My Sweatheart Justin

By BrielleBieber

3.3K 221 13

Aku seorang gadis dengan pekerjaan paruh waktu. Kisahku menyedihkan dan hanya tinggal dengan seorang ayah. S... More

Prolog
Chapter 1
Chapter 3
Chapter 4
Chapter 5
Chapter 6
Chapter 7
Chapter 8
Chapter 9
Chapter 10
Chapter 11
Chapter 12
Chapter 13
Chapter 14
Chapter 15
Chapter 16
Chapter 17
Chapter 18
Chapter 19
Chapter 20
Chapter 21
Chapter 22
Chapter 23
Chapter 24
Chapter 25
Chapter 26
Chapter 27
Chapter 28
Chapter 29
Chapter 30
Chapter 31
Chapter 32

Chapter 2

218 14 0
By BrielleBieber


Justin's POV

Aku terkejut saat melihat salah satu pelayan restaurant yg mengantarkan makananku dan dia menatapku dengan tatapan yg sepertinya ketakutan. Dugaanku benar, gadis ini bekerja sebagai pelayan di restauran. Dia cantik, mungkin aku bisa memberikannya kepada Chris.

Drrrtt ..

Ponselku bergetar, tanda ada panggilan masuk dan aku mengangkatnya.

"Hei Just, bagaimana? Apa kau sudah mencarikan gadis untukku?"

"Aku sudah dapat. Dia cantik, jadi kapan kau akan memberiku uang sesuai dengan janjimu?"

Aku mendengar suara tawa Chris di seberang sana.
"Baiklah gampang, apakah nanti malam kau bisa bawakan gadis itu untukku? Aku ingin segera bersenang senang dengannya"  ucapnya membuat ku ingin muntah. Aku tak suka perkataan kotornya.

"Ya baiklah." Jawabku malas, dan setelahnya aku mematikan saluran teleponnya.

Author's POV

"Aku melakukan hal ini karena terpaksa, aku sangat membutuhkan uang, tidak lebih dari itu." gumamnya lirih.

Pria itu bernama Justin Bieber,  pria bermata Hazelnut.  Yang selalu memakai hoodie hitam dan selalu menutupi kepalanya dengan tudung Hoodienya. Sebenarnya ia memiliki paras yang tampan tapi banyak yang tak menyadarinya karena ia selalu menyembunyikan wajahnya.

----

Selena's POV

"Aku pulang duluan, kau tak apa disini sendiri? Oh apakah aku perlu membantumu agar cepat selesai?"  ujar Jules kulihat sambil mengelap keringat di dahi nya.

"Tidak, terimakasih. Pulanglah dulu,  lagipula ini bagian tugasku dan sebentar lagi akan selesai" tolakku kepada jules.

"Kau yakin akan menyelesaikannya sendiri?" Tanya Jules terlihat tak yakin denganku.

Aku mengangguk cepat. "Ya, pulanglah. Tenang, di sini masih ada Roney dan Bil" balasku. Seketika Jules menatapku heran.

"Hah siapa? Roney?" Tanya Jules tertawa kecil.

Aku memutar bola mataku kesal, hanya bercanda. "Bukan Roney pacarmu bodoh." Ujarku memukul lengannya.

Jules juga ikut tertawa. "Ah aku mengerti, hanya ingin bergurau saja" ucap Jules. "Baiklah, aku akan pulang, hati-hati baby. Bye!"

Aku terkikik pelan.
"Harusnya kau yang harus hati-hati dijalan Jules!" teriaku pada Jules karena ia sudah jauh dariku, dan ia membalasnya dengan tawa kecilnya.

Setelah pekerjaan ku selesai, aku mengambil tasku lalu keluar dari restaurant. Seperti biasa aku pulang pukul 12 malam, udara malam ini cukup dingin. Hari ini aku lupa membawa sweater, sehingga aku benar-benar merasakan hawa dingin yang sangat menusuk kulitku.

Saat dalam perjalanan, tiba-tiba aku teringat dengan pria berhoodie yang menatapku dengan tajam malam itu. Aku berharap agar tidak bertemu dengannya lagi.

Saat aku akan berbelok ke gang kecil, ada seseorang yang berdiri di bawah pohon dan menatapku tajam. Tunggu, apa?! aku bertemu dengannya lagi?

"Ya Tuhan, demi apa.. Mengapa aku bertemu dengannya lagi?!" Gumamku mengumpat karena keberadaannya.

Aku terus berjalan  dan tak ingin menatapnya. Aku hanya menatap lurus ke depan. Tapi aku merasa bahwa ada yang mengikuti ku dari belakang. Jantungku mulai berdetak tak beraturan. Saat aku menoleh ke belakang aku langsung terkejut dan benar saja ada seseorang yang mengikutiku, belum sempat aku melihatnya dengan jelas tiba-tiba..

"Hmmpphh" dia membekapku. Dan saat itu pandangan mataku buram dan tiba-tiba semuanya gelap.

