Vana & Shila [SUDAH TERBIT...

By sherinauci

3M 78.2K 4.5K

HADIR DI KARYAKARSA @SHERINAUCI [Bhatia Series 4] menceritakan tentang dua orang saudara kembar yang mempunya... More

Vana & Shila
🌱1.Sahabat terbaik
🌱2. Manusia Iblis
🌱3.Shila sayang Van
🌱4. Keajaiban
🌱 5.Paksaan
🌱6.Cium Vana?
🌱 8.Kebenaran
🌱 9.Merasa sia-sia
🌱10. Janji Vana
🌱 11.Edgarka mendukung
🌱12.Pembuktian Shila 1
🌱13.Pembuktian Shila2
🌱14.Fitnah
🌱15.Vana, gue bangga sama lo
🌱16. Diusir
🌱17. perasaan Edgarka
🌱 18.Riana
🌱 19.Death
🌱 20.Permintaan
🌱 21.Vana jangan benci Shila
🌱 22. Vana dan Shila KaryaKarsa
Bukan Update
group Chat V&S
ucapan terimakasih
Cerita Baru Davier😊
Giveaway!!
VANA DAN SHILA OTW TERBIT!!
VOTE COVER!!
PO Vana dan Shila di Perpanjang!!!
INFO SEKUEL Vana dan Shila
TERBIT ULANG
VOTE COVER VERS. 2

🌱7. Insting kembaran

49.6K 2.8K 276
By sherinauci

-OPEN PO-
(Bisa pesan dan peluk bukunya)

Cek IG @Sherinauci
Dan @queenfha publisher


Happy reading semua!!!

.
.

"Bangunlah! Saya belum menghukummu!"

Vana terbangun, merasakan wajahnya disiram air oleh seseorang. Ia mengelap wajahnya, melihat dengan jelas siapa yang sudah menyiramnya.

Dia Davier Bhatia, seseorang yang kejam dan bengis sama seperti Devano. Berdiri angkuh di depannya sambil melipat kedua lengannya di dada.

Vana menelan saliva kasarnya. "Hu-hukum kak? Aku salah apa?"

"Jangan berpura-pura bodoh Devana! Dan jangan coba-coba untuk membohongiku atau aku akan menambah hukumanmu!"

"A-apa kak? Kenapa? Aku kenapa?" tanyanya lugu.

"Kau baru pulang hm?"

Vana menggeleng ribut. "Kak, gak kak!"

"Diam!" bentak Davier. "Aku sudah tahu semuanya, dan kau pantas dihukum!"

"Pasti Shila kan? Yang ngasih tau kakak!" teriak Vana.

"Shila anak yang baik, saking baiknya dia berusaha untuk menghalangiku saat tadi ingin menemuimu. Ah, saya tidak suka Shila membantu dan menyembunyikan kesalahan." Davier memandang Vana dengan tatapan datar.

Sementara Vana, dia sudah ketakutan. Tangan dan kakinya agak sedikit bergetar.

"Kemarikan kakimu," kata Davier lembut.

Vana menggeleng. Sebaik mungkin menyembunyikan kakinya. Ia yakin pasti kakinya yang akan menjadi korban.

"Turuti perintahku, maka aku tidak akan bersikap kasar padamu. Semakin kau menuruti perintahku, semakin pula Aku jinak. Kakimu Vana?"

Vana masih diam, ia menutup matanya. Kalau ia menuruti semua perintah Davier maka sama saja ia menerima perlakuan Davier kepadanya. Ia menggeleng pelan.

Davier, sepertinya kesabaran dia telah habis. Dia menarik kaki Vana paksa. Vana terisak, tangannya bergetar saat melihat Davier mengeluarkan sebilah pisau kecil. Tidak! Ia harus menghindar, ia tidak boleh diam saja bukan?

Tak sengaja Vana menendang wajah Davier hingga dia terhuyung ke belakang. Apa tadi Davier jatuh karena dirinya? Kenapa ia bisa sehebat itu?

