My Sweatheart Justin

By BrielleBieber

3.3K 221 13

Aku seorang gadis dengan pekerjaan paruh waktu. Kisahku menyedihkan dan hanya tinggal dengan seorang ayah. S... More

Prolog
Chapter 1
Chapter 2
Chapter 3
Chapter 4
Chapter 5
Chapter 7
Chapter 8
Chapter 9
Chapter 10
Chapter 11
Chapter 12
Chapter 13
Chapter 14
Chapter 15
Chapter 16
Chapter 17
Chapter 18
Chapter 19
Chapter 20
Chapter 21
Chapter 22
Chapter 23
Chapter 24
Chapter 25
Chapter 26
Chapter 27
Chapter 28
Chapter 29
Chapter 30
Chapter 31
Chapter 32

Chapter 6

125 10 0
By BrielleBieber

Krringgg..

"It's noisy! " Teriak Selena kesal saat alarm jam beakernya berbunyi nyaring tepat didekat telinga gadis itu. Setelah mematikan jam beaker yang mengusik tidurnya itu dia kembali tidur.

Kriing...

"Damn!!" cibirnya kesal sembari mengucek matanya yg masih merasakan kantuk yang luar biasa.

Dia membulatkan matanya setelah melihat jam yang dari tadi mengganggu tidurnya itu.

"What!! I'll be late for work today!!" Jerit Selena dengan keras sampai suaranya menggema di seluruh ruangan rumah klasik itu. Dia bangkit dari kasur dan berlari menghambur keluar kamar lalu menuju ke kamar mandi.

Tak butuh waktu lama Selena menyelesaikan mandinya, lalu ia memilih baju yg akan dipakai untuk bekerja. Dia mengenakan celana jeans hitam dengan baju berwarna abu-abu. Tak lupa sedikit polesan make up agar wajahnya tidak terlihat pucat.

"Aku berangkat dad!" teriak Selena membuka pintu rumahnya lalu ia keluar.

"Selamat pagi Mr.Gomez" sapa Mr.Sean tetangga Selena.

"Pagi juga Mr.Sean, selamat beraktivitas" balas Selena dengan senyuman ramahnya.

Selena memang ramah, ia selalu tersenyum hangat saat menyapa tetangga sekitar rumahnya.

----

Dia duduk di pinggir danau, melemparkan batu kecil ke air sampai berkali-kali. Tatapannya kosong dan dingin. Wajahnya pucat dan terlihat lesu.

"Apa yang kau lakukan di sini Just" tanya seorang gadis yg baru saja datang menghampirinya.

"Kau lihat aku sedang apa?"ucap Justin balik bertanya.

"Kau sedang melakukan hal bodoh yg tidak ada untungnya" ketus gadis itu, Kendall.

"Apakah hidupku harus sepert ini Ken?" tanya Justin sambil melempar batu ke air kembali. Kendall yg sedari tadi berdiri, ia duduk di samping Justin.

" Tidak, kau bisa mengubahnya, Jika kau ingin berusaha ubahlah sikap dan kelakuanmu itu. Carilah uang dengan benar bukan dengan cara yang salah." Ucap Kendall yg seolah olah tau apa yg dilakukan Justin selama ini.

"Memangnya aku selama ini mencari uang dengan cara yang salah?" balas Justin datar, dia merasa bahwa Kendall sudah mengetahui yang sebenarnya.

"Ya, aku tahu semuanya. Apa kau mengira bahwa aku ini bodoh Just? Bagaimana dengan temanmu Chris itu yang sudah kehilangan gadis incarannya? Dia datang menemuiku kemarin malam untuk mencarimu."

"Arghh damn!! Aku melakukan ini karena terpaksa, kau tahu kan aku tak ingin melakukan hal ini!" ucap Justin dengan frustasi.

"Lalu kenapa kau tetap melakukannya? Kau lupa ada aku Just, kalau kau butuh biaya pengobatan Jazmyn bicaralah padaku. Bukankah aku sudah pernah mengatakan padamu sebelumya, aku berjanji akan membantumu untuk membiayaai perawatan Jazmyn" jelas Kendall menenangkan Justin.

