CEO Jung《Jaeyong》✔

By acel_kins-

3.8M 419K 147K

[Romance] Taeyong bekerja sebagai sekretaris dan terjebak bersama seorang Bos yang sangat menyebalkan; Jung... More

Prolog
Part 1
Part 2
Part 3
Part 4
Part 5
Part 6
Part 7
Part 8
Part 9
Part 10
Part 11
Part 12
Part 13
Part 14
Part 15
Part 16
Part 17
Part 18
Part 20
Part 21
Part 22
Part 23
Part 24
Part 25
Part 26
Part 27
Part 28
Part 29
Part 30
Part 31
PDF CEO Jung

Part 19

98.4K 12.2K 5K
By acel_kins-

TUBUH Taeyong sudah di balut oleh kemeja berwarna putih serta jas biru muda; begitu juga dengan celana bahan yang ia kenakan. Hari ini Taeyong akan datang ke pernikahan Ten, meskipun Jaehyun sudah menyuruhnya menggunakan jas serta celana berwarna hitam, Taeyong tidak menuruti hal tersebut. Lagipula Taeyong heran, kenapa Jaehyun terobsesi dengan warna hitam? Menyebalkan sekali.

Setelah memastikan bahwa tidak ada yang kurang dengan penampilannya, Taeyong berjalan keluar dari kamar, iris hitamnya menangkap keberadaan Mark yang sedang berdiri di ruang tamu seraya memasang dasi berwarna hitam di kerah kemeja. Wajah Taeyong berubah menjadi datar ketika menyadari bahwa Mark menggunakan pakaian serba hitam.

"Mark Lee."

"Hm?" gumam Mark yang kini menoleh; menatap Taeyong dengan tatapan kesal.

Sungguh, awalnya Mark sudah menolak, ia tidak mau datang ke pernikahan Ten! Lebih baik Mark menghabiskan waktu di rumah daripada harus ikut bersama Taeyong. Tapi yah, Mark tidak bisa menang bila Taeyong sudah memaksa, akhirnya mau tak mau ia menyetujui ajakan Hyung-nya.

Taeyong berjalan mendekati Mark dan menatap penampilan sang Adik dari kaki hingga kepala. "Apa kau akan pergi ke pemakaman?"

"Hyung lupa? Hyung mengajakku datang ke pernikahan."

"Tapi setelanmu berwarna hitam kelam! Setidaknya ganti kemejamu dengan warna putih, oh sial, kau lebih buruk dari Jung sialan Jaehyun!" seru Taeyong kesal.

Tubuh Mark hanya di balut oleh warna hitam. Celana, kemeja, jas serta dasi, bagaimana Taeyong tidak frustrasi?! Taeyong ingat bahwa ia pernah membelikan Mark jas berwarna biru dongker, tapi lelaki tampan itu hanya mengenakan yang hitam.

Mark menghela napas jengah. "Malas Hyung, seperti ini sajaㅡ"

"Ganti!" bentak Taeyong yang kini sudah melemparkan tatapan mematikannya.

Mendengar itu Mark berdecak kesal lalu berjalan memasuki kamar untuk mengganti kemeja. Padahal Mark yakin bahwa pakaiannya baik-baik saja, ia tidak masalah menggunakan hitam karena itu terlihat cocok pada tubuhnya. Taeyong saja yang terlalu berlebihan! Dua hari lagi Kakaknya itu menikah, Mark tidak tahu harus mengatakan atau menyiapkan apa, sebenarnya ia belum siap memberikan Taeyong kepada siapapun.

Yah, Mark masih membutuhkan Taeyong untuk bersamanya setiap hari, jika nanti Taeyong menikah, waktu Kakaknya itu pasti tersita setiap hari. Itu juga alasan utama kenapa Mark mengajak Taeyong makan siang bersama tempo hari. Meskipun menyebalkan, Mark sangat menyayangi Taeyong, hanya Taeyong yang Mark miliki.

Bel apartemen yang berbunyi membuat Taeyong bergegas membuka pintu, itu pasti Jaehyun dan Jeno yang datang untuk menjemput. Taeyong senang hari ini ia terbebas dari pekerjaan! Meskipun besok sepertinya ia masih harus mengurus berkas yang tersisa serta mencoba jas yang akan ia gunakan di pernikahan nanti.