Tak ingin melewatkan kesempatan ini Vana hendak kabur namun tangan Davier lebih dulu mengenggam lengan Vana kuat.

"Berani-beraninya kau! Sepertinya kau tidak bisa di ajak untuk berkompromi. Yang kau pikirkan hanya kelicikan dan akal busuk!" Davier mempererat genggaman tangannya.

Davier sangat marah sekarang. Vana hanya bisa menangis dan menutup matanya, tak ingin menatap wajah Davier yang sangat menakutkan. Ia sadar, kalau pun ia bisa kabur, Davier akan selalu menemukannya dan ia sadar juga kalau Davier lebih menakutkan dari pada daddy Devano.

"Berhenti berulah Vana! Jangan membuatku malu di depan daddy! Hei! Tatap aku! Aku sedang berbicara kepadamu!" teriak Davier mendongkakan kepala Vana agar dia mau menatapnya.

Davier mendorong Vana ke kasur. Vana terisak, tubuhnya bergetar. Hal yang paling ia takuti adalah kemarahan Davier bahkan ia lebih memilih dimarahi daddy Devano daripada Davier. Dia menarik kakinya kasar dan mulai melakukan aksinya. Ya, aksi dia dalam melukai Vana.

"Sakit kak." Ringis Vana.

"Argh! Sakit, maaf hiks."

Vana memegang tangan Davier yang berlumuran darah. Davier menongkak kemudian tersenyum miring. "Minta maaf!" titahnya.

"Vana ... Vana minta maaf," ucapnya dengan suara bergetar.

"Hentikan Kak, sakit!"

"Vana minta maaf."

Davier meletakan pisau itu di nakas. "Saya hanya membuat luka kecil Vana, kenapa kau menangis seolah-olah saya sudah membuat luka besar hm?"

Ya Vana akui, Davier hanya menggoresnya sedikit tapi setelah itu Davier mengusap-usap kasar luka itu. Sangat perih dan juga menyakitkan. Ia ingin menjawab ucapan Davier tapi ia tahu kalau ia menjawab Davier akan marah. Sebaiknya ia diam, menunggu apa yang akan dilakukan dia selanjutnya.

"Jangan berbicara soal ini pada siapa pun. Jika ada yang bertanya kenapa kau terluka, jawab saja karena pecahan kaca."

Ya, Vana akan lakukan itu. Toh, berbicara atau pun tidak mereka tidak akan pernah peduli.

"5 menit cuci lukamu, sementara itu saya akan membersihkan kamarmu. Ingat! Hanya lima menit untuk membersihkan lukamu."

Vana mengangguk lemah lantas pergi ke kamar mandi dengan terjinjit-jinjit. Sedangkan Davier, tersenyum tipis. Ia akan bersikap baik kalau saja adiknya ini penurut dan sebaliknya ia akan kasar kalau dia berani membantah.

Davier mengganti sprai yang terkena noda darah tadi. Setelah semuanya selesai, ia melirik arloji yang melingkar di tangannya. "Vana? Waktumu tinggal 30 detik lagi, cepat keluar atau kau tahu akibatnya!"

Vana keluar dari kamar mandi. "Darahnya tidak mau berhenti, Vana butuh waktu lebih untuk membersihkannya," lirih Vana.

"Kemari," titah Davier lembut.

Vana terdiam menatap telapak kakinya sendu. Setelah ini mungkin ia akan kesusahan berjalan dan ini akan membuat Davier semakin senang. Ya, dia senang kalau ia menderita.

"Kemari!" tegas Davier.

Vana mengigit bawahnya pelan. Kakinya melangkah mendekati Davier, ia takut sekarang namun sebaik mungkin ia tidak menunjukan rasa ketakutan itu.

"Duduk!" perintahnya lagi, kali ini Vana menurut.

Davier membuka kotak p3k. "Kakimu sini!" Davier menepuk pahanya, menyuruh Vana untuk menjulurkan kakinya ke paha Davier.

