CEO Jung《Jaeyong》✔

By acel_kins-

3.8M 419K 147K

[Romance] Taeyong bekerja sebagai sekretaris dan terjebak bersama seorang Bos yang sangat menyebalkan; Jung... More

Prolog
Part 1
Part 2
Part 3
Part 4
Part 5
Part 6
Part 7
Part 8
Part 9
Part 10
Part 11
Part 12
Part 13
Part 14
Part 15
Part 16
Part 17
Part 18
Part 19
Part 20
Part 21
Part 22
Part 23
Part 24
Part 25
Part 26
Part 27
Part 28
Part 30
Part 31
PDF CEO Jung

Part 29

80.6K 10.5K 2.4K
By acel_kins-

MARK menghabiskan waktu makan siang dengan membaca buku di taman sekolah, mengabaikan beberapa orang yang sedang bercengkrama atau makan bersama. Ia terlalu malas pergi ke kantin karena sangat ramai, lagi pula hari ini ia pulang jam dua belas siang dan bisa makan di kediaman Jung; makanannya jauh lebih lezat daripada makanan sekolah.

"Mark?"

Merasa di panggil, Mark menurunkan buku yang ia baca dan menatap Haechan yang sudah berdiri di hadapannya seraya memasang senyum lebar. Kali ini ada yang berada dengan lelaki manis itu, Haechan tidak mengenakan kaca mata seperti biasanya, namun Mark bisa melihat bahwa Haechan menggunakan lensa kontak berwarna cokelat tua.

Sebelah alis Mark terangkat, ini adalah kali pertama ia melihat Haechan tidak menggunakan kaca mata. Lelaki manis itu terlihat jauh lebih menggemaskan, berhasil membuat Mark tanpa sadar mengangkat kedua sudut bibir; membentuk senyum kecil.

Haechan tersipu ketika Mark tersenyum padanya. "Jadi, bagaimana?"

"Kau terlihat lebih manis." gumam Mark pelan lalu mengalihkan pandangan ke arah lain dan berdehem, baru saja menyadari bahwa ia mengatakan hal tersebut pada Haechan.

Kening Haechan berkerut dalam, tapi sedetik kemudian ia terbahak. "Bukan wajahku, tapi pie yang kau makan kemarin! Bagaimana rasanya?"

Rona merah menjalari pipi Mark, ia mengusap wajah dan kembali membuka buku, mencari pengalihan agar rasa malunya tidak terlalu meluap. Sial! Ia tidak tahu bahwa Haechan akan bertanya tentang pie yang ia makan kemarin, Mark pikir lelaki manis itu bertanya tentang penampilannya yang terlihat lebih menggemaskan.

Haechan terkekeh kecil, ia memutuskan duduk di samping Mark dan memainkan jemari tangannya. "Apa kau menyukainya? Pie buatanku?"

Mark berdehem pelan. "Aku tidak bisa memastikan, mungkin kau harus kembali membuatkan lebih banyak."

Tidak, sebenarnya pie buatan Haechan kemarin terasa sangat lezat! Itu membuat Mark ingin kembali memakannya, namun ia tidak berani meminta Haechan membuatkan pie untuknya di pesan, memangnya Mark siapa? Lagi pula, lelaki manis itu pasti keberatan.

"Jika begitu aku akan membuatkannya lagi untukmu!" seru Haechan senang, ia merubah posisi duduk menjadi menghadap ke arah Mark, "aku terlihat lebih baik tanpa kaca mata ya?"

Mark hanya mengangguk, ia membaca untaian kata yang ada di buku, tidak mau melihat ke arah Haechan karena masih merasa begitu malu, belum lagi jantungnya juga berdegup kencang. Sialan, Mark tidak tahu bahwa ia memiliki perasaan semacam ini pada Seo Haechan.

"Jadi, apakah saat ini kau sudah menyukaiku?" gumam Haechan pelan, ia menatap lurus pada wajah Mark, berharap bahwa perubahan kecil yang ia lakukan bisa menarik perhatian Mark.

Sebelah alis Mark terangkat, ia menoleh dan menatap Haechan tepat di wajah. "Maksudmu?"

"A-aku menyukaimu.." akhirnya untaian kata itu keluar dari bibir Haechan setelah sekian lama ia memendamnya sendirian.

