Bahasa Indonesia - Last Chapt...

بواسطة Cyrena0819

34.1K 4.3K 427

Character : Krist/Singto Genre : Crime/Drugs Deskripsi: Krist bertemu dengan seorang pria yang merupakan pen... المزيد

Chapter One - His Name
Chapter Two - Sandwich Day
Chapter Three - Secret Shelter
Chapter Four - Special Lunch
Chapter Five - The Banana's Story
Chapter Six - The first Chapter
Chapter Seven - Falling With You
Chapter Eight - The Bad Day
Chapter Nine - The Promise
Chapter Ten - Unplanned Date
Chapter Eleven - One Step Closer
Chapter Twelve - The Second Chapter
Chapter thirteen - An Accident
Chapter Fourteen - Farewell
Chapter Fifteen - Love Sign
Chapter Sixteen - Rescue Plan
Chapter Seventeen - Interrogation Part
Chapter Eighteen - Jail of Love
Chapter Nineteen - Jail of Love part 2
Chapter Twenty - The Ship has Sailed
Chapter Twenty One - Full Date
Chapter Twenty Two - Project Plan
Chapter Twenty Three - Treasure Hunt
Chapter Twenty Four - Unfold the Scheme
Chapter Twenty Six - Final Investigation
Chapter Twenty Seven - Last Chapter of Our Story
Chapter Final - Epilogue

Chapter Twenty Five - The Witness's Story

958 124 6
بواسطة Cyrena0819

Setelah mendengar seluruh pengakuan Krist tentang apa yang terjadi, Kane langsung memerintahkan anak buahnya untuk menyusuri seluruh lokasi event dan berhasil menangkap dua orang mencurigakan di gubuk wanita itu.

Krist juga di panggil ke kantor polisi untuk memberikan kesaksian, meskipun ia tidak melihat wajah pelaku dengan jelas, namun Krist mengenali gaya berpakaiannya.

Selain itu, type peluru yang di keluarkan dari tubuh wanita itu cocok dengan type peluru pada senjata pelaku, yang kebetulan juga berkurang satu.

Pelaku pun langsung ditetapkan sebagai tersangka saat itu juga, dan dipaksa untuk mengatakan motif dan informasi tentang siapa yang memberikan perintah padanya untuk menembak.

Polisi juga memeriksa sejumlah barang bukti berupa nomor telephone yang dihubungi tersangka terakhir terakhir kali, selain dari identitas, alamat tempat tinggal dan akun rekening banknya.

Dari hasil pelacakan lokasi nomor telephone, diketahui orang yang dihubungi tersangka juga berada di lokasi event, dan kebetulan Tee dan Pakorn juga berada di lokasi pada saat kejadian.

Tersangka di ketahui tinggal di Bangkok dan bekerja sebagai detektif swasta, ia mengaku bahwa ia mendapatkan perintah dari Kasetsin untuk mengikuti Singto, dan mengira Singto sedang dalam bahaya sehingga tidak sengaja melepaskan tembakan.

Kane meragukan pengakuannya, dan mencurigai motif mereka berada di gubuk wanita itu. Selain itu, dari cerita Krist, Pakorn justru pergi mengejar pelaku alih – alih menolong wanita itu padahal dia adalah dokter.

Kane pun mencoba menghubungi Pakorn, namun ponselnya tidak bisa dihubungi, pihak rumah sakit melaporkan bahwa Pakorn sedang dalam perjalanan ke luar kota untuk melakukan operasi besar.

Kane akhirnya memanggil Tee Kasetsin ke kantor polisi untuk di interogasi terkait laporan tersangka, ia pun menyangkal memberi perintah pada para detektif tersebut.

Ia mengakui bahwa ia memang memerintahkan orang untuk mengikuti Krist dan Singto, namun ia tidak kenal dengan tersangka. Selain itu, Krist juga mengkonfirmasi bahwa tersangka dan penguntit mereka adalah orang yang berbeda.

Kane pun tidak punya pilihan lain selain membebaskan Kasetsin, dan akan mengusut kasus ini kembali, namun sebelum pergi, Kasetsin mengingatkannya agar berhati - hati terhadap Pakorn.

Sementara di rumah sakit....

