Leave The World with Yourlove...

By KeyArch_

22.7K 1.9K 119

Book 3 of Lathfierg Series Tuntutan ekonomi yang menjadi penyebab masuknya Laila Nurfajah ke dalam kehidupan... More

Prolog
One
Two
Three
Four
Five
Six
Seven
Eight
Nine
Ten
Eleven
Twelve
Thirteen
Fourteen
Fifteen
Sixteen
Seventeen
Eight teen
Nine teen
Twenty
Twenty One
Twenty Two
Twenty Three
Twenty Four
Twenty Five
Twenty Six
Twenty Seven
Twenty Eight
Twenty Nine
Thirty One
Thirty Two
Thirty Three
Thirty Four
Thirty Five
Thirty Six
Thirty Seven
Thirty Eight
Thirty Nine
Fourty
Fourty One
Fourty Two
Fourty Three
Fourty Four
Fourty Five
Fourty Six
Fourty Seven
Fourty Eight
Fourty Nine
Epilog
BONUS CHAPTER

Thirty

335 33 1
By KeyArch_

Dengan genangan air mata di kantung matanya, Zhiro memacu motornya membelah jalanan kota. Telah sangat sepi dan hanya beberapa kendaraan yang melintasi.

***

Sebuah kenangan manis selalu tersirat dalam pikiran, dan kebahagiaan tidak akan menjadi kenangan.

Zhiro telah berjam-jam menatap Lidya dengan gaun pernikahannya yang masih ia larang untuk dilepaskan. Ia tetap memaksa wanita itu untuk memakainya.

"Sampai kapan kau menatapku seperti itu?" tegur Lidya yang tengah duduk di kursi riasnya, sedangkan Zhiro berada di sofa kamarnya. Perlahan Lidya melepas hiasan yang melekat di rambutnya, benda-benda kecil itu cukup berat. Ia melakukannya dengan diam-diam.

"Sampai aku mati," gumam Zhiro sembari tersenyum lalu berdiri mendekati wanita yang telah menjadi istrinya. Lidya mengembangkan senyumnya.

"Kau tau sayangku, aku begitu bahagia hari ini dan sampai aku mati karena hidupku telah lengkap," ujar Zhiro sembari membantu Lidya melepaskan benda-benda kecil pengganggu yang tidak bernyawa itu.

Zhiro tersenyum dengan menatap ke arah cermin, bayangannya bersama Lidya. "Lihat betapa cantiknya dirimu. Aku masih heran, mengapa kau memilihku di antara pria lainnya di muka bumi?"

Lidya langsung berdiri dan menatap mata Zhiro secara langsung. "Bukannya kau sedikit memaksaku untuk menikahimu?"

Zhiro melingkarkan tangannya di pinggang Lidya dan menaiki satu alisnya. "Aku yang memaksamu? Katakan dengan benar, aku tidak mendengarnya dengan jelas."

"Tidak... Karena aku juga sangat mencintaimu," sambung Lidya yang tidak dapat berbohong karena tatapan Zhiro. Tatapan itu begitu menghipnotisnya dengan sangat dalam.

Zhiro langsung mencium Lidya tepat di bibirnya. Jantung Lidya berhenti berdetak, french kiss yang pertama ia dapatkan dan yang pertama kali bagi Zhiro untuk memberikannya. Zhiro masuk ke dalam euforianya sendiri, ia mabuk dalam cinta. Seakan telah beberapa botol alkohol yang membuatnya bahagia walaupun kenyataannya hanya bersama istrinya untuk saat ini.

Zhiro menghentikan ciumannya dan menatap Lidya yang masih menutup matanya. Ia menatap Lidya, rona merah menghiasi pipinya. "Kau blushing?"

Lidya sangat terkejut, ia memalingkan wajahnya dan menatap ke arah cermin. Benar-benar memerah.

"Aku ingin membuatmu blushing tiada henti," sambung Zhiro. Mata Lidya membulat sempurna ia memutar bola matanya.

