"Dasar Dokter galak!" Teriak David setelah wanita berjas putih meninggalkan kamar inapnya. David meneguk habis air, ia tampak kesal dengan sikap Si Dokter wanita tadi. "Ini tidak bisa dibiarkan, di Rumah Sakitku tidak boleh ada Dokter seperti dia."
David meraih ponselnya di atas nakas, ia menghubungi seseorang. Perubahan ekspresi David yang tadi tampak kesal, berubah menjadi senyuman tipis layaknya penjahat.
×××
Yasmin baru saja keluar dari kamar inap David dengan muka kesalnya. Bagaimana tidak kesal? Ia gagal menyantap nasi gorengnya hanya karna pasien yang menyebalkan itu, pria dewasa layaknya anak bocah. Menjijikan.
"Dokter Yasmin!"
Yasmin yang sedang berjalan menoleh, "Tidak sekarang, Stella." Yasmin terus berjalan menghiraulan panggilan dari Dokter Stella.
Dokter Stella berjalan agak cepat menyamai Yasmin, "Hei, ada apa?"
"Aku lapar. Perutku ini membutuhkan asupan."
"Bukannya seharusnya kamu sudah makan?" Tanya Stella.
"Ceritanya panjang."
×××
"Oh, Astaga! Yang benar saja." Dokter Stella agak terkejut mendengear cerita yang keluar dari mulut Yasmin tentang David.
"Ya, begitulah. Pasienku kali ini sangat menguras kesabaranku," Yasmin meneguk segelas air mineral selepas memakan habis nasi goreng yang telah dingin. "Harus siap lahir dan bathin menghadapi pria aneh itu."
"Hati-hati..."
Yasmin mengerutkan dahinya, "hati-hati apa?"
Dokter Stella memajukan sedikit kursinya lebih mendekat kearah Yasmin, "nanti jatuh cinta kepadanya." Bisik Stella meledek.
Perkataan Dokter Stella sukses membuat Yasmin membelalak kaget, "Tidak! Tidak mungkin aku jatuh cinta kepada pria manja seperti dia. Menjijikan!"
"Cinta tidak ada yang tahu, Yasmin." Ucap Dokter Stella meledek. "Kau terlihat membenci dirinya. Dan kau tahu, jika benci bisa jadi cinta jika di film-film."
"Itu di film! Bukan di dunia nyata, oke?" Jawab Yasmin sewot.
"Calm down, I'm Just kidding." Dokter Stella tertawa.
"Whatever."
×××
Membosankan. Itulah yang dirasakan seorang 'Mr. Ceo' yaitu David Adiwijaya. Ia hanya bisa tidur di atas ranjang dengan remote TV ditangan, mengganti-ganti saluran channel. Tanpa disadari hari sudah gelap, siang telah terganti malam. Waktunya David untuk mengganti perban yang ada di kepalanya. Datanglah wanita cantik berjas putih dengan rambut hitam lebat.
"Selamat malam." Sapanya singkat, tanpa menatap David.
Dokter wanita itu mulai mendekat ke ke ranjang David sembari suster mengikuti di belakangnya dengan membawa peralatan lengkap. Yasmin mulai melakukan penggantian perban pada kepala David, ia tidak banyak bicara seperti biasanya.
"Kau kenapa?" Tanya David secara tiba-tiba.
Yasmin yang tengah fokus membuka perban secara perlahan-lahan memberhentikan kegiatannya sejenak.
"Apa?" Jawabnya sedikit ketus. Lalu melanjutkan lagi aktivitasnya.
"Biasanya kau sangat banyak bicara. Menyuruhku inilah, itulah." David melirik Yasmin, ia masih fokus dengan kegiatannya. "Tidak biasanya."
Tidak ada respon, Yasmin terus melakukan pekerjaan. David mendengus pelan, tidak biasanya Dokter galak ini terdiam seperti ini.
Perban telah berhasil dibuka semua, sekarang waktunya membersihkan luka yang ada dikepala David, Yasmin mengambil kapas lalu menuangkan sedikit alkohol ke kapas tersebut.
"Aw! Sakit."
Yasmin mengernyit, "Sakit apa? Bahkan aku belum menempelkan kapas ini pada lukamu!"
