FLAWSOME #PasqueSeries I

By shaanis

1.1M 124K 10K

FLAWSOME "Your flaws are perfect for the heart that is meant to love you." -- Zhao Walker, adalah contoh pria... More

1
2
3
4
5
6
7
8
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
EPILOG
MAS ZHAO

9

30K 3.9K 244
By shaanis

Zhao hampir tidak percaya dengan apa yang didengarnya dari suster. Secepat mungkin beranjak ke ruang kerja kakaknya. Hoshi sedang mengamati hasil ronsen salah satu pasien saat Zhao memasuki ruangannya.

Sembari mengerutkan kening, Hoshi menurunkan lembar foto ronsen. "Apa yang—"

"Apa yang Kak Hoshi pikirkan? Meminta perawat khusus untuk menjaga Iris?" sela Zhao, benar-benar tidak habis pikir.

Hoshi menghela napas, "Itu solusi termudah saat Pascal harus kembali bekerja."

"Bekerja?" ulang Zhao, bersedekap sembari geleng kepala. "Iris penting untuk Pascal, dan dengan keadaannya sekarang, enggak mungkin bagi Pascal bisa memikirkan—"

"Pascal berjuang untuk mencapai posisinya sekarang," sela Hoshi, memilih kembali ke tempat duduknya. "Iris penting untuk Pascal, tapi hingga bulan depan, enggak banyak yang bisa Pascal lakukan ... Iris bahkan belum bisa bangun dari tempat tidur."

Zhao menatap kakaknya lekat.

Hoshi mengangkat tangan, menghentikan kalimat tanggapan yang ingin diucapkan adiknya itu. "Situasi yang menimpa mereka memang enggak mudah, baik Iris atau Pascal harus realistis ... Pascal perlu bekerja, Iris perlu menghadapi dirinya sendiri."

"Meninggalkan Iris bersama perawat, enggak akan membuat keadaan jauh lebih baik."

"Itu masih lebih baik dibanding membiarkannya sendiri."

"Kak Hoshi ... Pascal adalah alasannya bertahan selama ini." Zhao tak habis pikir dengan sikap kaku kakaknya ini. "Kak Hoshi enggak kasihan? Kita mengenal Pascal, sekaligus mengenal Iris... mereka hanya korban dari—"

"Kamu yang paling tahu bahwa seorang disabilitas enggak mengharap perhatian karena kasihan."

Kalimat itu membuat Zhao terkesiap, "Iris sudah dipindai ulang? Dia benar dinyata—"

"Dia harus belajar menghadapi kondisinya saat ini," pungkas Hoshi lalu mengulurkan berkas berisi data perawat yang bisa dipekerjakan untuk pengawasan pribadi. "Pascal akan membutuhkannya."

"Pascal enggak akan meninggalkan Iris sendirian, terlebih dalam keadaan sekarang!"

"Dia akan melakukannya."

Zhao menyipitkan mata dengan nada keyakinan dalam suara kakaknya itu. Hoshi memilih menatap foto keluarga di mejanya.

"Pascal akan melakukannya, karena dia sadar akan tanggung jawabnya. Itu juga yang kulakukan saat Jasmine sakit, saat kamu sakit, saat Mama sakit... aku tetap bekerja, meninggalkan kalian dalam pengawasan orang lain," kata Hoshi.

"Tapi ini berbeda, Kak Hoshi sendiri yang bilang, kalau Iris enggak stabil ... Jika, Pascal enggak ada bersamanya juga—" Zhao kehilangan kata, tak bisa membayangkan betapa kalutnya Iris jika ditinggalkan Pascal. Kedatangan Byakta Pasque kemarin, sekaligus ultimatumnya cukup membuat gadis itu tertekan.

Hoshi mengamati adiknya, mencondongkan tubuh sembari melipat tangan di atas meja. "Aku enggak tahu, kalau kamu sepeduli ini pada adik Pascal..."

"Pascal sahabatku."

Hoshi menatap lebih lekat. Zhao menghela napas karena menyadari arti tatapan itu. "Ini enggak seperti yang Kak Hoshi pikirkan," kata Zhao mengambil berkas di meja lalu beranjak ke pintu.

"Ada seseorang yang ingin kukenalkan padamu," ucap Hoshi tepat sebelum adiknya keluar.

Zhao menoleh, "Ya?"

"Putri tunggal dr. Mulawarman, Rashi."

Itu nama yang tidak asing di telinga Zhao, Rashian Mulawarman tidak hanya putri tunggal, namun juga pewaris lima belas klinik kecantikan yang tersebar di Indonesia. Mula Beauty Clinic sering bekerja sama dengan HW-Hospital dalam kegiatan donor darah atau lelang amal untuk aksi kemanusiaan.

