A Blessing in Disguise ๐Ÿ—‘ Seu...

By ichinisan1-3

35.4K 3.7K 1.4K

Bukan cerita humor Bukan cerita horror Bukan cerita kotor Bukan pula cerita yang mengundang tremor Hanya sepo... More

โ›” Hurricane & Tempest ๐Ÿšซ
Celebration announcements and invitations #HaluTime
I find the older more attracting
#PlayingTime
N G E L E S
๐Ÿ“ฑโ“
I D I O T
๐Ÿ”ž
H A N D S O M E
โš ๐Ÿ“ฑ๐Ÿซ
โš  Hot crush
Dumb ass
โค๐Ÿ’”
๐ŸŒƒ
๐Ÿ’”๐Ÿ’”๐Ÿ’”
๐Ÿ’”๐Ÿ’™๐Ÿ’™๐Ÿ’” [2]
๐Ÿ
๐Ÿ˜ฅ
๐Ÿ˜บ
๐Ÿ”
๐Ÿซ๐Ÿฌ๐Ÿญ
๐Ÿ“ƒ
๐ŸŒ›
๐Ÿผ๐Ÿผ๐Ÿผ
๐Ÿข
๐ŸŒฅ
๐ŸŽ๐ŸŽ‰๐ŸŽˆ๐Ÿš—
๐Ÿ‘น
๐Ÿ‘“๐Ÿ‘•๐Ÿ‘–๐Ÿ‘ž๐ŸŽฉ
๐Ÿ‘„๐Ÿ’„
๐Ÿ”ž๐ŸŒง
๐Ÿ˜ฃ๐Ÿ‘ถ๐Ÿป๐Ÿผ
๐Ÿฅž
๐ŸŒš
๐ŸŒฌโ„
๐Ÿ˜†
๐ŸŒœ
๐Ÿ˜ฟ
๐Ÿ•บ๐Ÿป๐Ÿ•บ๐Ÿป๐ŸŽถ
๐ŸŠ๐Ÿ๐Ÿ๐ŸŒ๐Ÿ‹
๐Ÿฅƒ๐Ÿพ
๐Ÿจ๐ŸŒŒ
๐Ÿ‘‘๐Ÿ’Ž
#PlayingTime [2]
๐Ÿ”žHangyul's moaning๐Ÿ’ฆโš [HARD]๐Ÿ”ž
๐Ÿ˜–
๐Ÿ‡ฌ๐Ÿ‡ง๐Ÿ‡บ๐Ÿ‡ธ
๐Ÿค•
โš ๐ŸŒธ๐Ÿ’ฎ๐Ÿต๐ŸŒน๐ŸŒผ
๐ŸŒธ๐ŸŒธ๐ŸŒธ
๐Ÿ–ผ๐Ÿšช
๐Ÿ‘„๐Ÿผ
๐Ÿˆ๐Ÿ”ž
๐Ÿˆ๐Ÿˆ๐Ÿ‡
๐Ÿ”ช๐ŸšซโŽโž•โ—
โš ๐Ÿผ๐Ÿพ
๐Ÿฌ๐Ÿซ๐Ÿช๐Ÿญ
๐Ÿฎ๐Ÿฏ๐Ÿผโ˜•๐Ÿต
๐Ÿ“น๐Ÿ“ฒ๐Ÿ“
๐Ÿ’ช๐Ÿป๐Ÿ”ž
๐ŸŒถ๐Ÿ’ง
๐ŸŽ‰
๐ŸŽ๐ŸŒผ
๐Ÿค“๐Ÿ˜Ž๐Ÿ“š๐Ÿ’’โœ
๐Ÿง
๐Ÿฌ
๐Ÿ˜ค๐Ÿ‘ฟ๐Ÿ’€โ˜ ๐Ÿ–•๐Ÿป
๐Ÿ‘ถ๐Ÿป๐Ÿ“ฑ๐Ÿ’ฐ๐Ÿ’ณ๐Ÿ“Œ
๐ŸŽญ๐ŸฆŽ๐Ÿš๐Ÿšจ๐Ÿšง
๐Ÿฆ‡๐Ÿพ๐Ÿ•Š๐Ÿ™๐Ÿš