Jaehyun itu terlalu gila kerja, bahkan lelaki tampan itu masih sibuk bekerja meskipun lusa akan menikah, hal tersebut membuat Taeyong kesal setengah mati. Padahal Taeyong ingin pernikahannya nanti sempurna, ini adalah hal yang ia lakukan sekali seumur hidup, sementara Jaehyun sudah pernah menikah sebelumnya. Kecuali, Taeyong berniat meracuni Jaehyun dan membuat lelaki tampan itu mati di tangannya, mungkin Taeyong bisa mendapatkan pernikahan kedua; bersama orang lain.

"Mommy!" Jeno berseru dan memeluk kaki Taeyong ketika pintu apartemen terbuka. Bocah berusia enam tahun itu mengenakan setelan berwarna peach; sangat cocok dengan kulit putihnya.

"Jeno!" Taeyong menggendong Jeno dan memberi kecupan di pipi bocah tersebut, "tampan sekali, siapa yang mendandanimu?" ia menghiraukan Jaehyun yang berdiri tepat di hadapannya.

Jeno tersenyum hingga matanya membentuk bulan sabit. "Grandma!"

Oh sudah Taeyong duga jika Jaehyun tidak mungkin mendandani Jeno dengan kemeja serta celana bahan berwarna peach. Itu terlalu mustahil, tapi Taeyong penasaran, akan seperti apa Jung Jaehyun saat mereka menikah nanti? Jaehyun pasti mengenakan jas serta celana bahan berwarna merah muda yang Taeyong pilih, kan?

"Dimana Uncle Mark?" tanya Jeno seraya menggerakan kepala; mencari keberadaan lelaki yang kemarin sempat membuatnya menangis.

"Berada di kamar, sedang berganti pakaian. Jeno ingin bersama Uncle Mark?" tanya Taeyong yang kini mencubit gemas pipi Jeno.

"Uhm!"

Dengan itu Taeyong menurunkan Jeno dan membiarkan bocah lima tahun itu berkeliaran di dalam apartemennya, Taeyong yakin bila nanti Mark akan kesal jika Jeno mengganggunya, tapi itu bukan masalah besar. Taeyong ingin Jeno dan Mark bisa lebih dekat.

Jaehyun berdehem, sedari tadi ia tidak mendapatkan sapaan. "Lee."

"Ya?" gumam Taeyong seraya berjalan menjauh dari pintu, tapi belum sempat ia melangkah, tangannya sudah di tarik terlebih dahulu hingga kini dadanya menabrak dada bidang Jaehyun.

Lelaki tampan bermarga Jung itu mengenakan jas, celana serta dasi berwarna hitam, hanya kemeja saja yang berbeda; berwarna putih. Rambut Jaehyun di tata rapih ke belakang membentuk forehead, menampilkan dahinya yang menawan. Jung Jaehyun terlihat begitu tampan, persis seperti patung pahatan dewa yang di poles dengan sempurna.

"Kau memberi kecupan pada Jeno, bagaimana denganku?" bisik Jaehyun tepat di hadapan wajah Taeyong.

Rona merah menjalari pipi Taeyong, ia bisa merasakan hembusan napas Jaehyun di permukaan wajahnya. Sial, melihat Jaehyun dari jarak sedekat ini hanya akan membuat kewarasannya hilang! Bagaimana bisa Jaehyun terlihat begitu tampan? Bahkan ketampanan Taeyong tidak bisa di sandingkan!

"A-apa, lepaskan aku.."

Jaehyun memiringkan kepala dan mengecup lembut bibir Taeyong yang sedikit terbuka, berhasil membuat tubuh Taeyong tersentak. Tidak berhenti disitu, Jaehyun menjulurkan lidah, menjilat kedua belah bibir Taeyong sebelum memberikan kecupan basah yang begitu dalam.

Entahlah, sejak awal Jaehyun sudah terpesona karena Taeyong terlihat begitu menggemaskan dengan setelan berwarna biru muda. Itu membuat Taeyong terlihat seperti bocah.

"Hyung," Mark muncul dengan Jeno yang bergelayutan di kakinya, melihat apa yang ada di hadapannya, wajah Mark berubah menjadi datar. "Apa yang kalian lakukan?"

