langsung membanting diri diatas kasur lembut milik Alle.

•••

"All bagi tugas ya?" kata Liam memasang jas osis ke bahunya.

Alle merapikan jasnya kemudian mengangguk. "Iya, lo mau dimana Kak?" tanya Alle sambil menguncir rambutnya.

Kini keduanya tengah berada diruang osis. Karna hari ini tugas mereka piket patroli lingkungan sekolah dijam pertama.

"Gue di rooptop sama gudang." jawab Liam sambil keluar dari ruang osis bersama Alle.

Alle pun mengangguk paham. "Gue halaman belakang deh, sama kantin." ujar Alle setelahnya.

"Yaudah, hati-hati. Kalau mereka buat macem-macem hubungin gue." kata Liam menepuk pundak Alle singkat.

Keduanya pun berpisah pada lorong yang nampak sepi itu. Alle terlebih dahulu menelusuri are kantin. Karna terkadang banyak yang memilih membolos dan akhirnya berakhir di kantin.

"Eh, neng Alle. Lagi patroli ya?" tebak Mamang Dani tersenyum seraya menyembulkan kepalanya.

"Iya, Mang. Gak ada yang bolos ke sini kan, Mang?" tanya Alle menata seluruh penjuru kantin.

"Ada tadi mah, den Arland sama temen-temennya." kata Mang Dani jujur.

Alle nampak biasa. Ia sudah biasa mendengar bahwa laki-laki itu membolos.

"Sekarang mereka kemana, Mang?"

"Waduh, kalau itu Mamang gak tau. Masuk kelas kali," jawab Mang Dani dengan raut kebingungan.

Gak mungkin!

"Yaudah, Mang. Makasih ya, Alle pamit dulu." ujar Alle beranjak dari kantin. Kini tujuannya adalah halaman belakang sekolah.

Mata Alle menelusuri setiap inci halaman belakang yang nampak sepi. Namun, entah kenapa feeling nya mengatakan bahwa ada orang disini.

Alle berjalan menuju pohon mangga besar didekat kolam ikan yang dibuat khusus disana.

Tidak ada orang, namun telinga gadis itu ada mendengar sebuah suara bisikan. Alle menatap sekitar, sama sekali tidak ada orang membuat gadis itu berpikir kemana-mana. Apakah mungkin ada hantu.

Baru saja ingin berbalik, Alle tidak sengaja mendongak kemudian melotot.

"WHAT THE--KALIAN NGAPAIN?!" sentak Alle melotot.

Menatap ketiga orang yang ternyata berada diatas pohon. Dan dengan santainya ketiga duduk sambil memakan buah mangga muda.

"Yah, ketahuan deh." ujar Panji menyegir ke arah Alle yang kini tengah melotot ke arah mereka.

"Turun!" bentak Alle menatap ketiganya.

Arland yang tengah memakan buah mangga itu langsung melemparnya asal sehingga nyaris mengenai kepala Alle.

"Sialan lo! Turun sekarang juga!" teriak Alle keras.

"Berisik! Pergi lo!" Arland malah membentak balik.

"Turun atau gue panggil orang buat nyeret lo bertiga!" ancam Alle serius.

"Turun deh," bisik Varel rada takut.

"Alah cemen lo," kata Panji menoyor kepala sahabatnya itu.

"Kita kabur aja, gue takut kalau nanti Bu Murti ke sini. Lo mau kita disuruh bersihin got?" kata Varel membuat pertahanan Panji seketika runtuh.

"Ohh, gue panggil Bu Murti!"

"All tuh ada yang bolos lewat belakang!" teriak Varel tiba-tiba menunjuk ke arah koridor sepi disamping toilet

Karna Varel yang mengatakannya, Alle pun percaya. Namun, kepercayaan langsung hilang saat tahu ternyata Varel membohonginya.

"KABUR!!" teriak Panji turun terlebih dahulu kemudian disusul oleh Varel. Dan akhirnya kedua pemuda itu berlari meninggalkannya.

