CEO Jung《Jaeyong》✔

Por acel_kins-

3.8M 420K 147K

[Romance] Taeyong bekerja sebagai sekretaris dan terjebak bersama seorang Bos yang sangat menyebalkan; Jung... Mais

Prolog
Part 1
Part 2
Part 3
Part 4
Part 5
Part 6
Part 7
Part 8
Part 9
Part 10
Part 11
Part 12
Part 13
Part 14
Part 16
Part 17
Part 18
Part 19
Part 20
Part 21
Part 22
Part 23
Part 24
Part 25
Part 26
Part 27
Part 28
Part 29
Part 30
Part 31
PDF CEO Jung

Part 15

106K 13.1K 1.9K
Por acel_kins-

TAEYONG sama sekali tidak bisa fokus, sekarang ia berjalan di lorong kantor menuju ruangan Jaehyun bersama Jeno. Sementara Mark sudah pulang ke apartemen, kepala Taeyong di isi oleh adegan dimana ia akan bertemu kedua orang tua Jaehyun dan mendapatkan makian serta cacian.

Bukan apa-apa, tapi awalnya Jaehyun straight, Taeyong yakin bila mantan istri Jaehyun yang pernah melahirkan Jeno adalah seorang wanita. Lalu apa yang akan di katakan oleh kedua orang tua Jaehyun nanti bila mereka mengetahui bahwa Jaehyun berencana menikahi laki-laki sepertinya?

Mau bagaimanapun, hubungan sesama jenis tidak bisa di benarkan, Taeyong tahu bahwa sebagain orang membenci itu. Namun ia tidak bisa berbuat apapun, Taeyong tidak menyukai wanita dan ia meyakini hal tersebut. Langkah Jaehyun mendekatinya terlalu cepat, bahkan kemarin lelaki tampan itu mengatakan sesuatu tentang menikah satu minggu lagi. Jujur saja kepala Taeyong terasa pening!

Menghela napas dalam, Taeyong akhirnya mengetuk pintu ruangan Jaehyun, Jeno berada di sampingnya dan sedang mengenggam tangannya, bocah enam tahun itu terlihat senang. Setelah mendengar Jaehyun menyuruhnya masuk, Taeyong segera membuka pintu dan mengajak Jeno masuk ke dalam.

"Daddy!" seru Jeno senang seraya berlari ke arah Jaehyun dan naik ke atas pangkuan sang Ayah, "hari ini Jeno bermain bersama Paman Mark!"

Jaehyun tersenyum kecil dan mengusap lembut rambut sang Anak. "Itu bagus, Jeno senang?"

"Uhm! Jeno senang sekali!"

Taeyong hanya diam, tidak bergerak, iris hitamnya menatap lurus ke arah Jaehyun yang kini meliriknya. Raut wajah Taeyong tampak gusar, ia tidak bisa tenang. Semenjak Jaehyun menciumnya malam itu, Taeyong tidak bisa menikmati satu hari pun dengan tenang.

"Jeno, tunggu di kamar ya?" gumam Jaehyun lembut, ia membawa Jeno masuk ke dalam kamar pribadinya dan memberikan ponsel yang sudah menayangkan kartun di layar, "istirahat disini okay?"

Jeno mengangguk antusias lalu berlari ke arah kasur dan menonton kartun di ponsel Jaehyun. Setiap hari Jeno memang akan selalu menunggu di kamar, jadi bocah itu sudah terbiasa.

Menghela napas, Jaehyun menutup pintu kamar lalu menghampiri Taeyong yang berdiri di depan meja nya. Iris hitam lelaki cantik itu menatap lurus pada wajah Jaehyun; membuat Jaehyun sedikit gugup. Apa yang sebenarnya terjadi pada Taeyong?

"Ada apa?" tanya Jaehyun akhirnya, ia menduduki meja, jaraknya dan Taeyong lumayan dekat.

"Aku tidak ingin bertemu dengan kedua orang tuamu," gumam Taeyong pelan, ia menunduk dan memainkan jari tangan. "Aku belum siap, ini semua terlalu cepat."

Jaehyun terdiam, memperhatikan Taeyong yang ternyata jauh lebih gugup di bandingkan dengannya. Bukankah sudah Jaehyun katakan sejak awal bila ia ingin segera membangun sebuah rumah tangga bersama Taeyong? Jeno sudah menentukan pilihan untuk menjadikan Taeyong sebagai ibunya, jadi Jaehyun juga akan menentukan pilihannya sekarang.

"Tapi kau sudahㅡ"

"Mari kita batalkan saja." potong Taeyong cepat, ia kembali menatap wajah Jaehyun dengan ketakutan yang terlihat jelas di bola mata, "aku tidak bisa, bagaimana jika kedua orang tuamu tidak menyukaiku?"

"Lee.."

