Bapak Seungwoo

By aesthernity

923K 144K 48.7K

[✔️] "Dongpyo, kenapa sih Bapakmu hobi bikin teteh jantungan?" ... Hwang Hana, mahasiswa miskin tapi berotak... More

0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
61
62
63
64
65

49

11K 1.3K 498
By aesthernity

Hai? Kangen gaa?

Ga kerasa udah mau chapter 50 lagi 😭
JANGAN BOSEN BOSEN YAA, POKOKNYA JANGAN 😭😭😭

Eh eh btw sebelum baca ff Chiro mau nanya dong. Kalo ff 'bapak Seungwoo' dibuat buku, kalian mau beli ga? Just ask sih.

Ini Random banget, tapi yaa kalo Seungyoun ngedenger lagu Ardhito, bisa kali Seungwoo ngedenger Pamungkas juga 😭😭 Siapapun yang bisa hangul, tolong dm rekomendasiin lagunya Pamungkas yang 'I Love You but I'm Letting Go' sama 'One Only'. Heheh makasih ❤

✨ Enjoy reading ✨
Jangan lupa spam komen yaaa bekos aku masih sedih hiks :""

🍒🍒🍒


Hana dan para manusia ambis di ruangan 69 mendengus sebal pagi ini karena mengingat harus melaksanakan kelas di jam 6 pagi.

Tapi sialnya, dosen pengajarnya belum juga dateng. Padahal Hana udah buru-buru kesini tanpa mandi dahulu--demi neptunus, dia cuman sempet cuci muka sama gosok gigi doang. Baju aja ga bener, cuman piyama yang ditutupin sama workshirt himpunan.

Karena gabut menunggu dosen, akhirnya Hana menghilangkan mode pesawat pada ponselnya. Sehingga kimi banyak chat yang masuk kepadanya. Padahal tadinya Hana mau fokus belajar.

Maklum, Hana ini mantan mahasiswi aktif organisasi, yang ngechatnya pasti banyak. Tapi, pertama-tama Hana membalas chat dari bosnya dulu, Han Seungwoo karena yah chat Seungwoo dia sematkan di yang paling atas biar enggak tenggelam diantara chat lainnya.

Hm, kalo bapak Seungwoo tau udah nari jaipong sambil lalala yeyeye dia saking senengnya.



Hana baca chat dari Seungwoo sembari nahan napasnya. Sedangkan otak dan tangannya berkoordinasi untuk mencari balasan yang pas.

Meskipun ujungnya tetep Hana memberikan jawaban yang simpel.


Untung kelas ini enggak diikuti Chaewon, kalo iya tu orang bisa curiga abis sama Hana karena senyum-senyum sepagi ini.

Biasanya Hana kalo chatan enggak pernah gini, bahkan wajahnya cenderung datar. Tapi sepertinya Seungwoo emang meruntuhkan kewarasan seorang Hwang Hana, buktinya sekedar chat aja Hana bisa segila ini.

"Assalamualaikum, pagi semua," untung enggak lama dosen terkutuk yang mindahin jadwal tuh masuk. Segera Hana menlock ponselnya dan memasukannya kedalam saku.

Hana itu anak yang ambis, apalagi pas tingkat 1 dan 2, sumpah selain ambis dia juga ngambil banyak kelas biar lulus 3,5 tahun. Hana mau lulus barengan sama Hangyul meskipun nyatanya tetep aja kalah, karena Hangyul sekarang lebih ambis dari Hana.

Seengaknya Hana kalo nambah sks kaga sampe mentok, cuman sebutuhnya tapi rata dan yang pasti targetnya kecapai. Tapi Hangyul mah beda, dia ngambil banyak kelas sampe sering bermalam di kampus. Tu orang beneran mau lulus cepet.

Makannya Hana sama Hangyul termasuk golongan anak jarang pulang. Hana tuh pulang kalo sekiranya sabtu kaga ada kelas tambahan, tapi kalo semester ini Hana emang ngambil kelas tambahan lebih sedikit dari semester lalu karena kerja. Itupun beruntung Hana jadwal kelasnya enggak ada yang sore atau malem, kebetulan banget.

Kini Hana fokus mendengarkan penjelasan dosennya itu. Tapi tetap saja Hana mengingatkan dirinya sendiri, 'Jam setengah sembilan harus ke sekolah Dongpyo.'

🍒🍒

Hana lari-larian mencari kelas 9A, untung saja dia cepat menemukannya dan acara bagi rapotnya belum dimulai. Sehingga Hana bisa masuk ke kelas Dongpyo tanpa malu.

"Pyoo," gadis yang tadi nyasar ketika kesini karena mamang grebnya ga bisa baca map itu kini duduk disamping Dongpyo. Hana lalu berbisik, "Pyo ga apa-apa kan kalo aku yang ambil rapotnya Pyo? Soalnya Ayah kamu enggak bisa katanya."

"Ga apa-apa kok," Hana bersyukur Dongpyo menerima kehadirannya dengan baik disini. Anak itu malah tersenyum menggemaskan, ah lucu banget. Hana jadi ngeuyel pipi Dongpyo saking gemesnya. "Pyo seneng teteh yang kesini."

"Aku kira Pyo mau manggil aku Mommy," goda Hana yang membuat pipi Dongpyo memerah malu, keingetan dirinya yang kemarin terlalu sembrono dan ingin memanggil Hana dengan sebutan mommy.

Tapi setelah dinasehati Seungwoo, akhirnya Dongpyo kembali memanggil Hana seperti biasa. Kan ga lucu kalo Dongpyo udah manggil Hana mommy sementara nikahnya aja belum. "Enggak, teteh aja deh. Pyo manggil teteh mommy kalo udah nikah sama Daddy."

"Uhuk," Hana yang lagi minum auto keselek ngedengernya. Untung cuman air putih, bukan cola. Kaget abisnya, YA KALI HANA NIKAH SAMA SEUNGWOO, NGACO KALI MURIDNYA. "kok jadi nikah sih? Teteh aja ga yakin Daddy kamu suka sama teteh."

"Kalo ga suka sama Teteh, Daddy ga akan modus tiap hari sampe berantem sama aku, Teh," ucap Dongpyo keceplosan. Padahal Seungwoo udah bilang jangan bilang dulu soal perasaannya pada Hana, tapi anaknya malah begini.

Beneran ini mah kalo Seungwoo tau, dia auto nyanyi; "Timang-timang anakku kampang."

"Eung tapi teteh tuh cuman mahasiswi biasa," Hana menundukan kepalanya. Mengingat statusnya dengan duda anak satu itu bikin Hana insecure sendiri. "sementara ayah kamu tuh kaya, ceo, boss teteh pula. Kaya ga mungkin aja gitu."

