CEO Jung《Jaeyong》✔

By acel_kins-

3.8M 419K 147K

[Romance] Taeyong bekerja sebagai sekretaris dan terjebak bersama seorang Bos yang sangat menyebalkan; Jung... More

Prolog
Part 1
Part 2
Part 3
Part 4
Part 5
Part 6
Part 7
Part 8
Part 9
Part 10
Part 11
Part 13
Part 14
Part 15
Part 16
Part 17
Part 18
Part 19
Part 20
Part 21
Part 22
Part 23
Part 24
Part 25
Part 26
Part 27
Part 28
Part 29
Part 30
Part 31
PDF CEO Jung

Part 12

108K 13.9K 3.4K
By acel_kins-

SEBENARNYA Jaehyun sudah sedikit tertarik pada Taeyong sejak lelaki cantik itu bekerja di perusahaan nya selama satu minggu. Taeyong berbeda, tidak seperti sekretarisnya yang lain, lelaki bermarga Lee itu memiliki keberanian untuk membicarakan hal buruk tentang Jaehyun di belakangnya. Terkadang beberapa kali Jaehyun mendengar Taeyong mengumpat karena ia menyuruh lelaki cantik itu untuk mengerjakan banyak berkas.

"Seharusnya aku mengundurkan diri! Pantas saja sekertaris yang sebelumnya mengundurkan diri, ternyata Jung Jaehyun sangat gila."

Itu adalah yang pertama, Taeyong membicarakannya di dapur ketika sedang membuat kopi, kala itu Jaehyun tidak sengaja lewat dan mendengar apa yang Taeyong katakan tentangnya. Awalnya ia merasa kesal, oleh karena itu Jaehyun selalu memperlakukan Taeyong semena-mena.

"Iblis sialan, tidak bisakah ia memberiku libur? Sepertinya aku harus menaruh racun di dalam kopinya agar dia cepat mati!"

Sejak Taeyong mengatakan tentang racun, Jaehyun merasa ragu untuk meminum kopi yang Taeyong buat dan tak jarang juga kopi buatan Taeyong berakhir di toilet. Bukan apa-apa, tapi Jaehyun masih ingin hidup! Bagaimana jika Taeyong benar-benar memasukan racun ke dalam kopinya?

Tapi, setelah satu bulan Taeyong bekerja, lelaki cantik itu menjadi sangat dekat dengan Jeno karena Jaehyun meminta Taeyong untuk mengantar serta menjemput Jeno di sekolah. Hal tersebut ternyata berhasil membuat Jeno membicarakan Taeyong tanpa henti di rumah, bahkan memuji masakan Taeyong.

Itu membuat Jaehyun merasa penasaran, namun ia tidak berani meminta Taeyong membuatkan bekal untuknya, jadi ia lebih sering memantau Taeyong melalui Jeno. Jaehyun tidak bisa membohongi dirinya sendiri bila Lee Taeyong terlihat begitu cantik, terutama ketika sedang memejamkan mata, tertidur dengan cahaya dari layar komputer yang menyala; tepat menyorot wajahnya.

Untuk pertama kalinya setelah mantan istri Jaehyun meninggal, ia bisa merasakan detak jantungnya berdegup dua kali lebih cepat karena seorang Lee Taeyong. Awalnya Jaehyun menganggap hal itu biasa, ia tidak mau terbawa perasaan, apalagi dengan sekretarisnya sendiri. Tapi, lagi lagi Jeno membicarakan tentang Taeyong, meminta kepada Jaehyun bahwa Jeno ingin menjadikan Taeyong sebagai Ibunya.

Kesempatan.

Jaehyun mendapatkan kesempatan itu, untuk menjadikan Taeyong sebagai miliknya, dengan caranya sendiri. Jaehyun sadar bahwa Taeyong juga tertarik dengannya, hal tersebut terlihat cukup jelas.

"Lee?" panggil Jaehyun pada Taeyong yang duduk di sampingnya, mereka sedang berada di dalam mobil, Jaehyun mengantarkan Taeyong pulang setelah melamar lelaki cantik ituㅡmemberikan cincin dari kawat yang ia buat sendiri.

Taeyong tidak bergeming, iris hitamnya menatap lurus ke depan dengan tatapan kosong. Jaehyun meringis, apakah Taeyong benar-benar akan kehilangan kewarasan karena Jaehyun membicarakan tentang pernikahan yang akan di adakan satu minggu lagi?

Jaehyun tahu bahwa itu terlalu cepat, tapi sungguh, ia ingin segera membangun sebuah rumah tangga dan memiliki pendamping hidup. Jeno juga memaksa Jaehyun setiap malam, bocah berusia enam tahun itu mengatakan sesuatu tentang Taeyong yang harus tinggal bersama mereka secepatnya.

"Lee? Kita sampai." ujar Jaehyun lagi, kali ini ia menepuk pelan bahu Taeyong, menyadarkan lelaki cantik itu bahwa mereka sudah berada di depan apartemen Taeyong.

