Santri and Sounds

By FAndrian

93 0 0

Firda kembali ke Pesantren, almamater tercintanya untuk kembali mengabdikan diri setelah 4 tahun kuliah dan p... More

Prolog
Dua

Satu

35 0 0
By FAndrian

            Seminggu ini Firda sibuk mengurusi perpindahannya kembali ke pondok, dari membawa barang-barang hingga menatanya di alamari, dibantu sahabat sekaligus partner in crime-nya selama di pondok, Anja karena angkatannya yang dulu diabdikan di pondok hanya mengabdi satu tahun, tersisa dua yang di putra. Awalnya, Firda tidak ingin tidur di kamar Pengasuhan dan memilih untuk tinggal di kamar Mabikoord, kamarnya dulu ketika masa pengabdian satu tahun, tapi karena ada Anja yang ternyata masih di Pengasuhan Firda pun juga tidak bisa menolak, pun sekarang sudah tidak ada lagi Ustadzah pengasuhan yang lama. Sekarang Anja lah person in charge di sini, jadi Firda pun bisa percaya dan bersahabat. Sebenarnya di kamar Ustadzah hanya ada 4, Kamar Bag. Administrasi, Bag. KMI, Bag. Mabikoord dan Bag. Pengasuhan. Berhubung Administrasi hanya halal dimasuki oleh yang bertugas di bagian tersebut, Anja jelas tidak akan tinggal di situ. Sedangkan di KMI konon katanya masih menjadi kamar Ustadzah yang paling seram, Anja jelas tidak mau mengambil resiko tidur kelindihan setiap hari. kamar Mabikoord adalah kamar yang pas karena orang-orangnya sudah dipastikan asik dan santai, secara historis sangat menyenangnya karena anak pramuka yang menempatinya. Tapi, sekarang kamar Pengasuhan bukan momok bagi Firda, kamar pengasuhan isinya orang-orang asik semua, tidak ada yang perlu khawatir bertemu orang-orang kaku.

Besok adalah upacara tahun ajaran baru, Firda membantu Anja, lebih tepatnya menemani duduk di depan komputer ruang tamu kamar Pengasuhan, yang sedang sibuk mengetik kembali peraturan dan hukuman atas pelanggaran-pelanggaran disiplin pondok yang sudah direvisi oleh Pengasuhan bersama Bapak Pimpinan karena sebelum nanti disampaikan kepada OSPPM (Organisasi Santri Pondok Pesantren Modern) agar disampaikan kepada seluruh santri dalam penyambutan santri oleh OSPPM.

"Harusnya kamu nemenin Disti di KMI, dia loh kadang ditinggal Vera pulang dan kadang Rika juga masih numpang di Mabikoord kalau tidur malam karena parno, udah setahun jadi ustadzah padahal dia itu, mbuh kenapakok takutnya nggak ilang padahal yo nggak pernah diliatin apa-apa, nggak tahu ini nanti siapa ustadzah baru yang bakal masuk KMI" ucap Anja lantas tersenyum.

Firda mendengus, "Halah apaan! Males aku siaran langsung Dunia Lain. Lagian mbak Disti kok ya betah banget sih di KMI, nggak pengen pindah bagian apa?"

"Disti mah imannya sudah beda level sama kita. Orang pernah itu gempa, semua keluar eh dia malah masih tidur santai, katanya nggak ngerasa ada gempa padahal itu sampe bikin santri-santri bangun loh. Dan tahu sendiri kan gimana santri-santri kalau bangun karena hal-hal begitu?hebohnya nggak habis-habis" jelas Anja.

"Tapi emang sih Mbak Disti itu kaya nggak punya rasa takut. La wong setiap renungan pas dulu masih jadi Koordinator kan sering jaga pos sendirian. Aku aja males bayanginnya kan desa kita ini kan lumayan serem toh bahkan kata warga sekitar" lanjut Firda.

"Yaa namanya juga Disti, urat takutnya udah ilang paling"

"Eh, Mbak, inget nggak dulu pas aku kelas satu, antum sama mbak Disti kelas dua, yang aku lihat kembarannya mbak Disti di kamar mandi itu loh"

"Halah Fir kamu itu penakut tapi seneng banget cerita setan-setan, males aku, nanti kamu nggak berani ke kamar mandi aku yang susah" omel Anja yang malas meladenis sesi flashback Firda.

