Hold Me Tight - Han Seungwoo

Por Justlisx

1.4K 724 519

" Ada istilah yang mengatakan....Kamu berhak memilih mencintai dia, dan dia juga berhak mencintai orang lain... Más

Cast
Prolog
01
02
03
04
05
06
07
08
09
10
11
12
13
14
15
17
18
19
20

16

30 8 25
Por Justlisx

Pagi ini kuliah berjalan dengan baik seperti hari-hari biasanya. Choco juga tak seperti kemarin, ia sudah meminta maaf pada teman-temannya karna sikap ia yang tak seperti biasanya. Mereka tidak mempermasalahkan, tapi Choco kekeuh minta maaf. Hasil kerja kelompok yang mereka kerjakan di perpus kemarin juga telah  di presentasikan dan ditutup dengan pantun nyeleneh dari Yohan sebagai moderator.

Bukan Yohan nama nya kalau ga nyeleneh dan receh. Untung- untung Hangyul ga masuk satu kelompok dengan nya. Kalau enggak, bisa ga jelas presentasi mereka. Ngaku nya kerja kelompok, tapi hampir lima puluh persen Choco yang mengerjakan sendiri. Ya,Choco terlalu baik buat ngorbanin waktu dan tenaga nya sendiri. Samalah seperti ia mengorbankan perasaan nya sendiri. Tapi, lagi-lagi dia ga sendiri.

"Baiklah semua nya, saya tutup perkuliahan hari ini. Sampai jumpa Minggu depan." Tutup sang dosen, yang disambut deheman dan anggukan dari mahasiswa nya. Choco memasukkan semua buku ke dalam tas lalu menghampiri Lisa yang duduk di depan paling ujung dekat pintu dan tengah menggoda Jihoon dengan mengatai nya gembul.

"Katain aja terus. Gini-gini gue banyak yang ngejar." Sungut Jihoon tak terima dengan olokan Lisa yang terkekeh geli melihat sisi Jihoon yang imut seperti ini."gemesin banget sih lu. Ntar gue oleng, tanggung jawab yaakk." Ujar Lisa, yang langsung kena geplak dari Choco sebagai pelaku. Dan Lisa sebagai korban yang mengaduh sakit dan mengusap-usap kepala.

Jihoon mengacungkan dua jempol nya untuk Choco, Lisa menatap sengit dua orang yang ada di depan nya masih mengusap kepala nya dengan dramatis. Virus dramatis Yohan kayak nya udah mulai nular ke Lisa. Jihoon terkekeh geli melihat teman nya seakan kena karma karena mengolok dirinya. Lantas,Jihoon bangkit dari sandaran nya dan  mengusak rambut Lisa sebelum berlalu meninggalkan kelas.

"Apaan dah Cho. Main geplak aja. Gue kan cuman bercanda." Choco tertawa, ia menarik kursi yang ada didekatnya dan duduk dengan nyaman disana. Kebetulan kelas yang baru saja mereka pakai sedang kosong. Alias ga lagi di pakai. "Siapa tau aja..Lo serius ngomong nya." Jawab Choco tenang. Lisa menatap Choco tak percaya. Seakan memberikan jawaban kalo ia ga akan pernah oleng dari kak Wooseok.

Choco mengangkat kedua bahu nya, ia membuka tas dan mengeluarkan sebungkus roti dengan rasa vanilla coffe yang menjadi favorit nya dan Lisa. Mata Lisa mulai berbinar melihat roti yang di pegang oleh Choco. Choco yang menatap Lisa  mendengus geli, melihat bagaimana cepatnya Lisa menghilangkan kan rasa kesal dengan sebuah roti yang tentu aja mereka bagi dua.

"Nih, buat Lo. Cuman ada satu. Jadi kita bagi dua aja yaa."Choco memberikan setengah roti kepada Lisa yang mengiyakan dan langsung melahap roti dengan sayang."Yeji langsung pulang ya?." Tanya Choco di sela-sela ia menguyah.

