NARANDRA

By _devaanisa

32.1K 5.3K 3K

Bagaimana jadinya jika cewek jutek bertemu dengan cowok menyebalkan? Itulah yang terjadi pada Nara Queencyla... More

/PROLOG/
1.Sebuah kisah diawal tahun
2.Sepotong memori
3. Rencana atau bencana?
4. Tawaran gila
6.Sebuah tanggung jawab
7.Jangan menyerah, Andra
8.Siapa dia?
9.Permintaan maaf
10. Gelisah, galau, merana
11. Mencari kebenaran
12. Kabar buruk
13. Tugas baru
14. TEATER

5.Babu baru

1.8K 480 210
By _devaanisa

"Apapun yang terjadi, pasti akan selalu berakhir. Dan jika sesuatu yang baik harus berakhir, percayalah bahwa yang lebih baik lagi akan dimulai."

***

Hari senin kali ini sungguh sial bagi Nara, hari dimana selalu dilaksanakannya upacara bendera yang membuat siswa dan siswi harus rela berdiri di lapangan hingga upacara selesai, belum lagi jika ada pengumuman yang membuat upacara terasa sepanjang jalan kenangan.

Nara berada di barisan tengah, dengan Riva yang berada dibelakangnya.

"Ra, sumpah gue pengen pingsan rasanya." keluh Riva tidak kuat dengan panasnya mentari pagi ini.

"Pingsan kok bilang-bilang." jawab Nara tanpa menoleh kearah Riva.

Riva hanya mendengus kesal mendengar jawaban Nara.

Saat sedang membacakan teks pancasila, Nara tidak sengaja melihat didepan lapangan berdiri 3 orang laki-laki dengan penampilan yang tidak rapih.

"Va, Andra Cs emang sering kena hukuman?" tanya Nara penasaran.

"Bukan sering lagi, langganan mereka tuh. Kecuali Arkan, duh dia udah pinter, ganteng, rajin lagi." jawab Riva dengan semangat walaupun panas menusuk kulitnya.

"Terserah lo!" Nara pun kembali menghadap ke depan.

***

Upacara berakhir dengan sangat melelahkan, karena kelas Nara harus operasi semut dilapangan terlebih dahulu. Ia dan Riva pun berniat membeli minuman dikantin sebelum pelajaran dimulai.

"Capek woy, ada ya guru sekejam Pak Wanto." Riva sangat kesal dengan guru killer yang satu itu, karena dia lah Riva diputusin doi nya. Sad girl banget.

"Ada, itu buktinya pak Wanto." sahut Nara sekenannya.

Saat sedang berjalan di tengah lapangan tiba tiba ada seseorang yang memanggil.

"HEII." teriak orang itu.

"TAYOO." sambung teman yang berada disampingnya, setelahnya diikuti dengan jeweran dikuping kiri nya.

Ya, Nara sangat kenal suara ini tapi dia sangat malas untuk berdebat dengan orang itu.

"NARA QUEENCYLA, LO GAK LUPA KAN KALO MULAI HARI INI JADI BABU GUE!" teriak cowok itu lagi.

Ingin rasanya Nara tendang cowok itu karena telah membuat dirinya malu, saat ini dirinya tengah menjadi pusat perhatian, karena hanya dia dan Riva yang berada di tengah lapangan.

"Duh Ra, mending lo samperin Andra deh daripada dia teriakin nama lo lagi!" ujar Riva yang ikutan malu karena tengah menjadi pusat perhatian.

"Gak, nanti dia mikirnya gue mau jadi babu dia lagi!" tolak Nara mentah-mentah.

"Emang lo mau satu sekolah kenal lo gara-gara diteriakin babu?"

"Gak lah." Nara sangat bingung dengan kondisi saat ini jika dia menghampiri Andra, nanti malah dia yang pede, tapi kalo gak disamperin yang ada dia teriak-teriak lagi kaya anak rimba. Gila!

"Yaudah deh, gue nyamperin dia dulu." Nara hanya bisa pasrah dengan apa yang akan terjadi selanjutnya, ia pun menuju tempat dimana Andra tengah menjalankan hukuman.