Dongpyo memijat kepalanya sendiri, haduh pusing dah sama gurunya. Padahal Hana ini pinter soal teori, cantik, jago menjelaskan pula. Tapi emang ya manusia tuh ga ada yang sempurna, karena dibalik semua itu Hana tetep jadi sosok yang ga peka.

"Yaudah deh kalo ga percaya mah, nanti tanyain aja ke Daddy langsung," ujar Dongpyo. Jantung Hana ngepause sebentar, anjir YA KALI HANA NANYA LANGSUNG KE SEUNGWOO, MAU DITARO DIMANA MUKANYA?!

Untung aja ga lama nama acara pembagian rapot dimulai, pertama-tama jelas ada pidato singkat dari wali kelas, sampai akhirnya wali kelas memanggil wali dan muridnya untuk maju.

"Han Dongpyo dan wali," mendengar ucapan tegas wali kelas itu, Hana dan Dongpyo lantas berdiri untuk mengambil rapot.

"Wah walinya baru? Kemarin mah cowok," ujar Johnny Suh, lelaki yang menjadi wali kelas 9A. Emang pas pembagian rapot pertengahan yang dateng tuh Sejun.

"Iya Pak, ini guru lesnya Pyo," ujar Dongpyo dengan ceria seperti biasa. Sementara Hana cuman tersenyum malu-malu. Sumpah Hana canggung sendiri ditatap intens sama wali kelasnya Dongpyo ini.

"Oh kamu guru lesnya Pyo. Wah keren sekali, saya kira guru lesnya Pyo udah tua. Ternyata masih muda cantik pula."

Dongpyo langsung melotot, wah wah apa-apaan ini, Hana kok malah digodain wali kelasnya?! Jelas dia langsung melaksanakan aksinya, "Iya emang gurunya Pyo masih muda dan cantik, makannya Teh Hana jadi kesayangan Daddy."

Johnny menelan ludahnya. Dikirain Hana masih available, makannya tadi Johnny berani ngegodain. Tapi pas denger Hana itu kesayangan Seungwoo, Johnny mundur alon-alon dah. Johnny emang ganteng, ga miskin-miskin amat, tapi ibarat diatas awan masih ada awan--Seungwoo masih ada diatasnya. Johnny juga ga mau macem-macem sama Seungwoo, nantinya Seungwoo enggak mau nyumbang lagi ke sekolahnya mampus dia.

Sementara itu Hana cuman bisa nyubit tangan Dongpyo, malu sendiri dia tuh, telinganya ampe merah.

"Eum kalo begitu silahkan tanda tangani disini," Johnny menunjukan kolom untuk Hana tanda tangani. Hana mengangguk dan tanpa babibu Hana langsung melakukannya. "ah iya setelah ini ada rapat wali di aula jam 10 an, datang ya."

"Baik pak."

Setelah itu Hana dan Dongpyo kembali ke bangkunya. Dongpyo enggak ada henti-hentinya ngejulidin wali kelas meskipun suaranya ga begitu keras. "Sumpah ya ganjebln banget emang. Udah punya istri aja masih ganjen apalagi kalo belum."

Hana cuman terkekeh sembari melihat-lihat nilai rapot dengan serius. Melihat itu Dongpyo berhenti ngejulid, dia takut Hana marahin dia karena nilai rapotnya kecil. Padahal tujuan Hana melihat nilai rapot Dongpyo adalah untuk menilai hasil kinerjanya dan tentu memperbaikinya.

Karena mulai ulangan tengah semester kemarin, Hana enggak cuman ngajarin matematika, Hana ngeles pelajaran yang enggak Dongpyo mengerti. Untung aja anaknya pinter, jadi Hana enggak merasa keberatan, sekalian belajar lagi.

Tapi tetep aja Dongpyo takut, takut Hana ngelapor ke Seungwoo prihal nilainya. "Tehh," Hana noleh ke arahnya dengan tatapan bingung, Dongpyo lantas bekata lagi. "maaf ya nilai rapot Pyo jelek."

"Hah? Enggak, kata siapa jelek?" tanya Hana bingung. Di senester ini nilai Dongpyo banyak naiknya, di beberapa mata pelajaran bahkan dia mendapay nilai 9 lebih, meskipun matematikanya masih stuck di angka 8.

"Emang jelek kan? Pyo ga masuk rangking lima besar. Kayanya dua puluh besar juga enggak," ucap Dongpyo sedih. "Pyo sedih, kenapa otak Pyo enggak bisa sepinter Daddy atau teteh? Otak Pyo kaya patrick, bego."

"Ehh jangan ngomong gitu. Orang bego tuh ga ada, di dunia ini adanya cuman orang males sama rajin. Lagian ya Pyo, nilai dan rangking tuh ga nentuin segalanya. Di masa depan yang terpenting itu kemampuan kita, dalam bentuk apapun itu. Karena kalo kita ga punya kemampuan apa-apa, kita bakal jadi biasa aja."

Dongpyo menganggukan kepalanya pelan setelah mendengar ceramahan Hana. "Tapi emangnya Dongpyo punya kemampuan apa?"

Hana lantas mengusap rambut Dongpyo. "Yang teteh liat sih kamu public speakingnya bagus, udah itu pede abis, kamu juga jago nari. Itu baru yang teteh liat sekarang, nanti pasti bakal nambah karena kemampuan itu selalu bertambah setiap waktu tanpa kamu sadari. Jadi jangan takut, nilai bukan penentu masa depan. Yang nentuin masa depan kamu, ya kamu sendiri."

Ada rasa lega setelah Dongpyo mendengar ucapan Hana, anak itu langsung memeluk calon ibunya tanpa basa-basi. "Makasih Tehh, Pyo sayang banget sama tetehh."

"Sama-sama. Teteh juga sayang sama Dongpyo."

🍒🍒🍒

"TETEHH, NGINEP DI RUMAH PYO YAAA??" Hana menelan ludah setelah mendengar teriakan girang Dongpyo di mobil. Abis rapat, Seungwoo langsung ngejemput Dongpyo, tadinya Hana mau pulang sendiri tapi Seungwoo kekeuh mau nganter. Dan setelah ngebahas hasil rapat, Dongpyl tiba-tiba teriak gitu.

Anjirt.

Oh ayo lah, Hana hari ini terlalu padet. Pagi ada kelas, jam 9 ngambil rapot Dongpyo, selesai itu rapat mengenai pengayaan dan ujian kelas 9. Hana kira abis rapat wali selesai, permasalahan hidupnya juga selesai, tapi ternyata enggak bung.

Dongpyo malah memintanya menginap, DAN ITU MASALAHNYA!

"Ga bisa Pyo," tolak Hana dengan halus. CUKUP KEBODOHAN HANA MENGINAP TUH DULU PAS AWAL-AWAL AJA, SEKARANG JANGAN SAMPE!!