Firda dan Anja memang tidak satu angkatan, Firda satu tingkat di bawah Anja. Tapi sejak santri dan sering disatukan dalam kegiatan seperti pramuka, band, dan penampilan-penampilan kecil, Firda memang lebih dekat dengan Anja dibanding dengan teman-temannya sekelas. Bukan berarti Firda tidak dekat dengan teman sekelasnya, hanya saja untuk membicarakan masalah pribadi yang lebih dalam, bahkan untuk curhat dan bertukar ide, Firda lebih senang membicarakannya dengan Anja. Anja pun demikian, meskipun Firda bukan teman seangkatannya, ada hal-hal yang biasanya hanya diketahui teman seangkatan juga diketahui Firda.

"Eh, mbak An! Mas Bara loh katanya mau lanjut ke Jerman" ucap Firda tiba-tiba sambil menaik-naikkan alisnya yang tidak diketahui oleh Anja yang sedang fokus mengetik.

"Loh! jadi? Katanya mau di sekitaran Jogja aja biar deket sama pondok" balas Anja tanpa mengalihkan diri dari komputer, dan dengan nada yang sangat biasa. Membuat Firda gemas.

"Loh sampean kok tahu? Cieee" goda Firda lagi dan baru disadari Anja.

"Ealah kamu itu Cuma mau nggodoto? Ya itu aku juga katanya Hendra sih nggak tahu juga gimana aslinya. Nak aku yo budal LN lah ya, mumpung pinter kok gratisan lagi" jelasnya dengan tatapan masih tidak berpindah dari komputer dan dengan nada yang sangat biasa. Firda memutar bola matanya kesal menghadapi Anja yang masih super flat dan tidak terlihat santai dengan godaannya.

**

Pondok Pesantren Modern Ish Karima adalah pesantren yang mengadopsi dua kurikulum dalam sistem pengajarannya, pertama kurikulum Kulliyatul Muallimin Al-Islamiyah yang disusun oleh Gontor dan kurikulum reguler seperti halnya pada MTs dan MA pada umumnya. Jadi di pondok yang terletak di Desa Gendingan, Ngawi, yang hanya berjarak beberapa kilometer dari Gontor Putri 3 dan juga sebagai pondok alumni Gontor ini, para santri juga masih mengikuti kurikulum pelajaran umum hingga UTBK seperti sekolah-sekolah pada umumnya selain mempelajari pelajaran dari kurikulum Gontor. Jadi, setiap wali santri dan santri baru biasanya akan kaget melihat daftar buku yang harus dibeli, sangat banyak karena mata pelajarannya juga banyak, tak jarang juga wali santri was-was dengan kesiapan anak-anak mereka dalam menerima pelajaran. Tapi karena ini adalah pesantren, para wali santri pun menganggap wajar dalam rasa was-was dalam hati mereka. Sebenarnya tidak perlu dikhawatirkan, pun nanti masuk tahun kedua, para santri akan mulai terbiasa dengan mata pelajaran yang banyak dan kegiatan pondok yang tanpa henti.

Seperti pagi ini pun, Firda sangat was-was karena grogi bertemu dengan seluruh dewan guru dan santri. Dia memang sudah sering keluar masuk pondok selama libur kuliah untuk sekedar main atau melihat acara pondok atau iseng karena bingung liburan semester mau ngapain dan tentunya bertemu Anja. Beberapa santri pun juga kenal dengannya karena dia adalah saudara pak Kyai dan juga saudara Ustad Bara, - ustad paling keren dipondok karena kelewat pinter, pinternya sundul langit kalau kata santri-santri kelas 5 dan 6-. Tapi pagi ini dia mengenakan kembali seragam mengajar yang sudah dimusiumkan di lemari bajunya paling bawah, yang untung masih muat karena Firda sudah tidak sekurus dulu tapi alhamdulillah tidak cukup gemuk untuk membuat bajunya seakan mengecil. Dia tidak sedang

"Assalamualaikum, Ustadzah Firda!" sapa seseorang dengan suara jahilnya yang cukup membuat Firda melompat kaget.

"Yoh! Mas Bara!" lantas memukul lengan pemuda tinggi besar tersebut.

"Heh! Suaranya dipelankan toh yo! Masih aja toa masjid" omel Bara

"Ya maap ustad Bara al-mahbub lagian situ juga tiba-tiba mak sruntul datang. Nggak ada suara motornya juga" Firda yang semakin manyun.

Bara terkekeh menampakkan senyumnya - yang biasanya disebut senyum maut oleh para ustadzah dan kemungkinan para santri juga menyebutnya seperti itu - "Jalan kaki tadi aku, udah lama nggak ngerasain sekolah jalan kaki, mumpung masih pagi belum panas"

Firda tersenyum "Iya sekalian olah raga, tuh perut udah mau offset"

"Eh enak aja ya! Rata ini, masamu!" bela Bara.

