Elemetal Foréa

נכתב על ידי TitanPTY

112K 4.3K 362

Aku tidak percaya tentang ramalan seseorang. Tapi, takdir punya rencana lain. Karena entah kenapa, seluruh ke... עוד

Prolog
Reizen I - Osilon Village : Part 1
Reizen I : Part 2
Reizen I : Part 3
Reizen I : Part 4
Reizen I : Part 5 (Last part)
Reizen II - Vânt City : Part 1
Reizen II : Part 2
Reizen II : Part 3 (Last part)
Reizen III - Weldron Forest : Part 1
Reizen III : part 2
Reizen III : Part 3
Reizen III : part 4 (Last part)
Reizen IV - Aéra City : Part 1
Reizen IV : part 2
Reizen IV : part 3
Reizen IV : part 4 (last part)
Reizen V - Weldron Forest 2 : Part 1
Reizen V : part 2
Reizen V : part 3 (last part)
Reizen VI - Ravenos City : Part 1
Reizen VI : part 2 ( Kitrino's POV)
Reizen VI : part 3
Reizen VI : part 4
Reizen VI : part 5 (last part)
Reizen VII : part 1
Reizen VII : part 2
Reizen VII : part 3
Reizen VII : part 4
Reizen VII : part 5 (last part)
Reizen VIII : part 1
Reizen VIII : Part 2
Reizen VIII : part 3
Reizen VIII : part 5 ( last part)
Reizen IX : part 1
Reizen IX :part 2
Reizen IX : part 3
Reizen IX ( Bonus Part: Lacie's POV)
Reizen IX : part 4
Reizen IX : part 5 (last part)
Reizen X : Duel of Destiny ( part 1)
Reizen X : part 2
Reizen X : part 3
Reizen X : Part 4
Reizen X : part 5 ( last part)
Reizen XI : Part 1
Reizen XI : part 2
Reizen XI : Part 3

Reizen VIII : part 4

1.6K 72 4
נכתב על ידי TitanPTY

(unedited)

Balai latihan ini sedikit lebih mewah dari pada balai latihan di pusat kota. Dengan ukiran naga yang sangat panjang mengitari dinding luar balai latihan. Dari jauh, setelah melihat jubah Kítrino yang melambai, para penjaga segera menghampirinya. Kítrino hanya melambaikan tangannya dan para penjaga yang tadi sedang membungkuk langsung berdiri tegak. Mereka mengikuti dengan patuh di belakangku. Aku merasa aneh diikuti para pengawal. Sekarang aku tahu bagaimana perasaan Lacie yang tidak suka dengan setengah pleton pengawal mengelilingnya.

Banyak tentara dan pengawal di area balai latihan ini. seluruhnya langsung membungkuk begitu Kítrino lewat. Tanpa berbasa basi, dia segera masuk lewat pintu lengkung berwarna coklat yang terletak tepat di tengah balai latihan. Tempat itu pasti sedang dipersiapkan untuk suatu acara. Seluruh tentara yang berada di dalam balai latihan itu malang – melintang membawa peralatan dan bahan – bahan dekorasi.

Apakah tempat ini akan dipakai untuk duel yang kurang lebih akan dilaksanakan 2 minggu lagi? Sebelum aku sempat bertanya, seorang tentara Tingkat I bersulam perunggu sudah menghampiri kami. Dia membungkuk dalam – dalam sampai Kítrino melambaikan tangannya tanda untuknya agar segera kembali menegakkan tubuhku.

“ Selamat Siang Yang Mulia. Senang bisa melihat anda di sini. Ini laporan yang anda minta.” Sambutnya sambil menyerahkan berkas – berkas kepada Kítrino.