"Aku tak ingin merepotkan, aku sudah menumpang dirumahmu, dan aku tidak mau jika kau ikut membiayai perawatan Jazmyn"

"Hey itu tidak masalah bagiku. Dengar Justin, Selama ayahmu belum bebas dari tahanan aku akan terus membantumu, bahkan jika keluargamu suatu saat nanti akan kembali seperti dulu, aku akan tetap berada disisimu." Kendall mengusap punggung Justin dengan lembut.

Justin menatap Kendall dengan sendu. Hanya Kendall satu-satunya orang yang membantu dirinya
"Terimakasih. Aku berjanji akan menemukan siapa dalang dibalik hancurnya perusahaan dad." ucap Justin sambil mengepalkan tangannya geram.

Kendall tak menghentikan usahanya untuk menenangkan Justin untuk meredakan emosinya. Mereka berdua berdiri lalu meninggalkan tempat itu.

------

"Kau lihat si Justin anak Jeremy Bieber itu, sekarang ia terlihat sangat kusut dan tak terurus" ucap seorang lelaki dengan tawa yg sangat keras.

"Ya.. kulihat seperti itu, semenjak perusahaan Jeremy hancur dan ia masuk penjara ditambah lagi bocah kecilnya yg sekarang terbaring dirumah sakit, sungguh kasihannya dia." Sambung temannya sambil menuangkan wine di gelas.

"Aku sangat senang karena dendam ku selama ini sudah terbalaskan, dan sekarang aku dengar si Pattie Malete dan Jeremy Bieber sudah berpisah, wah.. ini merupakan suatu kebahagiaanku yg berlipat ganda." ucap pria itu setelah meneguk satu gelas wine nya.

"Kita lihat bagaimana selanjutnya kehidupan si Justin Bieber dan adiknya itu." Balas pria itu tertawa keras.

----

Waktu menunjukkan pukul satu malam.
Mereka masih sibuk membereskan Restaurant yang sudah Close itu.

"Ayo pulang, sudah malam. Kita pulang bersama." ajak Jules pada Selena setelah semuanya selesai.

"Sebentar aku ingin mencuci muka dulu" balas Selena.

"Kami pulang duluan!!" teriak Alex bersama Steven dan yang lainnya.

"Semuanya hati-hati di jalan." balas Selena setelah mencuci mukanya.

"Besok malam ada festival lampion di dekat danau, kau ingin lihat?" tanya Jules sambil memakai sweaternya.

"Oh di dekat danau Toluca?" Sambung Cassie yang sejak tadi diam.

"Ya, kita bisa lihat bersama-sama nanti" ujar Jules  membuka pintu restaurant dan keluar lalu dibuntuti oleh Selena dan Cassie.

"Ya aku ingin lihat" balas Selena sembari mengeratkan jaketnya.

"Tapi aku mengajak-"

"Roney" potong Selena.

"Hehe, tidak apa-apa kan?" tanya Jules dengan cengiran khas kuda-nya.

"Tapi aku tak ingin menjadi kambing congek kalian" gerutu Selena.

"Setuju" sambung Cassie.

Jules terkikik. "Tidak, kita pergi bersama-sama okay!" Balas Jules dan Selena tersenyum. "Lalu Roney?"

"Iya tentu bersama dia!"

"Huh" ujar Cassie dan Selena bersamaan.

----

Mereka berbincang sepanjang perjalanan, kadang tertawa, entah apa yang lucu sehingga membuat mereka tertawa tak jelas. Setengah perjalanan Cassie harus berbelok di gang rumahnya karena perumahan dia dekat sekali dengan Restaurant.
"Aku duluan, berhati-hatilah kalian!" Teriak Cassie dan dibalas anggukan oleh Selena dan Jules.

Dan tak lama Jules juga harus berpisah saat sampai di gang kecil di perumahannya, Jules melambaikan tangannya pada Selena. Kemudian Jules masuk ke gang kecil tersebut.

Kini Selena berjalan sendiri menuju rumahnya. Jarak antara rumah Selena dengan Jules memang jauh. Butuh waktu sekitar 15 menit lagi untuk sampai di rumahnya. Akhirnya dia tiba di dekat gang rumahnya.