๐Ÿ”ž๐Ÿ“€๐Ÿ’ธ๐Ÿ”—๐Ÿ›’

520 45 16
By ichinisan1-3

Chapter ini adalah hasil copas dari ff sebelah, cuma edit ganti nama tokohnya ke seungyul. Dan mohon maap kalo ada nama yg lupa keedit. Bilang aja tar aku revisi

Lee Hangyul tidak menyangka jika hidupnya akan dipenuhi lokasi-lokasi yang terletak di bawah tanah sebagai tempat-tempat ia singgah semenjak ia mengenal Cho Seungyoun. Dan hari ini ia kembali menambah satu dalam daftar bangunan bawah tanah yang akan sering ia kunjungi di masa yang akan datang.

Ini bukanlah Akihabara, kota dimana adult amusement park bernama Love Merci berada. Pornografi bukanlah hal yang dianggap tabu di Jepang. Mendapatkan barang-barang terlarang yang bersangkutan dengan itu adalah hal yang sangat mudah tanpa perlu menunjukkan KTP atau kartu mahasiswa. Bahkan bangunan itu berdiri dengan gagah setinggi lima lantai.

Tapi Seungyoun dan Hangyul masih berada di Korea Selatan. Meskipun negara tempat mereka lahir, dibesarkan, dan hidup-dan mungkin akan mati di sana-itu bertetangga dengan Jepang keduanya tetaplah negara yang berbeda. Dengan sistem dan peraturan yang berbeda. Jika di negeri sakura para gadis tidak dilarang untuk mengayuh sepeda ketika hanya mengenakan rok di atas paha, di negeri ginseng gadis-gadis itu bahkan akan dilarang untuk memamerkan paha mulus mereka ketika mereka hanya sekadar duduk di kursi atau di lantai.

Jadi toko dewasa pun memiliki lokasi yang disembunyikan. Bahkan di beberapa kota, toko-toko semacam itu terletak di tempat tersembunyi yang telah membuat jutaan orang tersesat ketika mencarinya.

Dan Seungyoun sangat beruntung karena ia memiliki peta tempat yang menjadi tujuan ia saat ini. Dan sekarang ia sudah tidak membutuhkannya karena ia sering mendatangi tempat itu hingga ia telah hapal jalan-jalan, belokan, dan persimpangan yang akan ia lalui.

Ia membawa Hangyul memasuki sebuah pintu besar dengan warna-warni lampu terang yang membentuk tulisan Heaven in Hell. Hangyul merasa takjub melihat benda-benda tidak biasa yang ia lihat sejauh mata memandang di dalam ruangan luas itu. Benar-benar luas, seperti pusat perbelanjaan terbesar di tengah ibukota. Beberapa pelayan pria dan wanita tampak menata stok barang-barang pada rak-rak di beberapa tempat. Mereka memakai identitas yang sama. Kuro nekomimi (telinga kucing hitam dalam kasus ini dalam bentuk bandu) di kepalanya dan choker merah berbandul keperakan dengan ukiran H&H di permukaannya di lehernya. Dan beberapa pelanggan tampak berkeliling dan melihat-lihat. Beberapa datang sendirian. Beberapa berpasangan. Dan yang lainnya berkelompok dengan menggunakan baju seragam sekolah SMA favorit di kotanya. Dan Seungyoun yang membawa bayi di dadanya berhasil menjadi pusat perhatian. Hei, tidak ada yang pernah membawa anak-anak ke tempat seperti ini. Seungyoun adalah satu-satunya dan ia sama sekali tidak merasa malu dengan itu.

