Naruhina : The Cry Of The Sun

By Hamnari19

40.9K 3.2K 358

Aku telah melupakannya kumohon padamu untuk tetap disisiku. -Naruto Pergilah, dia yang selama ini kau cinta j... More

Bagian 1
Bagian 2
Bagian 3
Bagian 4
Bagian 5
Bagian 6
Bagian 8
Bagian 9
Bagian 10
Bagian 11
Bagian 12
Bagian 13
Bagian 14
PENGUMUMAN+PROMOSI
Bagian 15
Bagian 16
Bagian 17
Bagian 18
Bagian 19
Bagian 20
Bagian 21
Bagain 22
Bagian 23
Bagian 24
Tamat

Bagian 7

1.6K 126 4
By Hamnari19

"Kau benar ... " Hinata memandang dan memperhatikan setiap sudut rumahnya ia membayangkan Ayah, Ibu dan adiknya sedang berlalu lalang di dalam rumah "kau tahu hal apa yang paling aku sukai di dunia ini?" ucap nya melanjutkan lalu Naruto hanya memperhatikan wajah Hinata dengan serius tanpa bertanya atau menjawab ucapannya. "Aku suka sekali dengan kesibukan ... ketika aku sibuk aku merasa lupa bahwa aku hanya sendiri dan tidak memiliki siapapun didunia ini... tetapi ketika kesibukan itu berhenti aku akan teringat kembali akan kesunyian yang aku alami... selama 24 jam aku selalu berusaha untuk mencari pelarian agar tidak tenggelam dalam kesendirian apapun aku lakukan dari mulai bertemu teman-teman dan mencari kesibukan lain sampai akhirnya... di kala malam menjelang kesunyian itu tetap saja datang" ucap Hinata lirih dengan mata yang berkaca-kaca keheningan sangat terasa ketika hinata berhenti mengeluarkan suara ia tetap melanjutkan ucapannya walau naruto tidak mengeluarkan satu kata pun.

Naruto melihat ada kesedihan yang mendalam di mata Hinata, mata itu memancarkan kesedihan juga kehampaan yang tersirat.

"Apa yang terjadi dengan mereka?" Tanya Naruto pelan hinatapun kembali menatap mata biru Naruto

"Saat itu usia ku 15 tahun kami sekeluarga mengalami sebuah teragedi memilukan, mobil yang kami tumpangi mengalami kecelakaan hingga masuk ke jurang Ayah dan Ibuku tidak bisa diselamatkan bahkan mereka meregang nyawa ditempat kejadian, aku dan Hanabi adikku yang masih berusia 8 tahun selamat mulai saat itu aku dan Hanabi hidup berdua, kami saling mengasihi dan saling menyayangi karna memang hanya tinggal kami berdua tetapi..." hinata menundukan kepalanya ia menutupi matanya yang berkaca-kaca seketika setetes air mata turun membasahi pipi chuby nya "...tidak lama dari itu hanabi menyusul Ayah dan Ibu karna sakit yang ia alami"

Hening suasana saat itu benar-benar hening ketika hinata menghentikan suaranya, Naruto hanya bisa terdiam ia hanya tidak ingin membuat Hinata semakin sedih jika ia terlalu banyak bertanya, saat setetes air mata turun dari mata indah itu Naruto merasakan hal aneh kenapa dadanya begitu sesak ketika melihat wanita di depannya menangis entah Naruto pun tidak mengerti kenapa ia merasakan perasaan ini apa karna ia hanya merasa empati atau ada hal lain.

"Haha aku jadi menangis padahal kita sedang makan ya.." ucap Hinata, ia memaksakan untuk tersenyum bahkan suara tertawanya sangat jelas terdengar kalau itu sangat di buat-buat. Hinata hanya tidak ingin membuat suasana menjadi haru ia juga sebenarnya ragu untuk bercerita dengan Naruto apa lagi menceritakan masalah pribadinya.

"Aku jadi membuatmu tidak napsu makan.. aku memang bodoh" ucap Ninata pelan tapi ia lupa untuk menghapus air matanya hingga membuat Naruto mengulurkan tangannya untuk menghapus air mata di pipinya.

Di sentuhnya pipi chuby Hinata, ia menggunakan ibu jarinya untuk menghapus sisa-sisa air mata itu seketika tubuh hinata membeku ia tidak dapat berkata apa-apa seketika itu pipinya merona, ia merasakan kehangatan sentuhan Naruto begitu juga Naruto ia merasakan kelembutan wajah Hinata bukan hanya Hinata yang tubuhnya membeku narutopun sama, untuk sejenak mereka saling memandang satu sama lain bahkan terasa berat untuk berkedip sampai notif pesan di ponsel hinata membuat mereka tersadar akan posisi mereka sekarang.