Taeyong tersentak dan mengerjapkan mata beberapa kali lalu mengangguk, ia membuka pintu, berniat keluar dari sana tapi tidak berhasil karena seatbelt yang tertahan di tubuhnya.

Oh, Taeyong melupakan sabuk pengaman.

Jaehyun mengulum bibir untuk menahan tawa. "Lee, kau baik-baik saja?"

"Y-ya.."

"Haruskah aku mengantarmu sampai di dalam? Aku juga inginㅡ"

"Tidak perlu." potong Taeyong cepat, ia melepaskan sabuk pengaman dan berdiri di samping pintu, iris hitamnya masih terlihat kosong, "sampai nanti Bos."

"Tunggu, Lee!"

Tidak ada jawaban, Taeyong malah berjalan memasuki apartemen, meninggalkan Jaehyun yang kini memasang raut wajah bingung.

Sebenarnya ada apa? Bukankah Taeyong masih terlihat baik-baik saja beberapa menit yang lalu? Kenapa lelaki cantik itu berubah menjadi sedikit mengerikan sekarang?

Menghela napas, Jaehyun akhirnya menutup pintu yang sebelumnya Taeyong buka dan kembali menyalakan mesin mobil. Ia berniat menjemput Jeno di rumah Jaemin, sudah jam lima sore, Jeno harus pulang.

***

Pukul sepuluh malam Mark memasuki apartemen, ia baru saja menyelesaikan tugas kelompok bersama Haechan. Awalnya Mark hanya ingin membicarakan tentang tugas tersebut di pesan, tapi ternyata tidak berjalan lancar karena banyak hal yang harus di bicarakan. Jadi keduanya bertemu di kafe, untung saja tugasnya sudah selesai, besok mereka berdua harus mempresentasikan tugas tersebut di depan kelas.

Kening Mark berkerut dalam ketika melihat lampu di dalam apartemen sama sekali tidak ada yang menyala. Seharusnya Taeyong sudah pulang dan menyalakan lampu! Tapi ini seperti tidak ada kehidupan, Mark tidak bisa melihat apapun. Tidak mungkin kan Taeyong belum pulang?

Menghela napas, Mark akhirnya melepas sepatu dan berjalan menuju ruang tamu, menyalakan lampu. Seketika ia tersentak; hampir berteriak ketika melihat Taeyong duduk di sofa ruang tamu dengan tatapan kosong.

"Hyung! Apa yang Hyung lakukan di kegelapan?!" seru Mark yang kini mengusap dada, mencoba menetralkan detak jantung yang menggila karena Taeyong berhasil membuat nya terkejut.

Tidak ada jawaban, Taeyong masih diam. Mark bahkan berpikir bahwa Taeyong adalah manekin! Wajah Kakak kandungnya itu datar, tapi sesekali matanya berkedip. Mark menghembuskan napas kasar lalu menghampiri Taeyong dan duduk di samping lelaki cantik itu.

Kini, apalagi yang menimpa Taeyong? Mark merasa sangat heran! Tidak bisakah Taeyong bersikap normal satu hari saja?

"Hyung?" gumam Mark pelan, ia menarik tangan Taeyong; menggenggamnya. "Ada apa?"

Taeyong melirik Mark dari sudut mata. "Mark, sepertinya Hyung akan mati."

"HAH?!"

"Jantung Hyung berdetak dengan sangat cepat sejak tadi sore, ini membuat Hyung sesak, Hyung pasti mati sebentar lagi." Taeyong menarik tangan Mark dan menaruh telapak tangan lelaki tampan itu di dada kirinya, "Hyung minta maaf jika Hyung memiliki salah."

Memang, Mark bisa merasakan bahwa detak jantung Taeyong tidak normal. Mata Mark menyipit ketika menemukan cincin aneh di jari manis Kakak kandungnya, terlihat seperti kawat, terlalu murahan.

"Sejak kapan Hyung memakai cincin? Apakah Hyung mendapatkan benda itu dari dalam snack? Sudah kukatakan, jangan menggunakan benda yang Hyung dapat dari snack, itu menggelikan."

Mendengar itu Taeyong mendelik, ia memiringkan tubuh dan menatap Mark. "Ada yang melamar Hyung, sebentar lagi Hyung akan menikah, atau akan mati karena detak jantung Hyung tidak bisa di ajak berkompromi?"

Mark menaruh punggung tangannya di dahi Taeyong. "Tubuh Hyung hangat, berhenti berkhayal okay? Siapa yang melamar Hyung? Apakah itu Ji Changwook yang berada di dalam drama Love Is Trouble?"

Ya, Mark paham jika Taeyong sedang menonton drama itu akhir-akhir ini. Mark juga tahu bahwa Kakaknya tidak menyukai wanita, itu terlihat sangat jelas meskipun Taeyong selalu menyangkal.