Seorang pria manis berjalan menghampiri Seungyoun dan Hangyul. Entah bagaimana pemilik toko itu terlihat paling cocok dengan telinga kucing dan chokernya dibandingkan para pelayannya. "Kukira kau sudah tidak membutuhkan barang-barang istimewa lagi sehingga kau telah meninggalkan tempat ini terlalu lama?" Itu adalah ucapan selamat datang darinya untuk Seungyoun. "Terutama pada akhirnya kau tidak bisa mengendalikan populasi karena menolak kondom rasa stroberi yang kutawarkan di sini," lanjutnya ketika melihat Seungyoun membawa bayi di dadanya.

"Beberapa belas bulan aku meninggalkanmu tidak sedikitpun mengubah kecerewetanmu Kim Wooseok." Seungyoun membalas. Ia kemudian mengenalkan pria itu pada Hangyul.

"Kau benar-benar pandai di bidang apapun. Bahkan kau berhasil memilih yang terbaik untuk dijadikan pasangan hidupmu." Hangyul berterimakasih pada pujian secara tidak langsung Wooseok barusan. Dan tidak lama pria itu sudah membawa Seungyoun dan Hangyul dalam sebuah tur dan memperkenalkan banyak benda pada Hangyul. Tidak semuanya. Karena ia yakin Hangyul sudah tahu sebagian yang umum yang bisa ia temukan di dalam film atau internet. Jadi mereka hanya melewati begitu saja bagian majalah, komik, dan DVD-yang tentu kesemuanya itu berbau pornografi. Kita sudah membahas sebelumnya bahwa ini adalah sebuah toko dewasa, benar? Seluruh barang yang dijual di seisi gedung bawah tanah ini memiliki konten vulgar.

Standee besar bergambar Aoi Sora, Leah Dizon, dan Miyabi dengan tubuh telanjang berdiri terpajang di beberapa spot secara acak. Hangyul menelan ludah berkali-kali melihat itu. Ia tidak pernah melihat standee dengan gambar tokoh tanpa dibalut pakaian di department store. Tapi ia kemudian baru ingat kalau ini bukanlah sebuah pusat perbelanjaan normal seperti yang bisa ia singgahi di atas sana.

Kaki-kaki mereka membawanya melangkah melewati kategori busana cosplay seperti pakaian maid, perawat wanita dengan rok super mini, pawang binatang lengkap dengan cambuk dan stocking jala-jalanya, polisi wanita dengan celana ketat dan tiga kancing teratas yang menghilang di bagian atasan pakaiannya beserta borgolnya, dan kostum lainnya. Mereka bahkan memiliki banyak persediaan pakaian dalam bekas milik para bintang film biru terkenal Korea Selatan di dalam kotak-kotak bungkusan. Mengenai siapa pemilik pakaian dalam itu bisa dilihat dari foto wajah di permukaan kotak itu. Itu adalah benda yang sangat ilegal yang juga berhasil didapatkan dari sebuah pelelangan barang langka yang diselenggarakan secara ilegal. Jadi mereka kembali dijual di tempat ini dengan label harga yang begitu mahal. Kau mungkin tidak akan membelinya. Kecuali kau benar-benar keranjingan.

"Mau mencoba yang satu ini, sayang?" Seungyoun bertanya pada Hangyul ketika menunjuk kostum pawang binatang. Yang dibalas dengan tatapan tajam yang membuat Seungyoun tidak berani melanjutkan kalimat. Dan ketiganya berpindah ke bagian alat-alat penolong masturbasi.

Vibrator bebas emisi, dildo, metal silver bullet, dan benda-benda berbentuk kubus dan silinder berbahan karet sintesis yang terlalu malas untuk Seungyoun sebut nama bendanya secara spesifik.

"Berapa ukuran panjang dan diameter penismu dalam posisi bangun?" Hangyul menatap Wooseok ketika pria itu bertanya demikian pada Seungyoun.

"Lima belas senti dengan lingkar dua belas senti. Kalau diameternya aku tidak tahu?"

"Wow. Itu adalah panjang dan ketebalan di atas rata-rata."