"Kau tidak mendengarnya? Aluna memanggilku, mungkin ada suatu hal yang harus aku urus di luar dan dia sangat membutuhkanku... Aku permisi dulu, dan selamat istirahat," lirih Lidya sembari melangkah dengan cepat ke luar kamar mereka.

***

"Jangan terlalu memacu motormu dengan cepat! Berbahaya!" teriak Restu, ia mendapat kabar jika di depan akan ada kemacetan.

Zhiro langsung memutar motornya menembus gang sempit. "Aku ingin kau tetap selamat, jika tidak jangan tinggalkan aku sendiri di dunia."

***

"Zhir, mau aku panggil apa dirimu? Sayang? Kak? Atau apa? Sepertinya terlalu laknat bagiku untuk memanggil namamu," gumam Lidya. Ia berada di balkon kamarnya di rumah Lathfierg hanya bersama Zhiro. Ia menyandarkan kepalanya dengan lembut dan tersenyum sembari memegang lengan Zhiro. Zhiro hanya melirik Lidya, ia tidak bisa menyembunyikan senyumnya. Istrinya sangat agresif, agresif ataupun protektif itu sama saja. Ia seperti takut kehilangan.

"Panggil apa saja yang kau ingin, aku tidak butuh panggilanmu, tetapi aku ingin seluruh cintamu. Jikapun kau memanggilku dengan panggilan yang sangat buruk, itu tidak mengurangi rasa cintaku. Karena pada dasarnya, cintamu yang memanggilku," tukas Zhiro terdengar sangat lembut.

Kekerasan yang hanya berada di lingkungan dan hidup mereka bukan ketika mereka tengah berdua, apalagi menikmati angin malam merupakan ketentraman bagi Lidya.

"Aku akan memanggilmu dengan sebutan kakek aja," ujar Lidya memberikan kesimpulan.

Zhiro menatapnya dengan datar lalu tertawa kecil. "Ayolah, amour. Aku rasa aku tidak setua itu."

"Apakah aku salah? Bukannya tadi kau mengatakan jika aku bebas memanggilmu apa aja?" goda Lidya tidak henti-henti.

"Kau tidak akan pernah salah bagiku, kau akan selalu benar. Cintamu yang membuatku tidak bisa membuatmu bersedih," gumam Zhiro terperangkap dalam jebakan Lidya.

"Zhir?"

"Kenapa sayang? Kau mengantuk? Apa ingin aku gendong?"

"Bukan begitu, aku ingin bertanya sesuatu. Kau pernah menanyakan mengapa aku memilihmu? Lalu yang ingin aku tanyakan adalah hal yang sebaliknya. Mengapa kau lebih memilihku? Aku sadar jika banyak wanita di luar sana yang melebihku? Setidaknya kau akan aman tanpa bahaya," gumam Lidya.

"Jika semua wanita sepertimu, maka aku akan menikahi semuanya," gumam Zhiro dengan polos.

"Maksudnya kau akan mendua?" Lidya langsung menatap tajam Zhiro, ia berangsur menjauhkan kepalanya dari bahu Zhiro. Tetapi Zhiro langsung menariknya masuk ke dalam pelukannya.

"Kau salah paham, aku tidak ingin menduakanmu, terpikirpun tidak pernah karena hanya kau yang berhasil membuatku tidak sanggup tetap hidup," ujar Zhiro menenangkan.

"Jadi kau tidak ingin mendua?" tanya Lidya sembari mendongakkan kepalanya. Zhiro melihat butir-butir air mata di sudut mata Lidya.

"Kau menangis?" gumam Zhiro sembari menyeka air mata Lidya dengan lekas.

Lidya melihat mata Zhiro sedikit memerah. Air mata tertangkap jelas di mata Zhiro. "Mengapa kau juga menangis?"