"Kenapa?? Besok kan minggu, teteh ga ke kampus kan? Lagian teteh sendiri bilang senin udah mulai ujian. Ayo lah teh nginep, ini terakhiran sebelum semester depan. Kita kan ketemunya baru februari tehh," bujuk Dongpyo yang jelas membuat Seungwoo diam-diam tersenyum.

Wah anaknya kesambet apa hari ini? Pinter banget sampe kepikiran bikin Hana nginep sehabis pembagian rapot. Ga nyesel sih Seungwoo mempercepat rapatnya hanya untuk menjemput dua kesayangannya di SMP. 'Hehehe.'

Hana nampak memijit kepalanya, pusing memikirkan cara untuk menolak ajakannya Dongpyo. Hana emang ga punya alasan, belajar enggak--sebelumnya udah belajar, ada schedule juga enggak. Melihat Hana kebingungan begini, Seungwoo mulai melaksanakan aksinya membantu Dongpyo. "Iya Han, nginep aja. Sekalian nemenin Dongpyo malmingan."

Hah? Nemenin Dongpyo malmingan? Wkwwk'Ini orang ngejual nama gua lagi dah padahal udah gua bantuin. Dasar Bapak ga tau diuntung,'

Aih, kalo Seungwoo udah ngomong gitu rasanya Hana makin ga enak buat cuman sekedar nolak. "T-tapi saya ga bawa baju."

"Ke kosan kamu aja dulu ya, ambil baju."

Ah sialan, makin deh Hana susah buat nolak. "Yaudah iya."

Mobil pun diarahkan ke kosan Hana, Dongpyo dan Seungwoo sama-sama masuk ke kosan, menunggu Hana membawa barang-barang yang mau dia bawa untuk nginep.

Hana emang nyiapin badsngnya bentaran, yang bikin lama karena dia ngobrol dulu sama Sakura di kamarnya. "APA?! LO DIAJAK NGINEP DI RUMAH DUDAA?!"

Sesuai dugaan, Sakura histeris mendengar ucapan Hana. Ya jelas Sakura dicubit tangannya sama Hana. "Berisikk woii, lu tau ga sih gua aja ga bisa nolak karena Pak Seungwoo juga pengen gua nginep."

"Sakit huhu," Sakura narik tangannya. Emang anarkis temennya ini. "iya gua juga tau, lo pasti ga bisa nolak. Jadi yaudah nginep aja sana. Tapi awas lo yaa, jangan ngelakuin yang aneh-aneh sampe kaya Hyewon. Kalo pun ngelakuin yanh aneh-aneh, pake pengaman."

"Setan, lo pikir gua cewek apaan," Hana nyubit pinggang Sakura, bikin Sakura ngejerit kesakitan.

"ADAWW! HAN KURANG AJAR LO YA, GUA ADUIN PAK SEUNGWOO MAMPUS LO, DIHUKUM DAH TU BIBIR!" anjir sumpah ya ini orang bacot banget, ga ngerti lagi Hana tuh.

Tapi masalahnya ada Seungwoo di ruang tamu, kan kalo ketauan gimana? "SAKURA BERISIK YA LOO! JANGAN SAMPE GUA KELUARIN JURUS KUNGFU GUA."

"LU MAH MEGANGNYA SABUK ITEM KARATE ANYING, BUKAN KUNGFU!"

"YA SUKA SUKA AING, NU PENTING BELA DIRI. LAGIAN AING PERNAH BELAJAR KUNGFU KOK."

Sakura cengo dulu, baru tau dia setelah hampir 3 tahun temenan Hana belajar Kungfu juga. Seinget Sakura tuh dia belajarnya karate sama silat pas SD, "Eh sejak kapan lo belajar Kungfu? Gua baru tau."

"Sejak 2008, di film kungfu panda."

Sakura auto sweatdrop mendengar jawaban Hana. Temen modelan Hana boleh di buang di ciliwung ga sih? Kesel abisnya. "Kumsiba, kumaha sia lah bagong."

"Ih Sakura jahatt, bilangin ke Donghan si--"

"Teteh masih lama?" Hana auto nutup mulutnya karena Dongpyo tiba-tiba nyembulim kepalanya di kamar Sakura.

Duh kayanya Hana kelamaan ngebacot deh, padahal bilangnya cuman mau pamit sama Sakura. "Bentar lagi Pyoo."

"Aku sama Daddy nunggu di mobil ya," kata Dongpyo laku ngusapin pipinya. "kalo disini dicubitin mulu. Risih."

Ah pasti ulah Doyeon sih, tu orang kan gampang gemes makannya sering nyubitin orang lain.

"Iya Pyoo."

Setelah Dongpyo pergi, Hana dan Sakura sama-sama ngehela napas, kompakan betul kek anak paskibra.

"Yaudah sana lo ngindep, tapi ati-ati ye lu," Sakura ngambil tangan Hana lalu ngenakolin punggung tangan Hana ke jidat Hana, karena Sakura lebih tua jadi Hana harus salim sama dia. Udah kaya emak-emak dia ini. "jangan sampe tekdung. Ntaran aja udah skripsian tekdungnya."

"Ih anjing lo ya, gua ga akan gituan lah," Hana mendengus sebal.

Sakura ngangkat bahunya. "Ya siapa tau lo khilaf. Meskipun yah kalo pun lo hamil, Pak Seungwoo mah pasti girang, bukannya nyesel."

"Kumsiba alias kumaha sia lah bangsat," Hana ngacungin jari tengahnya ke Sakura da dibales dengan hal yang sama.

"Udah-udah sana lo, mau simulasi rumah tangga kan? Have fun ya? Tenang gua ga akan bilang-bilang sama Chaewon dan Sohye kok," ucap Sakura lagi yang membuat Hana terharu. Pas Hana mau meluk, Sakura malah nahan dia, "udah udah ga usah pengen meluk, gua ga lesbi."

"Iya anjir iya. Ga napsu lagian gua lesbian sama elu. Badan lo kek tulang di lab biologi SMA gua tauu," Hana lantas menjulurkan lidahnya.

Kurang ajar emang. "HANA BANGSAT GUA ADUIN PAK SEUNGWOO LOH YA. GA GUA SENSOR LOH, BIAR PAK SEUNGWOO TAU KELAKUAN ASET BERHARGANYA YANG GA BERHARGA SAMA SEKALI."

Sebelum Sakura ngomong yang macem-macem lagi Hana buru-buru ngambil tasnya dan kabur. Kalo ga gitu perdebatan ga akan selesai. "BDSM KUR, ALIAS SI BODOSOMUCH! HAHAHA!"