"Tentu. Aku memiliki tinggi badan di atas rata-rata. Jadi begitulah." Seungyoun terlihat terlalu membanggakan diri. Dasar memalukan, pikir Hangyul.

"Bagaimana kau tahu ukuranmu dengan begitu akurat? Kau sungguh-sungguh mengukurnya?"

"Tidak. Hangyul yang melakukannya. Ia menggunakan penggaris dan jangka sorong untuk mengukurnya." Hangyul ingin sekali menjitak kepala Seungyoun saat itu juga. Tapi ia tetap menahan pergerakan tangannya karena tidak ingin menciptakan scene di dalam tempat yang damai ini. "Hangyul juga memiliki ukuran yang nyaris sama denganku," lanjut Seungyoun.

"Kalau begitu sama nyarisnya denganku dan Jinhyuk."

"Benarkah? Wow. Kau juga mengetahui ukuran dia secara detail ternyata? Kau pasti sangat menyukainya?"

"Tentu. Kepemilikannya adalah teman kecilku yang sangat menyenangkan."

Keduanya lalu tertawa bersama di hadapan Hangyul yang sejak tadi tidak menyuarakan isi kepala. Ia hanya masih canggung sekaligus bingung dengan bagaimana ia akan berkata.

"Jadi, Hangyul, kau ingin mencoba dildo berukuran delapan belas senti?" Wooseok meraih sebuah benda panjang berbentuk sama persis dengan pahatan penis sungguhan dari dalam kotak yang tidak disegel ketika bertanya demikian. Ia menyodorkannya pada Hangyul tapi Hangyul tidak berani sekadar menyentuh bagian ujungnya. Ia bahkan menatap benda itu dengan tatapan ngeri. "Tidak perlu khawatir. Ia memiliki diameter yang sama dengan milik Seungyoun. Dindingmu akan tetap sempit seperti biasa." Ia lanjut menjelaskan. Dan Hangyul masih tidak memiliki nyali untuk menyentuh benda itu.

Seungyoun merebutnya dari genggaman Wooseok. "Ini hanyalah sebuah benda mati. Lihat? Ia tidak menyakitimu. Apa yang harus kau takutkan?" Ujarnya pada Hangyul. Ia mungkin benar. Tapi pihak seperti Hangyul tentu akan membayangkan hal menyakitkan yang bisa ditimbulkan benda itu padanya.

"Kau punya tester dengan ukuran ini?" Tanya Seungyoun pada Wooseok. Mata Hangyul melotot. Seungyoun tidak akan memintanya untuk mencobanya di sini kan? Itu sangat gila. Sementara Dohyon yang berada di dada Seungyoun menatap dengan mata berbinar-binar benda panjang di genggaman sang ayah.

"Ada. Mau coba?"

Dasar gila. Kalian tidak serius kan?

Ada sebuah kamar tamu yang selalu dibersihkan dengan benar dan dirancang dengan peredam suara untuk mencoba tester apapun di sana. Tapi sebersih apapun kamar itu Hangyul tidak akan melakukannya di waktu dan tempat ini.

"Ayo sayang kita coba." Seungyoun mengajak dengan antusias.

"Langsung beli saja," jawab Hangyul tanpa terduga. Seungyoun yang merasa Hangyul mengatakan sesuatu yang kontradiktif dengan gelagatnya sejak awal membuatnya terkejut. Sepertinya baru saja satu malam yang lalu ada seseorang yang berkata: "Aku bukan si penggila seks seperti dirimu Cho Seungyoun. Aku tidak membutuhkan sex toys semacam itu." Tapi kenapa sekarang justru...

"Kau serius?"

"Apakah aku terlihat main-main saat ini?"

"Tapi janji ya kau akan benar-benar menggunakannya nanti?"

Dan Hangyul menggumam malas sebagai jawaban.

Wooseok meminta seorang pelayan terdekat untuk membungkuskan benda serupa yang masih berada dalam kotak bersegel dan menyimpannya di kassa. Seungyoun akan mengambilnya nanti jika ia telah menyelesaikan urusannya di tempat ini dan kembali pulang.