Wanita yang mengaku bernama asli Nakhun itu telah siuman dan saat ini sedang diinterogasi oleh Kane di kamar pasien terkait alasan dirinya menjadi target penembakan.

Baik Krist maupun Singto tidak memberitahu Kane identitas si wanita, karena mereka belum mendapatkan bukti yang akurat.

Namun Kane telah menyelidiki informasi tentang wanita itu, dan mengetahui bahwa sebelumnya ia bernama Aung Yi dan berasal dari Myanmar.

Ia juga pernah menderita luka bakar dan di rawat di rumah sakit tahun 1994, kemudian ia mengajukan permohonan penggantian nama dan naturalisasi pada tahun 1998.

Selain itu, Kane juga mendapatkan informasi mengenai 76 immigran gelap yang dilaporkan hilang pada tahun 1992, dimana salah satunya juga bernama Aung Yi.

Setelah mengkaitkan seluruh petunjuk, ia akhirnya yakin bahwa wanita itu adalah imigran gelap yang bernama Aung Yi. Ia juga menduga, Aung Yi mungkin berada di dalam helicopter bersama Nattawat pada saat kecelakan helikopter dan entah bagaimana berhasil selamat.

Namun yang paling mengejutkan Kane adalah wanita itu ternyata pernah menikah dengan kakek Krist dan mengganti namanya menjadi Kwang Rojnapat.

Kane lalu teringat cerita Pakorn soal kekasihnya yang juga merupakan imigran dari Myanmar, dan mencurigai bahwa Aung Yi merupakan wanita yang di cari oleh Pakorn.

Namun ia tidak habis pikir, kenapa Pakorn ingin membunuhnya? Bukankah sebelum ini ia meminta dirinya untuk menemukan jasad wanita yang ia cintai tersebut. Apakah sesungguhnya Pakorn berbohong, tujuannya mencari wanita itu untuk memastikan ia telah mati.

Kane sungguh dibuat sakit kepala, ia sama sekali tidak tau apa motif Pakorn, dan ia mulai meragukan cerita Pakorn tentang masa lalunya.

"Bagaimana aku harus memanggilmu, Aung Yi, Kwang atau nenek Rojnapat?" Kane memberi salam pada wanita itu sambil bercanda. "Meskipun kedengarannya aneh, karena kenyataannya usiamu lebih muda dariku..."

"Aku tidak keberatan bagaimana pun kau ingin memanggilku..." jawabnya kalem.

"Aku sungguh terkejut karena...kakek tidak pernah memberitahu siapapun bahwa ia menikah lagi, apakah kalian bercerai? Soalnya, aku tidak melihatmu di pemakamannya, apakah kau tau apa yang terjadi padanya?"

"Tentu saja, aku membaca berita tentang penculikan itu, dan aku tidak menghadiri pemakamannya karena...aku tidak suka suasana berduka..."

"Untuk menghormati kakek, aku tidak akan mencampuri kehidupan pribadimu, tetapi apakah kau bisa memberitahuku alasan...kenapa kau menjadi target penembakan?"

Ia lalu mengeluarkan foto tersangka, Pakorn, Kasetsin, dan menyusunnya di meja. "Apakah kau mengenal orang – orang ini atau salah satunya?" ia menunjuk foto Pakorn.

Kwang tampak terkejut dan membisu sejenak, ia ragu apakah sebaiknya ia memberitahu Kane tentang siapa sebenarnya Pakorn atau tidak. Ia telah lama mengubur rahasia ini, dan bahkan juga tidak memberitahu Nattakan.

"Aku tidak tau kenapa ada yang ingin membunuhku, dan kenapa kau berpikir aku mengenal salah satu dari mereka?"

"Aku tidak bisa membantumu jika kau tidak mengatakan yang sesungguhnya." ujar Kane. "Krist memberitahuku bahwa ia melihatmu mengobrol dengan Pakorn sebelum kau tertembak, apa yang kau bicarakan dengannya?"

Wanita itu membelalakkan matanya, dan teringat kalau Krist juga berada di tempat kejadian saat ia tertembak serta menduga bahwa Krist mendengar seluruh isi pembicaraannya dengan Pakorn dan memberitahu Kane.