Hinata langsung memalingkan wajahnya begitupun Naruto yang menjauhkan wajahnya dari posisi tadi terlihat semburat merah dipipi keduanya untuk sesaat keduanya sama-sama bungkam hingga naruto membuka suaranya untuk mencairkan suasana.

"Emmhh Hinata..." ucap Naruto dan di jawab gumaman oleh Hinata.

"Ini sudah malam aku pamit dulu" ucap Naruto lagi dan langsung berdiri.

"Umm baiklah aku akan mengantarmu sampai depan" ucap Hinata dan ikut berdiri.

Mereka sudah berdiri di depan rumah Hinata posisinya sama seperti pertama Naruto datang mereka saling memandang dan menatap mata satu sama lain.

"Terimakasih naruto-sama" ucap Hinata.

"Aku yang harusnya berterimakasih" ucap Naruto tersenyum.

"Ummm Hinata.. besok kembali berkerja semoga hari-hari mu menyenangkan" ucap Naruto tersenyum hangat.

"Terimakasih anda juga" ucap Hinata lalu Naruto membungkukan tubuhnya dan masuk kedalam mobil, hinata melihat mobil Naruto yang sudah menjauh hingga tidak terlihat lagi.

Ketika Hinata sudah masuk kedalam rumahnya lagi ia melihat jaket hitam milik Naruto yang tertinggal di rumahnya.

"Ya tuhan ini kan jaket Naruto-sama hufff... dia pasti lupa kalau tadi dia menaruhnya disini" ucap Hinata sambil mengambil jaket yang ada di atas meja, ia menghirup bau tubuh Naruto yang melekat di jaket itu Hinata membawanya kekamar lalu merebahkan tubuhnya yang kini tidak lagi memegang jaket itu tapi malah memeluknya, ia merasakan kehangatan tubuh Naruto melalui jaket kulitnya.. baunya, kehangatannya benar-benar menenangkan hingga tanpa sadar ia tertidur pulas dengan jaket di dalam pelukannya.

Di esokan harinya Hinata kembali bekerja hari ini tidak terlalu sibuk dan ia bisa pulang lebih awal, posisi Hinata sekarang sedang menunggu bus di jalte tetapi ketika bus sudah datang Hinata teringat sesuatu yang membuatnya tidak memasuki bis.

"Bodoh, aku lupa aku kan ingin mengembalikan jaket milik Naruto-sama" batin Hinata sambil menepuk jidatnya mata nya pun melebar ketika teringat akan hal itu.

"Hei nona kau mau naik tidak?" Tanya seorang supir bus yang melihat hinata berdiri saja di depan halte dan bukannya menjawab pertanyaan sang supir bus Hinata malah berlarinkencang meninggalkan halte.

Tentu saja ia berlari menuju kantor, ia berharap Naruto masih ada di sana dan belum pulang agar dirinya bisa mengembalikan jaket yang semalam tertinggal di rumahnya, ketika sampai di ruangan Naruto Hinata tidak menemukan sang pemilik ruangan ia sebenarnya sudah tahu pasti Naruto sudah pulang dan ia terlalu berharap Naruto masih ada di situ.

"Hinata chan" panggil seseorang ketika hinata sudah keluar dari gedung kantor.

"Sakura chan" jawab Hinata ketika melihat orang yang memanggilnya.

"Kenapa kau masih ada disini? Kau belum pulan?" Tanya Sakura

"A-aku mencari Tuan Naruto" ucap Hinata gugup.

"Tuan Naruto? Oh dia barusan saja pulang" ucap sakura memberi tahu.

"Iya aku sudah tahu terimakasih saku..." ucap Hinata terhenti ketika melihat Naruto yang masih di parkiran kantor.

"Aku pergi dulu Sakura chan, kau hati-hati di jalan" ucap Hinata cepat sambil berlari.

"Ada apa dengan dia ya..." ucap Sakura yang keheranan melihat Hinata.

"Naruto-sama hos hos hos" ucap Hinata kelelahan

"Hei kenapa dengan dirimu? Kenapa berlari?" Tanya Naruto ketika melihat Hinata sudah berada di hadapannya.