"Bukankan kau menikah bersama wanita sebelumnya? Apa yang akan kedua orang tuamu katakan jika mereka mengetahui bahwa kau berencana untuk menikahi laki-laki sepertiku? Tidak banyak yang menerima hubungan sesama jenis Jaehyun. Aku masih cukup sadar diri dan aku akan mundur secara perlahan, kau pantas mendapatkan yang lain, bukankah kau bilang kau akan mencari calon lain yang mungkin bisa membuat Jeno tertarik?" cerocos Taeyong tanpa henti; meluapkan isi pikiran yang membebaninya sejak ia berada di game center.

Jaehyun menghela napas dalam dan meraih tangan Taeyong; menggenggamnya dengan erat. Jarinya menelusuri cincin yang ia berikan pada Taeyong, sudut bibir Jaehyun terangkat, membentuk senyum kecil kala mengingat bagaimana ia memberikan cincin tersebut pada lelaki cantik di hadapannya.

Jujur saja, kedua orang tuanya mungkin akan terkejut nanti. Jaehyun belum mengatakan apapun tentang Taeyong, ia hanya bilang kepada kedua orang tuanya bila ia akan segera menikah. Tapi tetap saja, Taeyong harus bertemu dengan Ibu dan Ayahnya terlebih dahulu.

"Lee Taeyong, kau mempercayaiku?" tanya Jaehyun akhirnya. Iris cokelatnya menyiratkan sebuah makna yang sama sekali tidak bisa Taeyong tangkap.

"A-aku tidak tahu.." Taeyong merasa ragu. Sejak Jaehyun mendekati, mencium dan melamarnya, Taeyong memiliki sedikit rasa ragu.

Mereka memang sudah mengenal sejak tiga bulan yang lalu, tapi itu hanya sebatas atasan dan bawahan. Tidak ada perasaan jelas, bahkan Taeyong baru menyadari perasaan nya belakangan ini. Taeyong belum pernah memulai sebuah hubungan, ia terlalu takut karena Jaehyun tanpa ragu mengajaknya membina rumah tangga bersama. Taeyong tidak memiliki pengalaman apapun.

Jaehyun bangkit dari duduknya dan berdiri di hadapan Taeyong. "Jika nanti kedua orang tuaku memang tidak menyetujui hal ini, aku tetap akan menikahimu. Yang membutuhkanmu adalah aku dan Jeno. Kami tidak perduli bila kau adalah laki-laki."

Taeyong mengalihkan pandangan ke arah lain. "I wanna believe in everything that you say, cause its sounds so good. But if you really want me, move slow, there's things about me you just have to know."

"Aku ingin menanyakan satu hal," gumam Jaehyun pelan, ia merapatkan tubuhnya dengan tubuh Taeyong hingga dada mereka bersentuhan. Bibir Jaehyun menempel di telinga Taeyong. "Kau mencintaiku?"

Mendengar itu Taeyong tersedak, ia mendongak, menatap wajah Jaehyun yang hanya berjarak beberapa sentimeter, terlalu dekat. Jantung Taeyong berdegup kencang dan rona merah kembali menjalari pipi hingga telinga. Taeyong bisa melihat sorot mata Jaehyun dari jarak sedekat ini, sorot mata itu menyiratkan keseriusan dan ketulusan. Lidah Taeyong terasa begitu kelu.

Apakah ia mencintai Jaehyun? Setelah semua yang mereka lalui bersama?

Ah benar, Taeyong memang jatuh cinta pada Jaehyun. Ia tidak bisa menyangkal hal tersebut.

Otomatis Taeyong mengangguk pelan, tapi tidak mau menjawab atau mengatakan sesuatu tentang cinta. Ia merasa begitu malu! Bibirnya saja tidak bisa mengeluarkan sepatah kata pun karena Jaehyun terlihat begitu tampan dan memesona.

Jaehyun tersenyum kecil. "If you love me, trust in me. Kau tidak sendiri jika memang kedua orang tuaku menentang, kau memilikiku dan Jeno."

Taeyong menghela napas gusar dan memundurkan langkah kaki. "Kau pikir ini mudah?! Bagaimana jika mereka membuat hidupku sengsara?! For the fuck sake, aku tidak memiliki apapun, sementara kau memiliki segalanya! Kedua orang tuamu bisa dengan mudah menyingkirkanku!"

Sekarang Jaehyun sadar, bahwa Lee Taeyong adalah laki-laki yang terlalu sering menonton drama di televisi. Tidak bisakah Taeyong berpikir positif? Kenapa kepalanya selalu di isi oleh pikiran negatif?!

"Leeㅡ"

"Aku tidak bisa! Kau membuatku gila Jung Jaehyun! Tidak tahukah kau bahwa semua tingkah lakumu belakangan ini membuat hidupku menjadi sulit?! Kau membunuhku secara perlahan dan kini kau mau mempertemukanku dengan kedua orang tuamu?! Jangan gila! Mereka akan menendangku begitu melihat wajahku!"

"Lee Taeyongㅡ"

"APA?!" seru Taeyong galak, napasnya terengah, ia mengusap wajah dengan kasar, "sudah cukup kau membuat jantungku berdetak dua kali lebih cepat tanpa henti kemarin! Jika kau mau membawaku pada kedua orang tuamu, sudah di pastikan jika jantungku akan benar-benar berhenti berdetak!"