 Kítrino hanya menggangguk – angguk. Dia segera membuka berkas – berkas itu dan membacanya dengan cepat. Setelah selesai, dia kembali menyerahkan berkas – berkas itu. “ Aku menginginkan laporan seperti dikirim ke ruang kerja secara berkala setiap 5 hari sekali. Aku suka Laporan ini. Terima kasih atas kerja kerasmu dan anak buahmu Jarvis. Aku mengharapkan hasil yang memuaskan darimu.” Puji Kítrino sambil tersenyum ke arah tentara bernama Jarvis itu.

Tentara itu menerima kembali berkas - berkasnya. " Terima kasih atas pujian anda Yang Mulia. Kami akan melakukan yang terbaik untuk anda." Tentara itu membungkuk dengan senyum menghiasi wajahnya. Dia terlihat senang dan bangga akan pujian yang baru dikeluarkan Kítrino.

" Kalau begitu selamat bekerja Jarvis. Ayo kita pergi Vanir." Kítrino sudah berbalik lagi menuju pintu keluar.

Ini hanya perasaanku saja atau memang sekarang aku berganti menjadi pengawal pribadi dari Lacie ke Kítrino? Aku menghembuskan nafas panjang lalu berjalan mengikutinya keluar dari arena.

" Tempat apa itu? Apakah itu adalah tempat untuk acara duel itu?" Tanyaku membuka percakapan. Mengatasi rasa penasaranku.

" Itu merupakan balai latihan keluarga kerajaan dan para pengawalnya. Dan ya itu nanti akan menjadi tempat berlangsungnya duel itu. Aku harus memastikan semuanya berjalan dengan baik."

" Tapi itu tidak harus kau yang selalu memastikannya kan? Kau bisa meminta seseorang untuk melakukannya untukmu dan kau bisa sedikit mengistirahatkan tubuhmu yang sudah mencapai batas maksimal itu."

" Aku... tidak bisa. Banyak yang mencari celah dari pekerjaanku untuk menjatuhkanku. Beberapa diantaranya sangat mengganggu. Kau akan lihat kenapa aku menyuruh setengah pleton untuk mengawal Lacie. " Bisiknya dengan suara parau.

Kítrino keluar dari jalan utama dan memasuki gang sempit. Aku tidak mengerti kenapa dia mau melewati jalan seperti ini saat dia sedang dalam posisi sebagai pangeran mahkota. Baru setengah jalan memasuki gang sempit itu, aku merasakan beberapa orang mengikuti kami. Jadi ini maksudnya. Banyak yang mengincar nyawanya dan juga adiknya. Orang yang mengikuti kami ada dua orang. Aku merasakan aura mereka berdua.

" Nah, saatnya berburu Vanir." Bisiknya sambil mengeluarkan tombaknya dari bahu kanannya. Sejujurnya aku belum pernah melihatnya bertarung kecuali saat dia membantuku dan Gin untuk mengalahkan gerombolan Lýkrízos.

Tanpa menunggu lebih lama lagi, aku segera menarik kedua pedang hitamku. Ini saatnya mengetes pedang ini dan juga mencoba mempraktekkan apa yang sudah diajarkan Zurgré dan Néir. Aku menemukan salah satu dari pembunuh itu bersembunyi di atas salah satu kanopi jelek yang berlubang. Pembunuh itu seluruhnya berpakaian serba gelap. Dari penutup wajah hingga sepatunya.

Kalau dipikir - pikir ini aneh, setahuku pembunuh bayaran selalu bergerak pada malam hari. Pasti bukan pembunuh bayaran berkompeten. Mereka juga tidak punya kemampuan membunuh yang pantas untuk mengemban tugas membunuh atau paling tidak mengikuti Kítrino. Aura mereka terpancar jelas. Terlalu mudah dilacak. Kurang dari 5 menit kepala pembunuh bayaran itu sudah berada dibawah kakiku dengan mata pedangku yang hanya terpaut beberapa senti dari lehernya. Kítrino juga sudah selesai dengan lawannya.

" Mau diapakan ini?" Tanyaku. Aku tidak punya hak untuk memutuskan apapun.

