Fairytales

By paleocene

18.1K 769 1.2K

OS gadungan :'( More

Hi, Peri Cantik!
Pilih Kamu Aja
Pilih Kamu Aja (2)
Gen 4 With Luv💜
Nasib LDR-an
Kang Gombal Cemburu
Bertemu
Bukan Dilan
My Beloved Bad Girl
Happy Birthday
Takkan Kemana
You
7 Days
(You) and I
Waiting For (You)
Patah Hati Sebenarnya
Masih Saling
Sosok Baru
Alasan
Congratulations
Sekali Ini Saja
Heart Shaker
Ribut
Hot Choccolate & Penyihir
One Step Closer
LDR Paling Jauh
Jinan Berulah
Si Jiban
Sweet Chaos
Ungkapan
Hari Bersamanya
Falling for You
Peri Cintaku
Zona Nyaman Jinan
Beautiful
Sembuh
Berdua Bersama
Hug
Happy Jinan Day
Jinan vs Badrun
Aku Ramal..
Yessica, I Love You!
Dewata Island
Only Today
Balikan Yuk!
Downpour
Above The Sky
Jangan Hilangkan Dia
Jinan

Menjelang Patah Hati

254 11 19
By paleocene

Devi merebahkan dirinya di kasur kesayangannya setelah seharian full dengan jadwal kuliah dan rapat himpunannya. Lelah sekali rasanya, namun itu sudah menjadi kewajiban yang harus Devi laksanakan.

Ia mengecek ponselnya, hm sepi. Sebenarnya banyak notifikasi di ponsel Devi, namun sayang itu bukan dari orang yang sejak kemarin ia harapkan.

"Kemana sih dia?" Gumam Devi.

Ia memilih untuk membuka akun Instagram nya. Scroll scroll..
Devi terdiam melihat snapgram Cindy. Ia menghela nafasnya. Devi tak pernah bisa lepas dari bayang-bayang mantan Jinan tersebut. Meskipun berkali-kali Jinan mengatakan ia dan Cindy sekarang hanyalah sahabat, namun tetap saja. Perasaan manusia tidak ada yang tau.

Bukan, bukan Devi tak mempercayai Jinan. Hanya saja Devi kadang merasa aneh, entahlah cemburu mungkin. Ketika Jinan sedih ataupun senang, Cindy akan selalu jadi orang pertama yang memeluk Jinan. Devi ingin di posisi itu, sungguh. Tapi mau bagaimana, ia jauh.

Rasa sesak tiba-tiba menyerangnya. Kenapa? Devi sudah percaya dengan Jinan dan Cindy, tapi mengapa sekarang ia ragu lagi? Mengapa perasaan yang dulu itu hadir lagi? Perasaan bahwa dirinya hanyalah pelarian Jinan ketika tak ada Cindy.

Devi segera mengenyahkan pikiran buruknya. Ia percaya Jinan, begitupun sebaliknya. Ia beranjak dari kasur dan masuk ke dalam kamar mandi untuk membersihkan dirinya.

30 menit berselang, Devi keluar dari kamar mandi. Ia segera berganti pakaian, lalu turun ke bawah untuk makan malam dengan keluarganya. Selesai makan malam Devi memilih bergabung dengan kakaknya menonton TV di ruang keluarga.

"Kak Dea." Panggil Devi, dan sang kakak menoleh.

"Apa?" Tanya Dea.

"Kak Jinan.." Devi memberi jeda pada ucapannya.

"Jinan kenapa?"

"Dia sama Kak Cindy." Ucap Devi lemah.

"HA? DIA SELINGKUH MAKSUD KAMU?"

"Ish, diem ih! Ngga gitu." Devi menggeplak tangan kakaknya.

"Ya terus?"

Devi menceritakan apa yang sedang ia rasakan tentang Jinan. Mulai dari ia rindu Jinan hingga kekhawatiran Devi tentang Jinan dan Cindy.

"Wajar kok, Dek." Dea mengelus pundak adiknya.