Tidak bisakah Taeyong mendengarkannya?! Kenapa lelaki cantik itu selalu memotong ucapan Jaehyun, menyebalkan sekali. Taeyong berlebihan, Jaehyun yakin kedua orang tuanya juga tidak mungkin bereaksi berlebihan seperti Taeyong. Ibu dan Ayah Jaehyun mengetahui bahwa Jaehyun bisa menemukan pasangan hidupnya sendiri, Jaehyun bisa memilih, mana yang baik dan mana yang tidak.

Sayangnya, Taeyong berada di sisi tidak baik karena lelaki cantik itu sedikit tidak waras. Namun ayolah, Jaehyun sudah mau menerima kekurangan serta kelebihan Taeyong! Bahkan Jeno pun seperti itu.

"Taeyongㅡ"

"Stop!" Taeyong melepaskan cincin yang di berikan Jaehyun di jari manisnya lalu menaruh benda itu di atas meja, "aku tidak mau melanjutkan hubungan gila ini, menikah satu minggu lagi katamu?! Kau pasti sudah benar-benar gila, bagaimanaㅡmmph.."

Tidak tahan dengan segala ocehan Taeyong, Jaehyun segera menarik tengkuk si lelaki cantik dan menyatukan kedua belah bibir mereka untuk kesekian kalinya. Satu tangan Jaehyun berada di pinggul Taeyong; mendekap lelaki mungil itu dengan erat.

Kedua mata Taeyong membelak lebar, ia berusaha melepaskan diri dari dekapan Jaehyun tapi hal tersebut sia-sia. Taeyong bisa merasakan tekstur tebal bibir Jaehyun yang sedang bergerilya di atas bibir tipisnya, menghisap, melumat dan mengulum, membuat kepala Taeyong terasa pening.

"Mmh B-bos.." kaki Taeyong terasa begitu lemas, perutnya tergelitik ketika Jaehyun terus menerus menghisap bibir bagian atas dan bawahnya secara bergantian.

Jaehyun tidak mempedulikan apapun, kedua kelopak matanya terpejam dan bibirnya masih melumat bibir tipis Taeyong. Merasakan bagaimana manisnya bibir si lelaki cantik yang sudah menjadi candunya sejak pertama kali mereka berciuman.

Ketika ciuman itu terlepas, Taeyong mengambil napas dengan rakus, tubuhnya limbung, hampir terjatuh jika saja Jaehyun tidak mendekap erat pinggulnya.

"Jangan panggil aku dengan Bos lagi jika kita hanya berdua, atau berada di luar kantor." gumam Jaehyun pelan, ia menempelkan dahinya di dahi Taeyong, "kau bisa memanggil namaku, seperti ketika kau membicarakan hal buruk tentangku."

Taeyong terbatuk pelan, sial, padahal ia sudah mencoba mengakhiri hubungan tidak jelas mereka, namun Jaehyun malah bersikeras.

Jaehyun meraih cincin kawat yang baru saja Taeyong lepas dan kembali memakaikannya di jari manis si lelaki cantik. "Aku akan menggantinya dengan yang lebih sakral nanti."

"L-lepaskan aku.." gumam Taeyong pelan, ia mendorong pelan dada Jaehyun dan mencoba berdiri dengan susah payah. Taeyong memundurkan langkah, menatap Jaehyun dengan kesal, "pemaksa!"

"Karena aku pemaksa, maka kau harus menuruti semua apa yang aku inginkan."

Taeyong mendelik. "Bedebah!"

"Mhm, bedebah ini akan menjadi suamimu sebentar lagi, jadi persiapkan dirimu." ujar Jaehyun santai seraya tersenyum miring.

"ARGH, KAU MENYEBALKAN! JUNG JAEHYUN SIALAN!"

"Benar, panggil aku dengan namaku."

Oh sial, Taeyong benar-benar tidak tahu harus mengatakan apa lagi karena Jaehyun begitu menyebalkan!

TBC


Continuar a ler

Também vai Gostar

214K 20.1K 73
Freen G!P/Futa • peringatan, banyak mengandung unsur dewasa (21+) harap bijak dalam memilih bacaan. Becky Armstrong, wanita berusia 23 tahun bekerja...
1M 165K 31
[Fantasy] [Omegaverse] [M] [Romance] Lee Taeyong; seorang Queen Omega yang di puja oleh seluruh Alpha, semua Alpha tentunya menginginkan Taeyong seb...
121K 12.1K 34
" Pada akhirnya akan selalu ada hal baik yang menerpa kita setiap harinya, biarlah takdir yang mengubah dan biarkan waktu yang menentukan , jangan ka...
786K 67.3K 45
Aku tidak mengerti kenapa hidupku tiba-tiba saja berubah drastis setelah kedatangan pamanku dalam kehidupan tenangku. Paman yang hanya pernah aku den...