Hey, Februari!

By ardoubleu

2.6K 1.1K 174

Perpisahan di Februari memuat banyak kisah setelah pertemuan. Bagaimana dia yang meninggalkan, berpikir kemb... More

Prolog
Part 1.
Part 2.
Part 3.
Part 4.
Part 5.
Part 6.
Part 7.
Part 8.
Part 9
Part 11.
Part 12.
Part 13.
Part 14.
Part 15.
CAST //Pengenalan Tokoh//

Part 10.

142 66 5
By ardoubleu

Naura bangun dari kursi yang sedang didudukinya 2 detik lalu dan menarik tangan teman satu-satunya ini.

"Kita permisi dulu ya, kak. " ucap gadis itu kemudian berjalan keluar kantin.

"Lo ngapain sih?" tanya Tasya di tengah perjalanan mereka yang gak tau kalo Naura mau bawa dia kemana.

Tasya melepaskan genggaman tangan Naura di pergelangan tangannya.

"Gu-gue gak tau harus ngapain," terlihat wajah kebingungan Naura disana, "udah yuk ke kelas aja.."

Naura melanjutkan langkahnya menuju kelas mereka, namun Tasya menahannya.

"Sekarang lo jujur dulu sama gue. Lo sebenernya suka kak Raka atau kak Kevin? " tanya Tasya blak-blakan tepat di depan kamar mandi cewek, tempat dimana ia menghentikan Naura yang ingin pergi ke kelas.

Tanpa sadar, ucapannya barusan membuat gadis di depannya ini kaget. Bahkan sampai bengong memikirkan hal itu.

Karena memang sejak dulu Naura tak pernah terlibat masalah tentang laki-laki seperti ini. Saat tiba masanya malah jadi gak tau mau ngapain.

"Gak tau ah.. " Naura menutup kupingnya dengan kedua telapak tangan dan pergi ke kelas.

Sementara di kantin...

Raka menatap aneh ke arah Kevin yang juga sedang menatap tak enak hati ke arahnya.

"Lo ngapain?" tanya Raka tak ingin basa-basi.

Kevin tertawa ringan, "apanya sih, Ka? " dan ditatapnya mata Raka dengan tatapan yang tak dapat dimengerti oleh orang didepannya.

Raka mengangkat sebelah alisnya.

-----------

Suara nyaring itu masuk ke tiap kelas di SMA Putra Bangsa 1. Suara favorit para murid; bel pulang sekolah.

Tasya beranjak dari kursinya dan segera berlari ke luar kelas mengejar Naura. Mengejar? Iya. Soalnya pas Tasya baru bangun dari tidur menjelang sore-nya dikelas, Naura udah gak ada.

"Nauraa!"

Gadis yang merasa terpanggil itu justru mempercepat langkahnya. Bahkan sampai ikut berlari karena tak ingin tertangkap oleh orang yang sedang mengejarnya.

Namun sayangnya, kecepatan berlari Naura tak sama dengan Tasya. Saat masih SMP kelas 7, katanya kaki dia pernah bolong gara-gara kena paku. Lagian, sih,  lari seharian di lapangan deket rumahnya yang waktu itu lagi ada pembangunan gardu dan pos satpam. Katanya, Dia harus lari selama seminggu buat latihan lomba lari di rt nya. Tapi kayaknya belum rezeki, dia gak menang. Soalnya pas lomba nya udah mau dimulai Tasya malah baru bangun dan langsung keluar rumah terus ikutan lari deh sama pesertanya. Mungkin pas lagi lari sisa nyawa dia masih ngejar-ngejar pemilik jasadnya.

Grepp.

Ketangkep juga kan.

"Lepasinnn." rengek Naura yang udah buru-buru mau pulang.

Seketika Tasya nyesel tidur pas pelajaran matematika tadi, pelajaran terakhir yang harus dipelajari di sekolah hari ini. Padahal pas nyampe dikelas tadi Naura udah bilang mau pulang duluan, lebih duluan dari murid-murid disini. Makanya pas guru matematika keluar, Naura juga ikut keluar. Tasya udah curiga dari awal. Pengen nahan Naura pas guru matematika selesai, tapi kantuk sialan itu malah dateng ke rohnya.

Bukan lain dan bukan yang lain, Tasya sudah tau jawabannya. Pasti Naura mau kabur dari dua kakak kelas yang terus datengin dia. Terutama kak Raka. Pasti Naura gak mau pulang bareng mereka berdua, jadi dia pulang duluan daripada ketemu sama salah satu dari dua orang terkutuk itu yang suka ngajak-bahkan maksa pulang bareng kalo ketemu.

"Lhoo" ucap Tasya terengah-engah dan bernapas kasar.

"Kenhhaaphashi khaya orang mhau dhi chulliik aja," jeda sebentar, "pake lari segala begithuu.. "

"Ck. Lepasin." akhirnya Naura berhasil melepaskan tangannya dari genggaman Tasya dan melanjutkan berjalan.