🍒🍒🍒

Buat Dongpyo, Seungwoo emang bapak yang enggak tahu diuntung. Padahal Dongpyo udah berbaik hati ngebuat Hana nginep, tapi dengan tainya lelaki itu malah menyuruh Jinwoo dam Dohyon main ke rumah.

Dan ujungnya ya Seungwoo ngebawa Hana ke ruangannya buat ketemu kucing abu kesayangan Hana. "Sayanggg!" Hana meluk kucingnya erat-erat, Seungwoo rolling eyes sebel ngeliatnya.

Kok kucing lebih beruntung dari dia yang manusia tulen sih? Udah dipeluk, dipanggil sayang pula. Sedangkan Seungwoo dipeluk aja belum, terakhir kali skinship ya pas dateng ke acara PKS.

Seungwoo yang cemburu berat sama kucing lantas memeluk Hana dari belakang, padahal dari tadi dia udah ngode, sayang aja Hana ga peka. "Baby Hann," lelaki itu merengek manja sembari menggesek-gesekan pipinya dengan pipi Hana. Kucing yang semula Hana peluk langsung melarikan diri.

Kucing itu ga mau jadi nyamuk diatara Hana dan Seungwoo.

"Y-ya Pak?" Hana menelan ludah, sialnya dia melah tergagap di peluk dsri belakang oleh badan jangkung Seungwoo ini.

"Pak?" Seungwoo mengintrupsinya. Hana langsung menelan ludah. "M-maksud saya daddy."

Ya kalo berdua harus manggil Daddy kan? Hana inget kok, inget banget.

"Baby bukain baju saya dong, Daddy gerah," pinta Seungwoo setelah membalikan tubuh Hana.

Bangke, ini baru beberapa menit Hana di rumah Seungwoo, tapi lelaki itu udah membuat Hana ngerasa melebur. Ah kampret, MAKSUDNYA APA TOH MINTA DIBUKAIN BAJU?! KAN PUNYA TANGAN SENDIRI!

"Baby," punggung jari telunjuk Seungwoo membelai lembut pipi gadis berumur 20 tahun itu. Bikin seluruh bulu kuduk Hana berdiri dan jantungnya jedag-jedug. "kenapa bengong hm?"

Aduh anying. Minta digasin banget ini Seungwoo, sayang aja Seungwoo bosnya Hana. Coba kalo bukan. Udah dikatain tuh si Seungwoo. "E-enggak. Ta-tapi kenapa ga sendiri aja?"

"Ga mau pengennya dibukain sama kamu," Seungwoo berucap sembari pout, ga sesuai keuwuan dan topik bahasannya. "ya ya ya? Bukain baju Daddy yaa?"

Minta dicakar banget sih itu orang!! KENAPA SEUNGWOO BISA SEKSI DAN IMUT DISAAT YANG BERSAMAAN?!

"Ya-yaudah iya," gadis yang rambutnya di cepol itu lantas mulai membukakan jas yang melekat pada tubuh tegap Seungwoo. Hana membuat senyuman Seungwoo kian melebar saya sampai-sampai Hana takut bibir lelaki itu sobek.

Saat tangannya akan membuka kancing kemeja hitam yang melekat pada tubuh Seungwoo, Hana menelan ludah terlebih dahulu. Dia merasa dejavu. Mana lagi kenapa dada bidang Seungwoo menggoda banget astaga?! Gadis itu menggelengkan kepalanya, mencoba berpikir positif meskipun sulit. Tangannya lantas membuka satu persatu kancing baju Seungwoo sampai tubuh atletisnya terlihat.

Puas melihat ekspresi Hana ketika membukakan jas yang dia pakai, Seungwoo lantas merangkul Hana. "Duduk dulu yu, kamu pasti pegel," mengajak gadis itu duduk di sofa empuk, kini keduanya duduk bersebelahan.

Hana memainkan jari-jarinya karena terlalu gugup, jantungnya juga ga berhenti jedag-jedug, malah tambah parah ketika Seungwoo mengangkat poninya. 'SHSHSH KENAPA HARUS JIDATAN ANYING?!'

GIMANA DONG, HANA TAKUT MODAR DI TEMPAT KALO DISUGUHI GINIAN TERUS! MANA KAGI SEUNGWOO MENDEKATKAN BADANNYA.

"Kamu kenapa baby?" sok polos banget pertanyaannya, jelas-jelas Hana kenapa-kenapa gara-gara Seungwoo!

"A-ah itu," sayangnya lidah Hana terlalu kelu untuk sekedar menjelaskan bahwa dirinya kenapa-kenapa. "s-sayaa ga tau saya kenapa."

Seungwoo tertawa dalam hati ketika Hana berusaha menghindari kontak mata dengannya. Lelaki itu lantas menarik dagu Hana, guna agar Hana bertatapan dengannya. "Yakin?"

"Y-yakin," semoga Hana enggak ketahuan berbohong kali ini. Tapi ga apa-apa lah bohong dikit demi kebaikan jantung.

Seungwoo menganggukan kepalanya, lalu menyenderkan tubuhnya dengan sofa, setelah itu baru lah Seungwoo menarik Hana untuk bersender di dada bidangnya. Salah satu tangannya erat, sedangkan satunya lagi mengusap lembut rambut Hana, sesekali ia mengecupi kening Hana.

Sejujurnya Hana merasakan adanya euforia tersendiri diperlakukan begitu. Hana jadi teringat ketika dirinya masih berpacaran, dari dulu Hana emang suka skinship. Tapi Hana ga bisa terlena begitu saja, Seungwoo ini racun dunia, ga baik kalo Hana terkena racunnya.

Makannya Hana lantas bilang, "D-dad, saya mau ke Dongpyo dulu."

"Enggak usah," sergah Seungwoo dingin, perubahan mendadak itu membuat Hana makin merinding. "Dongpyo lagi main sama teman-temannya sayang, udah biarin mereka main. Ga akan baku hantam kok, saya udah minta Bibi ngewasin mereka. Lagian tadi kamu udah sama Dongpyo, sekarang gilirian sama saya. Jadi disini aja ya?"

"B-baik pak." Hana terpaksa mengangguk karena permintaan Seungwoo barusan.

"Ah iya kuliah kamu gimana?" Seungwoo memberinya pertanyaan yang menurut Hana random. Padahal sebenernya ga random-random amat, bukannya kalo orang yang lagi pacaran suka menanyakan hal itu?

Seungwoo dan Hana emang belum pacaran sih, tapi sekarang Seungwoo sedang berupaya agar Hana jatuh cinta padanya. Malam ini adalah kesempatan untuk Seungwoo menunjukkan pesonanya pada Hana.

"Iyaa gitu," tapi Hana bingung mau jawab gimana, wong kuliah Hana gitu-gitu aja. "flat aja."