Dohyon mengangkat tangan berusaha meraih benda panjang yang masih berada di tangan Seungyoun. Ia merengek karena tidak mampu mencapainya.

Seungyoun yang menyadarinya segera menarik benda itu dan menyembunyikannya di balik punggungnya. "Tidak, sayang. Ini bukan untuk anak-anak." Ia berujar pada anaknya yang tentu tidak akan mengerti apa-apa.

"Sudah berikan saja. Memangnya apa yang bisa ia lakukan dengan benda itu? Ia tidak akan mengerti apa yang dipengangnya?" Ujar Wooseok enteng.

"Anakku memiliki kebiasaan memasukkan benda-benda ke dalam mulutnya. Jadi, yah, kau mengerti kenapa aku tidak ingin memberikan ini padanya." Seungyoun menjelaskan.

"Dan ini terlampau dini untuk memberikan pengajaran tentang seks padanya di usianya yang masih sangat kecil ini." Hangyul menimpali. Ia merebut benda itu dengan berani kali ini. Dan menempatkan kembali ke dalam kotak asalnya di rak terdekat. Dohyon menangis. Dan seketika berhenti ketika Hangyul memberikan mainan yang ia bawa padanya. Bayi itu langsung memainkan boneka karet berbentuk tokoh Disney itu di tangannya dan mulai memasukkan benda itu ke dalam mulutnya. Melumuri sebagian permukaan mainan itu dengan air liur yang tumpah hingga membasahi pakaian Seungyoun.

"Benar, kan?"

Wooseok mengedikkan bahu. "Oke. Aku mengerti." Dan ia membawa sepasang suami-istri itu untuk melanjutkan turnya.

Mereka melewati sebuah vending machine. Dimana biasanya mesin besar itu digunakan untuk mendapatkan permen, biskuit, atau minuman. Tapi mesin semacam itu di sini berisi tumpukan kaset DVD blue film dari berbagai belahan bumi. Hanya dengan memasukkan beberapa koin senilai dua ribu empat ratus won kau bisa mendapatkan film terpanas dan terbaru tahun ini jika beruntung.

Hangyul merasa tertarik untuk mencobanya. Ia menukarkan uang untuk kemudian memasukkan empat puluh delapan keping koin lima puluh won ke dalamnya. Sebuah alat di dalam mesin itu menjatuhkan salah satu kaset yang terbungkus rapi di dalam kotaknya. Hangyul tidak mendapatkan film terpanas. Tapi ia akan tetap menontonnya bersama Seungyoun di dalam kamar mereka di malam hari. Jadi ia menyerahkannya pada pelayan untuk kembali dikumpulkan di kassa.

Ketiganya menyambung langkah ke tempat benda-benda ringan berada. Dan Seungyoun menginterupsi Wooseok yang masih memimpin langkah. "Aku tidak suka memakai pengaman. Kau tahu? Bukankah mengeluarkannya di dalam terasa lebih nikmat daripada harus menahannya dan membasahi diriku sendiri saja?"

"Ah, ini adalah produk terbaru. Kau mungkin belum pernah mendengarnya?" Wooseok dengan excited meraih sebuah kotak kecil dan menyerahkannya pada Seungyoun. "Ini bukanlah pengaman biasa."

Seungyoun membaca tulisan yang tercetak di bawah tulisan besar merk produk yang dimaksud. "Dotted condom?" Ia menggumam keras. "Apa bedanya dengan yang biasa?"

"Ia memiliki tonjolan-tonjolan kecil di seluruh bagiannya. Tidak seperti kondom pada umumnya yang polos. Sensasinya lebih nikmat untuk pasanganmu. Hangyul akan merasa geli jika merasakan benda ini masuk mengiringi kemaluanmu. Geriginya terasa sangat menyenangkan."