Hinata pun mengeluarkan jaket milik Naruto dan memberikannya ke pria pirang itu "jaket anda semalam tertinggal dirumah ku..."ucap Hinata terpotong "maaf aku baru ingat untuk mengembalikannya" ucapnya lagi.

"Terimakasih Hinata chan" ucap Naruto dan melemparkan senyum hangatnya sontak mendapatkan reaksi terkejut dari Hinata dan wajahnya kini terlihat sedikit merona.

"Kau... mau pulang? Apa kau mau pergi sebentar dengan ku" ajak Naruto.

"Ehh? Aah? Baiklah" ucap Hinata ragu-ragu

Di perjalanan mobil Naruto terasa sepi tidak ada yang berani memulai percakapan keduanya terlihat gugup karna ini baru pertama kalinya mereka pergi berdua hanya untuk berjalan-jalan di sore hari walau sebelumnya mereka pernah melakukan perjalanan tapi entah kenapa mereka merasa perjalanan kali ini seperti kencan pertama bagi mereka.

"Kita akan kemana?" Hinata membuka suara untuk mencairkan suasana dengan sebuah pertanyaan.

"Ummm nanti kau akan tau" ucap Naruto sebenarnya Hinata tidak tahu Naruto orang yang seperti apa terkadang dia orang yang datar, cuek juga menyebalkan tetapi disisi lain dia orang yang baik dan Hinata merasa nyaman dan tidak ragu untuk berjalan disampingnya walau tujuan mereka belum pasti.

"Ini kan bazar" ucap hinata ketika mereka memasuki sebuah keramaian.

"Iya aku pikir akan banyak barang-barang antik yang mungkin bisa kita beli" jawab Naruto.

Mereka berdua melihat-lihat barang apa saja yang terjual dalam bazar tersebut disana banyak sekali barang-barang antik yang sangat sulit untuk di temukan seperti alat musik klasik dan piringannya, uang-uang kuno dan masih banyak lagi.

"TOLOOOOONG PENCURIIIIII" teriak seorang wanita paruh baya sepontan membuat perhatian Naruto dan Hinata teralihkan.

"Hei tunggu, jangan lari brengsek" ucap Naruto ketika melihat seorang pria berlari membawa tas milik wanita tersebut, Naruto berlari mengejar pencuri tersebut beberapa kali ia dan pencuri menabrak benda-benda yang ada di depan bahkan mereka sempat menabrak barang-barang yang di jual di bazar tersebut.

"Bughh.. kembalikan tas itu" ucap Naruto dengan tatapan mematikan sambil memukul telak tepat di wajah pencuri itu tetapi pencuri itu tetap mempertahankan tas itu dan malah menghajar balik Naruto, sempat terjadi baku hantam di antara keduanya begitupun Naruto yang sempat terkena pukulan telak di wajah tampannya, walaupun Naruto memang jago dalam hal bela diri dan dalam urusan berkelahi ia tidak bisa diragukan lagi tetapi tetap saja sesekali mendapat pukulan adalah hal yang wajar.

"Kurang ajaaarrrr..... aaaaaakkkkkhhh" ketika si pencuri akan melayangkan pukulannya seketika dari arah belakang seseorang memukul si pencuri dengan balok kayu sehingga membuat pencuri itu tersungkur ketanah.

"Hi-hinata..." ucap Naruto terkejut ternyata Hinata muncul tiba-tiba dan memukul pencuri itu.

"Naruto-sama anda tidak apa-apa?" Tanya Hinata khawatir.

"Aku tidak apa-apa sebaiknya sekarang kita kembalikan tas ini" ucap Naruto "Uumm" jawab hinata.

"Terimakasihhh.... terimakasihh..." ucap wanita itu sambil membungkukkan tubuhnya berkali-kali.

"Lain kali anda harus berhati-hati" ucap Naruto tersenyum.

"Sekali lagi terimakasih.. kalian bukan hanya pasangan yang serasi tetapi juga baik hati" ucap wanita itu sontak membuat Hinata dan Naruto diam membatu.

Kini mereka sedang berjalan kaki entah kemana setidaknya Naruto tidak ingin pulang terlalu cepat, ia tidak sadar bahwa ia menikmati waktu berdua dengan Hinata begitupun sebaliknya walaupun mereka berjalan tidak tahu mau kemana tetapi terasa begitu menyenangkan seperti sepasang kekasih yang sedang berkencan hanya ada satu yang kurang! Mereka tidak berpengangan tangan.

"Hinata sepertinya kita harus mencari makan sekarang" ajak Naruto.

"Mmhh iya aku juga sudah lapar" ucap hinata menyetujui.