"SIALAN! LO NGERJAIN GUE?!" teriak Alle tidak terima.

Tepat dimana saat ia marah-marah dan menatap Panji dan Varel. Arland tiba-tiba turun dan berniat ingin kabur juga.

Namun, Alle masih sadar akan adanya anak nakal dibelakangnya lagi. Dengan cepat Alle menarik kerah baju Arland, dikarenakan Arland tidak siap dan tergelincir batu kecil. Keduanya akhirnya...

Bruk!

Posisi yang bagus kalau ada sama-sama saling menyukai.

Dimana Alle terbaring dengan Arland diatasnya. Dengan wajah Arland tenggelam diceruk leher jenjang Alle.

Deg

Deg

Tidak! Jangan bilang ini adalah detak jantungnya yang menggila. Sungguh benar-benar menyebalkan sekali, rutuk Alle malu. Pastinya Arland mendengar detak jantungnya yang tidak karuan.

Lama diposisi seperti ini. Arland mulai mengangkat wajahnya, namun tidak dengan badannya. Ia tetap diposisi menindihi Alle, Alle pun sama sekali tidak mendorong. Matanya terkunci pada mata tajam Arland.

Sampai semuanya membuyar kala mendengar lengkingan suara seseorang.

"SEDANG APA KALIAN?!!"

Arland langsung mengangkat tubuhnya dari tubuh Alle, membiarkan gadis itu bernafas kembali dengan tenangnya. Keduanya lantas menegang kala mendengar suara yang nampak mengerikan itu.

Alle pun langsung bangkit dan merapikan rambut serta bajunya yang sedikit acak kadul.

"Kalian mau berbuat mesum hah?!" sentak guru berkepala plontos itu sangar.

"Gak, Pak!" ucap Arland dan Alle bersamaan. Seperdetik kemudian keduanya saling pandang kemudian membuang muka.

"Kamu Allea, kamu itu ketua osis! Masa kamu berbuat seperti itu?" kata guru itu mulai berceramah.

"Pak, ini tadi gak sengaja. Saya tadi mau nangka--"

"Apa yang bapak liat, itu yang bapak pikirin." sela Arland langsung. Ia tidak ingin Alle mengatakan yang sebenarnya dan ia akan kembali dapat masalah.

"Apa lo bilang?!" kata Alle melotot. Sekali ia mencakar-cakar wajah Arland sekarang ini. Bagaimana kalau guru itu benar-benar mengira ia dan laki-laki menyebalkan itu benar-benar berbuat mesum?!

"Apa?! Ini tidak bisa dibiarkan! Kalian bapak hukum! Kalian pikir ini tempat untuk pacaran hah?!"

"Pak, saya gak sal--"

"Sudah! Sekarang kalian hormat di tiang bendera! Lalu bersihkan seluruh toilet sebelum pulang sekolah!" tegas bapak itu melotot ke arah Alle dan Arland.

"Pak!" kata Alle mau memprotes.

"Kamu mau bapak ajukan surat panggilan orang tua?!" ancam sang guru.

"Pak, say--"

"Tidak ada bantahan! Kerjakan sekarang sampai  istirahat dan jangan lupa bersihkan toilet saat bel pulang nanti!" setelah mengatakan itu dengan santainya, sang guru itu langsung melenggang pergi.

"Ini semua karna lo! Kalau aja lo gak bilang kaya gitu, semuanya gak bakal jadi begini?!" jerit Alle tertahan.

"Itu juga karna lo, kalau gak lo narik gue dan akhirnya jatuh. Gue gak bakal terjebak sama cewek kaya lo!" kata Arland tajam.

"Whatever! Intinya gue gak mau tau, lo harus tanggung jawab! Gue gak mau kena hukum!"

"Lo pikir gue mau hah?!" bentak Arland menatap Alle tajam.

Alle meremas rambutnya kasar. Sungguh, hari ini adalah hari yang paling menyebalkan baginya.