"Aku takut Hangyul akan lupa cara untuk mendesah dan malah tertawa keras di dalam proses penetrasi itu," ujar Seungyoun. Hangyul terbahak. Ia mulai terbiasa dengan bahasan-bahasan yang seharusnya bersifat pribadi dan tidak diumbar di tempat ini. "Kau sudah mencobanya?" Tanya Seungyoun pada Wooseok.

"Sudah, tentu saja. Aku tidak sabar untuk bereksperimen dan langsung mencobanya di malam pertama distributor menyalurkan barang ini kemari."

"Bagaimana rasanya?"

"Kukira aku tidak perlu menjelaskannya dua kali. Aku bisa menceritakan pada kalian tadi tentang bagaimana rasanya bukan dari cerita orang lain. Melainkan benar-benar berdasarkan pengalaman pribadi."

"Jadi benar, kau merasakan geli?"

"Benar." Wooseok menjawab cepat. "Dan aku tetap ingat bagaimana caranya mendesah."

"Aku akan mencobanya." Hangyul menjawab mantap. Seungyoun menatap tidak percaya. Sekarang barang-barang belanjaan mereka terlihat semuanya untuk kebutuhan Hangyul. Ditambah setelah itu Seungyoun juga memesan beberapa botol pelumas. Karena meskipun Seungyoun yang memakainya semua itu tetap untuk Hangyul kan?

Tur dilanjutkan. Tempat mereka berkeliling memiliki tingkat kedalaman yang sama dengan basement 5 gedung parkir. Dan kini Wooseok memimpin jalan menuruni sebuah tangga lebar menuju kedalaman basement 7.

Dan Hangyul melihat benda-benda yang jauh lebih mengerikan di sini.

Jadi yang di atas tadi bukan apa-apa ya?

Mereka melewati sekumpulan contoh model sex doll. Boneka seukuran manusia yang biasa digunakan untuk berfantasi sekaligus bercinta. Dan mungkin karena harganya yang bisa mencapai enam puluh sembilan ribu won hanya segelintir orang yang berminat membelinya. Boneka itu juga bisa di-customize sesuai permintaan pelanggan. Mereka bisa menentukan sendiri warna, bentuk badan, dan wajah benda itu. Dan karena Seungyoun tidak membutuhkannya ia tidak mempedulikannya dan meminta sang pemilik toko untuk kembali menuntun mereka ke spot berikutnya. Yang merupakan tujuan utama dan terakhirnya.

Perlengkapan BDSM.

Seungyoun dan Hangyul tidak melirik dua kali benda-benda yang sudah mereka miliki di dalam gudang persenjataan mereka seperti tali, borgol, rantai, dan cambuk. Jadi keduanya lebih tertarik untuk melihat benda lain dan fungsinya. Salah satunya adalah lilin-lilin besar.

"Aku tidak tahu jika membakar adalah salah satu kegiatan yang dilakukan di dalam BDSM." Hangyul berkomentar heran.

Wooseok terkekeh ritmis. Hangyul masih lumayan polos ternyata, ia pikir. "Sesakit apapun kegiatan yang dilakukan saat prosesi BDSM berlangsung, kegiatan itu tidak akan meninggalkan bekas luka yang permanen. Jadi tentu saja Seungyoun tidak akan membakarmu. Ia hanya ingin merasakan kesenangan. Bukan benar-benar ingin menyakitimu."

Hangyul mengangkat sebelah alis. "Jadi?"

"Itu hanya digunakan untuk menetesi puting dan kemaluanmu."

"Bagaimana, sayang? Kau mau menambah lilin ini ke dalam daftar perlengkapan kita?" Tanya Seungyoun. BDSM adalah aktivitas seksual terberat. Seungyoun tidak akan memaksa Hangyul dalam hal ini jika ia tidak menginginkannya.

"Tidak. Itu terlalu panas. Aku tidak mau."

Seungyoun tampak berpikir sejenak sebelum mengatakan pada Wooseok. "Aku mau satu untukku."

"Kenapa?" Tanya Hangyul.

