Haihaihaiii!🖤
Happy reading guys!🤪🖤
Jangan lupa vote and comment!🖤
PERINGATAN!
DILARANG MENJADI SILENT READERS!
CAPEK AING DIPHP IN// OPO TOH
SEKIAN, MAKAN-MAKAN KUY.
Kamar, 12.45 wib
Dira selesai didandani. Ia sudah siap untuk menghadapi acara resepsi.
Dira memakai baju rancangan kakaknya, Viona.
"Kak, ini ga ngeribetin banget ya?" ucap Dira risih dengan bajunya
"Enggak kok, kan banyak yang bantuin kamu jalan" ucap Viona
Dira menatap bajunya.
Rey masuk ke dalam kamar.
"Yaudah, kakak keluar dulu" ucap Viona dan bergegas keluar kamar
Dira mengangguk.
"Itu baju kenapa berantakan diatas kasur?" ucap Rey menunjuk gaun yang Dira pakai saat akad
Dira menoleh, "ga sempet beresinnya" ucapnya
"Abis acara beresin" ucap Rey
"Pasti diberesinlah" gumam Dira
"Apa?" ucap Rey
Dira menggeleng, "gaada apa-apa" ucapnya
"Kak Dira, udah?" ucap salah satu pagar ayu
Dira mengangguk, "udah" ucapnya
"Ayo kak" ucap mereka membantu memegangkan ekor gaun Dira
-16.46 wib
Dira sudah bosan duduk dikursi pengantin ini, rasanya pinggulnya keram. Bagaimana tidak? Sudah hampir empat jam ia duduk, sesekali berdiri menyalimi tamu undangan.
Tamu sudah sepi.
Dira menoleh ke arah Vita yang menjadi pagar ayu, "masih lama?" gumamnya dengan isyarat bibir
Vita bertanya kepada ibu-ibu yang ada didekatnya.
"Bun, masih lama ya?" ucap Dira
"Kenapa? Kamu capek ya?" ucap bunda
Dira mengangguk.
"Yaudah masuk aja, udah mau selese kok ini" ucap bunda
"Vit" panggil Dira
Vita bergegas mendekati Dira, "udah mau masuk?" ucapnya
Dira mengangguk, "hmm, bantuin ya" ucapnya
Vita langsung membantu memegangkan ekor gaun Dira.
-Kamar
Dira duduk diatas kasur sambil memijit pergelangan kakinya, high heels membuat masalah dikakinya.
"Sini gue bantuin buka gaun lo" ucap Vita
Dira berdiri, Vita langsung membuka resleting gaunnya.
Dira langsung melepaskan gaunnya, hah.. lega.
"Vit, tolong ambilin kaos gue didalem tas" ucap Dira
Vita mencari T-shirt yang dimaksud oleh Dira.
"Ada gak?" ucap Dira
"Ntar" ucap Vita
Ceklek..
Dira melotot, "aaaa! Keluar!" pekiknya
Rey langsung menutup pintu kamarnya, ia menghela nafasnya. Sampai kapan ia akan menghadapi sikap Dira yang masih kekanak-kanakan.
"Dir, dia kan suamilo?" ucap Vita heran
-
Dira mencium tangan Rey. Ini pertama kalinya ia sholat berjamaah dengan suaminya.
Suara Rey begitu merdu saat membacakan al-fatihah dan surah pendek.
Inilah tipikal suami idaman masa kini. Indah dilihat, sejuk didengar. Asek.
Dira melepaskan mukenanya, "bapak mau makan, atau minum?" ucapnya kaku
"Ekhem, jangan panggil saya bapak lagi jika diluar kampus. Panggil saja mas" ucap Rey
Mas? Astaga, sedikit menggelikan bagi Dira.
"Atau terserah kamu mau panggil apa saja, asalkan jangan bapak. Ntar dikira saya bapak kamu" ucap Rey
Baiklah, Mas.
"Baik, Mas" ucap Dira
Mereka keluar dari kamar, berjalan beriringan, seperti anak kembar.
"Mau makan apa, mas?" ucap Dira kaku
"Tidak, saya tidak lapar" ucap Rey
"Minum?" ucap Dira
"Tidak perlu" ucap Rey
Dira menaikkan bahunya, ya sudah.
"Rey, itu ada Reni sama suaminya didepan" ucap mama Riani
Rey mengangguk.
Dira langsung berjalan menuju dapur, menemui kakak-kakaknya dan Vita.