Sebenarnya Haechan masih bisa bersabar sedikit lama lagi untuk mengungkapkan perasaan, tapi ia tidak mau menunggu, perasaannya terus meluap ketika berada di sekitar Mark. Haechan sudah berjuang selama ini, jadi ia ingin Mark menjadi miliknya.

Bola mata Mark melebar, tidak percaya bahwa Haechan akan mengungkapkan perasaan seperti itu. Ia menatap kesekeliling, memperhatikan orang-orang yang masih sibuk dengan urusan masing-masing, kemungkinan tidak mendengar apa yang baru saja Haechan katakan.

Melihat Mark terdiam seperti itu membuat Haechan merasa tidak percaya diri, ia mengulum bibir. "Kau tidak menyukaiku ya?"

"Siapa yang mengatakannya?"

"Eh.. Tidak ada.."

Mark menghirup napas dalam. "Jika tidak ada yang mengatakannya, jangan mengambil kesimpulan sendiri." ia kembali menutup buku yang ada di tangan dan menatap lekat wajah Haechan.

Sungguh, apa yang di lakukan oleh Mark membuatnya sangat gugup! Haechan terdiam, membiarkan Mark menatap lekat wajahnya, jantung Haechan berdegup kencang dan pipinya terasa begitu panas.

"J-jadi, apakah kau menyukaiku?" tanya Haechan lagi, tidak sabaran.

Mark berdiri dan menepuk pelan celana nya; membersihkan kain tersebut dari kotoran. Ia tersenyum kecil ke arah Haechan. "Baiklah, mulai sekarang kau kekasihku."

Haechan tersentak, terkejut mendengar hal itu. Tapi ketika ia ingin bertanya lebih lanjut, Mark sudah pergi meninggalkannya, membuat Haechan menutup wajah yang sudah di penuhi oleh warna kemerahan. Sial! Ia tersipu, tunggu, Haechan tidak salah dengar kan? Mark benar-benar mengatakan bahwa mereka adalah sepasang kekasih mulai sekarang, kan?

Di sepanjang koridor, Mark menutupi wajah menggunakan buku. Ia menyembunyikan senyum. Sungguh, kenapa Haechan terlihat sangat manis?! Oh, sepertinya Mark baru saja menjadikan Haechan sebagai kekasihnya.

"Ah sial.." gumam Mark pelan, tidak percaya bahwa Haechan ternyata bisa membuatnya seperti ini.

Sejak mereka sering mengirimi pesan satu sama lain, Mark merasa jauh lebih tertarik dan kemarin di rumah Hyunjin, Haechan menceritakan banyak hal, membuat Mark merasa bahwa lelaki manis itu sangat menggemaskan. Mark memang tidak banyak bicara, oleh karena itu ia membutuhkan seseorang yang bisa mengimbanginya, seperti Seo Haechan.

***

"Mommy!" Jeno berteriak saat melihat Taeyong berada di rumah, ia baru saja pulang dari sekolah bersama Jessica yang kini sudah masuk terlebih dahulu dan berjalan ke dapur, "Mommy tidak bersama Daddy?"

Taeyong yang sedang menonton televisi di ruang tengah menggeleng, ia merentangkan kedua tangan, mengisyaratkan agar Jeno memeluknya. Tidak membutuhkan waktu lama hingga Jeno berlari dan memeluk Taeyong dengan sangat erat, membuat Taeyong tersenyum kecil.

Iris hitam Jeno menatap lurus pada wajah Taeyong. "Mommy kenapa?"

Mata Taeyong terlihat sembab karena menangis di kantor tadi, ia sudah di rumah karena Jaehyun menyuruhnya pulang. Lagi pula Taeyong tidak tahu harus melakukan apa bila ia masih berada di kantor.

"Mommy baik-baik saja," gumam Taeyong lembut, ia mencubit gemas pipi Jeno. "Sudah makan siang?"

"Belum! Grandma mau memasak makanan kesukaan Jeno!" seru Jeno senang, ia menepuk pelan pipi Taeyong, "dimana Daddy?"

"Daddy berada di kantor, kerja." Taeyong mengusap pelan surai hitam Jeno dan mengecup pipi gembul bocah berusia enam tahun itu, "ganti bajumu terlebih dahulu, Mommy akan menghampiri Grandma di dapur."