" Bunuh saja. Aku tidak butuh penguntit tambahan." Sebelum dia menjawab pertanyaanku, dia sudah menusukkan mata tombaknya tepat ke jantung si pembunuh bayaran. Seketika itu juga pembunuh bayaran dihadapannya terdiam. Mati.

Aku menatap si pembunuh bayaran. Aku bersyukur karena dia menggunakan penutup kepala. Setidaknya aku tidak perlu melihat ekspresi tersiksanya. Bagaimana pun ini pertama kalinya aku membunuh orang.

Perasaanku mengatakan salah, tapi otakku berteriak bahwa ini tindakan yang tepat. Kalau tidak dia yang mati, Kítrino atau Lacie yang akan mati. Entah sama orang ini atau sama atasan orang ini. Aku menguatkan hatiku untuk membunuh orang ini. Menurut Néir, cara cepat membunuh orang tanpa mengeluarkan banyak darah adalah menusuk jantungnya.

Aku memblokir seluruh perasaanku saat menusukkan mata pedangku ke jantungnya. Pembunuh bayaran yang sejak tadi meronta di bawah kakiku terdiam. Dia juga sudah mati. Perasaan mual langsung memenuhi kepalaku. Aku segera menarik pedangku dan menjauh dari mayat itu.

Kítrino menghampiriku. " Maaf karena membuatmu berurusan dengan masalah seperti ini. Sepertinya ini yang pertama bagimu. Aku tahu itu sulit. Tapi, selama 22 tahun aku hidup seperti ini. Mempertahankan diriku dari macam - macam pembunuh bayaran dibalik perlindungan ayahku. Dan percayalah, aku sangat tidak suka - benci - melakukan ini kalau bukan menyangkut diriku ataupun Lacie. " Katanya bersimpati. Kítrino menarikku keluar dari gang kecil dan sempit itu.

" Kau akan meninggalkan mereka di sini?" Tanyaku masih sedikit terguncang.

" Tidak. Aku akan menyuruh seseorang membereskan mereka. " Kítrino sudah melenggang dengan santai seakan tidak pernah terjadi apa - apa.

Aku memilih untuk mengikutinya daripada tetap berada disana dibebani rasa bersalah. Kami sudah berjalan cukup jauh dari gang itu sebelum Kítrino memulai percakapan lagi. " Sesungguhnya, aku lega saat mengetahui Lacie menghabiskan waktunya di gua itu bersamamu. Setidaknya dia aman bersamamu. Ada seseorang yang bisa kupercaya untuk berada disekitarnya."

" Maksudmu, sekarang aku menjadi semacam pengawalnya?" Tanyaku tidak percaya. Nampaknya perasaanku benar lagi untuk segala hal. Dari peristiwa yang terlalu buruk, sampai yang merepotkan seperti ini. 

" Kalau kau mau, ya semacam itu. Sekarang itu terserah padamu." Jawabnya sambil mengangkat bahu.

" Kenapa kau tidak mencari siapa yang mengirimkan orang - orang itu, dan semua selesai? Tidak akan lagi ada yang mengirimi orang - orang itu kepadamu ataupun Lacie." Aku sedikit kesal kenapa aku harus terlibat masalah politik begini. Walaupun dia membiarkanku memilih, aku orang yang mudah menolak permintaan orang. Apalagi, permintaan yang menyangkut nyawa seperti ini.

" Oh. Aku sudah tahu." Ada jeda sejenak. Aku baru ingin menanyakan siapa orang itu, dia sudah memotongnya. " Tapi, aku tidak bisa menuduhnya sekarang. Aku butuh alasan yang sebenarnya dibalik penyerangan - penyerangan ini. Alasan yang lebih spesifik selain merebut tahta kerajaan dari keluargaku. Aku merasakan ada sesuatu dibalik itu." Dia mengerutkan dahi.