"Kau yang akan meneteskan lilin itu di atas puting dan penisku ketika kau yang mengambil posisi dominant dan aku yang menjadi submissive. Kurasa aku akan sanggup."

"Kita melakukan kegiatan ini dengan dalih kau yang menghukumku kan? Kenapa kita harus bertukar posisi?"

"Untuk malam lainnya kita akan bertukar posisi."

Hangyul mengedikkan bahu. Wooseok menatap pasangan di depannya ini secara bergantian untuk memastikan bahwa keduanya telah menyelesaikan perdebatan dan ia bisa kembali menjelaskan.

Selanjutnya Hangyul kembali menolak ketika ditawari sebuah alat penjepit dari besi yang bisa dialiri kejutan berupa listrik yang lagi-lagi diperuntukkan bagi puting dan alat kelamin. Dua hal itu memang titik paling sensitif yang menjadi objek utama dalam kegiatan seks ini. Yang tidak ia tolak adalah sebuah alat suntik besar yang tidak berjarum. Ia berfungsi untuk memasukkan air ke dalam lubangnya. Itu tidak terdengar menyakitkan. Jadi ia membelinya.

Dan setelah Seungyoun memutuskan untuk membeli sabuk, blind fold, gag ball, celana dalam khusus, dan lima alat lainnya, ia baru menyadari bahwa ia telah berbelanja terlalu banyak.

Ia tidak yakin bisa mengimplementasikan semuanya dalam sekali praktek.

Yah, kecuali jika ia dan Hangyul bukanlah orang yang tidak memiliki konflik cukup serius dalam hidupnya untuk bisa menghabiskan waktu selama berjam-jam hanya untuk sebuah pencapaian kepuasan seksual.

Di antara Seungyoun dan Hangyul, hanya Hangyul lah yang berorientasi pada kehidupan bahagia secara menyeluruh yang bisa didapatkan dari kegiatan-kegiatan normal yang menyenangkan. Hasrat seksual hanyalah sekadar sampingan baginya. Orientasi Seungyoun juga bukan pada hasrat seksual, sebenarnya. Hanya saja hal-hal seperti itu sudah memenuhi sebagian besar isi otaknya. Tidak apa-apa. Bagi seorang pria seperti dirinya, itu adalah hal yang sangat normal.

BDSM bukanlah pilihan yang buruk untuk keduanya coba.

Seungyoun baru saja akan mengikatkan pergelangan tangan Hangyul pada headboard ranjang ketika tiba-tiba sebuah pemikiran datang pada Hangyul di saat yang tidak tepat.

"Tunggu, Seungyoun."

Seungyoun menghentikan aktivitas sejenak. "Ya?"

Hangyul menggelengkan kepala pelan. "Ini tidak benar."

"Huh?"

"Kubilang, ini tidak benar."

"Apa aku melakukannya dengan tidak sistematis? Lalu seharusnya apa yang lebih dulu kulakukan? Mengikat kakimu? Atau-"

"Aku tidak sedang membicarakan prosedur dari hal ini."

"Lalu?"

"Seungwoo pergi. Yohan menghilang entah ke mana. Yuvin berada di dalam sel penjara. Dan kita hanya akan bersenang-senang di atas semua itu? Apakah kita tidak terdengar terlalu jahat?"

Seungyoun sempat terdiam karena sisi kemanuasiaannya terusik. Tapi ia memiliki argumen untuk menjawab itu. "Kita memang bisa memikirkannya setiap saat. Tapi kita akan melakukan sesuatu untuk menyelesaikan masalah itu satu persatu esok hari setelah matahari terbit. Jadi aku pikir selagi menunggu pagi itu datang kita tetap bisa melakukan kegiatan kita malam ini?"

Hangyul hanya menanggapi dengan sebuah ekspresi yang tidak bisa Seungyoun tolak.

Wajah murung Hangyul terlihat suram seakan ia tidak memiliki masa depan yang baik di depan mata.