"Itu ada penjual takoyaki, kau mau makan takoyaki?" tanya Naruto "Boleh" jawab hinata

"Paman 2 porsi ya" ucap Naruto sambil mengangkat tangan kanan.

Malam yang cukup menyenangkan bagi Naruto dan Hinata mereka menikmati takoyaki di bangku taman yang tidak jauh dari penjual takoyaki tersebut walau hari sudah malam taman tetap ramai oleh pengunjung terlihat beberapa pasangan yang sedang duduk di taman sambil menikmati pemandangan air mancur yang indah di hiasi lampu-lampu warna warni, Naruto dan Hinata seperti sepasang kekasih yang sedang berkencan tidak terlihat kalau sebenarnya mereka adalah seorang ceo dan asisten tapi mereka terlihat cocok dan serasi.. kini mereka menikmati takoyaki sambil berbincang-bincang sesekali mereka tertawa membicarakan pencuri tadi yang ka'o di pukul oleh Hinata dengan balok kayu.

"Hinata apa kau yakin dia masih hidup" ucap Naruto.

"Maksud mu?" Tanya Hinata yang tidak mengerti dengan ekspresi bingung.

"Pencuri yang tadi kau pukul dengan balok kayu, aku yakin dia sudah mati" ucap Naruto.

"Ti-tidak mungkin" ucap Hinata ketakutan.

"Hahahaha kau takut" Naruto tertawa terbahak-bahak.

"Tentu saja bagaimana kalau aku yang menjadi tersangka lalu aku di penjara" ucap hinata dengan tubuh bergetar.

"Kau tunggu saja sampai polisi menjemputmu hahaha" ucap Naruto kembali terbahak-bahak.

"HEIII ITU MEREKAAAAA" teriak pencuri tadi dari arah belakang.

"Naru itu kan pencuri tadi kenapa dia berteriak pada kita dan mereka sangat banyak" tanya Hinata ketakutan.

"Benar dan mungkin dia ingin balas dendam dengan kita..." ucap Naruto "Hinata ayo kita hadapi mereka" ucap Naruto melanjutkan.

"Tidak mungkin kau bodoh! jumblah mereka jauh lebih banyak dari kita" ucap Hinata ketakutan.

"Kau benar kalau begitu 1... 2... 3... LARIIIII" ucap Naruto menarik tangan hinata untuk lari dan meninggalkan tempat itu sebelum para preman menangkap mereka.

"Heiii kalian belum bayar takoyakinya" ucap sang penjual takoyaki.

Mereka terus berlari melewati setiap sudut jalan, sambil berpegangan tangan terasa sangat menyenangkan bagi Hinata ia menatap punggung Naruto dari belakang, tubuh kekarnya seakan melindungi Hinata dari bahaya.

"Naru preman itu semakin dekat" ucap hinata terengah-engah

"Hos hos hos... Hinata kita harus bersembunyi" ucap Naruto mendesah kelelahan "kita bersembunyi disitu" ucap Naruto lagi menunjuk sebuah gang sempit yang gelap.

Mereka bersembunyi di gang yang sangat sempit hingga membuat tubuh kekar Naruto terpaksa menjepit tubuh mungil Hinata, keduanya merasakan sesak karna keduanya saling menghimpit satu sama lain di belakang tubuh Naruto ada barang-barang rongsok dan di belakang Hinata ada tembok yang membuat tubuh mereka berdesakan tetapi tidak mereka hiraukan karna rasa takut dan khawatir jika preman itu dapat menemukan mereka entah mereka akan berakhir menjadi daging cincang atau apa dan beruntung preman itu tidak dapat menemukan mereka karna gang yang gelap membuat mereka tidak dapat melihat keberadaan Hinata dan naruto.

"Naru sepertinya mereka sudah pergi" ucap Hinata tetapi Naruto diam saja

Naruto seakan tuli dan tidak memperdulikan ucapan hinata padahal jarak mereka sangat dekat bahkan tubuh mereka sedang menyatu seperti berpelukan.

"Naruto-sama kenapa anda diam sa..." ucap Hinata menyadarkan Naruto tetapi tidak berhasil.