Sekarat semuanya tambah ruwet. Karena politik itu jahat dan kotor, aku tidak pernah mau memasuki daerah itu. Sayangnya, aku berteman dengan seorang pangeran mahkota. Orang yang menjadi pusat dari segala politik. Mau tidak mau, aku pasti masuk kedaerah ini walaupun hanya di bagian terluarnya.

" Dan sebenarnya aku tidak punya niat untuk melarang latihan pedangnya denganmu. Aku juga tidak akan berkomentar kenapa kau bisa terbujuk oleh Lacie untuk mengajarinya.” Dia melirikku. “ Latihan pedang itu mungkin akan membuatnya sedikit luka – luka – sekarang juga sudah ada – yang kemungkinan berbekas di tubuhnya. Bukan sesuatu yang diinginkan oleh kebanyakan wanita.

"Tapi dibalik itu semua, aku tahu itu bagus untuknya dalam mempertahankan dirinya disaat yang tidak bisa kuduga dan dia punya semacam keyakinan… lebih tepatnya dia punya kemauan untuk menunjukkan kepadaku kalau dia bukan anak kecil lagi untuk terus belajar pedang denganmu.” Kítrino terdiam. “ Tapi, aku tidak suka caranya bersembunyi dariku. Seandainya aku tidak tahu apa - apa dan terjadi sesuatu padanya..." Kítrino tidak menyelesaikan kalimatnya.

Sekali lagi, perasaan sayang Kítrino ke Lacie terlukis dengan jelas. Aku tidak - belum - mengenal perasaan seperti itu pada siapapun saat ini. Mungkin aku sudah punya perasaan itu dimasa laluku. Apakah perasaan itu juga akan kembali seiring ingatanku yang kembali sedikit demi sedikit? Aku tidak menemukan jawabannya. Kapan aku mendapatkan jawaban itu? Tidak ada yang bisa memberikanku jawabanku. Aku masih terus menanyakan hal yang sama dikepalaku. Berharap tiba – tiba otakku memutuskan untuk memberikan sebuah jawaban padaku.

" Nah, aku punya tamu untukmu. Tapi, dia tidak akan datang dalam waktu dekat." Gumam Kítrino memecah lamunanku sekaligus mengganti topic pembicaraan kami.

" Tamu? Siapa?" Tanyaku sambil mengerutkan dahi. Kítrino sukses membuatku mengalihkan perhatianku.

" Seseorang dari masa lalumu. Sepertinya. Aku juga tidak tahu dia punya hubungan apa denganmu. Dia hanya ingin bertemu denganmu." Gumamnya tidak jelas.

" Siapa namanya? Apakah dia memberitahu kepadamu siapa aku?" Tuntutku.

" Aku... Tidak bisa memberitahumu. Sama seperti ayahku. Aku diminta menandatangani perjanjian darah yang sangat mengikat saat dia memberitahu siapa dia sebenarnya. Aku harap kau mau mengerti. " Dia terdiam. " Yang jelas orang itu akan kesini untuk menemuimu. Dia belum memberitahuku kapan pastinya. " jelasnya.

Aku tidak bertanya lebih lanjut. Aku tidak mau membuat kepalaku penuh dengan pertanyaan - pertanyaan lain. Sudah cukup banyak pertanyaan yang memenuhi kepalaku. Aku akan menyimpan semua pertanyaan itu di hatiku yang terdalam hingga saatnya aku bertemu orang itu dan mengutarakan semua pertanyaanku.

Setelah memendam dalam - dalam seluruh pertanyaanku, aku tidak berkata apapun. Kítrino juga hanya diam saja. Dia sibuk dengan pikirannya sendiri. Tapi, entah kenapa dia masih bisa menjawab semua sapaan dari masyarakat dengan tersenyum. Aku tidak akan pernah bisa seperti dia. Mempunyai masalah yang sangat kompleks tapi masih bisa tersenyum.

Kami jalan sambil diam sampai akhirnya kami tiba di gerbang utama kastil. Para penjaga gerbang sudah akan membukakan gerbang, tapi Kítrino menyuruhnya untuk menutupnya kembali. Apa yang mau dilakukannya?