Taeyong mencebikkan bibir bawah. "Akan lebih baik jika yang melamar Hyung adalah Ji Changwook. Bukan raja iblis sepertinya."

"Maksud Hyung?"

"Bos Hyung, Jung Iblis Jaehyun, dia melamar Hyung. Bagaimana ini?"

Mark meringis, merasa kasihan. "Lalu dia memberikan cincin murahan itu?"

Taeyong mengangguk satu kali, mengiyakan ucapan Mark karena hal tersebut benar adanya. Ia mengangkat tangan kanan; memperhatikan cincin yang baru saja Jaehyun berikan untuknya hari ini. Memang sangat menggelikan, terbuat dari kawat, tapi Taeyong bisa merasakan perasaan tulus milik Jaehyun.

"Bos Hyung adalah CEO, dia tidak mungkin memberikan Hyung cincin murahan seperti itu." gumam Mark pelan, ia menepuk kepala Taeyong, "sudahlah Hyung, lebih baik Hyung tidur daripada berkhayal seperti sekarang."

Oh sungguh, tidak bisakah Mark mempercayainya? Taeyong memang belum pernah mengenalkan siapapun pada Markㅡdalam kasus kekasih, karena ia tidak pernah memiliki kekasih! Tapi apa yang terjadi padanya dan Jaehyun hari ini adalah hal nyata. Jaehyun tidak memintanya untuk menjadi kekasih, tapi langsung melamarnya!

"Aku bersungguh-sungguh! Mark, Hyung akan menikah!"

"Hyung bilang Hyung sangat membenci Bos Hyung. Kenapa malah memiliki delusi menikah bersamanya?"

Jika Taeyong tidak menyayangi Mark, mungkin ia sudah membuang adiknya itu atau mendorong Mark dari jendela apartemen! Tidak sopan sekali.

Taeyong menutup wajah dengan tangan dan tertawa kecil. "Hyung tidak berdelusi, ini sungguhan! Hyung akan mati sebelum menikah, bagaimana Mark?"

Oh, apakah penyakit kejiwaan Hyung nya semakin parah?

Mark menaruh kedua tangan di bahu Taeyong dan mengguncangkan tubuh Kakaknya secara perlahan. "Sadarlah Hyung! Besok aku akan izin dari sekolah dan mengantar Hyung ke psikiaterㅡYAK!"

Setelah menampar pipi Mark dengan cukup kencang, Taeyong berdiri dan melemparkan tatapan kesal pada sang Adik. "HYUNG BERSUNGGUH-SUNGGUH! KENAPA KAU TIDAK MEMPERCAYAI HYUNG?!"

"ORANG MANA YANG AKAN MELAMAR DENGAN CINCIN MAINAN?!"

"ORANG GILA!" seru Taeyong kesal, "Jung sialan Jaehyun itu memang gila! Kenapa Hyung harus jatuh cinta padanya?! ARGHHHHHH!!"

Seharusnya Mark tidak pulang kerumah! Lebih baik ia menghabiskan waktu di rumah Eric atau Hyunjin, Mark tidak mengira bila keadaan Taeyong akan semakin parah!

"Hyung! Sadarlah!"

Taeyong mengacak rambutnya dan menendang sofa dengan kesal. "HYUNG SUDAH SADAR! INIㅡaah," ia meremas dada kirinya dan jatuh terduduk di lantai. "J-jantung Hyung sakit.."

"Hyung, kau baik-baik saja?" Mark mendekati Taeyong dan mencoba membantu Kakaknya itu untuk kembali duduk di sofa.

Napas Taeyong terdengar tidak stabil, ia menunduk, menyentuh jantungnya yang terasa sedikit sakit. "Sudah Hyung duga jika Jaehyun iblis itu akan membuat Hyung kehilangan nyawa! Keterlaluan!"

Mark mengulum bibir. "Hyung, kau benar-benar akan mati?"

"Sepertinya.."

"Maafkan aku jika aku selalu membuat Hyungㅡ"

Taeyong menutup mulut Mark. "KAU MENDOAKAN HYUNG AGAR CEPAT MATI?!"

Ah, Mark tidak tahu apa yang harus ia lakukan pada Taeyong. Ini memusingkan!

Tbc

Continue Reading

You'll Also Like

7.4K 896 17
⚠️This story is only fictional, so don't judge and bullying me!!!!!! •••••• Menceritakan seorang duda a...
3.3M 266K 44
Taeyong dengan segala tingkah kenakalannya hanya untuk mendapatkan Guru tampan dan dingin yang ia sangat sukai sejak dulu. Start : 15.07.2020 End :...
347K 23K 39
[BxB] [Mpreg] [Mature🔞] Taeyong tidak mengerti dengan takdir menyedihkannya dan kedatangan detektif Jung Jaehyun ke dalam hidupnya. -Boys Love. -Don...
5.5K 165 19
hanya cerita ketos dan adkel nya yang udah lama pacaran,udah gitu aja selamat membaca.