Firda menatap gerbang para santri putra sudah datang dan beberapa dewan guru yang dari luar pun mulai datang, "Oke it's about the time waktunya ramah tamah dan sesi jumpa pers dimulai"

Bara menggeleng-geleng sambil tersenyum mendengar penuturan sepupu jauhnya ini yang memang tidak handal dalam berbasa-basi atau sekedar bersikap manis tanpa terlihat pura-pura tau terpaksa.

**

Ba'da maghrib Firda sibuk memainkan ponselnya dalam kesepian kamar Pengasuhan karena ditinggal Anja yang sedang ada urusan dengan Pak Kyai dan ustadzah yang lain sedang keluar dengan urusan masing-masinig yang entah Firda sendiri lupa. Melihat-lihat timeline instagram namun pikirannya masih mengingat-ingat dan memikirkan ucapan-ucapan Ustad Hasan tadi pagi ketika rapat pembagian tugas dewan guru untuk satu tahun kedepan. Tenggelam pada pikrannya, Firda masih mengingat jelas kata-kata Pak Kyai-nya itu selama perkumpulan tadi.

Setelah upacara selesai yang ditutup dengan seluruh santri bersalaman dengan seluruh ustad dan ustadzah dan kemudian dikembalikan ke OSPPM untuk bersih-bersih asrama masing-masing, semua dewan guru berkumpul dengan penuh canda tawa bahagia di aula pondok putri yang tidak terlalu besar. Saling lempar guyonan atau bullyan ringan menghiasi keseriusan kumpul, karena pada dasarnya Ustad Hasan dan Ustad Ihsan adalah duo maut yang dapat dengan mudah mencairkan suasana dan membuat hal serius pun menjadi sangat santai. Seperti saat Ustad Bara yang menjadi bahan bercandaan pertama seluruh asatid ketika pembacaan tugas seluruh asatid.

"Untuk KMI nanti," Ustad Ihsan mulai membacakan, "Ustad Bara Ali Rahman," lantas terpotong dengan tepuk tangan riuh seluruh asatid dan selingan cuitan,

"Direktur!Direktur!" ucap Ustad Ridwan yang sangat doyan banyol membuat semua asatid tertawa.

"Iya nanti kalau sudah S2 gantiin saya jadi direktur ya," sambung Ustad Ihsan dengan senyum menggoda Ustad Bara, "Bersama Ustadzah Desti Rahayu, dibantu Ustad Khoirul Mustofa, Ustad Khoiru Rozikin, Ustadzah Verawati Safiya, Ustadzah Rika Mahmudah dan Ustadzah Umi Aliyah" kemudian berlanjut ketika pengasuhan dibacakan.

"Bagian pengasuhan, nanti ada Ustad Amir Ma'ruf bersama Ustadzah Anja Rahaningtya dibantu oleh anggotanya yaitu Ustad. Alif Burhan, Ustad. Hasyim, Ustadzah Nurul Hamida dan Ustadzah. Ghina Fadila," duo senior pengasuhan, Ustad Amir dan Ustadzah Anja juga mendapat tepuk tangan yang cukup riuh, karena keduanya sudah sangat solid dalam membangun disiplin pondok dengan style mereka yang sangat unik, jika menurut kaca mata seorang Firda, sebagai mantan santri yang cukup bandel, duo Amir-Anja ini bersahabat, tegas dan bijaksana.

"Untuk bimbingan konseling bulanan nanti bisa dikembangkan lagi ya Ustad, Ustadzah, karena alhamdulillah sejak diadakan bimbingan konseling setiap bulan bagi seluruh santri, komunikasi antara santri dan Ustadzah, berjalan dengan baik" tambah Ustad Hasan.

"Selanjutnya, untuk Bagian Bahasa dan Musik, ada Ustad. Andika Rahmansyah bersama Ustadzah. Firda Maharani," seketika membuat Firda kaget "Dibantu Ustad Faisal dan Ustadzah Hanifa Rosida"

Firda tidak pernah membayangkan atau bahkan berpikir akan ber-partner dengan Andika R. Teman satu angkatan Anja itu bukanlah orang yang mudah diajak bekerjasama. Keras, mudah emosi dan merasa paling tahu adalah sifat seorang Andika yang membuat orang hanya bisa geleng-geleng kepala sendiri meskipun sifat itu tertutupi dengan kepintaran dan cukup baik, sangat jago ngomong Inggris, multiinstrumentalis – nggak alat musik di ruang musik yang nggak bisa dia mainkan – dan tinggi serta badan proposional.