"Kakak kenal Rashi secara pribadi?" tanya Zhao, menurutnya ini hal ganjil, karena Hoshi tidak pernah berminat untuk memperhatikan perempuan selain keluarga.

"Jasmine, mereka sering belanja bersama dan beberapa kali Rashi menanyakanmu." kata Hoshi lalu mengeluarkan ponselnya, mengirimkan sesuatu karena tidak lama ponsel di saku Zhao bergetar. "Lusa, saat pembukaan Hospital Expo datanglah ke booth mereka untuk memberi salam."

"Aku pikir, aku enggak membutuhkan bantuan untuk—"

"Mama mengharapkanmu menikah," sela Hoshi lalu mengangguk, "Kamu memang enggak membutuhkan bantuan untuk mendapatkan gadis manapun, tapi Rashi kandidat potensial."

Zhao menatap kakaknya serius, "Salah satu hal yang ada dalam diri Kakak dan sampai sekarang membuatku terinspirasi adalah kepada siapa menjatuhkan hati, bukan gadis potensial apalagi sempurna."

Hoshi terdiam mendengar kalimat itu, menatap foto Jasmine di layar ponselnya.

"Gadis pemberani, dengan kebanggaan pada diri sendiri ... terlepas dari setiap kelemahan, kegilaan dan ketidak sempurnaan, mampu menghadirkan warna-warna baru dalam hidup kita," lanjutnya dan setelah mengatakan itu, Zhao memilih keluar ruangan sang kakak.

== [flawsome] ==

"Kak Hoshi memberimu daftar itu?" tanya Pascal saat Zhao menghampirinya.

Zhao lupa untuk menyembunyikan berkas di tangannya. "Oh... ini..."

"Boleh aku melihatnya?" pinta Pascal sembari mengulurkan tangan.

Zhao menatap sahabatnya itu lekat, "Pas, serius? Iris bagaimana?"

"Aku enggak bisa begitu saja melepaskan posisiku saat ini, situasi Pasque Techno sedang kurang stabil dan Hospital Expo adalah langkah terdekat untuk mengatasinya," kata Pascal lalu beralih duduk di kursi tunggu yang lengang. "Aku akan menunggunya setiap malam, tinggal di sini bersamanya, tapi aku harus berangkat ke kantor setiap pagi. Jadi, aku butuh daftar itu..."

Kini Zhao bisa memahami apa yang Hoshi katakan, Pascal memang berusaha sangat keras untuk mencapai posisinya saat ini. Apa yang sedang terjadi pada Pasque Techno juga bukan hal sepele, terpaan skandal menurunkan harga saham mereka. Angka penurunan terburuk sejak sepuluh tahun terakhir.

"Aku akan memilihkannya," kata Zhao mengangkat daftar di tangannya.

Pascal menarik sebelah alisnya, "Tapi..."

"Aku lebih mengenal perawat yang bekerja di sini, serahkan soal ini padaku." Zhao tersenyum untuk menenangkan, "Tentu saja, keputusan untuk mempekerjakannya nanti, itu terserah padamu."

"Well..." kata Pascal sembari berdiri, menepuk pundak Zhao. "Aku berhutang banyak padamu."

Zhao menyengir, "Kamu bisa melunasinya kapan-kapan."

"Serius?" tanya Pascal, selama ini setiap kali menganggap kebaikan Zhao sebagai hutang, sahabatnya itu tidak pernah menanggapinya seperti ini.

"Iya, aku serius," jawab Zhao lalu saling pandang dengan Pascal saat mendengar suara teriakan dari kamar Iris.

"Iris!" seru Pascal dan bergegas kembali. Begitu memasuki ruangan langsung mendekati Iris yang menangis-nangis di tempat tidur. "Iris... hey, it's okay, it's o—"

"It's not okay!" teriak Iris menyela Pascal, langsung menangis kembali.

"Iris... please don't do this," kata Pascal melihat Iris memalingkan wajah, menghindari tatapan matanya. "Bilang aku mana yang sakit."

Iris terus menangis dan menggelengkan kepala, wajahnya sampai memerah karena terlampau kalut.

"Iris... kalau kamu enggak bilang mana yang sakit, Pascal atau orang lain enggak akan bisa bantu kamu," kata Zhao, mencoba ikut membujuk adik sahabatnya itu.

Akan tetapi suara Zhao tampaknya justru membuat Iris semakin kalut, begitu mereka bersitatap Iris berteriak, "Keluar! Keluar..."

"Iris!" tegur Pascal tidak mengerti.

