Après Le Marriage ( END )

By Isavarrakrimna

255K 13.1K 1.5K

COMPLETED [BACA CERITA CUTE COUPLE DULU] Jordan Amalio, imam baikku. Sumber kebahagianku dengan caranya sen... More

Chapter 1
Chapter 2
Chapter 3
Chapter 4
Chapter 6
Chapter 7
Chapter 8
Chapter 9
Chapter 10
Chapter 11
Chapter 12
Chapter 13
Chapter 14
Chapter 15
Chapter 16
Chapter 17
Chapter 18
Chapter 19
Chapter 20
Chapter 21
Chapter 22
Chapter 23
Chapter 24
Chapter 25
Chapter 26
Chapter 27
Chapter 28
Chapter 29
Chapter 30
Chapter 31
ENDING
Extra Part

Chapter 5

7K 386 30
By Isavarrakrimna

VOTE DAN COMMENT NYA JANGAN LUPA YA!

Happy Reading!
***

"Apa gara-gara wanita yang datang ke kantor kamu kemarin itu, mas?" tanya Masyura dalam.

Masyura sudah sangat penasaran dengan jawaban apa yang akan diberi Jordan. Apa Jordan akan jujur atau tidak tentang hal ini.

Pertanyaan Masyura membuat Jordan membeku. Dia tidak kepikiran kalau Masyura akan memikirkan hal itu sampai kesana.

"Ma-maksud kamu?" Jordan membalasnya dengan pura-pura tidak tau.

Masyura tersenyum sinis. "Jawab aku, mas! Apa karena dia kamu sampai pulang jam segini?"

"Sayang, aku capek. Aku mau mandi dulu."

"Jawab pertanyaanku itu apa sulit, Dan?"

Jika Masyura sudah hanya memanggil namanya, itu artinya Masyura sudah benar-benar marah.

"Nanti kita bahas lagi." Jordan berbalik badan dan memasuki kamar mandi.

Tak lama terdengar suara gemercik air bertanda kalau Jordan sedang mandi.

"Sulit ya buat kamu untuk jujur, Dan?"

Masyura pikir, Jordan akan jujur. Tapi, Masyura tidak menyangka kalau dirinya akan menebak wanita yang kemarin itu sebagai alasan Jordan pulang telat ini.

Seperti keluar saja gitu pertanyaannya. Dengan perasaan kesal, Masyura memilih untuk tidur saja. Toh percuma, Masyura sudah tau sifat Jordan seperti apa.

Selesai mandi, Jordan melihat Masyura sudah tertidur kembali. Dengan lembut Jordan membelai rambut Masyura.

"Maaf, sayang. Aku belum bisa ceritain ini semua ke kamu. Ini terlalu berat buat kamu tau semuanya. Aku akan jujur kalau aku udah siap. Aku nggak mau kehilangan kamu."

Jordan mengecup dahi dan terakhir di bibir Masyura sekilas. Lalu dia menyusul untuk tidur juga di sebelah Masyura.
***

Masyura sudah bangun terlebih dahulu seperti biasa. Walaupun dia sedang marah dengan Jordan, tetap dia tidak lupa akan kewajibannya sebagai seorang istri.

Dia memasak udang goreng tepung, tumis kangkung, juga tempe goreng. Ini semua adalah makanan kesukaan Jordan.

"Bu Rini beres-beres rumah aja. Biar ini saya yang kerjakan," ucap Masyura ke Bu Rini yang berusaha membantunya.

"Atuh saya nggak enak sama nyonya."

"Nggak kenapa-napa sih, bu. Kalau masak ini kerjaan saya aja, Bu Rini beres-beres rumah aja ya sekarang."

Dengan nurut Bu Rini pergi untuk membersihkan rumah ini.

Setelah rapih, Masyura pergi ke kamar untuk memanggil Jordan untuk sarapan.

"Aku udah siapin sarapan," ucap Masyura ketus.

Belum sampai di pintu, Jordan sudah menarik tangan Masyura. "Bantuin pake dasi aku."

Dalam diam Masyura membantu Jordan untuk memasangkan dasi. Seperti biasa, tugas seorang istri untuk melayani suaminya.

Sudah selesai, Masyura segera balik badan. Tapi lagi-lagi Jordan menahan tangannya. Masyura menaikan alisnya sebelah, yang berarti 'Kenapa?'

"Kamu masih marah sama aku?" tanya Jordan santai.

Woy, boleh nggak sih Masyura menendang suaminya ini? Dengan santainya dia bertanya seperti itu. Dimana pikiran Jordan?!

Masyura menahan emosinya, hey jangan lupakan tentang penyakit darah tingginya itu ya.

"Menurut kamu aja gimana."

"Kamu masih marah."

Itu udah tau ngapain nanya! Dasar suami bloon! Astaghfirullah.

Buru-buru Masyura menyebut istigfar sebanyak-banyaknya. Tapi tidak memungkiri dia masih kesal dengan Jordan.

"Udah deh, nggak usah banyak tanya. Cepet turun ke bawah! Aku udah siapin sarapan buat kamu!"

Jordan pun pasrah dan akhirnya ikut turun untuk sarapan.

Masyura benar-benar mendiaminya! Tapi tidak lupa Masyura tetap mengambilkan nasi untuknya, masih melayani dia dengan baik.