Naruto seakan tidak mendengar ucapan Hinata hingga ucapan Hinata terpotong ketika ia baru menyadari Naruto menatapnya dengan lekat, Hinata menyadari tatapan Naruto yang berbeda dan betapa terkejutnya ia ketika tiba-tiba Naruto menyentuh bibir Hinata dengan jarinya tubuh Hinata menegang terasa kaku bahkan keringat dingin sudah keluar dari pelipisnya entah apa yang akan di lakukan Naruto rasanya jantung hinata mau copot ketika Naruto memajukan wajahnya mendekati wajah Hinata dan muncul semburat merah di wajah keduanya terutama Hinata (hampir seperti tomat matang) ketika bibir naruto hampir menyentuh bibir ranum hinata tiba-tiba...

"Hei apa yang kalian lakukan disitu" ucap seorang laki-laki tua sontak membuat mereka terkejut dan Naruto pun memundur beberapa langkah menjauhi tubuh hinata ia terlihat gugup begitupun Hinata yang rasanya ingin pingsan, Naruto baru menyadari apa yang terjadi ternyata ia seperti pria mesum yang mencari kesempatan dalam kesempitan ia merasa terjebak dalam suasana.

"Ma-maaf kami hanya..." ucap Naruto gugup dan tidak bisa berkata apa-apa untuk menjelaskan apa yang terjadi pada pak tua itu.

"Ma-maaf kakek kami permisi" ucap Hinata takalah gugup

"Dasar anak jaman sekarang seenaknya melakukan hal seperti itu di tempat seperti ini" ucap pak tua itu sambil menggelengkan kepalanya heran.

Kini mereka berjalan menuju parkiran mobil untuk pulang terlihat Hinata diam saja tidak mengatakan sepatah katapun untuk membuka pembicaraan terasa sangat canggung dan hal itu membuat naruto resah ia khawatir Hinata akan marah karna kejadian di gang tadi, kini Naruto merasa bersalah dan tidak tau harus berbuat apa berbeda dengan Hinata ia sangat syok ia tidak bisa membayangkan jika saja tidak ada pak tua tadi yang menyadarkan Naruto mungkin saja dia sudah berciuman dengan pria mesum itu pikirnya.

"Ehemmmm... ummm hinata" ucap Naruto memecahkan keheningan.

"Umm" hanya gumaman yang dapat Hinata keluarkan untuk menjawab panggilan Naruto.

"Mmhhh yg tadi itu..." ucap Naruto terhenti ketika Hinata menatapnya dengan tatapan tajam.

"Ke-kenapa kau menatapku seperti itu" tanya Naruto.

"Apa yang akan terjadi jika pak tua itu tidak menyadarkan mu" ucap Hinata tegas.

"A-apa? Kenapa kau berfikir seperti itu hah? Aku hanya menghilangkan bekas saus takoyaki di bibirmu, itu saja" ucap Naruto gugup dan mencari-cari alasan hinatapun tidak percaya ia yakin pasti Naruto berkata bohong dan itu pasti hanya alasannya saja pria itu pasti merencanakan sesuatu terhadapnya pikirnya.

"K-kenapa kau melihat ku seperti itu" tanya Naruto ketika melihat tatapan Hinata yang menyeramkan.

"DASAR MESUM" ucap hinata berteriak lalu pergi meninggal kan n
Naruto.

"H-hei kau tidak percaya? Aku berkata jujur ada bekas saus takoyaki tadi di bibirmu" ucap Naruto sambil mengejar Hinata yang pergi menjauh.

"Kau pikir aku percaya itu hanya alasanmu sajakan... sebentar kau bilang apa? saus takoyaki?" ucap Hinata membalikan tubuhnya untuk menghadap Naruto yang berada di belakangnya.

"Kita belum membayar takoyakinya..." ucap keduanya kompak
                                Tbc
.
.
Ok slamat menungggu di cerita selanjutnya!

1 maret 2020.

Continue Reading

You'll Also Like

1.6M 80.7K 54
Rasa cinta terlalu berlebihan membuat Lia lupa bahwa cinta itu tidak pernah bisa dipaksakan. Rasanya ia terlalu banyak menghabiskan waktu dengan meng...
1.2M 122K 48
Kehidupan Dinar Tjakra Wirawan berubah, setelah Ayah dan kakak laki-lakinya meninggal. Impiannya yang ingin menjadi seorang News anchor harus kandas...
563K 23.4K 38
Siapa yang punya pacar? Kalau mereka selingkuh, kamu bakal ngapain? Kalau Pipie sih, rebut papanya! Pearly Aurora yang kerap disapa Pie atau Lily in...
7M 346K 75
"Baju lo kebuka banget. Nggak sekalian jual diri?" "Udah. Papi lo pelanggannya. HAHAHA." "Anjing!" "Nanti lo pura-pura kaget aja kalau besok gue...