"Lo bisa gak sih gak usah teriak-teriak gitu!"

"Salah lo sendiri dipanggil gak nengok." bela Andra.

"Gak usah pake teriak bisa kali!" Nara rasa ubun-ubunya saat ini ingin lepas begitu saja karena sudah sangat kesal!

"Kenapa manggil gue?" tanyanya pada cowok yang sedang hormat didepan tiang bendera.

"Lo mau ke kantin kan, sekalian beliin gue minum terus anterin kesini." suruh Andra seenak jidat.

"Lo punya kaki kan, jalan aja sendiri, ngapain nyuruh gue!" ucap Nara dengan nada yang sudah meninggi.

"Sekarang kan gue punya babu, gunanya babu kan buat disuruh suruh." sindir Andra.

"Lo pikir gue mau jadi babu lo!" ucap Nara kesal.

"Anggep aja balas budi lo ke gue, daripada gue tagihnya pas diakhirat." jawab Andra asal dengan tangan yang masih melakukan sikap hormat.

"Udah sana, gak tau orang lagi dihukum." omel Andra.

"Kok jadi lo yang ngomel, dasar gila!" dengan geram, mau tidak mau Nara harus membelikan minum untuk Andra daripada ditagih minumannya di akhirat kan gak lucu!

***

Setelah melalui waktu yang cukup panjang ditempuh, akhirnya yang ditunggu-tunggu pun datang. Ya, apalagi kalau bukan bel istirahatt

Saat ini kondisi kelas XI IPA-1 sangat kacau, seluruh siswa panik karena bel istirahat telah berbunyi. Biasanya mereka akan sangat senang dengan bel istirahat tetapi tidak untuk saat ini.

"Ndra. Gue liat 5 nomor lagi deh, Ndraa." pinta Bams yang sudah kelabakan karena belum menyelesaikan ulangannya, sementara teman-temannya sibuk mencorat coret kertasnya dengan angka.

Andra yang sedang berfikir pun menjadi tidak konsen karena Bams terus terusan mengganggunya.

"Enak aja lo, gue yang mikir tapi lo yang enak!" tolak Andra mentah mentah.

"Plis Ndra tinggal 5 nomor lagi." Bams masih saja berusaha agar Andra mau membaginya jawaban.

Karena kasihan dengan muka Bams yang emang udah melas ditambah lagi panik, akhirnya Andra pun berbaik hati kepadanya."Satu atau gak sama sekali."

"Iya deh, aku mah apa atuh." Bams pasrah dengan nilai ulangan matematika nya kali ini, karena dia sama sekali tidak belajar untuk ulangan hari ini.

akhirnya Andra and the geng pun bisa menghirup udara segar karena matematika lah mereka merasa sulit bernafas, sulit berfikir dan sulit juga memahaminya,asikk

"Lo pada pengen makan apa? Kali ini gue traktir deh." tawar Andra kepada teman temanya.

Wajah Bams dan Galang yang tadinya murung karena ulangan kini berseri-seri karena mendengar kata traktir.

"Bakso satu jangan pedas tapi kasih sambal, sama es jeruk." ucap Bams dan Galang bersamaan, selera mereka memang sama sejak SMP, kelakuannya pun aneh juga. sama sama gila!

"Gue samain aja." Kini Arkan yang membuka suara, singkat, padat dan jelas.

Andra pun pergi menuju stand penjual bakso dan es jeruk untuk membeli pesanan teman temannya.

Saat sudah dekat dengan kios bakso, ia melihat musuhnya bersama dengan teman-temannya. Tiba-tiba muncul suatu ide yang menakjubkan.

"Eh Neng Nara, gimana ni hari pertama jadi babu bau maksudnya babu baru." ejek nya diiringi gelak tawa.

"Langsung aja ngomong, lo mau ngapain kesini." kata Nara dengan nada juteknya, namun dalam hati ia sangat kesal dengan manusia yang ada didepannya.

"Peka banget si babu." ejek Andra, lagi.