Jordan tau yang dia lakukan ini salah. Tapi mau gimana lagi, dia sudah terlanjur melakukan hal ini.

"Kok makanan kamu di aduk-aduk aja sih?" tanya Jordan yang melihat Masyura hanya mengaduk-aduk makanan miliknya saja.

"Nggak mood!"

Jordan menghela napas. "Kamu harus makan, sarapan pagi itu penting."

"Hmm.."

Dengan malas, Masyura memakan sarapannya dalam diam. Padahal di hatinya sudah dongkol sekali ingin meninju Jordan!

"Aku pergi dulu, ya. Kalau ada apa-apa telpon aku aja."

Masyura salim dan membawakan tas Jordan sampai depan. "Kalau mau pergi jangan lupa kabarin aku."

"Iya."

Setelah Jordan pergi, Masyura masuk ke dalam rumahnya. Dia sangat malas melakukan hal apapun. Yang dia inginkan saat ini hanyalah tidur!

Namun, belum sempat dia menaiki tangga, perutnya serasa di kocok. Mual. Itu yang sangat mendeskripsikan kondisinya saat ini.

Dengan cepat dia berlari ke kamar mandi untuk memuntahkan isi perutnya. Kebetulan Bu Rini baru saja ingin ke kamar mandi belakang yang sekarang di pakai oleh Masyura.

"Astaghfirullah, nyonya! Nyonya nggak kenapa-napa, kan?" tanya Bu Rini panik.

Bagaimana tidak panik? Masyura sudah tergeletak mengenaskan di bawah wastafel.

"Sa-saya mual dan pusing sekali, bu."

"Nyonya diam disini. Saya akan cari taxi untuk ke rumah sakit."

Bu Rini langsung pergi mencari taxi di depan rumahnya. Biasanya kalau bagi gini banyak taxi yang lewat.

"Pak! Tolong majikan saya, dia sudah lemas di dalam. Antar kami ke rumah sakit!"

Supir taxi itu juga langsung masuk ke dalam rumah. Dia membantu Bu Rini untuk membawa Masyura ke dalam mobil.

Sesampainya di rumah sakit, Masyura langsung di tangani pihak rumah sakit. Sambil menunggu Masyura di tangani, Bu Rini menelpon Jordan.

"Assalamualaikum, tuan. Saya Bu Rini, ini saya mau kasih tau, kalau nyonya masuk rumah sakit."

Jordan kaget mendengarnya.

"Kok bisa, bu?! Tadi barusan dia masih baik-baik saja.'

"Saya kurang tau, tuan. Tadi sehabis saya rapih-rapih, nyonya udah tergeletak lemas di kamar mandi."

"Dimana bu rumah sakitnya?"

"Pondok Indah Hospital, tuan."

Jordan yang mendengar Masyura masuk rumah sakit segera pergi meninggalkan ruangannya.

"Anto, saya minta tolong cancel jadwal saya untuk hari ini. Karena istri saya masuk rumah sakit."

Anto ingin menolaknya namun setelah mendengar kalau istri bosnya ini masuk rumah sakit dia tidak jadi menolaknya.

"Baik, pak."

Sesampainya di rumah sakit, Jordan langsung menuju ruangan yang sudah diberi tau oleh Bu Rini.

"Tuan, tadi dokter bilang mau ketemu tuan di ruangannya."

"Tolong jaga istri saya dulu ya, bu."

Jordan pergi ke ruangan dokter yang menangami Masyura setelah menanyakannya kepada perawat.

"Begini, pak. Bapak ini suaminya Ibu Masyura?" tanya dokter itu terlebih dahulu.

"Iya, saya suaminya. Ada apa ya, dok? Apa ada hal serius yang menimpa istri saya?"

Dokter itu tersenyum. "Tidak, pak. Saya hanya mau memberi tau kalau istri bapak sedang hamil. Usia kandungannya sudah menginjak tiga minggu."

"Ha-hamil, dok? Serius?"

"Iya, pak. Saya ucapkan selamat ya."

Setelah di beri tau tentang apa saja yang harus di belinya dan konsultasi tentang kehamilan yang bagus untuk Masyura, Jordan keluar dari ruangan dokter itu.

"Kenapa kamu harus hamil di waktu yang nggak tepat sih, Yur?"
***

Yee si anjrit lo Jordan! Istri hamil bukannya bersyukur lo! xixi

Jangan lupa vote dan comment nya guys!!

See you,

Continue Reading

You'll Also Like

1.6M 14.8K 24
(⚠️🔞🔞🔞🔞🔞🔞🔞🔞🔞⚠️) Hati-hati dalam memilih bacaan. follow akun ini biar lebih nyaman baca nya. •••• punya banyak uang, tapi terlahir dengan sa...
1.6M 76.7K 53
Rasa cinta terlalu berlebihan membuat Lia lupa bahwa cinta itu tidak pernah bisa dipaksakan. Rasanya ia terlalu banyak menghabiskan waktu dengan meng...
2.7M 290K 49
Bertunangan karena hutang nyawa. Athena terjerat perjanjian dengan keluarga pesohor sebab kesalahan sang Ibu. Han Jean Atmaja, lelaki minim ekspresi...
1M 60.6K 53
[End] Gagal menikah, kehilangan kedua orangtuanya. Sebenarnya kesalahan apa yang telah ia perbuat sampai mendapat ujian bertubi-tubi? Tiba-tiba saja...