"Benarkah?!Belum terkena lukaku saja sudah sakit, bagaimana jika kena lukaku?!"
"Yang pasti rasanya sangat sakit, seakan akan pisau sedang menggores kulitmu." Ucap Yasmin santai. "Diam. Akan ku obati luka mu."
"Tidak!"
"Oh, please. Jangan berulah lagi! Bisakah kau tenang dan diam?"
David menggeleng, "Tidak."
"Apakah perlu ku suntik bius agar aku bisa mengobati lukamu itu, hum?"
"Tidak juga."
Yasmin menghela nafasnya kasar, "sekarang terserah padamu, David. Aku tidak lagi memaksamu. Akan ku biarkan lukamu itu hingga bernanah dan bau," Yasmin membereskan perelatannya. "Atau bisa saja melebar? Bisa jadi. Baikl—,"
"Obati aku!" Teriak David.
Yasmin tertawa didalam hati, betapa bodohnya pria ini. "Bagus." Yasmin kembali mengobati David.
"Aww!! Pelan-pelan!"
"Diam." Jawab dingin Yasmin
"Sakit!!!" David menahan sakit, "Sudah-sudahhh! Sakit!" David sedikit mendorong Yasmin.
"Aku belum selesai!" Yasmin protes.
"Cukup!"
"Kau mengajak untuk bertengkar, hum?" Tantang Yasmin. "Sus, kau tahu apa yang harus kau perbuat."
Suster yang ada di seberang sana mengangguk, ia mendekap David erat, agar David tidak memberontak saat Yasmin mengobatinya.
"Tidakk!!"
"Mr. Adiwijaya!"
Yasmin berhenti mengobati David saat melihat manager Rumah Sakit ini secara tiba-tiba datang.
"Ada apa, Pak?" Tanya Yasmin.
"Maaf, aku telah menggangu mu Dokter Yasmin. Aku hanya ingin menjenguk Mr. Adiwijaya." Pria itu mendekat ke ramjang David. "Bagaimana kabarmu, Mr. Adiwijaya? Tadi pagi kami semua menunggu kedatangan anda, ternyata anda mengalami kecelakaan dan anda di rawat di Rumah Sakit ini. Maaf atas kelalaian saya yang tidak tahu anda di rawat di sini."
Yasmin mengerutkan dahinya bingung. Tunggu-tunggu, apa maksudnya ini? Jangan bilang pria aneh ini CEO dari Rumah Sakit Wijaya?!
"Tidak apa, Pak Arifin. Aku memaklumi itu." Jawab David santai sembari melirik Yasmin, ada aura kebanggan disana.
"Maaf, Pak. Maksudnya Pak David adalah CEO dari Rumah Sakit ini?"
Pak Arifin mengangguk, " Ya, Dokter Yasmin. Mr. David adalah CEO Rumah Sakit Wijaya."
Ini pertanda buruk. Bathin Yasmin.
"Maaf, Mr. David. Saya masih memiliki urusan lain, saya pamit." Pak Arifin tersenyum lalu meninggalkan kamar inap David.
David tersenyum bangga, sedangkan Yasmin masih syok. "Bagaiman Dokter Yasmin, terkejut?" Yasmin menatap malas David. "Jadi kau tidak boleh semena-mena denganku mulai sekarang."
"Kalau kau susah di beritahu, aku akan melakukan hal yang benar. Ini bukan masalah atasan dengan bawahan, tetapi ini tentang dokter dengan pasien! Aku sebagai dokter harus memerintahkan sesuatu agar kau sembuh." Yasmin membela diri.
"Tapi setidaknya kau harus lebih sopan kepadaku, Dokter Yasmin." Ledek David.
"Tidak." Yasmin pergi begitu saja meninggalkan David di kamar inapnya.
"HEI! DOKTER YASMIN! AKU INI ATASANMU!!"
●
●
●
●
●
●
●
●
●
●
Hai guys! Bagaimana nih ceritanya?? Mulai dari sini kemungkinan nanti aku kasih adegan sweetnya biar makin seru lagi wkwk. Oh iya, aku seneng deh ngeliat readers meningkat tapi jangan lupa di vote juga yaa kawan-kawan hehehe.
February,2020