Justin's POV

Sebenarnya aku tidak tega melakukan hal keji terhadap gadis ini. Tetapi demi jazmyn, apapun akan kulakukan. Setelah aku menyerahkan gadis ini pada Chris aku akan mendapatkan uang.

Setelah sampai di gedung tua, aku langsung membaringkannya di sofa.Aku merogoh saku celana dan mengambi ponsel milikku untuk menghubungi Chris.

Drrrttt

"Halo? Kau dimana Chris,  aku sudah sampai di gedung tua membawa gadis yang kau inginkan. Cepatlah kemari." ujarku tak sabar.

"Tunggulahaku akan kesana satu jam lagi"

"Kau gila! Satu jam bukanlah waktu yang singkat, kau tahu aku tak suka menunggu bodoh!" ujarku kesal.

"Oh ayolah Justin, kau teman baikku biarkan aku memuaskan gadis cantikku ini terlebih dahulu. Bersabarlah kawan" ucapnya sehingga membuat ku jijik untuk mendengarkan perkataan kotornya.

"Arghhh! baiklah aku akan menunggumu satu jam lagi di gedung tua ini!"  Teriakku karena aku sangat kesal padanya.

" Bagus. Tapi ingatlah,  jangan kau berani menyentuh gadis itu sedikitpun "

Aku tersenyum sinis.
"Cihh, aku tak seperti dirimu yang suka memainkan gadis. Lebih baik aku meminum wine sebanyak mungkin!" Cibirku.

"Ingat, kau jangan mencoba membohongiku lagi. Dan kau ingat, sebelumnya aku sudah memberimu 4 gadis dan kau sama sekali tak membayar ku, ini adalah gadis terakhir yang akan kuberikan kepadamu.  Jika kau tak memberiku uang kau akan habis!" Ancamku padanya

Tuuttt..

Dia memutuskan saluran teleponnya. Aku benar-benar muak dengan Chris. Aku memang jahat, tapi aku tak suka bermain dengan wanita seperti dirinya, lebih baik aku menjadi seorang penikmat minuman keras dan menjadi seorang pemabuk berat.

"Tunggu, aku harus mengikat gadis ini terlebih dahulu, agar disaat sadar nanti dia tidak akan bisa melarikan diri." Aku langsung mengikat tangan gadis ini menggunakan tali yang kudapat dari sembarang tempat.

Dia memang cantik, bibirnya mungil, tubuhnya ramping, rambutnya yang harum.. dan kulitnya yang putih.. Dia memang baik jika dilihat dari sikapnya. Oh tidak! apa yang aku pikirkan. Aku tak akan menyukai gadis sepertinya.  Bukankah ia akan menjadi miliknya Chris malam ini. Aku tak perduli.

Selena's POV

Aku merasakan pusing di kepalaku. Perlahan aku membuka mataku, Aku melihat sekeliling ruangan ini gelap. Oh bukan gelap, tapi remang-remang, cahaya di ruangan ini sangat redup, bahkan aku tak terlalu bisa melihatnya dengan jelas. Banyak botol minuman bekas yang berserakan di lantai.

"Tunggu..aku dimana?" aku merasakan tangan dan kakiku tak bisa digerakkan, ah ternyata tangan dan kakiku diikat sehingga membuat ku sulit untuk bergerak.

"Hei siapa yang membawaku kesini!! Lepaskan aku!" Aku berteriak sekencang mungkin berharap ada seseorang yang bisa membantuku. Aku sangat panik.

Kleek....

Suara pintu terbuka menampakkan seseorang yang masuk, aku tak bisa melihatnya dengan jelas. Hanya samar-samar saja, ia memakai pakaian hitam seperti jubah dan ia menutupi mulut dan hidungnya menggunakan masker hitam sehingga hanya matanya saja yang terlihat.

"Bisakah kau diam!" Gertaknya dengan suaranya yang serak membuatku tau bahwa dia adalah seorang laki-laki. Aku terdiam dan ketakutan.

"Siapa kau, tolong lepaskan aku. Mengapa kau membawaku kesini" ujarku dengan gemetar.

"Lebih baik kau diam daripada ku tembak kepalamu nanti" Ancamnya membuat ku semakin takut.

Aku hanya bisa terdiam dan berusaha menenangkan diri. Aku tak bisa melihat wujud pria ini dengan jelas. Dia menutupi hidung dan mulutnya dengan masker berwarna hitam dan hanya terlihat matanya saja.

Brakk!!

Aku tersentak melihat dia menendang meja di depannya dengan sangat keras.

"Dimana kau Chris!" teriaknya dengan emosi.

Aku tak mengerti dengan ucapannya, tapi aku tau dia sepertinya sedang menunggu seseorang. Dia berjalan mondar-mandir terlihat sedang cemas, aku tidak tahu apa yang di cemaskannya. Sambil melihat nya seperti itu, aku mencari cara agar bisa keluar dari tempat kotor ini.