"Keluar!" teriak Iris semakin kuat sembari menatap nanar ke arah Zhao.

"Iris, selama kamu enggak sadar, selama aku perlu istirahat, cuma Zhao yang ada di sini untuk jaga kamu," kata Pascal, tidak enak dengan sikap adiknya ini.

"Keluar! pokoknya keluar!"

"Eiris Pasque!"

Zhao langsung menahan lengan Pascal, "It's okay, Pas... aku akan keluar."

"Apa yang kalian berdua lakukan." Terdengar suara lain dari arah pintu, Hoshi berdiri di sana.

"Mama..." panggil Zhao pada sosok yang berdiri di belakang kakaknya.

Elina Walker tersenyum mengangkat dua paper bag, "Mama bawakan baju ganti dan makan siang."

"Keluaaarrr..." teriak Iris lagi, mengangetkan semua orang.

"Iris! Kamu ini kenapa!" tegur Pascal, semakin tidak mengerti dengan sikap adiknya.

"Biar kuperiksa," kata Hoshi namun lengan kurus ibunya terulur menahan.

"Panggilkan suster, lalu kalian semua keluar dari ruangan ini," ujar Elina dengan raut serius.

Hoshi mengerutkan kening, namun seketika tampak seperti tersadar dan mengangguk. "Akan kupanggilkan suster."

"Kalian keluar dulu, ini baju dan makan siang." Elina mendekati Zhao untuk memberikan tas bawaannya. "Ada untuk Pascal juga, kalian makan sembari menunggu Iris dibersihkan."

"Dibersihkan?" ulang Pascal menoleh adiknya.

Iris memalingkan wajah, masih menangis, tampak rasa sakit sekaligus ekspresi malu yang sangat ketara. "Its smell so bad, you stupid!" isaknya tidak berani menunjukkan wajah.

"I'm  so sorry..." ucap Zhao sebelum menarik Pascal keluar ruangan.

== [flawsome] ==

"Apa... apa yang terjadi?" tanya Pascal, raut wajahnya sangat bingung.

"Pasien dengan cedera saraf tulang belakang, mereka kehilangan kendali pada proses buang air kecil, atau besar," kata Zhao, ikut menyesal karena tidak segera menyadari keadaan Iris.

Pascal merasakan penyesalan yang sama, pria itu menyugar rambut dengan ekspresi tak percaya. "Oh, God! Dia pasti sangat kebingungan... dia enggak bisa berterus terang karena aku—"

"Dia enggak bisa berterus terang karena melihatku." sela Zhao lalu menatap Pascal. "Aku benar-benar minta maaf, seharusnya aku menyadarinya lebih cepat."

"Seburuk apalagi efeknya?" tanya Pascal menyangkut cedera adiknya.

"Sensoriknya akan menurun, enggak bisa merasakan panas, dingin, sentuhan." Suara Hoshi yang terdengar menjawab, sementara dua orang suster berbelok memasuki ruang rawat Iris. Hoshi berdiri menatap Pascal. "Gangguan pernapasan, pencernaan, sakit kepala, decubitus dan yang terburuk ... depresi."

Pascal sudah mendapatkan peringatan serius untuk kata terakhir yang Hoshi sebutkan itu.

"Penting untukmu mengingat, bahwa Iris enggak sama lagi," kata Hoshi.

Seketika wajah Pascal langsung terkesiap, diliputi kesedihan teramat sangat.

"Kak..." panggil Zhao, merasa kalimat kakaknya terlalu gamblang.

Hoshi ganti menatap adiknya, "Penting juga untukmu mengingat, terlepas dari persahabatan kalian... bagi Iris, kamu tetap orang lain."

[tbc.]

Hoshi ini ada masalah apa ya di hidupnya? kok ngeselin? 
:P

Continue Reading

You'll Also Like

512K 8.1K 19
Megan tidak menyadari bahwa rumah yang ia beli adalah rumah bekas pembunuhan beberapa tahun silam. Beberapa hari tinggal di rumah itu Megan tidak me...
947K 98.2K 66
Sekian lama move on, Trinda mendadak CLBK-crush lama belum kelar-melihat mas-mas mempesona berkemeja batik slimfit incarannya delapan tahun silam mun...
1.5M 133K 32
Sudah cetak selfpub. ISBN 978-602-489-765-9 Diandra mencintainya jauh sebelum wanita itu mengenal kata cinta. Sayangnya Arjuna hanya menyayangi Dian...
179K 17.9K 22
[HIATUS] [Content warning!] Kemungkinan akan ada beberapa chapter yang membuat kalian para pembaca tidak nyaman. Jadi saya harap kalian benar-benar m...