"Ga tau. Tiba-tiba aja sakit perut tadi. Mungkin baru dapet." Lisa menghabiskan bagian terakhir dengan cepat, lalu membersihkan tangan nya dengan tissu."ga nanyain Daniel sekalian?". Choco berdecak malas, melambaikan tangan nya dengan cepat di depan Lisa."Lo beneran ga serius kan, sama omongan Lo yang tadi?". Tanya Choco tiba-tiba, memastikan. Lisa mendongak menatap Choco dengan malas, menghela napas berat sebelum menjawab,"Sampai kapan pun, gue ga bakal oleng." Jawab Lisa meyakinkan.

"Beneran ga bakalan oleng kan?". Tiba-tiba sebuah suara berat, menginterupsi obrolan mereka, refleks mereka menoleh pada sumber suara. Disana ada Wooseok dan Seungwoo yang di belakangnya tengah melambai dengan geli. Choco tersenyum kikuk pada Wooseok dan Seungwoo, sedangkan Lisa tengah menahan malu,ingin rasa nya menendang Choco ke planet mars saat itu juga.

***

Entah bagaimana Choco berakhir dengan Seungwoo disini. Enggak, mereka ga lagi dikelas kok. Tapi di minimarket dekat kampus mereka, Seungwoo bilang dia lagi pengen ramyeon dan juga entah dorongan dari mana Choco menawari diri nya untuk menemani Seungwoo.

Lisa diselamatkan oleh Eunsang yang sudah sampe di parkiran fakultas mereka. Tapi, Wooseok ga tinggal diam, dan berlari menyusul untuk sekedar mengantar Lisa yang sudah berlari kecil meninggalkan mereka. Dan setelah itu ga tau apa yang terjadi dengan mereka.

"Ekhem...."Seungwoo berdehem membuat Choco mendongak dan tersenyum ketika Seungwoo menyodorkan cup ramyeon,yang sudah di seduh oleh Seungwoo. Katakanlah Choco pemalas, tapi sebenarnya tidak. Karna Seungwoo sendiri yang mau. "Ngelamunin apaan sih?". Tanya Seungwoo mencoba membuka obrolan.

Choco menggeleng, senyum masih terlukis di bibir nya." Ga ada kok, cuman nikmatin padat nya jalanan aja." Seungwoo mengangguk mendengar jawaban ringan dari Choco dan segera melanjutkan menghabisi ramyeon nya yang hampir setengah. Choco pun juga melakukan hal yang sama.

Cuman butuh waktu kurang dari dua puluh menit untuk Choco dan Seungwoo menghabiskan ramyeon, itu pun diselingin dengan sedikit obrolan ringan. Sebenarnya, ada hal yang membuat bibir Choco gatal untuk bertanya pada Seungwoo sekarang ini.

Ia berpikir dengan keras untuk bertanya. Sedangkan Seungwoo sedang ke kasir lagi ,untuk membayar dua minuman. Tentu aja satu untuk nya dan satu lagi untuk Choco. Sebenarnya serba salah bagi Choco untuk menanyakan hal ini. Ia takut Seungwoo tau kalo selama ini dia cuman pura-pura tentang pengakuan perasaan Seungwoo kepada nya.

Ia takut Seungwoo marah. Atau yang lebih parah lagi adalah kecewa. Tapi, hati nya mendesak hal itu untuk segera di pertanyakan. "Aduh kak,gue jadi ngerepotin kakak deh jadi nya." Ujar Choco ketika menerima minuman dari Seungwoo yang menggeleng sebagai jawaban kalau Choco tidak merepotkan nya sama sekali.

"Kak,.." panggil Choco pelan, nyaris terdengar lirih. Seungwoo menoleh sedikit mengernyit kepada yang lebih muda. "Apa?".

"Kakak capek ga?." Tanya Choco menatap Seungwoo penuh harap. Kini Seungwoo sudah benar-benar menghadapkan badan nya pada Choco. Sedikit tak mengerti dengan apa yang dikatakan Choco. "Capek kenapa Cho?".