Namun yang menjadi kekhawatirannya adalah Krist mungkin akan menjadi target pembunuhan karena mengetahui identitas Pakorn, selain itu ia adalah saksi penembakan tersebut.

Ekspresi wanita itu berubah menjadi panik seketika. "Kau harus melindungi Krist, mereka pasti akan mencarinya, jika terjadi sesuatu padanya, aku akan..." ia bungkam seketika menyadari dirinya terlalu emosi.

Kane merasa curiga dengan reaksi wanita itu, "Aku tidak bisa melindungi Krist jika aku tidak tau siapa pelakunya!" ujar Kane. "Dan kenapa kelihatanya kau begitu menghkawatirkan Krist? Apakah kau mengenalnya?"

"Tidak, aku hanya..." ia terlihat kaget dan gugup dan segera mengalihkan topik. "Ya, aku memang berbicara dengan Pakorn..."

"Apakah Pakorn adalah seseorang yang berasal dari masa lalumu?' Kane memotongnya.

Wanita itu tidak menyangka bahwa Kane mengetahui begitu banyak hal, namun ia menduga Kane pasti mendengarnya dari Krist dan khawatir Krist mungkin juga memberitahukan identitas aslinya.

"Bagaimana jika kuberitahu padamu bahwa dia adalah salah satu imigran yang di deportasi bersamaku pada tahun 1992, namun ia berhasil melarikan diri dari camp seorang diri..." jawabnya gugup mengetes response Kane.

Tentu saja, Kane sudah pernah mendengar hal ini, ia tidak terkejut sama sekali.

"Apakah kau bisa memberitahuku apa yang terjadi pada tahun 1992? Aku mendengar rumor bahwa kalian di sandera di camp mafia setelah dideportasi..." tanya Kane memancing reaksinya, dan menceritakan soal rumor para immigrant yang di jadikan container penyelundupan narkoba oleh mafia yang ia dengar dari Pakorn, juga rumor tentang jatuhnya helikopter merupakan kecelakaan yang direncanakan..

Kwang tidak menyangka Kane mengetahui keterlibatan Kasetsin dalam kasus penyelundupan narkoba oleh para imigran.

"Kutebak, pasti banyak yang telah kau ketahui dan aku tidak perlu mengulangnya lagi, bukan?" komentar Kwang.

"Well, aku tidak tau apakah yang ku dengar itu benar atau tidak, jika kau tidak keberatan, aku ingin mencocokkan kesaksianmu."

"Lalu, apakah kesaksianku akan berguna? Aku tidak punya bukti yang bisa membuktikan bahwa ceritaku benar, selain mengorek luka lama, hanya akan menjadi narasi, bukankah begitu?"

Kane terkejut dengan interpretasinya, dan menganggguk setuju sambil tersenyum.

"Tetapi mungkin kau bisa menceritakan bagaimana kau bisa selamat kembali ke Bangkok? Apakah kau adalah salah satu sandera yang di selamatkan oleh Nattakan saat penumpasan camp mafia tahun 1994?"

Kwang memandangi Kane sejenak sebelum menganggukkan kepalanya.

"Apakah kau bisa memberitahukan padaku apa penyebab kecelakaan dan bagaimana kau bisa selamat? Apakah menurutmu Kasetsin maupun Throngphasom mungkin terlibat dalam hal ini?"

Kwang tampak terkejut, ia berpikir sejenak dan menjawab dengan terbata - bata. "I-itu adalah kecelakaan...aku berhasil selamat karena beruntung, Nattakan menemukan dan menyelamatkanku lalu membawaku kemari, ia merasa simpati dengan kondisiku dan menawarkan diri untuk menjagaku..."

"Karena itu kau berhutang budi padanya dan memutuskan untuk menikah dengannya?" komentar Kane.

"Jika bukan karena Nattakan, mungkin kau tidak akan punya kesempatan untuk bicara denganku hari ini, aku tidak hanya berhutang nyawa padanya, namun segalanya, tetapi aku tidak menikah dengannya karena alasan itu..." ia berhenti seketika dan mengalihkan tatapannya berusaha menyembunyikan emosinya.

Kane pun menyadari kesalahannya dan minta maaf. "Maaf, aku tidak bermaksud menyinggung urusan pribadimu, aku hanya terbawa emosi sesaat karena...menyadari bahwa kakek mengorbankan dirinya dengan sia – sia demi melindungimu..."