Beberapa menit kemudian ada seseorang membuka pintu. Dia masuk dan berjalan sempoyongan terlihat bahwa dia sedang mabuk berat. Dia seorang pria, mungkin temannya si pria berjubah ini.

"Kau tau kau tidak tepat waktu!" Bentak pria berjubah hitam dengan emosi.

"Hei tenangkan lah dirimu, aku hanya telat beberapa menit saja."  Ucapnya meremehkan si pria jubah. Dan itu membuatku bingung.

"Dimana gadisku?" Sambungnya lagi lalu pria jubah menunjukku.

Pria berjubah hitam itu tak menjawab dan langsung menunjukan jarinya ke arahku. Aku bergetar dengan hebat. Aku masih tidak mengerti dengan semua ini.

"Cantik sekali. Meskipun ruangan ini cahaya lampunya tak terlalu terang, tapi wajahnya mampu menyinari ruangan ini." ucapnya membuatku geli.

"Cepat! Berikan uangnya kepadaku. Aku sangat membutuhkannya."  Ujar pria berjubah ini menggertak si pria yang mabuk itu.

"Baiklah ini untukmu dua kali lipat. Lunas bukan?" Ujarnya menyeringai lalu beralih menatapku.

Aku terkejut membelalakkan mataku. Disaat itulah aku mengerti  apa maksud pembicaraan mereka. Aku diculik oleh pria berjubah itu dan dijual kepada pria yang sedang mabuk berat ini, oh ya tuhan tolonglah aku, aku tidak tau harus berbuat apa.

"Baiklah terimakasih, selamat bersenang senang" ucap si pria berjubah hitam itu sambil menatapku lama lalu dia keluar dari ruangan ini.

Aku tak menyangka bahwa pria itu tega menjual ku layaknya barang.

Aku benar benar takut saat pria ini mulai mendekatiku dengan senyuman nakalnya, aku tau ia akan berbuat apa denganku, aku berfikir keras bagaimana caranya aku bisa melepaskan tali yang mengikat cukup kencang ditangan dan dikakiku ini.

"Hai gadis cantik, kau akan bersenang senang dengan ku, kau akan memuaskan ku malam ini." ucapnya sambil menyeringai

Aku sagat jijik mendengarkan ucapan kotornya, ingin rasanya aku menendang miliknya dengan keras, tapi kakiku tak bisa digerakkan sama sekali.

Tiba-tiba sebuah ide terlintas di otakku.

"Uhmm baiklah aku akan melayanimu dengan puas tuan". ucapku dengan terpaksa saat dia mulai mendekat wajahnya wajahku, bau alkohol dari mulutnya benar-benar menyengat hidungku.

"Cih, beraninya dia menyentuh wajahku ini!" Umpatku dalam hati dengan perasaan yang sangat geli.

Saat ia mulai mengusap lembut wajahku, terlintas ide dalam otakku untuk bisa bebas dari pria menjijikan ini.

"Hem kau memang sangat cantik sayang, aku yakin kau pasti bisa memuaskanku." Ucapnya sambil tersenyum nakal. Ini benar-benar membuatku ingin muntah.

"Tu-tu-tunggu tuan, bagaimana aku akan melayanimu jika tangan dan kakiku terikat seperti ini?" ucapku saat dia hendak membuka kancing bajuku.

"Ah ya benar juga, baiklah aku akan melepaskan ikatan ini dari tangan dan kakimu sayang."

Perkataannya membuatku ingin meludahi wajahnya, benar benar menjijikkan.

"Sangat bodoh!"  Alam sadar ku berseru. Memang dia bodoh sekali.

Setelah dia selesai melepaskan ikatan dari tangan dan kakiku, aku menggerakkan sedikit tanganku yang sedikit sakit karena diikat kebelakang seperti tadi.

"Sudah sayang, mari kita lanjutkan"ucapnya tersenyum nakal, lagi-lagi membuatku ingin muntah.

Saat ia ingin mendekatkan wajahnya ke wajahku, aku menendangnya dengan sekuat tenaga, ia terjatuh menimpa kardus bekas yang berserakan dilantai, dan inilah saat yang tepat untuk melarikan diri. Aku keluar dari ruangan ini dan berlari sekuat tenaga untuk menjauhi si pria brengsek itu.

Jangan lupa Vote Guys😁

Continue Reading

You'll Also Like

4.1M 170K 63
The story of Abeer Singh Rathore and Chandni Sharma continue.............. when Destiny bond two strangers in holy bond accidentally โฃ๏ธ Cover credit...
189K 14.7K 36
Her marriage was fixed which was an arranged marriage but she moved to London to pursue her career and dreams and after that, she would marry. But in...
3M 108K 31
"Stop trying to act like my fiancรฉe because I don't give a damn about you!" His words echoed through the room breaking my remaining hopes - Alizeh (...