"Yakin flat? Bukannya tadi pagi kamu sempet kesel gara-gara masuk jam enam, hm?" ah sialan, kenapa pake diingetin? Hana jadi kesel lagi kan.

"Itu mah si dosennya ganti jadwal. Biasanya sih masuk jam delapan, tapi gara-gara ada seminar dianya jadi jam enam. Eh jam enam pun ga tepat waktu. Kan kesel," Hana mengoceh sembari mempoutkan bibirnya. Hana ga bisa nahan diri kalo lagi ngomongin dosen.

"Eh bentar, kok kamu masuk sabtu sih? Biasanya kan kampus libur hari sabtu mah?"

"Harusnya kelasnya sih jumat, tapi kemarin dosennya ga bisa dateng. Jadi pindah ke sabtu."

Seungwoo menganggukkan kepalanya, dia lantas bertanya-tanya kembali soal kampus Hana yang emang kebetulan sama dengannya. Hanya saja beda jaman dan beda dosennya, tapi untuk beberapa dosen matkul senior emang sama.

Keduanya terlarut dalam obrolan seputaran kampus yang kebanyakan mah keluhan dan kejadian memuakan. Tapi tetap aja ini rasanya menyenangkan, terutama untuk Seungwoo.

Hana tuh kalo udah gibah emang beda banget. Badannya gerak pas maki-maki dosennya, ekspresinya enggak tegang, bahkan sempat mengumpat. "Sumpah ya dosen itu mah ga jelas banget, ga ngerti lagi maunya apa. Bangsat banget emang."

Tapi Seungwoo suka ngeliatnya, biasanya Hana ketika sama dia tuh kaku banget, sekarang enggak. Bukannya itu sebuah kemajuan?

"Emang sih Ibu itu mah nyebelin. Dari dulu juga gitu. Dapet nilai B tuh udah syukur. Tapi saya sih dapet A dulu."

Hana loading dulu, dosen matematika yang sedang digibahkan emang terkenal turun temurun sebagai orang yang pelit nilai. Dapet B aja udah alhamdulillah, tapi ini Seungwoo dapet A ceunah? "Kok bisa? Gimana caranya?"

Sudut bibir Seungwoo terangkat. "Kamu mau tau?" tanya Seungwoo lalu mengarahkan tangan Hana untuk membelai dadanya. Itu tangan daripada dipake buat nunjuk-nunjuk udara, mendingan dipake buat ngelus dada bidangnya Seungwoo dah. Syukur-syukur kalo bisa bikin putingnya tegak. Eh.

Hana seketika tegang lagi, dia mau narik tangan Seungwoo tapi Seungwoo malah nahan tangannya. Sumpah, INI ORANG KENAPA SIH?! LAGI ENAK GIBAH JUGA! "M-mau."

"Tapi kalo pun kamu tau, kamu ga akan bisa ngelakuin itu."

"Hah?" Hana makin bingung kan. "emang dulu Daddy ngapain sampe dapet A?"

"Ngamar, biasa," jawab Seungwoo dengan santainya. "kamu pasti udah diceritain sama Chaewon kalo saya ini semasa kuliah nakal banget."

"Iya anda fakboi pak," respon Hana jujur. Namun seketika dia panik, ANJIR MULUTNYA KENAPA SELICIN INI?!

"Fakboi?" Seungwoo mendekatkan wajahnya dengan wajah Hana, tangannya menarik dagu gadis itu sebelum akhirnya kedua bibir bertemu. Lelaki itu menciumnya dengan intens seperti biasa, ciuman dari Seungwoo selalu terasa luar biasa sampai Hana tak bisa menahan diri untuk enggak membalasnya.

Setelah puas saling melumat, Seungwoo melepaskan ciumannya. "yes I'm a fuck boy, but you like it, right?" tanyanya dengan nada seksi.

MELEBUR ELO HAN!

Hana mengangguk malu-malu, pipinya memerah sempurna. Seungwoo tersenyum senang lalu memeluk Hana. Senang mengtahui fakta bahwa cintanya enggak bertepuk sebelah tangan.

Yaiyalah, ga mungkin juga Hana ga suka sama orang se hot Han Seungwoo?

"Dulu Daddy emang fakboi, sering banget tidur sama cewek. Tapi udah empat belas tahun berlalu dan i don't do that again," ketika Hana mengandahkan kepalanya, dia melihat Seungwoo sedang tersenyum manis kepadanya. "kalau kamu tanya kenapa, Dongpyo jadi alasannya. Saya ga mau menjadi Daddy yang jahat buat Dongpyo. Dia udah kehilangan ibunya, saya enggak mau kehidupannya jadi kacau juga kalo saya masih kaya dulu."

Hana menganggukan kepalanya. Seungwoo bener sih, ia memang pernah melakukan banyak kesalahan di masa lalu tapi bukan berati dia enggak bisa berubah.

"Eh tapi kamu enggak ilfil kan saya ceritain gini?" tanya Seungwoo. Gimana ya meskipun dia bisa jadi sosok Hitler dihadapan Hana, tapi Hana tetapnya orang yang dia cintai. Seungwoo hanya enggak mau menutupi apapun dari gadis ini, karena Hana pun harus tau untuk meminimalisir sakit hati jikalau orang berbicara hal buruk tentang Seungwoo.

Hana menggelengkan kepalanya. "Enggak, kenapa juga saya harus ilfil sama Bapak?" ia malah bertanya baik. "lagian wajar kalo seseorang memiliki masa lalu yang kelam, kehidupan manusia satu sama lain itu enggak mungkin latar belakangnya sama. Buat saya masa lalu tuh enggak penting, yang terpenting adalah perubahannya sekarang. Masa lalu tuh cuman kaya pelajaran sejarah yang ada untuk dipelajari agar kesalahan yang sama tidak terulang lagi."

Lelaki itu menghela napasnya, dia lega mendengar ucapan Hana. Tiba-tiba saja Hana mengelus wajah Seungwoo. "masa lalu Daddy ga bikin saya ilfill kok. Saya justru bingung, kenapa Daddy nyeritain semua itu ke saya yang bukan siapa-siapa Daddy."

Bukan siapa-siapa. Anyinc, Seungwoo meringgis dalam hati. Emang bener, TAPI PLIS JANGAN DIPERJELAS!

"Kamu tuh aset berharga saya Hana, kamu berhak tau semua itu dari saya sendiri," ucap Seungwoo lalu mengecup punggung tangan Hana. "saya percaya kamu orang baik, makannya saya cerita ini semua ke kamu. Kamu pasti tau hal apa yang seharusnya kamu lalukan setelah mendengar ini semua."

Haduh, mau nangis Hana tuh rasanya. Dia lumer selumer-lumernya gara-gara Seungwoo. Tolong, jangan hentikan euforia ini!