Kwang membelalakkan matanya lebar dan terkejut. "Apa maksudmu?"

"Kakek memiliki kesempatan untuk mengungkap kasus ini, jika ia melaporkanmu dan bukti ke pengadilan, dan mungkin kasus penculikan putra Suthiluck tidak akan pernah terjadi, dan dia tidak perlu mati..." Kane berhenti sejenak, mengamati reaksi Aung Yi dan melanjutkan.

"Apakah jatuhnya helicopter adalah sebuah kecelakaan atau pembunuhan berencana untuk melenyapkan saksi dan bukti, kebenaran tidak akan pernah terungkap seandainya kau tidak beruntung pada percobaan pembunuhan selanjutnya..."

Kwang jelas mengerti maksud ucapan Kane, ia berpikir sejenak dan memejamkan matanya dengan erat, kemudian menarik nafas dalam – dalam sebelum memulai ceritanya.

"Aku dan beberapa orang sandera bersembunyi di dalam peti kosong saat penyerangan camp, sampai Nattakan menemukan kami dan memindahkan kami diam – diam ke dalam helicopter, bersama barang sitaan berupa emas, uang, narkoba, dan senjata api..."

"Aku terus bersembunyi di dalam peti di ruangan cargo sepanjang hari dan tidak berani bersuara atau bergerak meskipun tidak nyaman, sampai aku mendengar suara tembakan dari ruangan lain, dan melihat seseorang mengaktifkan bom waktu, namun ia langsung memetik karma atas kejahatannya..." Kwang tersenyum di sela –sela ceritanya.

"Jadi itu sungguh kecelakan terencana?" komentar Kane. "Apa yang terjadi selanjutnya?"

Kwang menggelengkan kepalanya dan melanjutkan. "Mesin helicopter mengalami masalah sebelum ledakan terjadi, dan aku mendengar pilot meneriakkan 'Mayday', kemudian aku berusaha mencapai ruangan cockpit, namun tidak berhasil, bom meledak memisahkan badan helicopter menjadi dua bagian dan jatuh ke sungai Mekhong..."

Kane membisu sejenak menunjukkan bela sungkawa terhadap tragedy yang menimpanya.

"Apakah kau tau siapa yang memberikan perintah untuk meledakkan helicopter?"

Kwang mengganti topik alih – alih langsung menjawab pertanyaan Kane. "Apakah kau tau bahwa Throngphasom di tugaskan ikut dalam misi, namun ia mengundurkan diri pada detik terakhir?"

"Ya, aku tau..."

"Menurutmu apa alasannya?"

"Mungkin...karena ia telah mengetahui rencana Kasetsin...tentang meledakkan helicopter?"

"Throngphasom dilaporkan mengalami kecelakaan dan digantikan oleh Suthiluck..." Kwang memotongnya dan menambahkan. "Namun, menurut rumor yang beredar helicopter yang digunakan untuk menjemput grup Nattakan diatur oleh Throngphasom..."

"Apakah Kasetsin mengetahui hal ini?"

Kwang kembali mengalihkan topik ke semula, alih-alih menjawab pertanyaan Kane. "Throngphasom tidak menyangka bahwa Suthiluck dan Nattakan akan selamat dari kecelakaan, jadi ia segera mengundurkan diri dari militer setelah kejadian itu, sebelum pengadilan militer mengusut keterlibatannya dalam kasus tersebut...atau sesungguhnya ia memiliki alasan lain?"

"Apakah kau mencurigai keterlibatannya dalam kasus ini? Bagaimana dengan Kasetsin?"

Kwang tidak berkomentar, sebaliknya ia mengubah plot ceritanya ke waktu yang lain. "Nattakan termasuk salah satu tentara yang ikut mengawal ekstradisi imigran, dari kesaksiannya, proses deportasi dan pendataan imigran dilakukan sesuai prosedur dan disetujui oleh Throngphasom, yang pada saat itu bertugas menjaga perbatasan sepanjang sungai Mekong."

"Selain itu, kapal yang menjemput imigran juga menunjukkan dokumen resmi dari pemerintah Myanmar, namun kenyataannya kami dibawa ke sebuah camp dan di tahan tanpa alasan yang jelas..."