"Capek nungguin gue kak." Jawab Choco, ia benar benar menatap Seungwoo penuh sekarang. "Capek nungguin gue yang ga pernah peka." Lanjut Choco. Mendengar itu dari mulut Choco langsung, Seungwoo terperangah ternyata selama ini, Choco hanya berpura-pura menjadi perempuan yang ga pekaan.

Seungwoo tak tau harus merasa bagaimana sekarang. Semua nya campur aduk. Antara senang karna Choco menyadari perasaan nya selama ini, dan kesal karna Choco membohongi nya seperti perasaan nya di abaikan, tak berarti apa-apa bagi-bagi perempuan yang lebih muda dari nya ini.

"Maaf". Ucap Choco menunduk, ia menyadari perubahan ekspresi Seungwoo yang tak terbaca. Bahkan ia rela kalau-kalau Seungwoo ingin mencaci maki atau membentak nya sekarang juga. Buliran bening itu keluar dari kedua mata Choco, yang kini sudah membasahi pipi nya yang agak chubby.

Tapi, tiba-tiba yang dirasakan nya adalah sebuah tangan hangat menghapus air mata nya tersebut. Tangan itu pula yang mengangkat dagu nya, membuat Choco menatap kembali wajah pria yang ada di samping nya ini.

"It's okay. Kakak jadi tau kalo kamu secara ga langsung nolak kakak. Cinta ga bisa di paksain kan Cho." Ucap Seungwoo. Entah mengapa Choco yang mendengar nya seperti terluka. Kedengarannya Seungwoo seperti akan menyerah mengejar nya. Ada sesuatu yang salah disini. "Ga kak. Biar gue nyelesain semua nya." Kata Choco, menatap Seungwoo penuh keyakinan.

"Bener kata Lisa. Gue harus mastiin semua nya. Tapi kenyataan yang gue dapat berbalik dengan harapan. Kakak masih mau kan buat nunggu?". Katakanlah Choco jahat, ia seperti menjadi kan Seungwoo pelarian. Tapi, ada satu alasan kenapa ia berkata begitu.

"Kalau kamu ga mau. Kakak ga bakalan ngejar kamu lagi."

Choco menggeleng, dada nya terasa sesak. Ia merasa bersiap untuk terisak sekarang. Tapi, itu semua berusaha ia tahan. Mengingat ini di tempat umum. "Ga kak. Cinta memang ga bisa di paksain. Tapi,cinta juga datang karna terbiasa kan kak?".

"Kasih kesempatan ke aku kak. Jangan tinggalin aku dulu".

"Kakak ga bakal ninggalin kamu. I always by your side Cho. Ayo kita berjuang sama-sama". Seungwoo menarik Choco untuk masuk kedalam dekapan nya. Choco membalas pelukan Seungwoo dengan hangat. Seungwoo bahagia, setidaknya mereka akan memulai berjalan dan berjuang di jalan yang sama. Dan Seungwoo pastikan itu akan terjadi.

***












































Selamat membaca ❤️❤️💕💕
Semoga suka dan ga bosen sama cerita ini yaa..
Love from me ❤️❤️❤️❤️❤️❤️

Don't forget to vote and comment yaa.
Kritik dan saran jugaa diterima kok.

Seguir leyendo

También te gustarán

313K 23.8K 108
"Jadi, saya jatuh dan cinta sendirian ya?" Disclaimer! Ini fiksi nggak ada sangkut pautnya di dunia nyata, tolong bijak dalam membaca dan berkomentar...
164K 15.6K 38
Tidak pandai buat deskripsi. Intinya ini cerita tentang Sunoo yang punya enam abang yang jahil. Tapi care banget, apalagi kalo si adek udah kenapa-ke...
824K 87.2K 58
Menceritakan tentang kehidupan 7 Dokter yang bekerja di rumah sakit besar 'Kasih Setia', mulai dari pekerjaan, persahabatan, keluarga, dan hubungan p...
56.5K 4.1K 27
Love and Enemy hah? cinta dan musuh? Dua insan yang dipertemukan oleh alur SEMESTA.