Taeyong mendorong dada Jaehyun dan tertawa pelan. "Tidak ada, kau sudah selesai?" ia memperhatikan bahwa Mark sudah mengganti kemeja hitamnya dengan warna putih.

"Ya." ujar Mark malas, ia berdecak sebal dan menunduk, "bocah, menyingkir dari kakiku!" serunya pada Jeno yang masih memeluk erat salah satu kakinya dan mendudukan pantat di sepatu Mark. Menyebalkan!

"Tidak mau, ini menyenangkan! Uncle, ayo berjalan lagi! Jeno seperti sedang naik ayunan!"

Jaehyun tertawa kecil melihat kelakukan putra semata wayangnya. "Jung Jeno, kemarilah, kita harus segera berangkat."

"Tidak mau Dad, Jeno ingin memeluk kaki Uncle Mark!"

"Terserah, ayo kita berangkat." ujar Mark pada akhirnya, ia menghampiri Jaehyun dan Taeyong dengan langkah yang tidak stabil karena Jeno masih berada di kakinya.

Mata Mark memicing ketika melihat rona merah menjalari pipi Taeyong. "Pipi Hyung memerah, Hyung sakit?"

"T-tidak! Sudah, ayo berangkat!" seru Taeyong dengan tawa canggung di akhir. Ia merutuki Jaehyun di dalam hati, ciuman lelaki bermarga Jung itu memang selalu bisa membuat jantung serta rona merah di pipinya tidak bisa di kendalikan.

***

Pernikahan Ten serta Johnny di adakan di aula gedung yang cukup besar, meskipun tidak banyak yang datang, tapi acaranya sangat mewah. Di dominasi oleh warna gold serta silver. Ten berada di atas panggung bersama Johnny; menyanyikan lagu A Thousand Years milik Christina Perri.

Janji suci pernikahan keduanya sudah di ucapkan lima belas menit yang lalu. Tubuh Ten di balut oleh setelan berwarna merah maroon, begitu juga dengan Johnny. Keduanya terlihat cocok bersama, bahkan Ten tidak segan memperlihatkan pada semua orang bahwa ia sangat bahagia hari ini.

"Uncle, Jeno ingin cokelat itu!" seru Jeno yang kini menunjuk cokelat batangan di atas meja yang di penuhi cemilan, ia mengenggam erat tangan Mark.

"Ambil sendiri."

Bibir Jeno mengerucut. "Tapi kata Daddy, jika Jeno berkeliaran sendiri, Jeno akan hilang. Bila Jeno hilang, nanti Mommy dan Daddy sedih."

Mark mendengus, bocah bermarga Jung itu terlalu banyak bicara! Mau tak mau Mark membawa Jeno mendekati meja yang di penuhi oleh cemilan, ia tidak tahu dimana Jaehyun dan Taeyong, kedua orang dewasa itu pergi setelah menitipkan Jeno padanya. Padahal Mark bukan tempat penitipan anak!

"Ini." Mark memberikan satu batang cokelat pada Jeno dan menggendong bocah berusia enam tahun itu karena di sekitar meja tersebut di penuhi oleh banyak orang, Mark tidak mau bila Jeno sampai hilang.

"Terimakasih Paman!"

"Kau itu mau memanggilku Paman, atau Uncle?"

"Eh," Jeno mengigit cokelat yang Mark berikan dan menggembungkan satu pipi. "Keduanya kan memiliki arti yang sama!"

"Terserah."

"Mark?"

Kepala Mark menoleh ke belakang, ia mengangkat satu alis ketika melihat Haechan berdiri tepat di belakangnya menggunakan setelan berwarna biru dongker.

"Sedang apa kau disini?" tanya Mark tanpa basa-basi, merasa heran karena menemukan Haechan di acara pernikahan sahabat Kakaknya; Ten.

Haechan tersenyum kecil. "Johnny Seo adalah Kakakku, kau sedang apa disini? Siapa itu?" ia memperhatikan Jeno yang masih sibuk dengan cokelat di tangan.

"Anak dari Ahjushi yang akan menikahi Kakakku." ujar Mark malas, ia mengalihkan pandangan ke arah lain, mencari keberadaan Taeyong dan Jaehyun tapi nihil.