"Beliin gue bakso sama es jeruk 4, abis itu lo anterin ke meja paling pojok." suruhnya dengan muka yang sok. Seandainya ini bukan kantin, ingin rasanya Nara nabok muka Andra pake kaus kakinya Pak Wanto yang baunya sampe langit ke tujuh.

"Sendiri, tanpa bantuan temen-temen lo!" timpalnya, gak ada hati emang si Andra.

"Lo gila beneran apa gimana si? Bakso 4 gue bawa sendirian!" Nara sudah tidak perduli dengan semua orang yang memperhatikannya, bahkan suaranya sudah naik satu oktaf.

"Kan bisa bawa dua bakso dulu terus balik lagi ngambil sisa baksonya, gitu aja ribet." ucap Andra gak tau diri.

"Gue tunggu di meja pojok, gak pake lama!" timpalnya lagi.

Dengan kesabaran yang tersisa akhirnya Nara pun menyuruh teman-temannya untuk mencari tempat duduk terlebih dahulu, sedangkan ia akan membeli bakso pesanan Andra.

"Hati-hati Ra bawanya. Kalo lo gak bisa, lo minta tolong aja sama kita." ucap Caca yang mengerti keadaan Nara.

"Gue bisa kok, kalian duluan aja nanti gue nyusul."

Nara pun bergegas membeli bakso pesanan Andra, untung saja kios bakso sedang tidak ramai jadi ia tidak perlu repot mengantri.

Saat sedang menuangkan sambal pada setiap bakso, sebuah ide muncul diotaknya untuk mengerjai balik Andra karena telah membuatnya kesal.

"Makan tuh sambal pake bakso, mules-mules dah lo!" kata Nara dengan senyuman kecilnya,ia melanjutkan membawa nampan berisi bakso tersebut ke meja paling pojok.

"Nih bakso lo semua." Nara pun menaruh nampan yang berisi 4 bakso pesanan Andra tadi, karena ia telah menaruh es jeruknya terlebih dahulu.

"Makasih loh Ra, baik banget si lo." ucap Galang dengan wajah berseri seri.

"Oh iya buat lo spesial nih baksonya." Nara mengambil satu mangkok bakso kemudian menaruhnya didepan Andra.

"Lo gak ngasih racun kan di bakso gue." tuduh Andra, curiga karena Nara tiba-tiba baik.

"Gue gak sejahat itu!"

Setelah menyelesaikan tugasnya, Nara pun pergi dari sana dan menuju meja teman- temannya.

"selamat makan Alexandra tangkas wijaya." Ucap Nara dalam hati dengan seringaian kecil yang penuh arti.

***

📛ATTENTION!

📛CERITA INI DIBUAT SEBELUM GUE TAU PENGGUNAAN TANDA BACA YG BNR, DLL. KALO ADA YG SALAH ATAU KURANG TEPAT, TOLONG KRITIK&SARANNYA😊

📛Hai gaiss, akhirnya updet juga

📛Maap bgt updet nya lama, lagi sibuk. sibuk mikirin tugas. tugas aja dipikirin apalagi.... (isi sendiri)

📛Jangan lupa votment ya, jgn cuma dateng trs pergi gtu aja wkwk

📛Follow @deva_anisaa

📛TENGKYUUU😚

_devaanisa

Continue Reading

You'll Also Like

851K 38.4K 41
Menjadi istri antagonis tidaklah buruk bukan? Namun apa jadinya jika ternyata tubuh yang ia tepati adalah seorang perusak hubungan rumah tangga sese...
577K 61.6K 38
"Jangan lupa Yunifer, saat ini di dalam perutmu sedang ada anakku, kau tak bisa lari ke mana-mana," ujar Alaric dengan ekspresi datarnya. * * * Pang...
2M 122K 42
Kanaya Tabitha, tiba tiba terbangun di tubuh seorang figuran di novel yang pernah ia baca, Kanaya Alandra Calash figuran dingin yang irit bicara dan...
533K 20K 50
"Gue tertarik sama cewe yang bikin tattoo lo" Kata gue rugi sih kalau enggak baca! FOLLOW DULU SEBELUM BACA, BEBERAPA PART SERU HANYA AKU TULIS UNTUK...