Hana lantas memeluk Seungwoo, "Terimakasih udah percaya sama saya."

"Sama-sama sayang."

Aduh dipanggil sayang pula! Huhu, baper Hana tuh. Dia enggak bisa buat ngeliat Seungwoo sebagai Bapak duda yang punya satu anak. Seungwoo dimata Hana kini telah menjadi lelaki yang spesial, lelaki yang ingin sebagian besar waktunya dihabiskan untuk mencintainya seorang.

Tapi memangnya boleh Hana berpikir seperti itu? Memangnya Hana juga satu-satunya untuk Seungwoo?

"Ah saya mau nanya."

"Nanya apa sayang?"

Sayang mulu, sayang-sayang sipaku gelang kali ah!

"Eung sekarang Daddy masih sering tidur sama cewek lain?"

"Masih. Tapi ga sering, " jawab Seungwoo yang menbuat jantungnya hampir berhenti mendadak. Hana lemas mendengarnya, baru saja dia diterbangkan, tapi malah dijatuhkan disaat yang sama.

"A-ah begitu ya." Air mata Hana hampir keluar, entah kenapa dia selemah ini.

Duh padahal awalnya Seungwoo pengen ngejahilin Hana, tapi mata Hana malah berkaca-kaca. "Jangan nangis dong, terakhir kali saya tidur sama cewek kan kamu ceweknya," Seungwoo mengusap pipi Hana dengan ibu jarinya lalu mengecup kedua pipinya. "dan paling saya sering tidur sama Mamah saya. Sumpah cuman kamu sama Mamah saya yang tidur sama saya sekasur dan enggak ngapa-ngapain. Kalo ga percaya tanya Dongpyo aja."

Yah malah dia yang panik lur.

Hana mengigiti bibirnya, malu sendiri karena enggak bisa mengontrol diri dan malah menangis tadi. "I-iya."

"Kamu tuh ya jangan ngengitin bibir sendiri, mending gigit bibir saya aja," ucap Seungwoo dengan santainya. Mata Hana sontak membulat. "haha bercanda sayang, tapi jangan dianggap bergurau ya. Baby boleh ngegigit bibir Daddy kok."

Ah bangke, jadi sia maunya apa?

"I-iya."

"Iya apa? Iya mau ngegigit bibir saya?"

"E-enggak."

"Enggak?"

ADUH KOK JADI SERBA SALAH GINI SIH?! SUSAH EMANG KALO BERURUSAN SAMA BAPAK-BAPAK MAH.

"M-maksudnya tuh ... Ah udah lah lupain aja," Hana nampaknya frustasi sendiri.

Sedangkan Seungwoo tertawa puas melihat kegemesan Hana. Lelaki itu meraup wajah Hana dan menggesekan hidungnya dengan hidung gadis itu sembari berhaha hehe ria. "Kamu lucu banget sihh."

"Bapak ihh," wajah Hana memerah sempurna. Sialan emang Han Seungwoo ini!

"Apa sayang? Bapak?"

"Ma-maksudnya Daddy," huhu serem Seungwoo tuh kalo udah natap Hana tajam. Tatapannya seolah pengen ngulitin Hana. "udah ah Daddy, ngobrolin yang lain aja."

"Gigit dulu bibir Daddy baru ngobrolin yang lain."

"DADDY!"

🍒🍒🍒

Sekarang emang malam minggu, tapi dengan sadar dirinya Dongpyo enggak minta buat keluar rumah. Soalnya males ketemu orang-orang Dongpyo tuh.

Tapi bukan berati Dongpyo membiarkan Seungwoo modusin Hana melulu di ruangannya kek tadi siang. Malam ini Dongpyo meminta Seungwoo memasak sedangkan dia bermain catur dengan Hana.

Seungwoo enggak ngerasa keberatan sih, justru dia seneng pas masak dengan harapan Hana akan memperhatikannya. Bener sih, mata Hana dari tadi ga fokus. Lirik-lirik ke arah Seungwoo melulu. 'I see it, honey,' Seungwoo tersenyum puas.

Lelaki itu semakin berulah saja, udah mah sekarang dia pake baju tanpa lengan dan pake celemek yang bikin dia tambah hot, Seungwoo malah ngangkat poninya. Aduh sialan, Hana makin ga bisa fokus. "YEYY TEH HANA KALAHH!" ya kan, di ronde kedua ini dia kalah.

"Yah kalah," Hana menghela napas sebal. Kenapa juga harus kalah astagaa?!

"Udahh, ayo makan dulu. Ini udah jadi nih," Seungwoo membawa aneka pasta dan olahan daging yang ke meja makan, di bantu Hana dan Dongpyo juga.

Maid di rumah Seungwoo di istirahatkan dahulu, Seungwoo enggak mau diganggu. Dia mau ngerasain makan dengan keluarga kecilnya dengan lengkap lagi, dan Hana membuat harapannya terwujud. Maid di rumah Seungwoo mah seneng-seneng aja sebenernya, mereka juga seneng ngeliat tuannya seneng.

"Teteh suapinn," manjanya Dongpyo kambuh sekarang. Untung Hana sayang sama dia. "Buka mulutnya sayangg ... Aaaam."

"Hana mau juga," pinta Seungwoo dengan enggak tahu dirinya. Duh pak, sadar dong. Ada anaknya ini tuhh! "Hanaa." yah kan ngerengek lagi si bapak ini ada-ada aja emang.

Tapi karena Hana ga mau Seungwoo bawel lagi, terpaksa lah dia suapin. "Yaudah iya ... aaa."

"Am!" Seungwoo tersenyum lebar ketika menerima makanan dari Hana, sedangkan Dongpyo malah rolling eyes. Mau jijik tapi bapak sendiri.

Makan-makan dilanjut lagi dengan Hana yang nyuapin kedua manusia itu sampai selesai. Setelah selesai mereka kumpul di ruang tengah untuk bermain dota sembari memakan pizza yang Seungwoo beli.

Seungwoo ngajakin Hana main dota tuh biar ada alasan buat modusin Hana, dia mau ngebikin Hana kalah. Eh ternyata Hana jago mainnya, bukannya ngalahin Hana, malah Seungwoo yang dikalahin Hana.

Iya lah, dota mah kecil buat Hana. Dia sering main gini sama Sakura pas ngegabut di semester 3, makannya jago. Btw kalo soal game, Sakura jauh diatas Hana skillnya. Dewa banget lah!

"Yahahahaha Daddy kalah," Dongpyo tertawa puas melihat wajah sepet Seungwoo. 'mampus kan ga bisa modus.'

Sementara itu Hana malah nyalamin tangan Seungwoo. "Selamat yaa Pak."