"Dogan mana?" ucap Vita menggoda Dira
"Ada didepan" ucap Dira
"Kak Vio, kak Mei, mau tau nggak? Tadi pas Dira lagi ganti baju dikamar, pak Rey buka pintu. Eh dia kaget, trus ngusir pak Rey, hahahahahahah" ucap Vita diakhiri tawanya
Viona dan Meira tertawa, sungguh si bungsu yang polos.
"Ketawa aja, gapapa" ucap Dira kesal
"Dira" panggil mama
Dira menoleh, "iya ma?" ucapnya
"Itu, bikinin minuman buat Rey sama temennya" ucap mama, "kamu gamau kenalan sama temen Rey?" lanjutnya
Dira menggaruk tengkuknya yang tidak gatal sama sekali, "ntar lagi, ma" ucapnya
"Yaudah, mama ke depan, ya. Ntar buatin minuman buat Rey sama temennya, tiga" ucap mama
Dira mengangguk, "iya ma" ucapnya
Mama bergegas masuk ke dalam.
"Hayoloo bikinin minun buat suami sama temen suami" ejek Viona menggoda Dira
Dira mencebikkan bibirnya, "ini mah gampang" ucapnya
Dira langsung menyiapkan bahan-bahan untuk membuat teh. Ia menyeduh teh.
15 detik kemudian..
"Dah jadikan, ini mah kacang" ucap Dira
"Yaudah bawain sana" ucap Meira
Dira berusaha menyeimbangkan gelas-gelas yang ada dinampan. Ia berhasil.
"Yaudah, Dira ke depan dulu" ucap Dira
"Iya tiati, ntar ga balik-balik" ejek Vita
-Teras
Dira meletakkan nampan diatas meja, "ini, diminum" ucapnya
Mereka mengangguk sambil tersenyum, "oh ini ya istri kamu" ucap Reni
Rey mengangguk, "iya" ucapnya
"Cantik ya" puji Reni, suaminya mengangguk
Dira tersenyum kaku, "yaudah, saya ke dalam dulu" ucapnya
"Gapapa, disini saja" ucap Rey
Dira mengerutkan dahinya, ah tidak! Dira tidak berniat bertemu dengan orang baru, lagi.
"Kerja dimana?" ucap Reni
"Masih kuliah, kak" ucap Dira
"Oh, kuliah" ucap Reni sembari tersenyum
Dira mengangguk, "saya ke dalam dulu, permisi" ucapnya dan bergegas masuk
Dira berjalan menuju dapur.
"Kok cepet? Ga ngobrol dulu?" ucap Meira
"Males ah" ucap Dira dan duduk dikursi meja makan, "Vit, lo ga pulang?" ucapnya
"Enggak, gue udah bilang sama nyokap" ucap Vita
"Eciee temen sehidup semati gue nih" ucap Dira dengan kekehannya, "jadi temen tuh harus gitu" ucapnya
"Contoh manusia ga bener nih" ucap Viona menggelengkan kepalanya mendengar perkataan adiknya, teman macam apa seperti itu.
"Yee, sirik aja. Bilang aja ga punya temen kek gini, kan? Nolep sih" ucap Dira
"Eh sorry, ya. Temen kakak banyak" ucap Viona
Meira hanya menggelengkan kepalanya. Saudari-saudarinya ini kapan bisa akur.
"Eh ntar lu tidur dimana? Sama gue?" ucap Dira
"Yakali, yang ada ntar gue jadi saksi bisu malam pertamalu" ucap Vita
Dira mengusap wajah Vita, "otaklo kotor, cuci gih" ucapnya
"Yang ngomong juga sama" ucap Vita dan Viona tak sengaja serentak
"Eh, saya polos ya ibu-ibu sekalian" ucap Dira tak terima
-Kamar, 21.21 wib
Dira masuk ke dalam kamar, sepi. Rey belum masuk ternyata. Alhamdulillah, kesempatan mengambil alih kasur.
Dira langsung merebahkan tubuhnya diatas kasur, empuk. Ia langsung menutup matanya, terlelap.
30 menit kemudian..
Rey masuk, melihat Dira yang terlelap.
Wush!
Gelap. Listrik mati.
Astaga! Bagaimana ini!
Dira terbangun, ia merasa jika lampu dikamarnya tiba-tiba mati.
"Eh, lampunya jangan dimatiin" ucap Dira dengan suara parau
"Gaada yang matiin, listriknya mati" ucap Rey
"Hah? Mati?" ucap Dira antara sadar dan tidak
Rey langsung berjalan menuju kasur, ia lelah.
Sudahlah, terserah dengan listrik. Ia sudah mengantuk.
Rey terlelap.
Haihaihaiii!!🖤
Jangan lupa vote and comment!🖤