"Raaa! Kenapasiii..." Naura masih tak mau menoleh ke belakang.

Tasya menghela napas, kemudian menarik kedua tangannya ke mulut dan membentuk terowongan kecil di depan mulutnya.

"Lagian kak Raka sama kak Kevin juga gak bakal nyulik elo kal---" gadis berambut pendek dengan tubuh sedikit lebih tinggi Naura itu menatap tak percaya pada makhluk yang sedang ada di depannya ini.

"Apaan sihh," Naura menoleh, "emang gue bilang kalo---"

"Kalo apa? "

Naura mengumpat dalam hati. Gara-gara Tasya! Pokoknya gara-gara Tasya!

Sial.. Sial...

Kevin berjalan mendekatinya, "kenapa buru-buru gitu?" seulas senyum tergambar di wajah pria berambut sedikit coklat ini.

"Ngga kok, kak."

"Mending gua anter pulang, yuk. "

Pliss gue mau balik sendiri ajaaa:(

"Engga usah kak, saya pulang sendiri aja. Makasih sebelumnya, " ujar Naura ramah.

Dari kejauhan, sepasang matanya mendapati mobil Raka yang sedang jalan keluar dari parkiran sekolahnya.

"Saya permisi kak, "

Gadis itupun pulang naik ojek online yang ia minta untuk mengantarnya tanpa lewat aplikasi.

"Kenapa dia Vin?" tanya Keena yang baru saja datang sehabis membeli camilan untuk rapat ekskul nya.

Kevin menggeleng tak paham.

Tak lama kemudian mobil Raka melewati mereka berdua.

Keena langsung paham. Paham jika Raka memang menyukai Naura, dan mungkin saja Naura sedang menghindarinya. Karena Keena tau sifat Raka yang suka maksa itu. Namun Kevin menatap mobil itu dengan datar.

-------------

Ditemani dengan lampu belajar yang tidak begitu terang, buku dan pena pun tidak lupa dengan secangkir kopi susu... Hening. Hanya ada suara jarum jam yang sedang melakukan tugasnya.

Biasanya tidak pernah seperti ini. Entah apa yang membuatnya begitu ingin belajar dari pada biasanya. Ini sudah lewat tengah malam.

Atau... Belajar hanyalah pelarian? Pelampiasan?

Mungkin saja Naura sedang tidak ingin memikirkan kakak kelas yang terus berkeliaran di kepalanya beberapa hari ini.

Drrt

Naura mengambil benda persegi panjang di samping tempat tidurnya, kemudian yang terjadi hanyalah ada kernyitan di dahi mulusnya.

+62 89523415428

Hai? Ini gu

Siapa dan... Mau apa?

"Siapa sih malem-malem. " oceh Naura mengunci layar handphonenya dan menaruhnya kembali di atas kasur lalu membereskan bukunya.

Kemudian pergi ke kamar mandi dan kembali lagi.

Setelah siap ingin tidur, ia mengambil  benda persegi panjang itu lagi untuk menyetel alarm. Berjaga-jaga saja jika jam baker nya tak berfungsi secara tiba-tiba. Gak sekolah karena kesiangan? Konyol bangett.... Dan apa yang sedang dilihatnya ini lebih konyol lagi.

+62 89523415428

Ra, besok jangan tidur di meja makan lagi, oke?

INI SIAPA TOLOngg... Siapa lagi yang tau gue tidur di meja makan?

Kak Raka

Dapet nomor saya dari mana kak?

-----------------------------------------------------

Demi apapun gue sengaja chat malem biar gak dibales, taunya....  -Raka

--

Terima kasih sudah membaca^^
Dan gua gak pernah bosen buat bilang; jangan lupa tinggalkan jejak :)

Continue Reading

You'll Also Like

5.1M 382K 54
❗Part terbaru akan muncul kalau kalian sudah follow ❗ Hazel Auristela, perempuan cantik yang hobi membuat kue. Dia punya impian ingin memiliki toko k...
330K 25.7K 24
Hanya Aira Aletta yang mampu menghadapi keras kepala, keegoisan dan kegalakkan Mahesa Cassius Mogens. "Enak banget kayanya sampai gak mau bagi ke gu...
ALZELVIN By Diazepam

Teen Fiction

4.9M 279K 33
"Sekalipun hamil anak gue, lo pikir gue bakal peduli?" Ucapan terakhir sebelum cowok brengsek itu pergi. Gadis sebatang kara itu pun akhirnya berj...
MARSELANA By kiaa

Teen Fiction

1M 58.5K 52
Tinggal satu atap dengan anak tunggal dari majikan kedua orang tuanya membuat Alana seperti terbunuh setiap hari karena mulut pedas serta kelakuan ba...