Ada perasaan aneh di hatinya. Sesekali dirinya menoleh ke arah pohon dimana biasa Justin berdiri di sana.

"Dimana dia?" Gumam Selena lirih sambil memikirkan dimana keberadaan Justin.

Tiba-tiba..

Bruukk...

Selena merasa menabrak seseorang, karna sedari tadi ia memperhatikan I phone nya.

(Yaelah mainnya nabrak-nabrak aja si😂)

"Maaf kan aku, aku tak senga--"
ucapannya terpotong saat tahu siapa yg ditabraknya.

"Juusstin?" sambung Selena terkejut.

"Kau pulang sendiri?" tanyanya datar membuat Selena sedikit terkejut dengan ucapannya.

"Mengapa ia tiba-tiba bertanya seperti itu?"  Batinnya.

"Iya seperti biasanya kan, aku selalu pulang sendiri" jelas Selena.

Seperti biasa pria berHoodie tak membalas ucapan gadis itu.
"Lalu mengapa kau di sini? Apa yang kau lakukan?" tanya Selena mengintimidasi. Justin mendekatkan dirinya pada Selena.

"Memangnya kenapa" tanyanya balik dan Selena memundurkan dirinya saat jarak mereka mulai dekat.

"Aku hanya ingin tau mengapa seorang pria yang selalu memakai Hoodie hitamnya berdiri sendirian malam-malam di dekat gang ini, rasanya aneh" Cibir Selena sakartis.

"Dan biasanya kau berdiri di sana? Mengapa sekarang tidak?" Ujar Selena sambil menunjuk ke arah pohon dimana Justin biasa berdiri.

Pria itu tak membalas ucapan Selena melainkan ia menarik tangan gadis itu tanpa meminta persetujuan darinya terlebih dahulu. Sontak saja Selena terkejut dan berontak. Tapi genggaman pria itu sangat kuat melebihi tenaga Selena.

"Kau mau membawaku kemana? Kurasa kau mabuk!" ucap Selena berusaha melepaskan tangannya dari genggaman si pria Hoodie itu.

Justin tak membalas ucapan Selena, ia terus menarik Selena berjalan menjauh dari gang kecil itu. Masih dengan raut wajahnya yang dingin ia mencoba untuk bersikap lembut depan Selena, tapi tetap saja wajahnya terlihat dingin dan datar. Matanya sedikit memerah, dia memang sedang mabuk.

Sampailah mereka berdua di sebuah tempat, Justin masih dengan keadaan menggandeng Selena, lalu ia melepaskan tangan Selena dan duduk di kursi dekat pohon. Mereka berada di sebuah taman, Justin duduk sambil memijit kepalanya. Selena yg merasa dari tadi berdiri dengan otak yg penuh dengan pertanyaan, ia langsung tergerak untuk duduk di samping justin.

Justin masih memandang ke arah depan dengan tatapan yg kosong.

"Ada apa denganmu?" Pertanyaan itu melontar begitu saja dari mulut selena.

Masih seperti biasanya Selena merasa berbicara dengan dinding.

"Jika kau ada masalah, ceritalah padaku. Dengan senang hati aku akan mendengarkannya" ucap Selena dengan senyuman ramahnya. Sepertinya ia tau kalau Justin sedang banyak masalah.

Justin masih diam dan mengabaikan pertanyaan Selena. Gadis itu penasaran dengan si pria ini, mengapa tampangnya selalu datar dan dingin? Bahkan ia tak pernah melihat pria ini tersenyum. Selena adalah tipe orang yang ingin tahu.



-selamat membacaaaa...-

Continue Reading

You'll Also Like

4M 167K 63
The story of Abeer Singh Rathore and Chandni Sharma continue.............. when Destiny bond two strangers in holy bond accidentally ❣️ Cover credit...
1.3M 99.8K 41
"Why the fuck you let him touch you!!!"he growled while punching the wall behind me 'I am so scared right now what if he hit me like my father did to...
1.8M 45.7K 67
When Ana confronts her new neighbour after being kept up all night by his sex noises, she's mortified to discover he's none other than Freddie-the po...
468K 6.7K 32
Rajveer is not in love with Prachi and wants to take revenge from her . He knows she is a virgin and is very peculiar that nobody touches her. Prachi...