Kane tidak berkomentar, dia terdiam sesaat dan memandangi Kwang curiga. "Kenapa kedengarannya kau mencoba menunjukkan kecurigaan terhadap Throngphasom dan berusaha menghindari topik tentang Kasetsin?"

Kwang terkejut dengan pertanyaan Kane dan diam sejenak, lalu menjawab. "Aku hanya mengatakan apa yang kuketahui, terserah padamu untuk memproses informasi yang kuberikan..."

Kane tidak berkomentar atau bertanya lebih lanjut, dan mengakhiri interogasi dengan menarik nafas panjang.

"Baiklah, kurasa hari ini cukup sampai sini, terima kasih untuk waktumu, kuharap kau bersedia bekerja sama dan memberikan kesaksian di pengadilan jika dibutuhkan, aku yakin kau ingin juga menuntut keadilan untuk Nattakan, bukan?"

Selesai berkata demikian Kane pun pamit dan meninggalkan tempat itu.

-------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Krist dan Singto sedang mengajak Ham dan Sandwich berjalan – jalan di taman....

Krist kemudian memperlihatkan pada Singto hasil tes DNA Tee Kasetsin dan Kwang, dan membuktikan bahwa Kwang adalah Nakhun Kasetsin yang asli.

"Apa yang akan kita lakukan dengan ini?" tanya Singto.

Krist berpikir sejenak dan menjawab. "Menggelar konferensi pers dan memberitahukan pada media tentang fakta ini, setelah itu serahkan kasus ini pada polisi, aku yakin polisi akan menginterogasi Nakhun dan melakukan penyelidikan terhadap Kasetsin dan Pakorn..."

"Lalu, menurutmu siapa yang mencoba membunuh Nakhun Kasetsin?" tanya Singto.

"Karena P'Pakorn adalah yang paling mencurigakan, aku tidak bisa memikirkan yang lain..."

"Kenapa dia melakukan itu? Apakah menurutmu ia ingin membalas dendam pada keluarga Kasetsin?"

"Mm..." Krist berpikir sejenak. "Kupikir tidak sesederhana itu, selain membalas dendam, aku yakin dia juga ingin mengambil alih aset pribadi Kasetsin..."

"Kenapa kau berpikir begitu?"

"Karena saat ini Tum Kasetsin sedang dirawat di rumah sakit, jika Nakhun Kasetsin meninggal, dan Tee Kasetsin dipenjara, bukankah itu berarti, semua aset akan diklaim oleh ibumu?" Krist mencoba menganalisis.

"Ibumu tidak mungkin mengurus seluruh bisnis Kasetsin seorang diri, jadi ia pasti akan membiarkan P'Pakorn membantunya..." Krist tiba-tiba menyadari kesalahannya.

"Er...maaf aku tidak bermaksud berkata buruk tentang keluargamu..."

"Jangan dipikirkan, aku baik – baik saja..."

"Tetapi, jika kita mengadakan konferensi pers, maka reputasi ibumu akan..." Krist berkata ragu – ragu. "Apakah kau punya usul lain yang lebih baik?"

Singto membisu sejenak, namun tidak menunjukkan reaksi khawatir. "Aku...tidak tidak punya pendapat soal itu..." tutur Singto dengan ekspresi datar. "Namun, ada satu hal yang ingin kutanyakan padanya..."

"Soal apa?" Krist menaikkan alisnya.

"Apakah ia mengetahui orang yang menculikku dan alasan penculikanku?"

Krist seolah – olah bisa membaca pikirannya. "Kau ingin tau kenapa ia seolah – olah berusaha menutupi perbuatan Kasetsin dan melindungi Pakorn?"

"Kakekmu juga menyembunyikan saksi dan merahasiakan perbuatan Kasetsin, ntah apa alasannya..." komentar Singto.

"Mungkin saja wanita itu menolak untuk menjadi saksi, dan ibumu...mungkin saja nyawanya terancam, dan tidak punya bukti yang kuat untuk melawan Kasetsin, jika tidak, ayahmu pasti sudah memasukkan mereka semua ke penjara tanpa terkecuali..."