"Oh," Jeno baru menyadari keberadaan Haechan, ia tersenyum lebar. "Paman siapaa? Namaku Jung Jeno! Apakah Paman adalah istri dari Uncle Mark?"

Mark melebarkan bola mata mendengar hal itu. "YA!" sejak kapan ia menikah dengan Haechan?!

Mendengar itu Haechan tertawa, ia melangkah mendekati Mark dan mencubit gemas pipi Jeno. "Nama Paman, Seo Haechan. Paman bukan istri dari Uncle Mark, ah, belum."

"Apa maksudmu?" tanya Mark saat Haechan mengatakan 'belum'.

"Menurutmu?" Haechan tersenyum manis, "ingin pergi bersamaku ke tempat yang lebih sepi? Kita bisa bercengkrama."

"Jeno mau! Disini terlalu banyak orang, Jeno ingin menonton video baby shark saja!"

Mark mendengus. "Aku tidak mau."

"Paman Mark harus mau! Ayooo pamaaan!"

"Bocah menyebalkan," gerutu Mark penuh kekesalan, ia menghela napas lalu memberi anggukan pada Haechan. "Baiklah."

Lain halnya dengan Taeyong dan Jaehyun yang kini berjalan mendekati Ten serta Johnny di samping panggung. Pasangan itu sudah menyelesaikan nyanyian, Taeyong ingin memberi selamat sekaligus memamerkan Jaehyun yang benar-benar akan menikahinya.

"Ten!"

"Taeyongieee!"

Ten berlari kecil menghampiri Taeyong dan memeluknya dengan erat. "Terimakasih sudah datang, bagaimana delusimu, apa kauㅡ"

"Tidak," potong Taeyong cepat, ia mengenggam erat tangan Jaehyun dan menarik lelaki tampan itu agar berdiri di sisisnya. "Ini calon suamiku, yang aku bicarakan kemarin."

Ten terbatuk pelan dan mengerjapkan mata beberapa kali; menatap Jaehyun dengan tatapan yang tidak bisa di artikan. "Jung Jaehyun, kita pernah bertemu bukan?"

"Tentu saja sayang, dia sahabatku, aku pernah membawamu untuk bertemu dengannya." sela Johnny cepat, ia merangkul bahu Ten dan tertawa pelan saat melihat Taeyong, "pantas saja tidak asing. Ternyata kau adalah lelaki yang akan di nikahi oleh Jaehyun. Kita belum berkenalan sebelumya, namaku Johnny Seo." dengan itu Johnny mengulurkan tangan ke arah Taeyong.

Tanpa ragu Taeyong menyambutnya, ia tersenyum kecil. "Lee Taeyong. Selamat atas pernikahanmu, tolong jaga sahabatku dengan baik."

"Tenang, aku pasti menjaganya." gumam Johnny seraya melepaskan jabatan tangan, ia mengecup lembut kepala Ten.

"Pernikahanmu tidak buruk." ujar Jaehyun yang kini memeluk erat pinggul Taeyong, ia tersenyum kecil pada Ten. "Jadi kau yang menganggap calon istriku berdelusi?"

Ten menggeleng dan tertawa canggung. "Tentu saja tidak! Aku hanya tidak mempercayai Taeyong, ia belum pernah menjalin hubungan sebelumnya."

"Yah, dan aku akan segera menikahinya."

Taeyong tertawa kecil melihat ekspresi wajah Ten, ia bahagia karena Jaehyun mau membelanya seperti itu. Taeyong menangkup pipi Ten. "Selamat atas pernikahanmu, aku sudah menaruh hadiah di tempat penitipan, tenang saja, aku juga mencantumkan namaku."

"Hadiah apa?" tanya Ten penasaran, ia menyipitkan mata, "bukan hal aneh kan?"

"Tentu saja bukan! Hanya dua set baju tidur."

Oh sial, Ten tahu bahwa itu bukan hanya baju tidur! Taeyong pasti memberinya desain aneh, ia sudah menyangka hal tersebut.

Johnny menepuk pelan bahu Jaehyun. "Aku harus menyambut tamu yang lain. Lusa aku akan datang ke pernikahanmu bersama istriku."

"Ya, tentu."