"Omongin baik-baik dulu." Nasihat Dea.

"Dia bahkan dari kemarin ngga ngabarin aku Kak."

" Ya mungkin dia sibuk. Kan lagi ada lagu baru. Kamu ngga coba hubungin duluan?"

"Ngga mau, biasanya juga dia."

"Egois itu namanya. Maunya dikabarin terus tapi sendirinya ngga mau ngabarin duluan."

Devi hanya berdehem. Mungkin benar apa yang dikatakan kakaknya, Devi egois. Tapi Devi sudah terbiasa dengan semuanya, selalu Jinan yang akan memulai segala sesuatu bahkan hanya soal chatting.

Fokus keduanya teralihkan dengan dering telepon rumah mereka. Dea menatap Devi, mengisyaratkan sang adik untuk mengangkat telepon tersebut. Devi dengan malas berjalan untuk mengangkat telepon tersebut.

"Halo, maaf dengan siapa?"

"Halo, dengan pacar Devi."

Yap! Devi tahu persis itu suara siapa. Jinan.

"Apaansih. Kenapa ngga nelpon ke nomer aku aja sih?"

"Udah nelpon sepuluh kali ngga diangkat."

"Eh iya Hp nya di kamar, lagi aku charger."

"Nah kan, yaudah disini aja gapapa. Biar kayak Dilan sama Milea."  Jinan terkekeh karena ucapannya sendiri.

"Bukan Dilan, tapi Jinan. Jinan 1999. TUA!" Devi tertawa setelah mengejek Jinan. Mood nya seketika berubah hanya karena berbincang dengan sang pacar.

"Cuma beda setahun doang dibilang tua."

"Emang kamu udah tua."

"Yaudah iya. Peri cantik lagi apa?"

"Lagi nyari pacar, dari kemaren ngilang ngga tau kemana."

"Haha, maaf ya. Kemarin jadwal kampus sama JKT48 padet jadi ngga sempet ngabarin."

"Tapi bikin snapgram sama mantan bisa."

"Devi.."

" Iya Kak aku tau. Kak Cindy sahabat kamu. Tapi apa ngga bisa kamu ngabarin aku barang satu menit pun?" Potong Devi.

"Bukan gitu Devi. Aku beneran jarang pegang hp dari kemarin. Itupun yang buat snapgram kan Cindy, bukan aku. Aku ngga bohong." Jinan mencoba menjelaskan.

"Iya."

"Sumpah, kita cuma sahabatan. Ayolah Dev."

"Salah ya kalo aku cemburu gini?"

"He? Tumben banget kamu mau ngaku kalo lagi cemburu." Jinan terkekeh.

"Aku serius kak. Ngga usah becanda."

"Iya maaf. Tapi kan aku udah sering bilang Dev sama kamu. Cuma sahabat."

"Kalian chat an kayak bukan layaknya sahabat. Berduaan terus. Punya sesuatu yg couple. Kalo emang sahabat doang harusnya triple dong, kan ada kak Christy juga. Salah kalo aku mikir kalian ngga cuma sebatas sahabat?" Devi akhirnya meluapkan semua perasaannya dengan mata yang mulai berkaca-kaca.

"Apa yang salah sama itu sih Dev? Kita main berdua doang ya karena emang cuma kita berdua yang bisa. Buat gelang couple itu kan cuma buat seneng-seneng aja Dev."

"Oh yaudah kalo emang aku yang salah. Sorry."

"Ngga gitu. Kamu kenapa sih? Bahkan dari sebelum kita jadian aku selalu jelasin kan hubungan aku, Cindy, sama Christy. Dan kamu bilang kamu ngerti itu. Sekarang kok gini?"

Jinan berusaha menahan emosinya sebisa mungkin. Ia tak mau sampai membentak Devi, karena itu adalah hal yang paling Devi benci.

"Iya kak aku paham. Biar gimanapun mereka berdua ada di atas aku dalam skala prioritas kamu, apalagi kak Cindy." Ujar Devi dingin.