Seungwoo yang disalami lantas bingung lah. "Selamat untuk?"

"Kekalahannya," balas Hana lalu senyum lebar. Dongpyo makin ketawa puas aja sekarang. "Hahahah bagus teh!"

Kedua orang itu tos-tosan, mereka emang kompak pas udah nistain Seungwoo. Sedangkan Seungwoo cuman bisa mengepalkan tangannya. 'Awas aja kamu Hana, abis Dongpyo tidur, bibir kamu bakal saya bengkakin.'

Sayang aja, Dongpyo ga tidur secepet itu. Dongpyo masih mau nistain ayahnya didepan calon istrinya. Makannya sekarang dia nunjukin foto-foto lawas Seungwoo.

"Teh, liat deh ini dulu Daddy kek bolang banget," adu Dongpyo dengan lucunya, membuat Hana tertawa.

Dongpyo kembali menunjukan foto Seungwoo yang nistaable.


"TUH TEHH, YANG INI DADDYNYA CUNGKRING BANGET! MANA MODEL RAMBUNYA ALAY BANGET COBA!! KAYA ANDIKA BOGOSHIPO BAND JAMAN LAWAS!"

"Hahahah kok iya," Hana yang duduk ditengah bapak dan anak itu tertawa puas. Astaga kenapa sih mereka suka nistain Seungwoo?

Sedangkan Seungwoo yang duduk disamping kiri Hana udah manyun ga jelas. Aih aibnya kebongkar juga. "Itu jaman sebelum puberty."

"Sebelum kenalan sama skincare kali, Dad," ledek Dongpyo.

Seungwoo berusaha melototin Dongpyo--meskipun rada susah karena matanya terbatas. Dia enggak mau ketahuan Hana kalo kegantengannya ini nambah karena skincare. Ntar bisa diledek banci! "Enggak dih!"

"Ngaku aja, Daddy kan suka maskeran kalo malem abis nganterin Teh Hana pulang."

BONGKAR TERUS JANGAN SAMPE KENDOR!

Hidung Seungwoo kembang kempis menahan amarah. Mau kesel tapi anak sendiri. Duh tapi kesel aibnya dibongkar-bongkar, depan gebetan pula. "Pyo, uang jajan kamu Daddy cashback ya."

MAMPUS.

Hana cuman bisa nutup mulutnya sembari nahan ketawa atas adu bacotnya kedua orang ini. Ini mungkin hal yang menyebalkan, tapi buat Hana yang suka ketubiran ini menyenangkan.

"Tetehhh, masa uang jajan aku kena cashback," adu Dongpyo pada Hana dengan manjanya.

"Ya tapi kamu nyebarin aib--"

"GA AIB TETEHH, ITU MAH FAKTA! DADDY EMANG SUKA SKINCAREAN KOK!" ya ampun toa banget, Hana sampe harus nutup sebelah telinganya biar enggak sakit.

"Y-yaa gimana--"

"Tetehh, ayo bujuk Daddyyy," pinta Dongpyo lagi. "bujuk biar uang jajan Pyo ga kena cashback yaa?"

"Sendiri aja--"

"Atuh tetehhh, kalo udah gini mah Daddy nurutnya sama Teteh doangg."

Hah yaudah lah, daripada pusing mending Hana lakuin aja biar cepet. "Pak, eung uang jajannya Dongpyo jangan dicashback in ya?"

Seungwoo yang semula lagi ngeliatin sw karena gabut pun noleh. "Ga mau ah, dia udah ngomong yang aneh-aneh depan kamu."

"NGOMONG ANEH-ANEH GIMANA?! ITU FAKTAA!" Dongpyo ngegas lagi.

Hana lantas menenangkan Dongpyo. "Pyo, percayain sama teteh ya?" pada akhirnya Dongpyo diem. Ya yang Dongpyo percaya dibalik muka datar sang ayah dia pasti lagi ngerencanain something yang menguntungkan buatnya.

Pasti itu mah.

"Pak," Hana mencoba membujuk lagi. "bapak enggak usah ngecashback uang jajan Dongpyo, toh cuman gitu. Lagian menurut saya skincarean bukan hal yang memalukan buat diakui kalo seandainya itu bener. Toh saya aja suka ngajak kak Minhyun buat skincarean. Skincare itu buat merawat diri, ga harus cewek, cowok juga bisa pake, jadi kenapa harus malu?"

Mendengar pendapat Hana soal skincare membuat Seungwoo luluh. Hana ternyata enggak mempermasalahkan hal itu. Syukurlah. "Baiklah, saya ga akan motong uang jajan Dongpyo. Tapi sebagai gantinya, kamu harus manggil saya dengan sebutan Daddy."

Hana membulatkan matanya. Lah kok dia yang kena sih anying?! Emang Hana sering nyebut Seungwoo Daddy, tapi kan itu kalo berdua doang!! "K-kenapa?"

"Biar sama kaya Dongpyo, jadi mulai sekarang kamu panggil saya Daddy aja," Seungwoo lalu tersenyum nakal. "lagian saya suka kok dipanggil gitu."

Hggh tai!

Nurut enggak ya? Nurut enggak ya? Tapi kall ga nurut uang jajan Dongpyo kena cashback. "Um baik D-daddy."

"Yeyy makasih Tetehh," Dongpyo lantas memeluk Hana. "Pyo sayang teteh."

"Sayang Daddy juga ga Pyo?"

"GA!"

🍒🍒🍒

Dongpyo kira dahulu keluarga sempurna hanyalah angan-angan karena dulu Seungwoo enggak tertarik kepada perempuan. Tertariknya cuman sama kertas-kertas pekerjaan.

Tapi malam ini dia bener-bener ngerasain apa yang enggak pernah dia rasain sebelumnya. Seperti contohnya dibacakan dongeng sebelum tidur oleh ibu.

"Dan akhirnya, buaya bisa menerima dirinya sendiri dan menjalani hidup dengan lebih bahagia," Hana menutup cerita tentang buaya. Dongpyo nampaknya udah mengantuk mendengarkan Hana berbicara, cerita yang berjudul 'Buaya dengan dirinya sendiri' ini adalah judul ketiga cerita dongeng yang baru Dongpyo dengar. Ceritanya cukup panjang, menceritakan tentang buaya  yang hidupnya enggak enak karena fisiknya.

Sedangkan Seungwoo malah menatap kagum Hana yang baru selesai membacakan dongeng. Dari cara Hana membacakan dongeng lewat ponselnya saja udah menyenangkan, gampang dimengerti pula. Wajar kalo Dongpyo betah belajar sama Hana.

"Mau dibacain dongeng lagi?"

"Enggak tehh, ngantuk. Bobo yu."