Kítrino mengisyaratkanku untuk menunggunya di sini sementara dia masuk ke dalam pos penjaga. Aku berdiri tidak mengerti sedikit jauh dari pos. Tak lama kemudian dia keluar dari pos itu dengan Néir dibelakangnya. Jubah Kítrino sudah di lepas. Menyisakan kemeja coklat polos dan celana berwarna hitam. Mereka berdua menghampiriku. Kítrino memegang sebuah bungkusan. Itu adalah bungkusan pedang yang baru kubeli bersama Lacie. Dia melemparkan pedang itu kepadaku.

" Berikan itu padanya besok." Katanya.

Aku menangkap pedang itu dengan pandangan bertanya. " Kenapa kau tidak memberikan ini padanya sendiri?" Tanyaku tidak mengerti.

" Nanti kau akan tahu." Dia tersenyum geli. " Dan aku pastikan dia akan bersamamu besok pagi untuk melanjutkan pelajarannya denganmu. Nah, mulai besok, kau akan pindah ke kastil. Kau pindah kesini saat mengantar Lacie kembali ke kastil."

" Kenapa aku pindah ke kastil? Karena menjadi pengawal Lacie?"

" Sebenarnya bukan pengawal juga Vanir. Aku hanya menitipkan Lacie padamu karena dia pasti akan sering bersamamu untuk menghindari para pengawalnya. Walaupun nanti akan aku kurangi jumlah pengawalnya. Dan untuk pemindahanmu ke kastil, jawabannya tidak.

"Kau adalah tamuku di sini. Dan itu adalah hal yang seharusnya kulakukan saat pertama kali kau tiba di kota ini sebagai Tuan rumah. Tapi, pikiran - pikiran lain mengaburkan keinginan itu. Maafkan aku karena aku terlambat melakukan hal ini." Dia tersenyum minta maaf. " Kurasa urusan kita selesai. Terima kasih telah menemaniku. Aku harap kau tidak perlu memikirkan hal itu lagi. Itu masalahku. Bukan masalahmu. Baiklah, sampai jumpa." Dia berbalik menuju gerbang.

Néir menggangguk dan pergi mengikuti Kítrino. Sebelum pintu gerbang tertutup di belakang punggungnya, Kítrino melambaikan tangan tanpa membalikkan tubuhnya. “ Ah, mungkin kau harus terlebih dulu mencari Lacie sebelum memulai itu.” Kata Kítrino pelan.

 Setelah gerbang tertutup, aku berbalik menuju kota. Tubuhku terlalu lelah untuk memikirkan lebih lanjut apa yang dikatakan Kítrino. Dengan mata yang sudah sudah sayu aku berjalan menuju mess prajurit. Aku mendengar seseorang memanggilku. Tapi, aku tidak berniat menyapanya. Aku lansung masuk ke mess dan pergi ke lantai 3, kamarku, Gin dan Téchoun berada. Segera setelah membuka pintu, aku langsung menuju tempat tidur. Merebahkan tubuhku dan tertidur.

המשך קריאה

You'll Also Like

636K 38.4K 63
(WAJIB FOLLOW SEBELUM MEMBACA!) Ini tentang Amareia Yvette yang kembali ke masa lalu hanya untuk diberi tahu tentang kejanggalan terkait perceraianny...
1.5M 77.9K 41
(BELUM DI REVISI) Aline Putri Savira adalah seorang gadis biasa biasa saja, pecinta cogan dan maniak novel. Bagaimana jadi nya jika ia bertransmigra...
211K 533 20
21+++ Tentang Rere yang menjadi budak seks keluarga tirinya
459K 30.3K 25
Bagaimana jika kamu sedang tidur dengan nyaman, tiba tiba terbangun menjadi kembaran tidak identik antagonis?? Ngerinya adalah para tokoh malah tero...