Jeno mengangguk antusias lalu menurunkan diri dari pangkuan Taeyong dan bergegas naik ke lantai atas untuk berganti pakaian. Sementara Taeyong kini berjalan menuju dapur, ia menatap ponsel, sedang berpikir haruskah ia menghubungi Jaehyun atau tidak. Tapi akhirnya Taeyong kembali memasukan ponsel ke dalam kantung celana, memilih untuk tidak menganggu Jaehyun.

Jessica tersenyum ketika Taeyong menghampirinya. "Jaehyun memang keterlaluan, Ibu sudah bilang bahwa tidak seharusnya ia memperlakukanmu seperti itu."

Taeyong menggeleng dan tertawa pelan. "Aku tidak keberatan Bu, ada yang perlu aku bantu?"

"Apakah kau menangis?" Jessica mengalihkan topik, ia memperhatikan wajah Taeyong dengan lekat sebelum berdecak. "Ibu akan memberi Jaehyun pelajaran!"

Tidak ada yang bisa Taeyong katakan, ia hanya tersenyum dan membantu Jessica menyusun sayuran serta buah di dalam lemari es. Memang ada sedikit rasa kesal di hati Taeyong ketika Jaehyun memperlakukannya seperti itu, tapi Taeyong harus mempercayai Jaehyun.

"Oh, Hyung?"

Taeyong menoleh ke belakang dan menemukan Mark yang baru saja datang menggunakan seragam sekolah. "Kau sudah pulang?"

Mark mengangguk dan menghampiri Jessica, memberi salam. Itu hal yang selalu ia lakukan selama satu minggu ini, lagi pula Jessica sudah memperlakukannya dengan sangat baik. Siang ini Mark pulang bersama Haechan menggunakan bus, mereka membicarakan banyak halㅡah tidak, hanya Haechan yang berbicara tanpa henti sementara Mark lebih memilih untuk mendengarkan.

Mata Mark menyipit ketika memperhatikan wajah Taeyong. "Hyung menangis?"

Taeyong menggeleng. "Tidak."

"Bohong! Siapa yang membuat Hyung menangis?!" seru Mark dengan kerutan yang muncul di dahi, ia tidak pernah membuat Taeyong menangis, lagi pula Taeyong pasti selalu tertawa atau membentak bila Mark membuat ulah.

Taeyong meringis, menghindari tatapan Mark. "Tidak ada Mark, sebaiknya kauㅡ"

"Apa Ahjushi itu yang membuat Hyung menangis?" potong Mark cepat, tidak mempedulikan bahwa Jessica sedang mengamati mereka berdua, "ini belum satu bulan dan ia sudah membuat Hyung menangis?!"

"Tidak seperti itu Mark."

Mark mendengus. "Sebaiknya kita kembali pulang ke apartemen, aku tidakㅡ"

"Jangan berbicara sembarangan!" seru Taeyong kesal, ia mencubit pipi Mark dan menggeleng, "tidak ada yang terjadi, Hyung akan menceritakannya nanti. Tenangkan dirimu terlebih dahulu, Ibu memperhatikan kita berdua."

Jessica tertawa kecil. "Tidak masalah, Jaehyun memang harus di beri pelajaran."

Taeyong hanya bisa tertawa canggung mendengar hal itu. Tapi yang di katakan oleh Jessica memang benar adanya, Jaehyun harus di beri pelajaran.

Tbc

Continue Reading

You'll Also Like

612K 52K 27
WARNING BXB !!! Jeno dipaksa di jodohkan oleh Jaemin, yang pada kenyataannya Jeno sama sekali tak menyukai Jaemin 📌#3-NOMIN (07-01-22) 📌#2-YUWIN(0...
1.5M 165K 51
❝Na- lo itu cuma milik gue! Lo bisa gak kalau gak usah baik ke semua orang?❞ ❝Jen- lo tau kan, gue sayangnya cuma sama lo- jangan posesif banget, g...
15.3K 979 10
[ M | 18+ ] • [ on going ] 이것은 나의 짧은 이야기입니다 ( ini adalah cerita pendeku ) ingat, jangan berharap lebih! 내 계정을 팔로우하는 것을 잊지 말고 투표하고 댓글을 달아 내 작업에 감사드립니...
1.8M 240K 33
[Romance] [M] Jung Jaehyun; CEO in Jung Corp, who had the nicknameㅡcasanova. •BXB || YAOI || HOMO || GAY •Jung Jaehyun x Lee Taeyong •Don't read i...