"Mungkin kau benar, aku tidak seharusnya mencurigai ibuku..."

"Jadi, apakah kau bersedia untuk menemuinya?" Krist mengganti topik. "Aku ingin tau apa reaksinya saat mengetahui bahwa kau masih hidup, dia pasti akan sangat senang sekali..."

"Hah?!" SIngto terkejut mendengar usul Krist. "A-aku...tidak harus menemuinya untuk memberitahunya bahwa aku masih hidup, aku hanya ingin dia tau bahwa aku baik – baik saja, jadi tidak perlu mengkahwatirkanku..."

Krist memutar bola matanya dan berpikir sejenak. "Mm..kau tidak ingin memberitahunya tentangku?"

"Itu..." Singto kehilangan kata – katanya dan menjadi salah tingkah, wajahnya merah padam karena malu. "K-kenapa aku harus memberitahunya..."

"Aw, siapa tau kelak ia akan menjodohkanmu dengan seorang wanita, jadi kau harus memberitahunya bahwa kau sudah punya pacar..."

"Alasan apa itu?!"

"Masuk akal, kan?"

"Memangnya kau sudah memberitahu keluargamu tentangku?"

"Belum, tetapi aku sudah memikirkannya...." sahut Krist. "Aku akan mencari momen yang tepat..."

"Kalau begitu kau duluan..."

"Kenapa harus aku? Kau takut keluargaku tidak menerimamu?"

Singto tersenyum getir dan tidak membalas pertanyaan Krist, ia lalu menyilangkan jarinya dengan pria itu dan mengganti topik. "Tidak perduli apapun yang terjadi, kuharap kau akan memiliki masa depan yang indah dan selalu bahagia..."

Krist mengerutkan alisnya, mencurigai ucapan Singto. "Kau tidak berpikir untuk meninggalkanku, kan?" Krist memicingkan matanya, dan tiba- tiba saja ia merasa mules. "Er...aku ingin pinjam toilet di toko itu, tunggu aku di kursi itu, aku akan segera kembali!" Krist menunjuk sebuah kursi taman tidak jauh dari mereka.

"Oke..." sahut Singto singkat, lalu memerintahkan Ham dan Sandwich untuk mengikutinya sementara Krist menyelesaikan urusannya di toilet.

Lima belas menit berlalu, tidak ada tanda – tanda Krist keluar dari dalam toko. Singto mulai merasa cemas dan menghubungi ponsel Krist, namun tidak ada jawaban. Singto lalu memutuskan untuk menyusul ke dalam toko untuk mencari Krist, dan betapa kagetnya ia saat tidak menemukan Krist. Ia lalu memberikan ciri – ciri Krist pada pemilik toko dan bertanya apakah ia melihat Krist atau sesuatu yang mencurigakan.

Pemilik toko memberitahu Singto bahwa ia memang melihat Krist masuk namun tidak melihatnya keluar karena ramainya customer yang mengantri untuk membayar.

Singtopun menelpon Kane dan melaporkan apa yang terjadi. Kane pun tiba di toko tidak lama kemudian dan memerintahkan pemilik toko untuk memutar ulang rekaman CCTV. Mereka mendapati Krist meninggalkan toko dari pintu belakang sambil berbicara dengan seseorang di telephone.

to be continue....

واصل القراءة

ستعجبك أيضاً

581K 4.8K 17
WARNING 18+ !! Kenzya Adristy Princessa seorang putri terakhir dari keluarga M&J group yang diasingkan karena kecerobohannya. Ia hanya di beri satu...
35K 1.9K 18
‼️ ⚣ BOYS LOVE AREA ⚣ ‼️ 𝐓itle;Hyung, You're My Idol! [우리형은존잘님] 𝐒tory/𝐀rt;JzongBomBom/Ari. 𝐆enre;Comedy, Romance, Shounen Ai, Webtoon. 𝐒tatus;On...
757K 3K 8
Kocok terus sampe muncrat!!..
Sandu بواسطة Gina

الخيال (فانتازيا)

100K 5K 10
Seorang dokter yang biasa mencari obat di tengah hutan, dikejutkan dengan bangkai harimau yang ada didepan rumahnya. ⚠️⚠️⚠️⚠️ Judul: Sandu Status: co...