"Untuk selanjutnya, waktu saya berikan kepada Ustad Hasan untuk memberi tambahan" Ustad Ihsan mempersilakan.

"Baik, terima kasih atas waktu yang diberikan," mulai Ustad Hasan dan semua mata seketikan memperhatikan dengan seksama setiap kata yang keluar dari beliau.

"Tadi sudah banyak yang disampaikan oleh Ustad Ihsan," lanjut beliau, "Seperti bagian Bahasa agar semakin meningkatkan lagi inovasi mengembangkan bahasa di pondok kita, agar terus mengajak berdiskui bagian Bahasa OSPPM karena, anak-anak sekarang juga sangat perlu untuk terus diajak berdiskusi bukan hanya didekte untuk melakukan sesuatu. Sering-seringlah OSPPM itu diajak ngobrol untuk berbagi visi misi, siapa tahu mereka punya inovasi yang tersembunyi dan tidak berani untuk mengemukakan. Kumpul mingguan dengan OSPPM itu adalah ajang di mana untuk konsultasi, ngobrol, bertukar pikiran antara santri dan ustadzah. Jadi, selain setiap bulan ada kegiatan konseling, 'ngobrol' dengan santri ini juga bisa dilakukan saat kumpul dengan OSPPM. Dengan adanya komunikasi berkelanjutan seperti itu, nanti setiap goals dari setiap bagian-bagian yang telah dibacakan tadi dapat terlaksana dengan baik, karena ada kerjasama yang baik anatara OSPPM dan Asatid. Kalau setiap kumpul OSPPM kan para tetua setiap bagian hadir toh," disambung kekehan seluruh dewan guru "Jadi, nanti setiap bagian juga ada komunikasi langsung dengan OSPPM-nya, dan itu nanti akan dibahas lagi saat kumpul minguan Asatid di asrama masing-masing lalu akan ada ngobrol lanjutan saat kumpul bulanan seluruh Asatid dan Asaatidah. Dan berakhir pada kumpul bulanan seluruh dewan guru untuk audiensi kepada seluruh dewan guru, karena kan yang mengajar di sini tidak semua mukim di pondok. Jadi kumpul seperti ini kita gunakan untuk audiensi lagi"

"Komunikasi itu penting, karena sedikit saja komunikasi tidak berjalan pada mestinya, hal-hal yang ingin dicapai bisa terhambat. Kalau komunikasi berjalan dengan baik, maka goals bersama akan tercapai bersama. Selain itu, bagi Ustad dan Ustadzah baru saya ucapkan selamat bergabung, ini saatnya kalian berkarya, silakan berinovasi, kita semua adalah rekan dan teman, harus saling bertukar pikiran dan ide. Semua terbuka, jika memang baik ayo jalan, kalau dirasa kurang tepat ayo kita revisi lagi agar menjadi tepat. Saya dan ustad-ustad yang sudah sepuh-sepuh ini" lantas disusul tawa dari seluruh dewan guru karena sepuh-nya para ustad dan ustadzah sepuh ini hanyalah sebatas 45 tahun yang sebenarny tidak bisa disebut sepuh juga.

"Kami ini hanya tempat untuk dimintai pendapat dan persetujuan, antum yang muda-muda ini yang menjalankan kapal ini yang kita sebut pondok. Terkadang antum yang lebih tahu apa yang terbaik untuk pondok dan masa depan para santri kita, saya dan kawan-kawan di sini akan mendukung, jadi berinovasilah dan berkaryalah! Berbuat baik tidak ada batasnya"

"Berinovasilah! Berkaryalah!Jadi, aku mau berinovasi apa?mau berkarya apa?" ucapnya dalam hati, bertanya pada dirinya sendiri.

Continue Reading

You'll Also Like

1.6M 66.4K 190
Original author: Signing At The Moon Original publisher: flying lines Original Translator: Guy Gone Bad 🚫Complete translation 🚫 🚫 Offline and free...
308K 22.3K 27
Avantika Aadish Rajawat Aadi, with his fiery nature, adds intensity and excitement to their relationship, igniting a spark in Avni. Avni, like the ca...
BROTHERS IN ARMS By Arya

General Fiction

139K 8K 53
This is a story about three brothers. The eldest brother is serving his life for his nation while the other two brothers are following their eldest b...
491K 17.3K 195
(Fan TL) Won Yoo-ha, a trainee unfairly deprived of the opportunity to appear on a survival program scheduled to hit the jackpot, became a failure of...