Seungyoun menghembuskan karbondioksida dengan lelah dari sistemnya. Ia mengerti apa yang Hangyul rasakan. Di sisi lain ia juga tidak ingin merusak malam istimewanya. Semuanya tidak akan terasa nikmat dan berjalan sesuai rencana jika kenikmatan itu hanya terjadi pada satu pihak. Ia tidak ingin memaksa Hangyul, juga tidak ingin membuat Hangyul memaksakan diri. Atau ia tidak akan bisa mencapai kesenangan itu. Ia ingin sekali melakukannya. Tapi ia ingin melakukannya bersama Hangyul. Hangyul dengan jiwa yang berada penuh pada dirinya.

Seungyoun tersenyum memaklumi sebagai kamuflase dirinya yang lain yang berada di dalam sebuah kekecewaan. Memangnya mau bagaimana lagi? Apa lagi yang bisa ia lakukan? Memaksa? Bisa saja. Tapi ia tidak akan memaksa Hangyul dalam kondisi seperti ini. "Ayo kita lakukan lain kali." Maka demikianlah pada akhirnya Seungyoun berkata.

Hangyul mengangkat wajah menatap Seungyoun dengan penuh rasa bersalah. "Maafkan aku."

Seungyoun tersenyum dan menggeleng. "Jangan meminta maaf. Kau adalah teman yang baik. Yang memikirkan probabilitas terburuk yang bisa mereka hadapi. Aku akan mendukungmu." Seungyoun memperlebar senyum karena tidak ingin Hangyul mengkhawatirkan perasaan Seungyoun yang dalam sirkumstansi ini tidak lebih penting dari apa yang Hangyul cemaskan. Tangan kanannya meraih wajah Hangyul. Mengusap bagian bawah bibirnya. "Pengadilan Yuvin hanya tinggal menghitung hari. Besok kau akan menemaniku untuk menemui pengacara terbaik yang bisa memenangkan sidang ini." Ia mengecup bibir Hangyul singkat. Tersenyum manis sekali lagi. Ia benar-benar suami idaman yang sulit untuk Hangyul tinggalkan.

"Bagaimana dengan Yohan? Yuvin akan sangat terpuruk menjalani sidang tanpa ada Yohan yang menyemangatinya."

"Menurutmu, ke mana kita harus mencarinya?"

Aku mau klarifikasi perihal seungyoun yg bilang sesuatu tentang dia sama hangyul yg tukeran posisi. Seungyoun submissive, hangyul dominant. Ini bukan berarti mereka tukeran seutuhnya dan berakhir seungyoun yg dibobol ama hangyul *kecuali, yeah, kalo kalian mau aja kek gt* engga, seungyoun tetep top dan hangyul tetep bottom. Yg dimaksud tukeran di sini berarti hangyul yg nguasain permainan. Salah satu contohnya itu seungyoun yg diborgol/diiket dan dicambuk. Tapi tetep ujung ujungnya hangyul yg dimasuki *wkwkwk maapkan bahasaku. Aku jelasin gini soalnya pas aku posting chapter ini di ffn banyak pembaca yg kaget dan bilang, seungyoun yg dimasuki? Jadi di sini aku jelasin duluan ama kalian sebelum terjadi salah paham

Continue Reading

You'll Also Like

22.8K 805 46
DANGEROUS | STM vs SMA [END] Ini merupakan cerita adaptasi dari Film Thailand yang berjudul Dangerous Boys (2014) Nama tokoh dari Film ini aku ubah...
694K 21.3K 142
Ini adalah kisah.... Kisah cinta.... Yang penuh dengan pertentangan Ketika semua penderitaan dan rasa sakit, dan juga kematian yang mengintai dan sel...
1.4K 204 20
Cerita sendiri dengan pemandangan laut samudra biru. Melepas penat karna masalah bertubi-tubi, bertemu seseorang dengan masalah sama keruh, dengan pe...
35.1K 2.6K 200
[01] CLOSED. Temukan berbagai cerita menarik dari berbagai Genre cerita yang ada disini cekidot~ . . .