"Hm... kak? Maaf, Vana merasa tidak sopan pada kakak," ucapnya sambil menunduk.

"Huh? Kau tahu sopan santun?"

"Kak? Vana, Vana serius."

"Oke baiklah. Saya yang menyuruhnya, jadi kemarikan kakinya."

Takut-takut Vana meluruskan kakinya ke paha Davier. Entahlah, kenapa sifatnya tiba-tiba berubah? Dapat keajaiban dari mana dia?

Davier mulai mengobati luka Vana dengan telaten. Vana sedikit meringis menatap Davier sebentar tak lama pandangan Davier dan Vana bertemu.

"Kamu bingung kenapa sikap saya jadi seperti ini?" tanya Davier dibalas anggukan oleh Vana. " Saya hanya tidak ingin Shila bertanya-tanya dan menuduh saya yang telah melukaimu, walau itu benar adanya." Lanjutnya.

Shila lagi?

Kenapa harus Shila yang menjadi alasan dia? Kenapa tidak daddy atau mommy?

"Sudah selesai kak, Vana mau tidur," ucap Vana dingin.

"Baiklah. Jam 10 saya kembali lagi ke sini, melihat apa kamu sudah benar-benar tidur atau tidak? Jika tidak, maka saya akan memaksamu tidur dengan cara saya sendiri."

-OoO-

"Kak Vier?"

Davier menoleh, menatap datar orang yang memanggilnya tadi. "Shila? Sudah jam berapa ini?"

"Kakak ngehukum Vana ya?" Shila balik bertanya.

Davier berdecak. Lihatkan? Insting seorang kembaran memang sangat kuat. "Shila, tidak seharusnya kau bertanya sebelum kau menjawab pertanyaanku."

"Maaf," cicit Shila.

"Tidurlah, ini sudah terlalu malam untukmu."

"Kak? Shila mau tidur bareng Vana, boleh?"

"Tidur di kamarmu Desshila!"

"Shila hm Shila--ah kak!" Belum sempat Shila melanjutkan bicaranya, Davier langsung mengendongnya bagai karung beras.

"Kak Vier Shila takut," rengek Shila.

"Takut kakak hm?"

"Iya tapi itu, takut." Shila menunjuk ke arah jendela yang tertutup tirai transparan berwarna pink yang ada di kamarnya.

"So? Karena ini kau takut?"

Shila mengangguk lemah.

"Itu hanya bayangan pohon Shila, kau tidak perlu takut," ucap Davier menenangkan.

"Tapi itu gerak-gerak, tuh!" Shila menunjuk bayangan itu lagi.

"Tenang okay, ada kakak. Kamu tidur, kakak temani."

"Janji? Kakak gak ninggalin Shila?" Shila menujukan jari kelingkingnya.

"Janji sayang. Besok kakak akan meminta Mr. El untuk menebang pohon itu."

Shila memeluk Davier erat."makasih kak Vier."

TBC

Continue Reading

You'll Also Like

97.1K 4.1K 37
KALO GAK SUKA, GAK USAH BACA! PERGI! GAK USAH PAKE MENGHINA! GW GAK BUTUH BACOTAN LU! ------------------------ Masalah mampu mengubah seseorang. Ia p...
4K 682 63
"Kadang-kadang langit bisa terlihat seperti lembaran kosong. Padahal, sebenarnya tidak. Bintang-bintangnya tetap ada di sana. Bumi hanya sedang berpu...
537K 22.8K 46
-TERBIT- Bagaimana perasaan lo ketika hidup lo di korbankan demi amanat yang udah di kasih oleh orang terkasih lo? Apakah lo akan melakukan amanat...
KAMU By HayAyuuu

Teen Fiction

6.1K 318 55
Kisah Cinta anak remaja yang tak biasa, meskipun dia di benci tapi dia tetap cinta, meski dia sering di sakiti tapi dia tetap bertahan.... Karena dia...