Setelah itu Johnny mengajak Ten untuk berjalan menyambut tamu lain yang datang. Sementara Jaehyun masih mendekap pinggul Taeyong dengan erat; seolah tidak membiarkan si lelaki bermarga Lee pergi jauh darinya.

"Dimana Jeno?" tanya Taeyong penasaran.

Jaehyun menggeleng. "Dia aman bersama Mark, bukan begitu?"

"Pamaaan! Aunty!"

Jaehyun dan Taeyong menoleh ke depan bersamaan, keduanya melihat sosok Jaemin yang sedang berjalan mendekati mereka. Di belakang Jaemin, ada Yuta serta pasangan hidupnya; Winwin, yang mengawasi.

Taeyong terkekeh pelan, Jaemin sangat mengggemaskan dengan setelan berwarna kuning cerah. "Jaemin-ah, bagaimana kabarmu?" ini hanya acting, Taeyong ingin sekali memberi hukuman bagi Jaemin karena sudah mengajari hal buruk pada Jeno.

"Baik Auntyy! Dimana Jeno?!" tanya Jaemin antusias.

"Jeno bersama Mark; Adikku. Entah dimana, memang Jaemin tidak bertemu dengannya?"

"Tidak.." gumam Jaemin sedih, ia menunduk, "padahal Nana ingin memberi solusi agar Jeno bisa cepat mendapatkan Adik bayi."

Sudah Taeyong duga! Untung saja Jeno tidak bertemu Jaemin. Oh sungguh, bagaimana bisa bocah berusia enam tahun seperti Jaemin membicarakan hal tentang solusi cepat mendapatkan Adik?

"Oh Jung Jaehyun," Winwin tersenyum ketika menyapa Jaehyun, "terimakasih sudah menjaga Jaemin kemarin, dia sangat senang bermain bersama Jeno."

Jaehyun mengangguk satu kali. "Tidak masalah," ia mengalihkan pandangan ke arah Yuta. "Proposal yang kau berikan kemarin sudah kubaca, aku akan segera menandatanganinya."

Yuta; Ayah Jaemin tersenyum kecil. "Terimakasih Jung Jaehyun-ssi."

Mereka berdua membicarakan kerja sama antara perusahaan. Yuta memang mengajukan proposal setelah mendapatkan rekomendasi dari Johnny, itu keuntungan besar untuk perusahaan nya.

Winwin menatap Taeyong dan mengulurkan tangan. "Nakamoto Winwin.."

Taeyong tersenyum kecil dan menjabat tangan Winwin dengan hangat. "Lee Taeyong, anakmu sangat menggemaskan." dan juga memiliki ide aneh di setiap saat. Sayangnya Taeyong hanya berani membicarakan lanjutan itu di dalam hati.

"Senang bertemu denganmu Taeyong-ssi, sepertinya Nana sudah sangat mengenalmu."

"Ya, aku bermain dengan Jaemin dan Jeno beberapa kali." ujar Taeyong seraya tertawa kecil lalu melepaskan jabatan tangan mereka.

"Mommy!"

"JENOOOO!"

"NANAAAAA!"

Oh sial, sepertinya pembicaraan bocah absurd akan di mulai dari detik ini. Jeno datang bersama Mark dan Haechan yang berada di sampingnya, bocah bermarga Jung itu terlihat senang ketika melihat Jaemin.

Tbc

Continue Reading

You'll Also Like

322K 25.4K 54
Renner dan Sabila, dua orang dengan profesi yang menguras tenaga - seorang kapten polisi dan dokter emergensi, bertemu dalam sebuah keadaan yang memb...
987K 87.5K 66
[ COMPLETED ] "Jenh pelan pelan sakit goblok!" "si anjing, santuy dikit napahh." n) btw ini toxic bahasa ya bukan hubungan toxic, klo hub toxic sad d...
482K 31.6K 23
[PLAGIAT🚫] [ALANGKAH BAIKNYA FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA!!] [JGN LUPA NINGGALIN JEJAK YA BERUPA VOTMEN] Menggoda pria? sudah biasa. Bagaimana jika m...
1.1M 98.2K 33
Hidup ku berubah kala ia datang dan mengubah segalanya.... "Maaf ayah, nana harus menikah dengannya" -NJM- ____________________ • bl • bxb • mpreg •...