"Ngga kaya gitu Devi. Arggh! Kok kamu jadi baper gini sih?" Jinan frustasi.

"Yaudahlah kak, capek. Ngga usah hubungin aku dulu." Devi menghela nafasnya. Mood nya kembali memburuk. Bahkan lebih parah.

"Maksudnya apa Devi?"

"Kurang jelas permintaan aku?"

"Engga, jangan gini. Apa aku harus jauhin Cindy biar kamu ngga cemburu lagi? Tapi aku ngga mungkin bisa Dev."

"Ngga ada yang nyuruh gitu kok. Kalo emang ngga bisa jauhin ya deketin lah." Sarkas Devi.

"Terus gimana Devi?"

"Kita break dulu ya kak. Dan tolong tanyain ke hati kamu, aku pelarian kamu atau bukan. Makasih."

"Sama sekali bukan, Dev. Aku tulus. Devi please.." Jinan terdengar memohon.

"Udah ya kak. Aku mau istirahat."

Belum sempat jinan menjawab, Devi segera memutuskan sambungan teleponnya. Devi naik ke kamarnya dan menangis sejadinya.

***

Hari ketiga Jinan tanpa Devi dan sebaliknya, namun Jinan tak sama sekali menuruti permintaan Devi. Ia tetap mengirim pesan pada Devi meski tak pernah terbalas, menelepon Devi meski tak pernah dijawab.

Setidaknya ia berusaha, karena ia memang menyayangi peri cantiknya itu. Bukan sebagai pelarian seperti apa yang dikatakan Devi.

Gen Ungu💜

Melati: berdebu..

Lintang: debu bintang

Yuriva: pacarnya Jinan

Cindy: ssstt! Diem lu pada

Fia: sssssssttttt

Christy: bubar wey!

Melati: ngapa dah?

Celine: kak Devi sama kak Jinan anu

Lintang: HAH? ANU?😯

Melati: anu apanih?👀

Lisa: Jinan, tobat nak. Jgn macem macemin Devi

Yuriva: astaga Celine, jgn ambigu

Christy: Yee otaknye padaan!

Celine: padahal Celine belum selesai ngomong

Melati: yaude buru apaan?

Lisa: iya Celine, apaaan?

Devi: gaada apa-apa. Celine mah!

Jinan: Devi

Celine: tuh kak depi dipanggil. Jawab dong, katanya ngga ada apa-apa.

Devi: emg gaada

Melati: oh lagi gelud


Jinan menghela nafasnya melihat chat group tersebut. Sebegitu fatal kah kesalahan Jinan hingga Devi meminta break? Jinan harus apa? Ingin rasanya Jinan menemui Devi di Bali dan menjelaskannya secara langsung pada gadis tersebut. Namun tak semudah itu, Jinan tak punya waktu. Jadwalnya padat.

"Ngga! Gue udah setahun lebih sama dia dan semua baik-baik aja. Gue sayang sama Devi. Gue harus usaha lagi. Gue bisa! Semangat bunny nya Devi!" Ucap Jinan menghibur diri.

.....










Hallo👋

Btw, saya punya cerita baru. Publish jangan?

Saya ngga bisa bikin covernya😭
Ini ngambil dari MV lagu soundtrack Dilan. Hehe

Continue Reading

You'll Also Like

75.8K 2K 30
Izuku Midoriya, neglected and bullied due to his lack of a quirk, endured abuse from his family and friends, especially his twin sister Izumi and Kat...
817K 32.8K 38
On that fateful Halloween night, Lily and James survived while Voldemort apparently 'marked' Harry Potter as his equal. Aria Potter, twin sister of...
96.8K 2K 35
🔞🔞🔞 You R@ped me you are a sinner i will expose you in front of this world MR JEON JUNGKOOK.... .................................... He is taking...
1.5M 26K 53
What if Aaron Warner's sunshine daughter fell for Kenji Kishimoto's grumpy son? - This fanfic takes place almost 20 years after Believe me. Aaron and...