Hana akhirnya ikut tiduran disamping Dongpyo. Jadi posisinya Dongpyo menengahi Hana dan Seungwoo. Sementara Hana ngusapin punggung Dongpyo, Seungwoo malah memperhatikannya.

Duh sumpah, Hana ini wife material banget sih. Ga salah kalo Seungwoo pengen narik dia ke KUA sesegera mungkin. Tapi kayanya Seungwoo enggak bisa ngelakuin itu sekarang-sekarang.

Sayang banget Hana itu bukan tipkal mahasiswi yang ketika punya masalah soal pelajaran malah ngomong. "Cape kuliah pengen nikah aja." karena otak Hana cemerlang, pelajaran bukan hal yang sulit untuknya.

Dari dulu malah Hana malah suka nyari masalah dan menyelesaikannya. Otak logisnya tuh selalu berpikir dia enggak boleh mengandalkan orang lain untuk menyelesaikan masalahnya, makannya Hana enggak pernah kepikiran buat nikah muda gara-gara cape kuliah.

Ssyang sekali, coba Hana kek gitu, udah Seungwoo lamar dah.

"Dongpyo tidurnya cepet ya," ujar Hana tiba-tiba dengan suara lembutnya, membuyarkan segala bentuk pengandaian yang terlintas di otak Seungwoo.

"Emang cepet dia mah tidurnya," sahut Seungwoo. "dan susah bangun juga."

"Ya seengaknya dia cepet tidur. Enggak kaya saya."

Seungwoo membulatkan matanya, bentar ini ga salah kan? Hana tiba-tiba terbuka soal kehidupannya tanpa harus Seungwoo pancing?! Waaa gilaa, puja kerang ajaibb!

"Emang kamu kenapa?" tanya Seungwoo sok polos.

"Saya insomnia tiap malem, ga bisa tidur di waktu normal kaya jam sepuluh gini. Paling cepet tidur jam satu pagi," Hana menghela napasnya. "itu cukup menganggu kalo saya ada kelas pagi. Ujung-ujungnya kepala saya sakit."

"Saya juga dulu gitu. Tapi bisa diatasi kok Han, kamu mungkin bisa dengerin podcast atau lagu yang bikin kamu ngantuk," ucap Seungwoo, lalu mengelus rambut Hana. "keseringan bergadang ga baik."

"Iya saya tau, cuman susah," Hana memanyunkan bibirnya. Duh kan Seungwoo pengen nyosor, tapi ditengah ada Dongpyo. "insom saya udah terlalu akut."

"Kamu mau enggak insom? Duduk dulu coba," Hana menuruti ucapan Seungwoo untuk duduk. Sedangkan lelaki itu malah menarik kasur yang ada dibawah kasur utama keluar. "kita disini dulu ya, nanti kalo kamu udah ngantuk pindah ke atas lagi."

Hana nganggukin kepalanya. Meskipun wajahnya flat-flat aja, jantungnya berdegup kencang ketika Seungwoo menariknya ke tempat tidur.

Pelukan Seungwoo menurut Hana nyaman, menghangatkan pula, ditambah dengan Seungwoo mengusapi rambut Hana, kini gadis itu mulai mengantuk. Ini nyaman, mana pipinya bersandar ke dada bidang Seungwoo.

"Udah ngantuk?"

"Dikit."

"Yaudah saya puter lagu ya," Seungwoo mengambil ponselnya sebentar lalu memeluk Hana kembali. "suka lagu apa?"

"Lagu-lagu Rich Brian."

"Baby, masa sebelum tidur dengernya lagu Rich Brian? Yang bikin ngantuk dong."

"Ya gimana, lagu Rich Brian ga ada yang bikin ngantuk sih."

Iya juga sih. "Kamu cuman suka Rich Brian?"

"Engga lah, saya suka Niki, Joji, Billie Eillish, Taylor Swift, Ed Sheeran, Melanie Martinez, Straykids, TXT, Nct, X1, Victon, Pamungkas, Nadin Amizah, Hindia, Tulus, sama Ardhito juga," ucap Hana. "tapi yang jelas saya suka lagu yang enak didenger."

"Ohh," Seungwoo lantas mencari lagu Ardhito Pramono yang berjudul Fine Today. "yaudah kita dengerin lagu ini sampe kamu ngantuk ya."

Hana menganggukan kepalanya, mendengarkan lagu Ardhito Pramono yang diputar Seungwoo. Lagunya emang bikin ngantuk sih, mana posisinya Hana masih dipeluk Seungwoo, wajar kalo dipertengahan lagu dengkuran halus Hana sudah terdengar.

"Tidur dia," ucap Seungwoo pelan. Seungwoo menunggu Hana tidur nyenyak dahulu sebelum akhirnya dia memindahkan tubuh Hana untuk mekembali tidur disamping Dongpyo. Utung Hana ringan.

Setelah itu Seungwoo menutupi tubuh kedua aset berharganya dengan selimut. "Udah ketiduran, padahal saya belum bilang selanat malem," ucap Seungwoo pelan. "yaudah lah."

Lelaki itu lantas mencium kening Dongpyo. "Good night jagoanya Daddy," setelah itu Seungwoo mencium keningnya Hana. "Good night too my future wife. Semoga tidur kalian berdua nyenyak." selesai mengucapkan itu Seungwoo lantas memeluk keduanya lalu tertidur.

🍒🍒🍒

Pokoknya kalo ada kesalahan penulisan diperbaiki besok

Betapa uwunya Seung-Pyo-Han 😭😭😭 padahal belum nikah huhu 😭😭

Jadii, kamu tim mana?

Komen disini kalo kamu timses bapak duda Seungwoo

Komen disini kalo kamu tises mahasiswa yang ga tau apa kabarnya alias Hangyul.

Ini andhika bogshipo band, mirip mirip lah ya potongan rambutnya.

Tunggu chapter selanjutnya yaa ❤

Need 1k vote to unlock next chapter. Ayo lah biar aku semangat hehe.

Continue Reading

You'll Also Like

624K 57.1K 52
The feelings that they feel for each other, only continue to grow 🌻 - Start 5th of August, 2019 - - End 11st of December, 2019 - ©milkeubey, 2019.
32.2K 1.8K 45
Han Gyowoo gadis SMA 17 tahun yang di jodohkan dengan pria yang berumur 10 tahun lebih tua darinya namun cukup perhatian dan sabar dengan sikap Gyowo...
438K 4.6K 85
•Berisi kumpulan cerita delapan belas coret dengan berbagai genre •woozi Harem •mostly soonhoon •open request High Rank 🏅: •1#hoshiseventeen_8/7/2...
174K 6.4K 25
Yolan berniat menjemput sahabatnya yang tengah mabuk di sebuah bar, tapi tanpa disangka dia malah menabrak seorang pria mabuk dan berakhir di kamar. ...