"Karena kau hidupku. Jantungku akan tetap berdetak ketika jantungmu masih berdetak. Kau itu lebih dari segalanya yang aku punya, lemahku lebihku ada di dirimu. Tangismu dapat membuatku juga menangis begitupun senyummu. Karena itulah tersenyumlah, karena aku ada untukmu," jawab Zhiro.

"Maaf..." Lidya menghapus air mata Zhiro.

"Untuk apa?" Zhiro menatap Lidya dengan teramat dalam.

"Aku telah membuatmu menangis..."

Cup....

Zhiro memotong kalimat Lidya dengan mencium tepat ke bibir Lidya. Lidya langsung keluar dari ciuman itu. "Jadi kau tidak ingin mendua?"

Zhiro sedikit terkekeh. "Jika itu terjadi, bunuh saja aku."

***

"Kau harus selamat Lidya, istriku."

Zhiro melihat dari kaca spion, anak buah dari Gioza menjadi anarki di jalanan. Mereka tersulut dalam amarah, pimpinannya akan dihabisi. Begitupun dengan Oxy, ia tidak bisa membayangkan seberapa marahnya dia saat ini. Sedangkan Gioza menenangkan Lulu yang jatuh pingsan.

Pikiran Zhiro kini dipenuhi oleh setiap keadaannya bersama Lidya, pertemuannya di Artik, pertempurannya sampai ke pernikahannya.

Zhiro semakin marah dengan waktu, motornya tidak bisa memperlambat waktu. Ia sampai ke depan gerbang rumah Lathfierg, sebuah gerombolan orang-orang yang misterius keluar dari gerbang lalu melemparkan sebuah handphone ke dekat Zhiro. Zhiro mengambilnya.

Ia mengamati sebuah video yang menampilkan istrinya tengah diikat oleh seseorang.

"Diam kau di sana! Siap-siap untuk mati!" suara lelaki menggema di ruangan. Lidya hanya tersenyum sinis.

"Simpan saja senyumanmu untuk kematianmu, kau akan segera mati terbakar di ruangan ini!" tawa meledak memenuhi ruangan.

"Pengecut," tukas Lidya dengan tenang.

"Kau akan mati! Pikirkanlah kematianmu! Aku pastikan kau akan mati di rumahmu sendiri!"

"Aku ataukah kau? Hanya pengecut yang berani mengancam." Lidya membalas dengan senyuman yang mengancam.

"Aku?"

"Manusia bodoh! Aku tau siapa kau walaupun kau menutupi dirimu di balik seribu topengpun! Bersiaplah menunggu kematianmu."

Seseorang datang dan mengitari Lidya yang masih berbalut gaun warna pink dan menyiramkan sebuah cairan di sekitarnya. Ia menyulut api dan menyambar.

"Kau akan mati!"

"Aku atau kau?"

Video itu berakhir, rombongan itu telah jauh pergi. Zhiro langsung memutar motornya masuk ke dalam gerbang. Ia melewati Rozi yang tengah terikat. Ia sampai di depan gudang yang hampir dipenuhi kobaran api.

"Jangan tinggalkan aku sendiri..."

Continue Reading

You'll Also Like

16.7M 709K 41
GENRE : ROMANCE [Story 3] Bagas cowok baik-baik, hidupnya lurus dan berambisi pada nilai bagus di sekolah. Saras gadis kampung yang merantau ke kota...
... By uli3anne89

Teen Fiction

348K 10K 6
30.3M 1.6M 58
SUDAH TERSEDIA DI GRAMEDIA - (Penerbitan oleh Grasindo)- DIJADIKAN SERIES DI APLIKASI VIDIO ! My Nerd Girl Season 2 SUDAH TAYANG di VIDIO! https:...
872K 2.8K 14
LAPAK DEWASA 21++ JANGAN BACA KALAU MASIH BELUM CUKUP UMUR!! Bagian 21++ Di Karyakarsa beserta gambar giftnya. 🔞🔞 Alden Maheswara. Seorang siswa...