"Argh! Ge--"

"APA KALIAN TULI HAH?! HORMAT BENDERA SEKARANG JUGA!!"

Arland maupun Alle terpaksa berlari menuju lapangan. Percayalah, ia harus menyiapkan muka untuk berdiri disana nantinya. Secara ia sama sekali tidak pernah dihukum dan mendapat masalah.

"Eh, liat tuh mereka kenapa?"

"Mana-mana?"

"Gila! Itu ketos sama Arland."

"Mereka kenapa?"

"Waaaa!!! Laki gue kenapa, anjirr?!"

Sorak-sorak heboh langsung terdengar saat Alle dan Arland tiba-tiba berdiri ditengah lapangan dan hormat bendera disana. Sumpah demi apapun rasanya Alle mau menenggelamkan diri ke dasar laut dari pada harus berdiri disini dan jadi bahan pembicaraan semua murid.

"Woi tai, kenapa lo?" itu suara Panji. Dengan wajah sok polosnya Panji pun mendekat.

Bugh!

"Akhh! Tai, lo. Sakit bego!" rutuk Panji kala perutnya diberi bogem oleh Arland.

"Ini semua gegara lo berdua! Gue jadi dihukum!" sentak Arland kesal. Bagaimana bisa ia dihukum sedangkan penyebab ia dihukum malah asik berdua.

"Lumayan, bisa deketan sama si ketos cantik." bisik Panji cekikikan sendiri.

"Bacot! Napa diem lo?" kata Arland pada Varel yang hanya tersenyum padanya.

"Sorry, gegara nih bocah lo kena hukum." kata Varel menunjuk Panji.

"Westt!! Yang ngajakin duluan siapa? Kok malah aing sih disalahin?" kata Panji tidak terima.

"Kan l--"

"Bisa diem gak?! Pergi dari sini, ganggu tau gak!" sentak Alle angkat bicara. Hari sudah panas ditambah lagi ocehan Panji yant semakin membuat telinganya menjadi panas.

"Dih, galak amat!" cibir Panji menepuk pundak Arland sekilas kemudian berlalu dengan Varel.

"Mereka temen gue, kenapa lo usir?" kata Arland tidak suka.

"Berisik! Hukuman kita gak akan selesai kalau mereka ngerocokin!" ketus Alle sama sekali tidak mau menatap Arland.

"Ja--"

"Diem! Pak Bima liatin kita!"

"Berisik lo!" ketus Arland terpanji emosi.

Alle lantas menoleh. "Lo yang berisik! Jalanin aja apa susahnya sih?!"

"Lo yang mulai!" sentak Arland tidak mau kalah.

"Lo duluan! Siapa suruh berisik!" ketus Alle menajam.

Arland tidak menyahut bukan berati ia akan mengalah. Hanya saja, berdebat dengan ketua osis disampingnya ini benar-benarlah menyebalkan.














TBC!!

Holaaa mikumm..... Hehee, akhirnya balik lagi ya, walaupun ngaret parah.

Maafin aku karna gak sempet bales komen dari kalian, tapi aku baca kok🤗

Vomentnya jangan lupa ya. Karna seorang penulis juga butuh inspirasi dari orang lain.

Salam hangat dari si tukang halu😙❤

Continue Reading

You'll Also Like

1.5M 132K 61
"Jangan lupa Yunifer, saat ini di dalam perutmu sedang ada anakku, kau tak bisa lari ke mana-mana," ujar Alaric dengan ekspresi datarnya. * * * Pang...
2.7M 279K 65
Gimana jadinya lulusan santri transmigrasi ke tubuh antagonis yang terobsesi pada protagonis wanita?
1.1M 17.7K 28
Klik lalu scroolllll baca. 18+ 21+
644K 25K 36
Herida dalam bahasa spanyol artinya luka. Sama seperti yang dijalani gadis tangguh bernama Kiara Velovi, bukan hanya menghadapi sikap acuh dari kelua...